Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pembakuan Ejaan dan Istilah dalam Bahasa Indonesia


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Dr. Anita Candra Dewi, S. Pd, M. Pd
Disusun oleh:
Kelompok 4 Trezt
1. Fahmi Datullah (210204601006)
2. Mutmainna.Ahmad (210204600002)
3. Yuni (210204600011)
4. Muh. Anugrah D. Dinar (210204601010)
5. Abdi Amiruddin (210204601007)
6. Hizkia Marcel (210204601016)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul Pembakuan Ejaan dan Istilah dalam Bahasa Indonesia.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pentingnya memahami kata baku dan tidak baku yang ada disetiap kalimat
berbentuk tulisan khususnya bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Arnita Candra DewiS.Pd,
M. Pd selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah mempercayakan
dan memberikan amanah kepada kami untuk menyelesaikan tugas pertama,
sehingga dapat menambah pengatahuan dan wawasan sesuai bidang yang kami
tekuni.

Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membagi


sebagian ilmu dan pengatahuan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
memohon maaf dan menyadari jika makalah yang kami susun masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi struktur , bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu kami
sangat mengharap saran dan kritikan untuk membangun lebih baik kedepannya.

Semoga makalah yang kami susun bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengatuhan
terutama dalam berbahasa yang baik dan benar.

Makassar, 26 Agustus 2021

Penulis
Daftar Isi
Judul---------------------------------------------------------------------------i

Kata Pengantar--------------------------------------------------------------ii

Daftar Isi----------------------------------------------------------------------iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang-------------------------------------------------


1.2 Rumusan Permasalan-----------------------------------------
1.3 Tujuan Pembahasan------------------------------------------

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Pembakuan Ejaan dan Istilah dalam Bahasa


Indonesia-----------------------------------------------------------
2.2 Jenis-jenis Istilah dalam Bahasa Indonesia----------------
2.3 Proses Pembakuan Bahasa Indonesia----------------------
2.4 Ciri ciri pembakuan Ejaan-----------------------------------
2.5 Tujuan penggunaan kata Ejaan------------------------------

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan----------------------------------------------------
3.2 Saran------------------------------------------------------------
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ejaan memegang peranan yang cukup penting agar tulisan yang dibuat

tertata dengan baik. Penggunaan ejaan Bahasa Indonesia secara benar masih jauh

dari yang diharapkan karena banyaknya dijumpai kesalahan dalam pemakaiannya.

Banyaknya kesalahan (ejaan) yang terjadi dalam pemakaiannya itu menunjukkan

bahwa masih diabaikannya persoalan penerapan ejaan dalam penulisan. Kesalahan

kesalahan ejaan menjadi terpinggirkan karena penulis enggan untuk

memperbaikinya atau malah tidak tahu bahwa yang ditulisnya itu salah satu dari

sudut pemakaian ejaan. Bahkan, kesalahan ejaan dianggap hal yang biasa karena

tidak sampai menganggu makna kalimat yang dibuat. Inilah persoalannya,

kesalahan pemakaian ejaan dianggap sepele. Kesalahan pemakaian ejaan dianggap

merupakan tugas para penyunting. Dasar pemikiran itu perlu diluruskan. Persoalan

ejaan Bahasa Indonesia adalah persoalan kita bersama untuk menghasilkan karya

tulis yang tertib dalam berbahasa tulis.

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah keseluruhan peraturan

bagaimana melambangkan bunyi ujaran dari bagaimana antarhubungan antara


lambang lambang Bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan

Bahasa Indonesia meliputi pemakaian huruf, pemakian huruf capital dan huruf

miring, penulisan kata depan, dan pemakian tanda baca. Keempat hal itu diuraikan

dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (1994) yang

diterbitkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan. Walaupun dalam

pedoman itu sudah dijelaskan aturan-aturan yang mesti dilaksanakan. Dalam

kesempatan pemakaian ejaan Bahasa Indonesia. Dalam pembahasan ini hanya

difokuskan pada aturan-aturan yang perlu mendapat perhatian ekstra karena

seringnya persoalan itu diabaikan pemakainnya.

Selain berkembang dalam ejaan, bahasa Indonesia juga mengalami

pembaharuan dalam teknologi. Sekarang ini kalian jadi lebih mudah kepoin KBBI

dan EBI karena sudah dibuat versi daring. Jadi, buat yang masih butuh kejelasan

hubungan ini, ehm… maksudnya penjelasan tambahan tentang EBI, bisa meluncur

ke EBI Daring. Kalian nggak perlu lagi deh repot-repot pinjam KBBI atau

pedoman umum EBI cetak untuk cari ejaan penulisan yang benar.

Bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai bahasa nasional, bahasa

negara, bahasa persatuan, dan bahasa resmi Negara Indonesia. Oleh karena itu

jangan heran kalau bahasa Indonesia sudah diajarkan dari mulai tingkat sekolah

dasar sampai perguruan tinggi, tidak lain tujuannya untuk mematangkan


bagaimana masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia itu dengan baik dan

benar.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik itu belum tentu benar,

begitupun bahasa Indonesia yang benar itu belum tentu baik. Penggunaan yang

baik yaitu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada penggunaannya,

dimana, kapan, kepada siapa kita bicara itu kan menjadi tolok ukur kebaikannya.

Sedangkan yang benar yaitu yang sesuai dengan kaidah kebahasaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. 1.Apakah pengertian pembakuan ejaan dan istilah dalam bahasa

Indonesia?

2. 2.Apa saja Jenis-jenis istilah dalam bahasa Indonesia?

3. 3.bagaimana proses pembakuan bahasa Indonesia?

4. 4.Apa saja ciri-ciri pembakuan ejaan?

5. 5.apa tujuan penggunaan kata ejaan?


Bab II

Pembahasan

2.1Pengertian Pembakuan Ejaan dan Istilah dalam Bahasa Indonesia


A. Pembakuan Ejaan
Pembakuan indonesia Ejaan dalam Bahasa Indonesia merupakan wujud
nyata pengembangan Bahasa Indonesia. Pembakuan atau Penstandaran Ejaan
Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang mempunyai nilai komunikatif yang tinggi,
yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi resmi atau dalam
lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh tulisan, ejaan baku,
istilah/kosa kata tata Bahasa baku, serta lafal baku.

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) merupakan ejaan Bahasa Indonesia yang


berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.

Secara Bahasa pengertian Ejaan adalah merupakan tata cara penulisan huruf,
kata, dan kalimat sesuai dengan standar yang telah disepakati dalam kaidah Bahasa
Indonesia. Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak
ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen
bangsa.

B. Istilah dalam Bahasa Indonesia


Istilah adalah kata atau frasa (kombinasi kata-kata) yang digunakan sebagai
nama atau simbol yang cermat mengungkapkan makna konsep, proses, status atau
karakteristik yang spesifik untuk area tertentu, seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).
Istilah dalam Bahasa Indonesia Terlengkap – Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, istilah diartikan sebagai kata atau gabungan kata yang digunakan
sebagai nama atau simbol yang cermat untuk mengungkapkan konsep, proses,
keadaan, atau karakteristik yang spesifik pada bidang tertentu, seperti ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Istilah ini dapat digunakan dalam
segala keadaan untuk menyampaikan suatu informasi.

Makna istilah bahasa yang kaya dapat indikasi kemajuan peradaban pemilik
bahasa bangsa. Ini karena kosakata, termasuk istilahnya, merupakan sarana untuk
mengungkapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sejalan dengan peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu,
perkembangan kosakata / istilah terus menunjukkan kemajuan.

Suatu istilah juga dapat didefinisikan sebagai sebutan khusus, kata atau
frasa. Memahami istilah tata bahasa adalah seperangkat prinsip dan ketentuan
untuk pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkan.

Istilah tata bahasa juga disebut terminologi yang merupakan ilmu mengenai
batasan, definisi istilah atau mengenai peristilahan tentang kata-kata, misalnya
anabolisme, pasar modal, demokrasi, pemerataan.

2.2Jenis – Jenis istilah dalam Bahasa Indonesia


Dalam bahasa Indonesia ada dua macam istilah yang dikenal dalam
penggunaannya, yaitu istilah khusus dan umum. Setiap macam istilah memiliki arti
tersendiri dan biasanya lebih dikenal sebagai makna istilah tersebut.

A. Istilah Khusus
Istilah khusus adalah kata-kata yang penggunaannya terbatas pada bidang
tertentu saja . Jenis istilah ini tidak semua orang mengetahui artinya. Oleh karena
itu, anda perlu harus menemukannya terlebih dahulu untuk menggunakannya.
Berikut contoh kata yang termasuk dalam istilah khusus beserta aplikasinya dalam
kalimat:
1. Ayah selalu mengemukakan maksud dan keinginannya dengan
cara analogi agar lebih mudah dipahami oleh orang lain.
(analogi = persamaan antara dua hal yang berlainan)
2. Eksekusi kepada para terpidana mati tertunda di menit-menit terakhir
karena perintah dari Presiden.
(eksekusi = proses pelaksanaan putusan dari hakim)
3. Sekarang ini, para elite politik sering ribut satu sama lain di
depan media.
(elite = orang golongan atas)
4. Seorang filsuf memiliki jalan pemikiran yang berbeda dengan orang
pada umumnya.
(filsuf = orang yang berpikir secara filsafat)
5. Pengamat politik itu mempunyai retorika yang baik ketika berdiskusi
dengan lawan bicaranya.
(retorika = kepandaian dalam berbicara)
6. Proses rekonstruksi kejadian pembunuhan dibatalkan karena emosi
masyarakat sekitar yang susah dikendalikan.
(rekonstruksi = reka ulang)
7. Probabilitas nyamuk hilang setelah proses fogging tidak mencapai
90%, oleh karena itu kegiatan 3M masih terus digalakkan untuk
mencegah penyebaran penyakit DBD.
(probabilitas = kemungkinan/ peluang)
8. Kesehatan ibu Melda dapat semakin membaik jika telah
dilakukan transplantasi 
(transplantasi = pemindahan dari satu tempat ke tempat lain,
biasanya untuk pemindahan organ)
9. Proses rekonsiliasi dua kelompok masyarakat berjalan dengan lancar
karena kerjasama semua pihak.
(rekonsiliasi = perdamaian)
10.Pemimpin perusahaan selalu mencari calon pekerjaan yang
mempunyai loyalitas 
(loyalitas = kesungguhan dalam bekerja)
11.Masyarakat masih berpegangan pada paradigma bahwa belajar
haruslah di sekolah.
(paradigma = cara seseorang berpikir)
12.Proses rekonsiliasi dua kelompok masyarakat berjalan dengan lancar
karena kerjasama semua pihak.
(rekonsiliasi = perdamaian)
B. Istilah Umum
Istilah umum adalah kata yang telah menjadi bahasa umum atau telah
digunakan dan dipahami oleh orang-orang mengenai artinya. Istilah umum dapat
digunakan oleh siapa saja, karena tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk
mengartikannya. Jenis istilah ini juga dapat digunakan di semua bidang. Berikut
adalah contoh kata yang termasuk dalam istilah beserta aplikasinya dalam kalimat:

1. Seorang pemimpin yang diktator pasti tidak akan disenangi dan


didukung pemerintahannya oleh rakyat.
(diktator = cara memimpin dengan kekuasaan tidak terbatas)
2. Bang Firman kini menjadi seorang teknisi yang handal dan dipercaya
oleh orang banyak, padahal ia hanya belajar secara otodidak.
(otodidak = belajar sendiri tanpa bantuan orang lain)
3. Pemerintah selalu mempersilakan rakyat menyuarakan aspirasinya,
akan tetapi ketika rakyat berdemo selalu dihadapi dengan cara yang
anarkis oleh aparat.
(aspirasi = keinginan atau kehendak untuk mendapatkan sesuatu)
4. Koruptor patut dihukum seberat-beratnya karena telah
menyelewengkan uang rakyat.
(koruptor = orang yang menyelewengkan uang negara)
5. Kita harus bisa membuat prioritas dalam melakukan setiap kegiatan.
(prioritas = hal yang diutamakan untuk dikerjakan)
6. Implementasi Kurikulum 2013 mendapat pertentangan dari beberapa
pihak penggiat pendidikan dengan alasan kurikulum ini tidka cocok
diterapkan dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.
(implementasi = pelaksanaan suatu hal)
7. Untuk pendaftaran CPNS, banyak pelamar yang belum
melampirkan surat keterangan domisili di dalam berkas lamaran yang
dikirim ke instansi terkait.
(domisili = tempat kediaman seseorang)
8. Kemahiran BJ. Habibie dalam dunia pesawat sudah tidak diragukan
lagi baik secara nasional maupun internasional.
(kemahiran = kecakapan seseorang dalam melakukan sesuatu)
9. Keluarga tahanan yang tiba-tiba meninggal di dalam lembaga
pemasyarakatan tidak terima dengan penjelasan yang diberikan oleh
pihak kepolisian.
(tahanan = orang yang ditahan atas kesalahan tertentu)
10.Pak Sugeng adalah pengumpul barang-barang antik dari berbagai
daerah di nusantara.
(antik = kuno dan berharga)

2.1 Proses Pembakuan Bahasa Indonesia

Kodifikasi dalam KBBI (2008:578) bermakna pencatatan norma yang telah


dihasilkan oleh pembakuan dalam bentuk buku tata bahasa, seperti pedoman lafal,
pedoman ejaan, pedoman pembentukan istilah, atau kamus. Dua aspek penting
dalam pengodifikasian bahasa Indonesia adalah kodifikasi menurut situasi pemakai
dan pemakaiannya dan kodifikasi menurut struktur sebagai suatu sistem
komunikasi.

Kodifikasi yang pertama akan menghasilkan sejumlah ragam dan gaya bahasa.
Perbedaan ragam dan gaya bahasa ini tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan
bahasa tulis. Tiap ragam dan gaya bahasa akan mengembangkan variasi menurut
pemakaiannya di dalam pergaulan keluarga, sekolah, lingkungan, dll. Di dalam
hubungan formal, ragam dan gaya bahasa digunakan dalam administrasi
pemerintahan, perundang-undangan, peradilan, lingkungan pendidikan, sarana
komunikasi massa, iptek, dan sebagainya. Kodifikasi yang kedua menghasilkan
tata bahasa dan kosakata baku.

Ada beberapa langkah dalam kodifikasi. Pertama adalah inventarisasi bahan,


kemudian dipilih tiap bidang untuk dihimpun menjadi satu kesatuan. Kedua ialah
elaborasi, yakni penyebarluasan hasil kodifikasi yang dapat dilakukan dengan cara
menerapkan hasil kodifikasi ke dalam berbagai bidang, misalnya bidang
pendidikan, kedokteran, pemerintahan, sosial, budaya, ekonomi, hukum, iptek, dll.
Langkah terakhir adalah implementasi (pelaksanaan). Jika langkah ini telah sesuai
dengan aturan, tujuan pembakuan bahasa telah tercapai. Hal ini bergantung kepada
pemakai bahasa dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan bahasa
baku secara baik dan benar sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.

2.2Ciri Ciri Pembakuan

Usaha pembakuan bahasa Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1979.


Pembakuan bahasa Indonesia tersebut dimaksudkan agar tercapai pemakaian
bahasa yang cermat, tepat, dan efisien bagi masyarakat Indonesia. Langkah yang
dilakukan pemerintah adalah menetapkan kaidah berupa aturan yang tepat di
bidang ejaan, kosakata, tata bahasa, dan peristilahan.

Pembakuan Kosakata

Bahasa baku, disebut juga bahasa standar, adalah bahasa yang mempunyai nilai
komunikatif yang tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam
situasi resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh
tulisan, ejaan baku, istilah/kosa kata baku tata bahasa baku, serta lafal baku.

Konsep baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya
telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh
masyarakat Indonesia secara luas, terutama dalam dunia pendidikan.

Bahasa baku atau bahasa standar sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia
berbeda dengan ragam-ragam lain  (ragam santai, ragam akrab, dll) yang tidak
menggunakan kaidah bahasa Indonesia dengan baik. Oleh karena itu, untuk
menghindari kesalahan dalam pemakaian bahasa perlu ditetapkan kaidah (aturan)
standar sebagai pegangan bagi pemakai bahasa. Adapun langkah yang ditempuh
dalam usaha pembakuan bahasa Indonesia ialah dengan kodifikasi, elaborasi, dan
implementasi.

Proses pembakuan bahasa Pembakuan adalah suatu proses yang berlangsung


secara bertahap, tidak sekali jadi. Pembakuan juga sikap masyarakat terhadap satu
ragam bahasa, dan dari psikologi sosial kita mengetahui bahwa sikap masyarakat
akan sesuatu berproses tidak sebentar. Pada pokoknya proses standarisasi
mengalami tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pemilihan (selection)

Satu variasi atau dialek tertentu akan dipilih kemudian dikembangkan


menjadi bahasa baku. ragam atau variasi tersebut bisa berupa satu ragam yang
telah ada, misalnya yang dipakai dalam kegiatan-kegiatan politik, sosial atau
perdagangan; dan bisa merupakan campuran dari berbagai ragam yang ada. Bisa
saja yang dipilih itu adalah ragam yang belum merupakan bahasa

pertama bagi masyarakat ujaran di daerah negeri itu (Alwasilah, 1986: 119).

2. Kodifikasi

Kodifikasi yaitu hal yang memberlakuakan suatu kode atau aturan


kebahasaan untuk dijadikan norma dalam berbahasa oleh masyarakat. Kodifikasi
ini meliputi (1) otografi, (2) penerapan atau lafal, (3) tata bahasa, (4) peristilahan.
Badan atau lembaga tertentu biasanya ditunjuk untuk

terlaksananya kodifikasi ini. Lembaga ini menyusun kamus, buku tata bahasa
dengan berpedoman pada kode atau variasi yang akan dimasyarakatkan; sehingga
setiap orang mempunyai acuan aturan bahasa yang ‘benar’. Setelah kodifikasi ini
dibentuk, maka warga negara yang berpendidikan akan mempelajari atau ingin
mempelajari bentuk bahasa yang benar dan menghindari yang tidak benar,
walaupun yang tidak benar ragam bahasanya sendiri (Alwasilah, 1986: 121).

3. Penjabaran Fungsi

Apa yang dikodifikasikan itu tidak akan memasyarakat tanpa adanya


penjabaran fungsi ragam yang sudah standar itu. Pada kenyataannya proses
elaborasi fungsi ini akan melibatkan pemasyarakatan hal-hal ekstralinguistik
seperti pembiasaan format atau bentuk surat atau dalam penyusunan test dan lain
sebagainya (Alwasilah, 1986: 121).

4. Persetujuan
Pada akahirnya ragam bahasa itu mesti disetujui oleh anggota masyarakat
ujaran sebagai bahasa nasional mereka. Kalau sudah sampai pada tahap ini, maka
bahasa standar itu mempunyai kekuatan untuk mempersatukan bangsa dan menjadi
simbol kemerdekaan negara dan menjadi ciri pembeda dari negara-negara lain
(Alwasilah, 1986: 121-122).

Pada tahun 1998 dikeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Ketiga buku yang dikeluarkan di atas adalah
acuan berkaitan dengan penggunaan dan pemakaian bahasa Indonesia yang baku.

2.5 Tujuan Penggunaan Kata Ejaan

Tujuan penggunaan kata ejaan ini adalah untuk memberi pengertian pada tulisan
agar lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami informasi apa yang
disampaikan secara tertulis. Tanpa adanya ejaan pasti pembaca sulit memahami
informasi bahkan tidak mengerti sama sekali informasi tertulis yg disampaikan.

Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
(2019), ejaan harus diterapkan dalam penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah
fungsi penting, yaitu:

1. Landasan pembakuan tata Bahasa


Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata bahasa yang
digunakan semakin baku.

2. Landasan pembakuan kosa kata serta istilah


Tidak hanya membuat tata bahasa semakin baku, ejaan juga membuat
pemilihan kosa kata dan istilah mennadi lebih baku.

3. Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa Indonesia


Ejaan juga memiliki fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain ke bahasa
Indonesia. Sehingga dalam penulisannya tidak akan menghilangkan makna
aslinya.
4. Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi Penggunaan
ejaan akan membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat
pembaca semakin mudah dalam memahami informasi yang disampaikan
secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai