Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Muhammad Dekar Nasution, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Kelompok 2
Sintia Siallagan (310922026)
Airin Nadila (310922031)
Fitria Ningsih (310922023)
Ahsani Abdina (310922025)
Sahnanda (310922035)
Natasya Amalia Putri (310922024)
Khuzaifa Agustina (310922032)
Lazuardi Ramadhan Syahrir (310922028)
Restina Pasaribu (310922054)
Meilani Tsaltsa Maulidah Siregar (310922055)

FAKULTAS HUKUM DAN PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS BATTUTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia” dengan tepat waktu.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama
dari banyak pihak khususnya dari kelompok 2. Oleh karena itu kami menghanturkan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah berpartisipasi serta berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Utamanya kepada dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik, Muhammad Dekar Nasution, S.Pd., M.Pd. yang telah
membimbing serta mengarahkan kami selama proses yang dilaksanakan.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi format penyusunan maupun materi yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kebaikan
penyusunan makalah berikutnya dikemudian hari.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pengertian.......................................................................................................3
2.2 Kaidah PUEBI................................................................................................4
2.3 Ejaan Yang Pernah Berlaku............................................................................5
2.4 Pemakaian Huruf............................................................................................6
2.5 Penjelasan Tentang Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar......................14
2.6 Parameter Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar.....................................15
2.7 Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Artikel Majalah................................18
BAB III PENUTUP...................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus


dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam
bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia
merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada
murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum
pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan
pokoknya adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan
berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk
kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara.
Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa
tersebut saling berkaitan.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah
mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka
tanda baca.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan
yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian
huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring pada bahasa tulis.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah yaitu:
1. Apa pengertian dan kaidah PUEBI ?
2. Apa ejaan yang pernah berlaku ?
3. Bagaimanakah aturan pemakaian huruf dalam PUEBI ?
4. Bagaimana parameter bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
5. Bagaimana cara menemukan masalah umum bahasa Indonesia di dalam
artikel maupun makalah ?

1.3 Tujuan Masalah


Pada makalah ini penulis menguraikan tentang bentuk tulisan dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dan kaidah PUEBI.
2. Mengetahui ejaan yang pernah berlaku di Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana cara pemakaian huruf.
4. Mengetahui bagaimana parameter bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Mengetahui bagaimana cara menemukan masalah umum bahasa Indonesia
di dalam artikel maupun makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pedoman umum ejaan bahasa indonesia sebuah pedoman ejaan dalam


sebuah kata ataupun kalimat yang dimuat oleh badan bahasa. Disajikan dalam
bentuk buku online sehingga lebih efisien dalam pemakaian dan dapat
digunakan oleh semua kalangan. Pengertian PUEBI telah dibahas langsung dalam
peraturan kementerian. Tepatnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Dari peraturan tersebut, kita tahu bahwa PUEBI adalah singkatan dari Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan adalah aturan dalam penggambaran bunyi-bunyi dari
kata atau kalimat dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta aturan dalam penggunaan
tanda baca. Biasanya, ejaan memiliki tiga aspek, yaitu fonologis, morfologis, dan
sintaksis.
Dari pengertian ejaan di atas, kita tahu bahwa PUEBI adalah pedoman yang
digunakan secara resmi dan formal dalam penulisan bahasa Indonesia. Pedoman
tersebut berisi aturan dalam penggambaran bunyi suatu kata atau kalimat dan
penggunaan tanda baca. Bisa dikatakan bahwa PUEBI ini berfungsi sebagai sebuah
petunjuk atau pedoman yang akan membuat kamu bisa membuat tulisan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Dengan menaati PUEBI, maka tulisanmu akan lebih
mudah dipahami oleh pembaca.

3
2.2 Kaidah PUEBI

Kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) adalah


penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya)
dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan
pemakaian huruf. Dalam artian, PUEBI adalah pedoman atau kaidah yang
digunakan untuk mengeja unsur kata dalam bahasa Indonesia secara tepat,
untuk menghasilkan tulisan yang baik dan benar, hal itu tidak luput dari
pemahaman individu atau kelompok dalam menggunakan kaidah atau tata
bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ditetapkan melalui
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Menurut peraturan tersebut, PUEBI dipakai oleh instansi pemerintah, swasta,
dan masyarakat secara umum agar dapat menerapkan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
Ejaan merupakan kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) atau serta
penggunaan tanda bacanya. Tiap negara mempunyai aturan ejaan tersendiri
dalam melambangkan bunyi-bunyi bahasa negaranya. Demikian juga di
Indonesia, Bahasa Indonesia berasal dari berbagai bahasa oleh karenanya ejaan
berubah dari waktu ke waktu. Pemerintah Indonesia juga resmi menerbitkan
kebijakan  yang ditetapkan pejabat berwenang untuk mengatur ejaan Bahasa
Indonesia yang senantiasa diperbaharui.

4
2.3 Ejaan Yang Pernah Berlaku
1. Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan
untuk Bahasa Indonesia. Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata
Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu
menggunakan huruf  Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda,
antara lain:
Huruf ‘j’ untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
Huruf ‘oe’ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf  hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai
bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama
seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.

2. Ejaan Republik (edjaan repoeblik)


Ejaan Republik  adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan
nama edjaan Soewandi, diambil dari nama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan
Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
Huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘)
ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-
barat2-an.
Awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah,
tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.

5
2.4 Pemakaian Huruf
Terdapat cara pemakaian huruf yang baik dan benar dalam beberapa jenis
huruf yang ada, yaitu :

1. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf
berikut.
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès

6
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

Contohnya :
Huruf e mampu menggambarkan bunyi e dalam kata bensin, e dalam kata
benang. Urutan abjad terdiri dari rangkaian huruf dari A sampai Z dengan
jumlah 26 huruf.

2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdi- ri atas
lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Vokal
a api padi lusa
e enak petak sore
* ember pendek -
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu

7
Keterangan:
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini
dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat menim- bulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank
Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

8
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r,
s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata

Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir


b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
nama daun
n

p pasang apa siap


q qariah iqra -
*
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x xenon - -

9
*
y yakin payung -
z zeni lazim juz

Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keper- luan
ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].

4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-
lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata

Diftong Posisi Awal Posisi Posisi Akhir


Tengah
ai aileron balairung pandai
a autodidak taufik harimau
u eigendom geiser survei
ei - boikot amboi
oi

5. Huruf Kapital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 413), pengertian
huruf kapital adalah, “Huruf kapital merupakan huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan
sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama
diri seperti A, B, C: Huruf Besar.

10
Berikut fungsi huruf kapital yang perlu diketahui :
1. Menunjukkan nama orang atau julukan
Pengertian huruf kapital digunakan untuk nama orang atau julukan.
Biasanya, huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama
orang. Contoh :
– Soekarno
– Joko Widodo
– Dewi Sartika
Huruf kapital juga digunakan untuk menuliskan nama julukan untuk
seseorang. Contoh :
– Bapak Pendidikan Indonesia
– Ibu Bapak Proklamato
– Ayam Jantan dari Timur

Tetapi, huruf kapital tidak perlu digunakan dalam nama jenis atau
satuan ukuran. Contoh:
– burung merpati
– 100 gram

2. Digunakan sebagai huruf awal pada kalimat


Pengertian huruf kapital harus digunakan pada awal kalimat. Ini sangat
umum dan pastinya sudah diketahui dan dilakukan banyak orang.
Contohnya:
– Siang ini jalanan di desaku sepi, tidak ada satu pun motor atau orang
yang lalu-lalang.
– Dini berusaha untuk berdiri setelah dirinya terkena ombak yang
sangat kencang karena banjir bandang di wilayahnya.

11
3. Menjelaskan sebuah nama etnis, bangsa, maupun bahasa
Pengertian huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama etnis,
bangsa, maupun bahasa. Contoh:
– Sebagai masyarakat bangsa Indonesia, kita patut bangga atas
penghargaan tersebut.
– Seluruh perwakilan delegasi berkumpul dan menggunakan bahasa
Indonesia saat berbincang-bincang.
– Masyarakat suku Jawa sudah berkumpul di lapangan itu untuk
memulai prosesi adat.

Huruf kapital tidak digunakan dalam bentuk kata dasar yang


merupakan kata turunan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contohnya:
– keinggris-inggrisan
– kejawa-jawaan

6. Huruf Miring
Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:

- Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.


- Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
- Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
- Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian


kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
- Huruf terakhir kata abad adalah d.
- Dia tidak diantar, tetapi mengantar.

12
- Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

7. Huruf Tebal
Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti
judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah Kondisi kebahasaan di Indonesia yang
diwarnai oleh satu bahasa standar dan ratusan bahasa daerah—ditambah
beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris— membutuhkan penanganan
yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan
masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di
Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga
terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia.
1.1.2 Masalah Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa
masyarakat Kalimantan terhadap ketiga bahasa yang ada di Indonesia. Sikap
masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan
bahasa yang diambil.
1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap
bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.

13
2.5 Penjelasan Tentang Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam
Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata
bahasa).
Contoh menggunakan bahasa yang baik dan benar :
1. Apakah kamu sudah belajar ?
2. Di sini tempat pembuangan sampah
3. Bagaimana cara membuat nasi goreng ayam ?
4. Kami mahasiswa gunadarma menjunjung tinggi persaudaraan.
5. Saya sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
6. Saya selalu berdoa sebelum memulai belajar.
7. Saya dapat mengerjakan soal ujian dengan baik setelah saya belajar
terlebih dahulu

14
2.6 Parameter Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakaian serta mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang
berlaku secara konsisten.
Kaidah bahasa meliputi aspek:
1. Kata bunyi
2. Tata istilah dan kosakata
3. Tata kalimat
4. Ejaan dan Makna
Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi /f/, /v/, dan /z/, kata
yang benar adalah: fajar, fakir, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, zebra,
dan izin; bukan pajar, pakir, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, jebra, dan
ijin. Demikian halnya dengan pelafalan: kompleks, korps, transmigrasi, dan ekspor;
bukan komplek, korp, tranmigrasi, dan ekspot.

Pada aspek tata istilah dan kosakata, misalnya kata: tak, bilang, kasih, entar, dan
udah, sebaiknya diganti dengan: tidak, berkata/mengatakan, memberi/mengasih,
sebentar, dan sudah. Demikian halnya dengan istilah: pengaruh (impact), pelabuhan
udara/lapangan terbang (airport), hasil (output), dan pajak tanah (land tax), sebaiknya
diganti dengan: dampak, bandar udara, keluaran, dan pajak bumi.

Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat.

Secara sekilas, kalimat itu tidak menyiratkan kekurangan. Kalimat di atas hanya
terdiri atas Subjek (Pembangunan itu) dan Keterangan (untuk menyejahterakan
masyarakat). Jadi, kalimat di atas tidak ada predikatnya. Agar lengkap harus ada
predikatnya, misalnya dengan dihilangkan kata “untuk” atau ditambah dengan kata
“bertujuan” sehingga menjadi:

Pembangunan itu menyejahterakan masyarakat.

15
Pembangunan itu (Subjek)

menyejahterakan (Predikat)

masyarakat (Objek).

Pembangunan itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat.

Pembangunan itu (Subjek)

bertujuan (Predikat)

untuk menyejahterakan masyarakat (pelengkap/keterangan).

Dari segi ejaan yang benar penulisannya adalah: analisis, hakikat, nasihat, apotek,
objek, subjek, jadwal, kualitas, kuitansi, dan hierarki; bukan analisa, hakekat, nasehat,
apotik, obyek, subyek, jadual, kwalitas, kwitansi, dan hirarki.

Rumput makan kuda.


Anak itu jalan-jalan di sungai.

Dua kalimat itu secara struktur benar, ada Subjek (Rumput, Anak itu), Predikat
(makan, jalan-jalan), dan objek (kuda) atau keterangan (di sungai). Akan tetapi, dari
segi tata makna tidak benar. Tidak ada kisahnya rumput dapat makan kuda. Tidak ada
pula ceritanya sungai (di Indonesia) yang penuh air dapat dilewati untuk jalan-jalan,
kecuali sungai itu kering atau airnya membeku menjadi es. Untuk menjadi bahasa
Indonesia yang baik dan benar harus diubahnya menjadi.

Rumput dimakan kuda.


Kuda makan rumput.
Anak itu jalan-jalan di pinggir sungai.

16
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang mempunyai nilai rasa
yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya. Kapan, di mana, dan dengan siapa
Anda berbicara, merupakan ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan
kebutuhan komunikasi. Tentu ketika berada di rumah, di pasar, dan di warung makan,
misalnya, tidak harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

Jadi, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaian serta mematuhi kaidah-kaidah bahasa
yang berlaku.

17
2.7 Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Artikel Majalah

ANALISIS :

1. BURU KERIDHOAANNYA TUAI KREATIFITAS

Penulisan kata “Keridhoaannya” adalah suatu kesalahan fatal. Dalam KBBI,


tidak ada kata ridho, yang ada hanyalah ‘rida’. Pengetikan yang salah juga
terjadi pada kata tersebut. Selain itu, dalam penulisan Nya sebagai kata ganti
Tuhan, seharusnya diberi tanda hubung. Selain itu, pada kata “Kreatifitas”
juga terdapat kesalahan. Meskipun berasal dari kata kreatif, setelah
mendapatkan sufiks –itas, berubah menjadi ‘kreativitas’.

Perbaikan : Buru Keridaan-Nya Tuai Kreativitas.

2. Beberapa waktu lalu, sebuah acara talkshow radio menampilkan cerita


sukses bisnis.

Kata ‘talkshow’ merupakan istilah asing (berasal dari bahasa Inggris).


Berdasarkan kaidah pada Ejaan Bahasa Indonesia, penulisan istilah asing
dicetak miring.

Perbaikan : Beberapa waktu lalu, sebuah acara talkshow radio menampilkan


cerita sukses bisnis

3. Manajemen sebuah agency iklan nasional memutuskan memilih system


syariat.
Kata ‘agency’ dan ‘system’ merupakan istilah asing. Kedua kata tersebut
sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘agensi’ dan ‘sistem’.
Seharusnya kata ‘agensi’ dan ‘sistem’ yang digunakan dalam kalimat
tersebut.
Perbaikan : Manajemen sebuah agensi iklan nasional memutuskan memilih
sistem syariat

18
4. Salah satu aktivitas baru para staf dan pimpinan agency tersebut sebelum
memulai rutinitas pekerjaan mendesain dan menciptakan kreasi iklan yakni
menunaikan shalat dhuha tiap pagi.

Kata ‘agency’ merupakan istilah asing. Kata tersebut sudah diserap ke


dalam bahasa Indonesia menjadi ‘agensi’. Seharusnya kata ‘agensi’ yang
digunakan dalam kalimat tersebut. Selain itu, kata ‘shalat’ dan ‘dhuha’ tidak
baku dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan KBBI, kata yang baku yaitu
‘salat’ dan ‘duha’.

Perbaikan : Salah satu aktivitas baru para staf dan pimpinan agensi tersebut
sebelum memulai rutinitas pekerjaan mendesain dan menciptakan kreasi
iklan yakni menunaikan salat duha tiap pagi.

5. Irama instrumentalia untuk membangkitkan inspirasi tim kreatifnya diganti


dengan mur- otal quran.

Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh


pergantian baris. Namun, pemenggalan suku-suku kata pada kata ‘murotal’
itu salah. Pemenggalan yang benar yaitu mu- rotal atau muro- tal.

Perbaikan : Irama instrumentalia untuk membangkitkan inspirasi tim


kreatifnya diganti dengan mu- rotal quran.

19
ANALISIS :

1. Pada dua ulasan saya sebelumnya telah kita bahas dua point pertama dari 7
hal penting mendirikan travel umrah.

Kata ‘point’ merupakan istilah asing. Kata tersebut sudah diserap ke dalam
bahasa Indonesia menjadi ‘poin’ yang berarti cak titik. Seharusnya kata
‘poin’ yang digunakan dalam kalimat tersebut.

Perbaikan: Pada dua ulasan saya sebelumnya telah kita bahas dua poin
pertama dari 7 hal penting mendirikan travel umrah.

2. Garansi bank bisa Anda mengurusanya di beberapa bank pemerintah.

Kesalahan penulisan terdapat pada kata ‘mengurusanya’ yang seharusnya


‘mengurusnya’. Selain penulisan yang tidak tepat, kata ‘mengurusnya’ juga
tidak efektif digunakan dalam kalimat tersebut, sebaiknya menggunakan
kata ‘urus’ maka kalimat tersebut menjadi efektif.

Perbaikan: Garansi bank bisa Anda urus di beberapa bank pemerintah.

3. Biasanya transaksi atau proyek dalam nilai yang besar mempersyaratkan


penyertaan Jaminan Bank (Bank Guarantee).

Kata ‘Bank Guarantee’ merupakan istilah asing (berasal dari bahasa


Inggris). Berdasarkan kaidah pada Ejaan Bahasa Indonesia, huruf miring
digunakan pada penulisan istilah asing.

Perbaikan : Biasanya transaksi atau proyek dalam nilai yang besar


mempersyaratkan penyertaan Jaminan Bank (Bank Guarantee).

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,mulai dari
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,serta penggunaan
tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian
tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: hurufabjad,
huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan hurufkonsonan,
huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiridan
tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudankesatuan
perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baikdiucapkan
maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur olehPUEBI adalah
kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/05/penggunaan-huruf.html

Pemakaian Tanda Baca sesuai EYD | Belajar Bahasa dan Sastra http://berbahasa-


bersastra.blogspot.com/2012/06/pemakaian-tanda-baca-sesuai-
eyd.html#ixzz4t2tjjDu9

http://www.mondayflashfiction.com/2013/05/penulisan-kata-kata-dasar-kata-
turunan.html

Penulisan Unsur Serapan sesuai EYD | Belajar Bahasa dan Sastra http://berbahasa-
bersastra.blogspot.com/2012/06/penulisan-unsur-serapan-sesuai-
eyd.html#ixzz4t2ueIfmV
Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) Drs.
Tata Iryanto

iii

Anda mungkin juga menyukai