Dosen Pengampu:
Dr. Anita Candra Dewi, S. Pd, M. Pd
Disusun oleh:
Kelompok 4 Trezt
1. Fahmi Datullah (210204601006)
2. Mutmainna.Ahmad (210204600002)
3. Yuni (210204600011)
4. Muh. Anugrah D. Dinar (210204601010)
5. Abdi Amiruddin (210204601007)
6. Hizkia Marcel (210204601016)
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pentingnya memahami kata baku dan tidak baku yang ada disetiap kalimat
berbentuk tulisan khususnya bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Arnita Candra DewiS.Pd,
M. Pd selaku dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah mempercayakan
dan memberikan amanah kepada kami untuk menyelesaikan tugas pertama,
sehingga dapat menambah pengatahuan dan wawasan sesuai bidang yang kami
tekuni.
Semoga makalah yang kami susun bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengatuhan
terutama dalam berbahasa yang baik dan benar.
Penulis
Daftar Isi
Judul---------------------------------------------------------------------------i
Kata Pengantar--------------------------------------------------------------ii
Daftar Isi----------------------------------------------------------------------iii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan----------------------------------------------------
3.2 Saran------------------------------------------------------------
Bab I
Pendahuluan
Ejaan memegang peranan yang cukup penting agar tulisan yang dibuat
tertata dengan baik. Penggunaan ejaan Bahasa Indonesia secara benar masih jauh
memperbaikinya atau malah tidak tahu bahwa yang ditulisnya itu salah satu dari
sudut pemakaian ejaan. Bahkan, kesalahan ejaan dianggap hal yang biasa karena
merupakan tugas para penyunting. Dasar pemikiran itu perlu diluruskan. Persoalan
ejaan Bahasa Indonesia adalah persoalan kita bersama untuk menghasilkan karya
Bahasa Indonesia meliputi pemakaian huruf, pemakian huruf capital dan huruf
miring, penulisan kata depan, dan pemakian tanda baca. Keempat hal itu diuraikan
dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (1994) yang
pembaharuan dalam teknologi. Sekarang ini kalian jadi lebih mudah kepoin KBBI
dan EBI karena sudah dibuat versi daring. Jadi, buat yang masih butuh kejelasan
hubungan ini, ehm… maksudnya penjelasan tambahan tentang EBI, bisa meluncur
ke EBI Daring. Kalian nggak perlu lagi deh repot-repot pinjam KBBI atau
pedoman umum EBI cetak untuk cari ejaan penulisan yang benar.
negara, bahasa persatuan, dan bahasa resmi Negara Indonesia. Oleh karena itu
jangan heran kalau bahasa Indonesia sudah diajarkan dari mulai tingkat sekolah
benar.
begitupun bahasa Indonesia yang benar itu belum tentu baik. Penggunaan yang
baik yaitu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada penggunaannya,
dimana, kapan, kepada siapa kita bicara itu kan menjadi tolok ukur kebaikannya.
Indonesia?
Pembahasan
Secara Bahasa pengertian Ejaan adalah merupakan tata cara penulisan huruf,
kata, dan kalimat sesuai dengan standar yang telah disepakati dalam kaidah Bahasa
Indonesia. Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak
ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen
bangsa.
Makna istilah bahasa yang kaya dapat indikasi kemajuan peradaban pemilik
bahasa bangsa. Ini karena kosakata, termasuk istilahnya, merupakan sarana untuk
mengungkapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sejalan dengan peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu,
perkembangan kosakata / istilah terus menunjukkan kemajuan.
Suatu istilah juga dapat didefinisikan sebagai sebutan khusus, kata atau
frasa. Memahami istilah tata bahasa adalah seperangkat prinsip dan ketentuan
untuk pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkan.
Istilah tata bahasa juga disebut terminologi yang merupakan ilmu mengenai
batasan, definisi istilah atau mengenai peristilahan tentang kata-kata, misalnya
anabolisme, pasar modal, demokrasi, pemerataan.
A. Istilah Khusus
Istilah khusus adalah kata-kata yang penggunaannya terbatas pada bidang
tertentu saja . Jenis istilah ini tidak semua orang mengetahui artinya. Oleh karena
itu, anda perlu harus menemukannya terlebih dahulu untuk menggunakannya.
Berikut contoh kata yang termasuk dalam istilah khusus beserta aplikasinya dalam
kalimat:
1. Ayah selalu mengemukakan maksud dan keinginannya dengan
cara analogi agar lebih mudah dipahami oleh orang lain.
(analogi = persamaan antara dua hal yang berlainan)
2. Eksekusi kepada para terpidana mati tertunda di menit-menit terakhir
karena perintah dari Presiden.
(eksekusi = proses pelaksanaan putusan dari hakim)
3. Sekarang ini, para elite politik sering ribut satu sama lain di
depan media.
(elite = orang golongan atas)
4. Seorang filsuf memiliki jalan pemikiran yang berbeda dengan orang
pada umumnya.
(filsuf = orang yang berpikir secara filsafat)
5. Pengamat politik itu mempunyai retorika yang baik ketika berdiskusi
dengan lawan bicaranya.
(retorika = kepandaian dalam berbicara)
6. Proses rekonstruksi kejadian pembunuhan dibatalkan karena emosi
masyarakat sekitar yang susah dikendalikan.
(rekonstruksi = reka ulang)
7. Probabilitas nyamuk hilang setelah proses fogging tidak mencapai
90%, oleh karena itu kegiatan 3M masih terus digalakkan untuk
mencegah penyebaran penyakit DBD.
(probabilitas = kemungkinan/ peluang)
8. Kesehatan ibu Melda dapat semakin membaik jika telah
dilakukan transplantasi
(transplantasi = pemindahan dari satu tempat ke tempat lain,
biasanya untuk pemindahan organ)
9. Proses rekonsiliasi dua kelompok masyarakat berjalan dengan lancar
karena kerjasama semua pihak.
(rekonsiliasi = perdamaian)
10.Pemimpin perusahaan selalu mencari calon pekerjaan yang
mempunyai loyalitas
(loyalitas = kesungguhan dalam bekerja)
11.Masyarakat masih berpegangan pada paradigma bahwa belajar
haruslah di sekolah.
(paradigma = cara seseorang berpikir)
12.Proses rekonsiliasi dua kelompok masyarakat berjalan dengan lancar
karena kerjasama semua pihak.
(rekonsiliasi = perdamaian)
B. Istilah Umum
Istilah umum adalah kata yang telah menjadi bahasa umum atau telah
digunakan dan dipahami oleh orang-orang mengenai artinya. Istilah umum dapat
digunakan oleh siapa saja, karena tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk
mengartikannya. Jenis istilah ini juga dapat digunakan di semua bidang. Berikut
adalah contoh kata yang termasuk dalam istilah beserta aplikasinya dalam kalimat:
Kodifikasi yang pertama akan menghasilkan sejumlah ragam dan gaya bahasa.
Perbedaan ragam dan gaya bahasa ini tampak dalam pemakaian bahasa lisan dan
bahasa tulis. Tiap ragam dan gaya bahasa akan mengembangkan variasi menurut
pemakaiannya di dalam pergaulan keluarga, sekolah, lingkungan, dll. Di dalam
hubungan formal, ragam dan gaya bahasa digunakan dalam administrasi
pemerintahan, perundang-undangan, peradilan, lingkungan pendidikan, sarana
komunikasi massa, iptek, dan sebagainya. Kodifikasi yang kedua menghasilkan
tata bahasa dan kosakata baku.
Pembakuan Kosakata
Bahasa baku, disebut juga bahasa standar, adalah bahasa yang mempunyai nilai
komunikatif yang tinggi, yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam
situasi resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan yang terikat oleh
tulisan, ejaan baku, istilah/kosa kata baku tata bahasa baku, serta lafal baku.
Konsep baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya
telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh
masyarakat Indonesia secara luas, terutama dalam dunia pendidikan.
Bahasa baku atau bahasa standar sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia
berbeda dengan ragam-ragam lain (ragam santai, ragam akrab, dll) yang tidak
menggunakan kaidah bahasa Indonesia dengan baik. Oleh karena itu, untuk
menghindari kesalahan dalam pemakaian bahasa perlu ditetapkan kaidah (aturan)
standar sebagai pegangan bagi pemakai bahasa. Adapun langkah yang ditempuh
dalam usaha pembakuan bahasa Indonesia ialah dengan kodifikasi, elaborasi, dan
implementasi.
pertama bagi masyarakat ujaran di daerah negeri itu (Alwasilah, 1986: 119).
2. Kodifikasi
terlaksananya kodifikasi ini. Lembaga ini menyusun kamus, buku tata bahasa
dengan berpedoman pada kode atau variasi yang akan dimasyarakatkan; sehingga
setiap orang mempunyai acuan aturan bahasa yang ‘benar’. Setelah kodifikasi ini
dibentuk, maka warga negara yang berpendidikan akan mempelajari atau ingin
mempelajari bentuk bahasa yang benar dan menghindari yang tidak benar,
walaupun yang tidak benar ragam bahasanya sendiri (Alwasilah, 1986: 121).
3. Penjabaran Fungsi
4. Persetujuan
Pada akahirnya ragam bahasa itu mesti disetujui oleh anggota masyarakat
ujaran sebagai bahasa nasional mereka. Kalau sudah sampai pada tahap ini, maka
bahasa standar itu mempunyai kekuatan untuk mempersatukan bangsa dan menjadi
simbol kemerdekaan negara dan menjadi ciri pembeda dari negara-negara lain
(Alwasilah, 1986: 121-122).
Pada tahun 1998 dikeluarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Buku
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Ketiga buku yang dikeluarkan di atas adalah
acuan berkaitan dengan penggunaan dan pemakaian bahasa Indonesia yang baku.
Tujuan penggunaan kata ejaan ini adalah untuk memberi pengertian pada tulisan
agar lebih jelas dan memudahkan pembaca untuk memahami informasi apa yang
disampaikan secara tertulis. Tanpa adanya ejaan pasti pembaca sulit memahami
informasi bahkan tidak mengerti sama sekali informasi tertulis yg disampaikan.
Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
(2019), ejaan harus diterapkan dalam penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah
fungsi penting, yaitu: