Anda di halaman 1dari 2

Tiga Wujud Kebudayaan

Rama Adi Saputra, 1706978313, Kelas B

Kebudayaan adalah sebuah kata yang sama sekali tidak asing bagi semua orang.
Secara produktif, siapa pun sering menggunakan kata tersebut dalam berbagai konteks.
Pengertian tentang kebudayaan seakan telah ditangkap secara utuh oleh siapa pun yang
mengujarkan. Berbagai pendekatan ilmiah akan menghasilkan sebuah definisi yang berbeda
sehingga definisi yang bersifat utuh akan sulit diterima secara universal (Rahyono, 2002).

Menurut Koentjaraningrat dalam Ade Solihat dan Setiyanto (2017) kebudayaan


merupakan keseluruhan ide atau gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam
rangka hidup bermasyarakat yang diperolehnya dengan cara belajar. Dari pengertian
tersebut, dapat dipahami bahwa suatu kebudayaan terdiri dari tiga wujud, yaitu berupa ide
atau gagasan, gerak atau aktivitas yang berpola, dan benda-benda kongkret.

Wujud pertama dari kebudayaan yaitu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan lain sebagainya. Wujud ini bersifat abstrak, karena berada dalam alam
pikiran manusia. Ide atau gagasan ini memberi jiwa kepada masyarakat dan mempengaruhi
tindakan dan hasil kebudayaan yang dihasilkan. Wujud ini disebut dengan istilah sitem
budaya, yang lebih dikenal dengan istilah adat istiadat. Dalam perkembangan selanjutnya
wujud ideal ini dapat disimpan di dalam disket, arsip, koleksi mikro film, kartu komputer,
dan media sebagainya (Ade Solihat dan Setiyanto, 2017).

Wujud kedua meliputi kompleks dari aktivitas serta tindakan berpola dari manusia.
Wujud ini disebut juga sistem sosial, yang meliputi seluruh aktivitas manusia dalam
berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan
seterusnya. Sistem sosial ini bersifat kongkret, artinya dapat dilihat dengan indera, dapat
diobservasi, juga didokumentasikan dengan media foto atau video (Ade Solihat dan
Setiyanto, 2017).

Wujud ketiga, berupa hasil karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau
artefak, baik berupa benda-benda yang berukuran besar seperti gedung dan rumah atau
benda-benda yang berukuran kecil, seperti kancing baju, jarum, dan lain-lain; baik benda-
benda yang mempunyai nilai guna maupun nilai seni yang indah. Wujud kebudayaan inilah
yang paling kongkret dan paling nampak. Wujud ketiga ini juga sering kali dijadikan
indikator dalam menilai kemajuan kebudayaan suatu masyarakat (Ade Solihat dan
Setiyanto, 2017).

Dalam kehidupan manusia ketiga wujud kebudayaan tersebut saling berkaitan dan
melengkapi satu sama lainnya. Misalnya, di dalam upacara perkawinan konsep mengenai
upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara,
merupakan wujud kebudayaan dalam tataran yang paling abstrak, yakni sistem ide. Namun,
upacara perkawinan merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat.
Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit memperlihatkan
pola yang teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai benda yang dibutuhkan dalam
aktivitas tersebut (Antro, 2014).

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan


keseluruhan ide atau gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka hidup
bermasyarakat yang diperolehnya dengan cara belajar. Kemudian dapat dipahami terdapat
tiga wujud berupa ide atau gagasan, gerak atau aktivitas yang berpola, dan benda-benda
kongkret. Ketiga wujud ini hubungannya berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain.

Daftar Pustaka

Rahyono. (2002). Representamen Kebudayaan Jawa: Teknik Komparatif Referensial pada


Teks ”Wedhatama” 4, 14–2.

Solihat, A., dan Setiyanto. (2017). Buku ajar MPKT A: Bagian II jati diriku sebagai
individu dan bagian dari masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.

Antro. (2014). Unsur-unsur Budaya. Jawa Tengah: Universitas Dian Nuswantoro.

Anda mungkin juga menyukai