Anda di halaman 1dari 22

Home » Penulisan » 3 Perbedaan Daftar Pustaka dan Catatan Kaki dalam Bahasa Indonesia

3 Perbedaan Daftar Pustaka dan Catatan Kaki


dalam Bahasa Indonesia
Daftar pustaka dan catatan kaki sangatlah penting dalam penulisan jenis-jenis karangan ilmiah bahkan jenis-jenis
karangan semi ilmiah. Keduanya mempunyai bentuk dan ciri khas masing-masing, sehingga keduanya mempunyai
perbedaan menasar yang mesti diketahui. Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui perbedaan diantara keduanya.
Sebelum kita mengetahui perbedaan keduanya, terlebih dahulu kita akan bahas pengertian dan ciri-ciri diantara
keduanya, di mana pembahasan tersebut adalah sebagai berikut!

1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan suatu daftar yang berisi buku, makalah, jurnal, dan lain sebagainya yang isinya dikutip
langsung ataupun tidak langsung ke dalam suatu karangan. Daftar pustaka sendiri mempunyai sejumlah ciri khas, di
mana ciri-ciri tersebut adalah:

 Biasanya ditulis di bagian belakang atau akhir sebuah karangan.


 Unsur-unsurnya terdiri atas nama pengarang, tahun penerbitan, judul, nama penerbit, dan halaman yang dikutip.
 Nama pengarang yang berjumlah satu orang mesti ditulis nama belakangnya terlebih dahulu, baru kemudian ditulis
nama depannya.
 Judul dan subjudul karangan yang dikutip mesti dicetak miring penulisannya.
 Ukuran hurufnya sama dengan ukuran pada huruf teks pada umumnya.
 Jika daftar pustakanya lebih dari satu sumber, maka mesti ditulis secara berurutan berdasarkan abjad nama
pengarangnya.

2. Catatan Kaki
Catatan kaki merupakan suatu catatan dari teks yang dikutip yang biasanya diletakkan di bawah karangan. Tak
hanya terkandung di dalam karangan ilmiah dan semi ilmiah, catatan kaki juga terkadang bisa ditemukan pada
beberapa jenis-jenis karangan non ilmiah, seperti jenis-jenis novel, macam-macam cerpen, dan jenis-jenis esai.
Seperti halnya daftar pustaka, catatan kaki juga mempunyai sejumlah ciri, di mana ciri-ciri tersebut antara lain:

 Diletakkan di bagian paling bawah suatu karangan.


 Ukuran tulisannya lebih kecil dari teks yang ditulis.
 Unsur-unsur yang dikandungnya sama dengan yang terkandung dalam daftar pustaka.
 Khusus untuk penulisan nama pengarang, nama pengarang yang dikutip dalam catatan kaki ditulis seperti biasa, di
mana nama pengarag ditulis nama depannya dulu lalu kemudian disusul dengan nama belakangnya.
 Ditulis menggunakan nomo di samping kirinya, di mana ukuran nomor tersebut berukuran lebih kecil dari ukuran
huruf pada catatan kaki. Contohnya : (¹), (²), dan (³).

Dari pembahasan di atas, kita telah menemukan letak perbedaan daftar pustaka dan catatan kaki, di mana letak
perbedaan tersebut antara lain:
1. Letak Penulisannya
Dalam penulisannya, daftar pustaka diletakkan di akhir karangan atau di halaman paling belakang halaman.
Semetara itu, catatan kaki diletakkan di bagian paling bawah suatu karangan.

2. Ukuran Hurufnya
Ukuran huruf pada daftar pustaka sama dengan ukurang huruf pada penulisan karangan. Sementara itu, ukuran huruf
pada catatan kaki harus lebih kecil dibanding ukuran huruf pada penulisan karangan.

3. Nama Pengarangnya
Pada daftar pustaka, nama pengangar mesti ditulis dengan mendahulukan nama belakang si pengarang, barulah
setelah itu nama depannya dituliskan. Hal ini berbeda dengan catatan kaki yang di mana nama pengarang ditulis
seperti biasa, dengan nama depan pengarang di awal dan nama belakangnya diletakkan di akhir.

Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan daftar pustaka dan catatan kaki dalam bahasa Indonesia. Jika
pembaca ingin mengetahui tata cara penulisan daftar pustaka dan catatn kaki, pembaca bisa membuka artikel cara
penulisan daftar pustaka dan tata cara penulisan catatan kaki. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan
para pembaca sekalian. Terima kasih
PENGUTIPAN, CATATAN KAKI,
RUJUKAN, DAN DAFTAR PUSTAKA

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang
yang terkenal yang terdapat dalam buku-buku,majalah-majalah,dan surat kabar. Kutipan juga
dapat diambil dari ucapan langsung seseorang ilmuan atau tokoh terkenal baik melalui
pidato,wawancara,maupun melalui diskusi. Jadi kutipan selain melalui sumber tertulis,juga dapat
melalui sumber lisan.
Dalam penulisan karya ilmiah, baik penulisan makalah, skripsi, tesis, disertasi, maupun
penulisan laporan hasil penelitian,seseorang penulis kadang-kadang menggunakan kutipan.
Kutipan yang dicantumkan dalam karya tulis tersebut dimaksudkan untuk menegaskan isi uraian
dan untuk menunjang serta untuk memperkuat gagasan serta ide-ide yang dikemukakan dalam
karya tulis tersebut.
Meskipun dalam penulisan karya ilmiah diperkenankan mengutip pendapat, seorang penulis
hendaknya jangan terlalu banyak menggunakan kutipan. Hal ini dimaksudkan agar karya tulis
yang dibuat tidak dianggaqp sebagai himpunan dari berbagai macam pendapat. Sebuah karya
tulis tidaklah berarti bahwa di dalamnya harus ada kutipan. Penulis boleh saja tidak
menggunakan kutipan karena kutipan dipakai untuk menegaskan isi uraian. Kutipan sebaiknya
diambil seperlunya agar tidak merusak isi uraian yang sebenarnya. Kutipan sebaiknya juga
jangan terlalu panjang karena kutipan yang terlalu panjang kadang-kadang dapat membuat
pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya pada halaman tersebut hanyalah kutipaan.
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan terhadap teks karangan yang ditempatkan pada kaki
halaman karangan. Catatan kaki dipakai untuk menunujukkan sumber tempat terdapatnya dan
untuk memberi keterangan-keterangan lain terhadap teks karangan.
Hubungan antara kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya dinyatakan dengan nomor
penunnjukkan yang sama atau tanda asterik, baik yang terdapat dalam teks maupun dalam
catatan kaki itu sendiri. Misalnya, nomor urut penunjukkan (.....1),(.....2), (....3) atau tanda asterik (.....*),
(.....**), (......***)
. Nomor atau tanda asterik ini ditulis agak ke atas dari baris ketikan biasa. Demikian
pula, rujukan dan daftar pustaka merupakan dua hal yang sangat penting dalam penulisan karya
ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis dan distertasi. Rujukan digunakan untuk menunjukkan
kepada pembaca tempat atau sumber suatu kebenaran yang telah dibuktikan orang lain atau
tempat pengambilan kutipan. Daftar pustaka digunakan untuk membantu pembaca memperoleh
gambaran menyeluruh tentang keluasaan pembaca penulis yang mendukung gagasannya. Selain
itu, dapat pula menjadi pentunjuk bagi pemabaca yang berminat mendalami masalah tertentu
yang dibahas oleh penulis. Pembaca juga dapat menuluri sumber-sumber acuan yang terdapat
dalam daftar pustaka.
2. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Perbedaan kedua jenis kutipan ini harus diperhatikan karena akan membawa konsekuensi yang
berlainan bila dimasukkan ke dalam tulisan.
2.1 Kutipan Langsung
Yang dimaksud kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap kata demi kata,
kalimat demi kalimat sesuai dengan teks aslinya. Kutipan langsung ini bentuknya ada yang
panjang dan ada yang pendek. Apabila kutipan itu kurang dari empat baris ketikan termasuk
kutipan pendek dan bila lebih dari empat baris ketikan termasuk kutipan panjang. Kedua bentuk
kutipan ini masing-masing mengikuti tata cara pengutipan yang berbeda. Perbedaannya dapat
dilihat berikut ini.

(a ) Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ketikan dilakukan dengan cara
(1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks,
(2) Jarak antara baris dan baris berikutnya sama dengan jarak baris dalam uraian,
(3) Kutipan itu diapit oleh tanda kutip,
(4) Sesudah kutipan selesai, dicantumkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman, atau di belakang kutipan itu diberi nomor urut penpunjukan setengah spasi ke atas.
Contoh:
Salah satu sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melakukan penelitian
adalah bersikap terbuka “Orang yang bersikap ilmiah selalu terbuka, yaitu selalu bersedia
mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain, walaupun berbeda pendiriannya. Orang
yang bersikap terbuka tidak menutup mata terhadap kemungkinan yang lain”. (Brotowidjoyo,
2004:33). Sikap ini merupakan sikap operasionalisasi dari sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh
seorang penulis karangan ilmiah. Sifat atau watak ini menggambarkan dan merupakan
manifestasi jiwa.
(b) kutipan langsung yang lebih dari empat baris ketikan dilakukan dengan cara:
(1) kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi,
(2) jarak antara baris dan baris kutipan satu spasi (spasi rapat),
(3) boleh atau tidak diapit oleh tanda kutip
(4) seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5-7 ketukan, dan bila kutipan itu dimulai dengan
alinea baru, baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
Contoh:
Bernilai tidaknya karya tulis ditentukan oleh banyak faktor. Faktor tersebut merupakan salah
satu kesatuan yang tidak bisa dilalaikan oleh seorang penulis. Hal ini dikemukakan oleh Keraf
(1998 : 122) sebagai berikut.
Sebuah karya tulis tidak dianggap bernilai apabila pemikirannya kabur dan ditulis
tergesa-gesa, tidak memiliki gagasan sentral, tetapi hanya mengungkapkan pernyataan yang
lepas. Apa yang dikemukakan merupakan klise-klise umum atau pikiran dan pendapat orang lain
tanpa mengemukakan hasil pikirannya sama sekali : tulisan itu tidak dikembangkan dengan baik
untuk menjawab persoalan-persoalan tentang topik atau bagian-bagiannya. Di samping itubtidak
bernilai kalau susunannya tidak teratur, tidak mengikuti aturan yang logis dan koherensi atau
kepaduannya kurang baik. Pendeknya sebuah karangan atau tulisan tidak bernilai sama sekali
kalau penulisannya tidak berusaha mencari informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya
bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Bila dalam kutipan langsung terdapat kesalahan atau keganjilan misalnya dalam persoalan
pengetikan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, ia hanya mengutip
sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari
kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini, kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan
perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan kaki itu dpat
ditampatkan sebagai catatan kaki atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat
[…….]. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau
unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan atau yang disetujui itu. Misalnya kalau kita tidak
setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat : [sic].
Kata sic! yang ditempatkan dalam tanda kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggung jawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat
dalam naskah aslinya.
Contoh :
“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu
berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic] sentral distribusi yang
terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh”.
Catatan :
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak seharusnya makna

2.2 Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung biasa juga disebut kutipan isi. Kutipan ini merupakan
pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau penulis berupa inti sari atau ikhtisar
dari pendapat tersebut. Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip secara
keseluruhan kata dan kalimat yang terdapat dalam teks aslinya. Penulis hanya
mengambil inti atau sari dari teks tersebut. Oleh karena itu, kutipan tidak langsung
tidak perlu menggunakan tanda kutip. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kutipan tidak langsung:
(1) kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks,
(2) jarak antara baris dengan dengan baris sama dengan jarak uraian dalam teks,
(3) kutipan tidak diapit oleh tanda kutip,
(4) sesudah kutipan selesai, dicantumkan nama singkat pengarang, tahun terbit,
dan nomor halaman, atau di belakang kutipan itu diberi nomor urut penunjukan
setengah spasi ke atas.
Contoh :
Apabila kita kaji lebih jauh tentang penduduk asli Indonesia yang tertua,
kita harus kembali melihat bukti-bukti peninggalan bersejarah. Pada zaman prehistoris,
penduduk asli Indonesia yang tertua mempunyai bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda
dengan manusia sekarang. Hal ini dapat kita lihat pada fosil-fosil dan alat-alat yang ditemukan
oleh para ahli antropologi. Manusia pada zaman tersebut masih hidup secara berkelompok dan
hidup berpindah-pindah (Koentjaraningrat, 1982 : 3).
2.3 Kutipan atas Ucapan Lisan
Selain melalui sumber tertulis, kutipan juga dapat diperoleh melalui ucapan langsung dari
seorang tokoh atau ilmuan. Prinsip pengutipan yang diambil dari sumber lisan ini sama dengan
prinsip pengutipan yang telah disebutkan di atas (bergantung jenis kutipan yang digunakan).
Contoh :
Dalam seminar sehari tanggal 28 Oktober 1992, Mattulada mengatakan a.l.”Budaya
Indonesia dewasa ini, khususnya budaya Bugis-Makassar telah banyak dipengaruhi oleh unsur-
unsur budaya asing. Masuknya budaya asing ke wilayah Indonesia telah banyak memberikan
dampak negatif terhadap perkembangan budaya Indonesia”.

3. Catatan Kaki
Pada dasarnya catatan kaki dibuat untuk maksud-maksud sebagai berikut ini.
a. Menyusun pembuktian.
b. Menyatakan utang budi.
c. Menyampaikan keterangan tambahan.
d. Merujuk bagian lain dari teks.

3.1 Prinsip Membuat Catatan Kaki


Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut :
(1) Hubungan catatan kaki dengan teks
Hubungan catatan kaki dengan teks harus dinyatakan secara jelas oleh nomor penunjuk, baik
dalam teks maupun dalam catatan kaki. Nomor penunjuk pada catatan kaki dan teks selalu
ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari baris teks yang bersangkutan dan pada catatan kaki
setengah spasi di bawah garis untuk catatan kaki tersebut.
(2) Nomor urut penunjukan
Pemberian nomor urut penunjukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, nomor
urut penunjukan yang berlaku untuk tiap bab ; dan kedua, nomor urut penunjukan yang berlaku
untuk seluruh karangan. Pemakaian nomor urut penunjukan tersebut masing-masing mempunyai
konsekuensi tersendiri.
Bila nomor urut penunjukan berlaku hanya untuk tiap bab, konsekuensi pertama adalah
bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut pertama untuk catatan pertama.
Kemudian dilanjutkan dengan nomor urut berikutnya sampai pada akhir bab. Konsekuensi yang
kedua adalah bahwa nama pengarang dan sumber untuk pertama kali disebut dalam suatu bab
disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atau sumber yang sama dalam bab tersebut akan
mempergunakan singkatan ibid, atau nama singkat pengarang dengan singkatan op.cit atau
koc.cit.
Sebaliknya bila nomor urut pertunjukan itu berlaku untuk seluruh karangan, penunjukan
sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutan yang pertama kali. Penunjukan
berikutnya atas sumber yang sama dalam seluruh karangan itu akan mempergunakan singkatan
Ibid, atau nama singkat pengarang ditambah singkatan op.cit, dan loc.cit tanpa mempersoalkan
apakah itu terdapat pada penyebutan pertama dalam bab berikutnya.
3.2 Teknik Penyusunan Catatan Kaki
Penyusunan catatan kaki memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu:
(1) Jarak antara baris terakhir dari catatan kaki denga batas margin bawah 3 spasi,
(2) Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis pembuatan teks
uraian dengan catatan kaki mulai margin kiri sepanjang 15 ketukan,
(3) Dalam jarak 2 spasi dari garis pembatas, diketik nomor urut penunjukan dengan jarak 5-7
ketukan dari margin kiri,
(4) Sesudah nomor urut penunjukan, dalam jarak setengah spasi ke bawah mulai diketik baris
pertama catatan kaki,
(5) Jarak antara baris pada catatan kaki menggunakan spasi rapat, sedangkan jarak antara catatan
kaki pada halaman yang sama (kalau ada) dua spasi,
(6) Baris kedua pada catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

3.3 Cara Membuat Catatan Kaki


Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks pada halaman yang
sama. Berikut ini diperlihatkan beberapa contoh catatan kaki. Referensi buku dengan seseorang
pengarang.

1
Gorys Keraf, Komposisi (Ende Flores, 2004), hlm. 201.

Catatan:
a) Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik susunannya.
b) Antara nama pengarang dan judul buku di antarai tanda koma (,). Antara judul buku dan data
publikasi tidak ada titik atau koma.
c) Tempat dan tahun terbit ditepatkan dalam tanda kurung; penerbit tidak perlu di cantumkan.

Referensi buku dengan dua sampai tiga pengarang


______________________
2
Rasyid Sartunu, Iamuddin Finoza, Siti Aisyah Sundari, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi (Jakarta,2002), hlm. 74.
______________________
3
Yulius S, et.al., Kamus Baru Bahasa Indonesiai (Surabaya, 1980), hlm. 80.
Refrensi buku yang teridiri atas dua jilid atau lebih
______________________
4
Kartini Kartono, Psychology Wanita (Jilid 1, Bandung, 1997), hlm. 88-89.
______________________
5
Ibid. hlm. 86.

Catatan :
Ibid adalah singkatan dari ibidem yang berarti di tempat yang sama. Ibid. dipakai untuk
menunjuk sumber yang sama dan belum diantarai sumber lain. Bila halamannya sama, hanya
digunakan singkatan ibid., bila halamannya berbeda, sesudah singkatan ibid. dicantumkan pula
nomor halaman.

Refrensi sebuah edisi karya seorang pengarang atau lebih


______________________
6
Lukman Ali, ed. Bahasa dan Kesustraan Indonesia, sebagai Cermin Manusia Indonesia
Baru. (Jakarta, 2004), hlm. 85-87.
______________________
7
Kartono Op,cit. hlm. 88.
Catatan :
Op,cit. adalah singkatan dari Opera citato yang berarti pada sumber yang telah disebutkan, tetapi
telah diantarai oleh sumber yang lain. Sesudah nama singkat pengarang, dicantumkan singkatan
Op,cit., disertau nomor halaman.

Referensi dari sebuah artikel harian


______________________
8
Agam Wijaya,"Berpikir untuk Masa Depan", Kompas, 19 Januari, 2008, hlm. 5.
______________________
9
Hasan Ali, "Proses Derivasi Kata Kerja Bahasa Indonesia" (Skripsi Sarjana, Fakultas
Sastra Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang 1982), hlm. 30.
______________________
10
Wijaya, Loc. cit.
Catatan :
Loc. cit. adalah singkatan dari Loco Citatao yang berarti pada sumber yang telah disebutkan
berupa artikel-artikel atau ensiklopedia pada halaman yang sama, tetapi telah diantarai oleh
sumber lain. 2. Rujukann.
4. RUJUKAN
Rujukan adalah sumber tempat pengambilan kutipan yang ditempatkan di depan atau di
belakang kutipan. Unsur-unsur rujukan mencakup nama pengarang, tahun terbit, dan halaman
yang dikutip dari sumbernya. Penempatan sumber rujukan itu dapat dilakukan melalui dua cara.
Pertama, sebelum kutipan, dengan menuliskan unsur nama singkat pengarang, tahun dan
halaman yang ditempatkan dalam tanda kurung, misalnya Parera (1990 : 168). Kedua,
ditempatkan sesudah kutipan dengan menuliskan unsur nama singkat pengarang, tahun, dan
halaman semuanya dalam tand kurung, misalnya (Parera, 1990:168).
Berikut ini disajikan secara berturut-turut cara penyajian rujukan.
1) Nama penulis yang bukunya ditunjuk dalam uraian teks hanya disebutkan bagian akhirnya saja
(bila nama tersebut lebih dari satu kata)
Contoh : Menurut Keraf (1985 : 20) .................................................................................
Catatan : nama lengkapnya Gorys Keraf.
2) Jika terdapat dua penulis yang kebetulan mempunyai nama akhir sama dan menulis pada tahun
yang sama pula, untuk membedakannya di belakang tahun ditandai dengan abajad a, b, dan
seterusnya.
Contoh :
.........................................................................................(Abdullah,1992 a : 75),
.........................................................................................(Abdullah,1992 b : 85),
Catatan : nama lengkapnya Hamid Abdullah dan Bustan Abdullah.
3) Jika penulisnya dua orang, kedua nama akhirnya di antarai oleh kata dan
Contoh :
...........................................................................(Astrid dan Susanto, 1985 : 18),
4) Jika penulisnya lebih dari dua orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicatumkan, yang
lainnya diganti dengan singkatan dkk.
Contoh :
........................................................................................(Ramlan,dkk, 1997 : 6),
5) Jika kutipan bersumber dari buku suntingan atau risalah, yang ditulis adalah nama penulis asli
bukan nama penyuntingnya.
Contoh :
.............................................................................................(Soerjono, 1975 : 9),
5. DAFTAR PUSTAKA
Secara keseluruhan fungsi daftar pustaka ada dua, yaitu :
1) Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian secara keseluruhan; dan
2) Sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki, maksudnya adalah apabila seorang pembaca ingin
mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki, ia dapat mencarinya
dalam daftar pustaka.
Unsur-unsur penting yang harus dimasukkan dalam sebuah daftar pustaka adalah :
1) Nama pengarang yang dibalik susunannya;
2) Judul buku termasuk judul tambahannya;
3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid (kalau ada);
4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid,
nomor, dan tahun.
Cara menyusun daftar pustaka tidak seragam bagi semua bahan referensi, bergantung
pada sifat baha referensi itu. Cara menyusun daftar pustaka mengenai buku berbeda dengan
majalah dan harian; demikian pula terhadap manuskrip yang belum diterbitkan, seperti skripsi,
tesis, dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan, ada hal penting yang selalu dicantumkan,
yaitu nama penulis, judul dan data publikasi.
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad dari nama pengarangnya. Untuk maksud
tersebut nama pengarang harus dibalik susunannya. Jarak baris dengan baris adalah spasi satu,
sedangkan jarak daftar pustaka yang satu dengan pustaka yang lain adalah spasi ganda. Tiap
pustaka disusun secara sejajar vertikal, dari margin kiri. Bila ada dua karya atau lebih ditulis oleh
seorang pengarang, pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikannya sebuah
garis panjang sepanjang 5-7 ketikan yang disusul sebuah tanda titik.
Cara membuat daftar pustaka dapat diuraikan sebagai berikut ini.
1) Dengan seorang pengarang
Ambari, Abdullah. 1999. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Djatnika. Bandung.
Catatan :
a) Nama keluarga (fam) lebih dahulu kemudian nama sebenarnya. Jika buku itu disusun oleh
sebuah komisi atau badan atau lembaga, nama itu yang menggantikan nama pengarang.
b) Judul buku harus dicetak miring dan tanda titik pada setiap unsur data publikasi: sesudah nama
pengarang, sesudah tahun terbit, dan sesudah tempat penerbit.
c) Jika nama penerbit mendahului tempat penerbit, di antaranya disisipi tanda koma.

2) Buku dengan dua atau lebih pengarang


Sartuni, Rasyid, Lamuddin, Siti Aisyah Sundari. 1994. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Nina Dinamika: Jakarta.
Catatan :
Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.

3) Buku dengan banyak pengarang (lebih dari tiga)


Yulius, S. et. al. 1990. Kamus Baru Bahasa Indonesia. Usaha Nasional: Surabaya.
Catatan :
Hanya nama pengarang pertama dicantumkan dan dibalik susunannya. Nama yang
lainnya diganti dengan singkatan et.al. (dan lain-lain).

4) Buku dengan edisi berikutnya mengalami perubahan


Keraf, Gorys. 1995. Komposisi. cet. ke-6. Nusa Indah: Ende Flores.
5) Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
Badudu, J.S.. 1985. Membina Bahasa Indonesia Baku. 2 Jilid. Pustaka Prima: Bandung.

6) Sebuah edisi dari karya seorang pengarang atau lebih


Ali, Lukman, ed. 1995. Bahasa dan Kesustraan Indonesia, sebagai Cerminan Manusia Indonesia Baru.
Gunung Agung: Jakarta.

7) Sebuah buku terjemahan


Multatuli, Max Havelelaar, atau Lelang Kopo Persekutuan Dagang Belanda. Terj. H.B. Jassin. 1972.
Djambatan: Jakarta.

8) Artikel majalah, artikel harian


Samsuri. 1960. "Sistem Fonem Indonesia dan Suatu Penyusunan Ejaan Baru", Medan Ilmu
Pengetahuan. I : 323-341. (Oktober).

9) Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan


Ali, Hasan. 1982. "Proses Derivasi Kata Kerja Bahasa Indonesia". Skripsi Sarjana FSUH. Ujung
Pandang.
Selain cara-cara membuat daftar pustaka yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi cara
membuat daftar pustaka yang lain dengan ketentuan sebagai berikut ini.
a) Susunan unsur daftar pustaka: nama pengarang (yang sudah dibalik susunannya), tahun terbit,
judul, dan data publikasi yang lain.
b) Bila ada dua atau tiga buku dari seorang pengarang yang dimasukkan dalm daftar pustaka, buku
itu disusun menurut tahun terbitnya dari yang kecil kepada yang besar, misalnya 1978, 1979,
1980,dst.
c) Bila ada dua atau lebih buku dari seorang pengarang diterbitkan dalam tahun yang sama, di
belakang tahun terbit diberi nomor urut abjad, misalnya a, b, c, dst.
Contoh :
Badodu, J.S. 1970. Membina Bahasa Indonesia Baku. 1 jld. Pustaka Prima: Bandung.
_________. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. 2 jld. Pustaka Prima: Bandung.
_________. 1983. Ilmiah Bahasa Indonesia yang Benar. Gramedia: Jakarta.
Tarigan, H.G. 1985a. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Angkasa: Bandung.
__________. 1985b. Pengajaran Semantik. Angkasa: Bandung
Daftar Pustaka
Cara menulis daftar pustaka yang benar | Daftar Pustaka merupakan bagian dari
pembuatan artikel yang digunakan sebagai sumber atau referensi dalam penulisan
karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian yang
biasanya diletakkan pada bagian terakhir setelah bab penutup selesai.

Pemberian daftar pustaka dapat dikatakan wajib sebagai syarat sah dalam pembuatan
karya ilmiah. Penulisannya pun bisa dikatakan khusus atau mempunyai aturan
tersendiri. Ada beberapa aturan jika sumber yang dipakai baik itu yang menggunakan
satu orang, dua orang atau lebih. Silakan simak penjelasan berikut ini.

Penulisan daftar pustaka untuk buku yang ditulis satu


orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A Business
Reality. New York : Amacom

Penulisan daftar pustaka untuk buku yang ditulis dua


orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept,
Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.

Penulisan daftar pustaka untuk buku yang ditulis lebih


dari 2 orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco
: WH. Freeman and Company

Kutipan
Cara menulis kutipan yang benar | Kutipan merupakan pengulangan satu ekspresi
sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit
dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan)
tanda kutip.

Kutipan bisa diartikan juga sebagai gagasan, ide, pendapat yang diambil dari suatu
sumber yang biasanya diambil dari media atau juga bisa perkataan seorang tokoh.
Proses pengambilan gagasan seperti ini disebut mengutip.

Selain itu kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain
ekspresi, terutama bagian dari karya seni seperti contoh : unsur-unsur sebuah lukisan,
adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik. Biasanya kegiatan mengutip
juga bisa dilakukan dengan mengambilnya dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan,
buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Tujuan pembuatan Kutipan


Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi, kutipan
adalah sumber atau bisa disebut media untuk mengokohkan argumentasi dalam
sebuah karangan. Dengan menyisipkan salah satu kutipan maka seorang penulis tidak
perlu melakukan kegiatan untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain.

Namun seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut sebelum mengutip :


1) Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak
langsung
6) Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :

 Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.


 Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
 Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
 Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
 Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
 Meningkatkan estetika penulisan.
 Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan
naskah yang terkait dengan data pustaka.

Jenis Kutipan
Dibawah ini beberapa jenis kutipan, yang antara lain :

Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada
perubahan. Kalau ada hal yang dinilai salah / meragukan, kita beri tanda ( sic! ), yang
artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas
kesalahan itu.

Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau
huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misalnya [ huruf miring dari pengutip ],
[ ejaan disesuaikan dengan EYD ], dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang
salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku [ ….. ].

Kutipan tidak langsung ( Kutipan Isi )


Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.
Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit
tanda petik. Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki, dapat juga dengan
sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

Kutipan pada catatan kaki

Kutipan atas ucapan lisan

Kutipan dalam kutipan


Kutipan langsung pada materi

Cara menulis daftar pustaka yang benar


Untuk lebih jelasnya tentang Daftar Pustaka silakan simak Cara menulis daftar pustaka
dibawah ini yang diulas oleh Dedi Irawan, S.Pd

Komponen-komponen yang harus dicantumkan


dalam daftar pustaka
1. Nama penulis
Dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan. Hal
ini berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia. Cara
penulisan inilah yang berlaku secara internasional tanpa mengenal kebangsaan dan
tradisi. Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip nama yang lebih dikenal di masyarakat,
melainkan nama belakangnya, tanpa memperhitungkan jenis nama itu merupakan
nama keluarga atau bukan.
Misalnya:
Abdul Hamid ditulis: Hamid, Abdul.
2. Tahun penerbitan
3. Judul
4. Sumber tertulis
Cara penulisan sumber tertulis adalah dengan menggarisbawahi atau dengan dicetak
miring.
5. Kota tempat penerbit
6. Nama penerbit

Baris pertama mulai ketikan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai
ketikan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan
berikutnya 1 spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya 2
spasi.
Contoh:
Boediono. 1998. Dampak Krisis Ekonomi TerhadapPendidikan. Jakarta: Pusat
Penelitian Sains dan Teknologi UI.

Kartodirdjo, Suwiryo. 1987. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan
Jenis Sumber yang Digunakan

Cara Menulis Daftar Pustaka yang bersumber dari


jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis,
nama depan penulis, tahun penerbitan, judul artikel (ditulis diantara tanda petik), judul
jurnal dengan digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka arab dan
digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada)
dengan angka arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor
halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan
“pp” atau “h”.
Contoh:
Barrett. 1983. “The Emphaty Cycle: Refinement of A Nuclear Concept”. Journal of
Counselling Psychology. 28 (2), 91 – 100.

Cara Menulis Daftar Pustaka yang bersumber dari


buku
Kalau sumber tertulisnya berupa buku, maka urutan-urutan penulisannya adalah :

1. nama belakang penulis


2. nama depan
3. tahun penerbitan
4. judul buku digarisbawahi
5. edisi
6. kota asal
7. penerbit.

Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan memperhatikan keragaman berikut.

Jika buku ditulis oleh seorang saja


Alisyahbana, Sutan Takdir. 1957. Sejarah Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat.
Jika buku ditulis oleh dua orang
Maka semua nama ditulis, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik susunannya.
Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah.Semarang: Dahara Prize.

Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang


digunakan et.al. (dicetak miring atau digarisbawahi)
Ramlan, M. dkk. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduan dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.

Jika penulis sebagai penyunting


Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.). 1971. Can Language Be Planned? Honolulu:
The University Press of Hawaii.

Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu


kumpulan tulisan banyak orang
Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai Bangsa Indonesia”, dalam Dialog
Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang: YP2LPM.

Jika buku itu berupa edisi


Gabriell. 1970. Children Growing Up: Development of Children’s Personality. (ed. 3).
London: University of London Press.
Cara Menulis Daftar Pustaka yang bersumber dari
Luar Jurnal dan Buku

Berupa skripsi, tesis, atau disertasi


Soelaeman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis Terhadap Situasi
Kehidupan dan Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS
IKIP Bandung: tidak
diterbitkan.

Berupa publikasi departemen


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan
Dana bantuan Operasional. Jakarta: Depdikbud.

Berupa Dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983. Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru. Jakarta: Depdikbud.

Berupa makalah
Kartadinata, S. 1989. “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian
Psikologis “. Makalah pada konvensi tujuh IPBI, Denpasar.

Berupa surat kabar


Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu Pendidikan Dengan Konsep Taqwa dan Kecerdasan,
Meluruskan Konsep Belajar dalam Arti Kualitaitf”. Pikiran rakyat (8 September 1986).

Sumber dari Internet


Cara penulisannya ialah: Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), (jenis medium).
Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online). Tersedia:
http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PESYearbook/1998/thompson.html [30 Maret 2000]

Artikel dalam jurnal


Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis Media], Volume (terbitan), halaman.
Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restructuring The Schoolbook Provision System in indonesia:
Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives [online]. Vol 7 (7),
12 halaman. Tersedia: http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret 2000]

Artikel dalam majalah


Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Majalah [Jenis Media], Volume,
jumlah halaman. Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Contoh Daftar Pustaka :
Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health [CD
ROOM], 60-64. Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A [13 Juni 1995]

Artikel di surat kabar


Pengarang. (Tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama Surat Kabar [Jenis Media], jumlah
halaman. Tersedia: alamat di Internet. [tanggal diakses]
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi
Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat [online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiranrakyat.com
[9 Maret 2000]

Pesan dari e-mail


Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan.). Judul Pesan. E-mail
kepada penerima. [alamat e-mail penerima].
Contoh:
Musthafa, Bachrudin (musthafa@indo.net.id). (2000, 25 April). Bab V Laporan
Penelitian. E-mail kepada Dedi Supriadi (supriadi@indo.net.id).

Cara Menuliskan Kutipan dan Sumber Kutipan


Berikut ini beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber
kutipan.

1. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”)


Jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika
kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan
satu tanda petik (‘…’).

2. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua
spasi.
Contoh:
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi dan
menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan
perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti”…a relationship that
nourishes us we give, and enriches us we spend, and permits ego and alter ego to grow
in mutual harmony” (Cole,1993:832).

3. Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat, tempatkanlah kutipan itu


di antara tanda petik dua di bawah baris terakhir kalimat yang mendahuluinya, menjorok
lima ketukan ke dalam teks dari margin kiri, berjarak rapat (½ spasi)
Contoh:
………………………………………….……(baris akhir tulisan kita)
“Dalam hal yang lebih penting lagi, yang menyatakan betul sifat nasional pendidikan di
negara kita ialah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua
sekolah-sekolah. Bahasa ialah alat berpikir dan alat menyatakan buah pikiran itu, tetapi
selain dari semua itu, ialah alat yang terpenting untuk menebalkan rasa nasional suatu
bangsa. Walaupun prinsip bahwa bahasa pengantar di sekolah- sekolah ialah bahasa
Indonesia, diberi kompromi pada dasar psikologi, dengan demikian, bahwa di tiga kelas
yang terendah dari sekolah-sekolah rendah bahasa pengantar ialah bahasa daerah.”
(nama,th:hlm.)

(awal tulisan kita berikutnya)………………….…………………….

4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu
diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir kedua di atas.

Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut.


1. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis
yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya
diletakkan di dalam kurung.
Contoh:

… (akhir tulisan). Oka (1976:53) mengatakan bahwa “Masyarakat Indonesia yang akan
datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk pembangunan yang terampil
menggunakan bhasa Indonesia untuk surat-menyurat, pidato, dan karang-mengarang.”
(awal tulisan berikutnya)….

2. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan,
dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh:

… (akhir tulisan). “The personality pattern is inwardly determined by and closely


associated with maturation of the physical and mental characteristic which constitute the
individual’s hereditary endowment” (Hurlock, 1979:19). (awal tulisan berikutnya)….

3. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber
kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan
menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh:

… (akhir tulisan). Chomsky (Yelon dan Weinstein, 1977:62) mengemukakan bahwa


‘…children are born with innate understanding of structure of language.’ (awal tulisan
berikutnya)….
Atau

… (akhir tulisan kita). ‘…’ (Chomsky,1968:67;Yelon dan Weinstein, 1977:62). (awal


tulisan kita berikutnya)….

4. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut
harus disebutkan, misalnya, (Sharp and Green, 1996:1), sedangkan jika penulisnya
lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan
diikuti oleh dkk., misalnya, (Halim dkk.,1976:25).

5. Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yg berbeda
maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.
Contoh:

Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972;
Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa …. (tulis intisari rumusan yang
dipadukan dari ketiga sumber tersebut).

6. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada
tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan
seterusnya pada tahun penerbitan. Contoh: (Bray, 1998a, 1998b)

7. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisnya adalah: (Anomin, 1972: 18).

8. Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.

Demikian ulasan tentang cara penulisan daftar pustaka dan kutipan yang benar yang saya
ambil dari berbagai sumber. Wassalam, Agung Jaka Nugraha

Daftar Rujukan
- Wikipedia
- Slideshare

Anda mungkin juga menyukai