Oleh:
Kelompok 6 Indralaya
Dosen Pengampu:
Drs. Supriyadi, M.Pd.
Novritika, M.Pd.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, Pedoman
Pembentukan Istilah, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia” tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Supriyadi, M.Pd., dan Ibu
Novritika, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga isi dari makalah dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Kelompok 6 Indralaya
ii
DAFTAR ISI
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan
ini sebagai dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengunaan
Bahasa Indonesia semakin meluas baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini
memunculkan beragam kosakata dan istilah baru. Kemunculan kosakata dan istilah
baru memicu tindakan pelesatarian. Pelestarian perlu dilakukan agar bahasa Indonesia
semakin mantap dalam kedudukannya sebagai identitas bangsa Indonesia. Bentuk
pelestarian bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menjaga keaslian
bahasa indonesia dan menamankan budaya berbahasa Indonesia kepada anak-anak
(Widada, 2014:484).
Usaha menjaga keaslian bahasa Indonesia dilakukan dengan cara menuliskan
kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang membahas
tentang kebakuaan ejaan, pembentukan istilah, dan makna dari kata-kata bahasa
Indonesia itu sendiri. Buku yang digunakan dapat menjadi acuan atau pedoman saat
melakukan komunikasi secara tulisan dan lisan. Pada usaha yang kedua yaitu
membudayakan bahasa Indonesia dapat diwujudkan pada pemerolehan dan
pembelajaran bahasa indonesia kepada anak-anak baik di dalam keluarga maupun
sekolah.
Usaha yang dilakukan ini sebagai bentuk dari pencegahan kesalahan dalam
ketatabahasaan. Bahasa indonesia yang bersifat dinamis membuat banyak masyarakat
Indonesia masih salah dalam pengunaan bahasa Indonesia secara tulis maupun lisan.
Kesalahan ini terlihat pada saat pengunaan huruf kapital atau kecil, pengunaan kata
depan, penggunaan tanda baca, dan sebagainya.
Agar kesalahan berbahasa Indonesia tidak terjadi maka masyarakat memerlukan
pedoman. Perubahan dan perkembangan bahasa Indonesia berdampak pada kaidah-
kaidah yang berlaku. Masyarakat perlu tahu pedoman mana yang sedang berlaku dan
pedoman mana yang tidak berlaku. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
bermaksud mendalami tentang pedoman-pedoman berbahasa masyarakat Indonesia
meliputi pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan istilah, tata bahasa
baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, adapun masalah yang
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa itu pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan istilah, tata
bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia?
2. Bagaimana sejarah pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan
istilah, tata bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia?
3. Apa perbedaan pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan
istilah, tata bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusun makalah ini sebagai
berikut.
1. Mengetahui apa itu pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan
istilah, tata bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia.
2. Mengetahui sejarah pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman pembentukan
istilah, tata bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa indonesia.
3. Mengetahui perbedaan pedoman ejaan bahasa indonesia, pedoman
pembentukan istilah, tata bahasa baku bahasa indonesia, dan kamus bahasa
indonesia.
2
PEMBAHASAN
3
notasi yang mewakili satu atau lebih konsep dalam bidang tertentu, dan selaras
dengan kaidah bahasa Indonesia.
4
pula informasi kata, makna kata, kadangkala sejarah kata, dan contoh pemakaian
kata dalam kalimat (Setiawati, 2016 dalam Kushartanti dkk, 2009:223)
Sementara itu dalam KBBI, disebutkan bahwa kamus merupakan sumber
rujukan yang andal dalam memahami makna kata suatu bahasa karena kamus
memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas
jumlahnya. Kosakata yang terdapat dalam kamus, lazim disebut lema, disusun
secara alfabetis yakni berurutan mulai A sampai Z. Tiap kata yang ditulis dilengkapi
dengan cara pelafalannya, kelas kata, dan contoh pemakaian kata tersebut dalam
sebuah kalimat.
6
Pada Kongres Bahasa Indonesia II pada 1954 di Medan, masalah ejaan
dipersoalkan lagi. Prof. Dr. Prijono mengajukan Prasaran Dasar-Dasar Ejaan
Bahasa Indonesia dengan Huruf Latin. Isi dasar-dasar tersebut adalah perlunya
penyempurnaan kembali Ejaan Republik yang sedang dipakai saat itu. Namun, hasil
penyempurnaan Ejaan Rebuplik ini gagal diresmikan karena terbentur biaya besar
untuk perombakan mesin tik yang telah ada di Indonesia.
Usaha penyempurnaan ejaan terus dilakukan, termasuk bekerjasama dengan
Malaysia yang mengunakan rumpun bahasa Melayu pada Desember 1959. Dari
kerjasama ini, terbentuklah Ejaan Melindo (Ejaan Melayu Indonesia) yang
diharapkan pemakainya berlaku di kedua negara paling lambat pada Januari 1962.
Namun, perkembangan hubungan politik yang kurang baik antardua negara tersebut
pada saat itu, ejaan ini gagal diberlakukan.
Pada awal Mei 1966, Lembaga Bahasa dan Kesusatraan (LBK) yang
sekarang menjadi Pusat Bahasa, menyusun lagi ejaan baru bahasa Indonesia.
Namun, hasil perubahan ini juga tetap mendapat banyak pertentangan dari berbagai
pihak sehingga gagal lagi diberlakukan. Pada 16 Agustus 1972, Presiden Republik
Indonesia meresmikan ejaan baru, yang lebih dikenal dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan baru ini tetap dipakai sampai saat ini, dan
tentunya telah mengalami revisi agar lebih sempurna.
Berikut ini beberapa perbedaan dari ketiga ejaan yang digunakan tersebut.
Perubahan yang paling penting dalam EYD adalah:
Lama Yang Disempurnakan
dj djalan j Jalan
j pajung y payung
nj njonja nyo nyonya
sj* sjarat sy syarat
tj tjakap c cakap
ch* tarich kh tarikh
*Kedua gabungan huruf ini sebenarnya tidak terdapat dalam ejaan lama. Di
samping itu, diresmikan pula huruf-huruf berikut di dalam pemakaian:
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni, lezat
7
q, x huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.
8
Pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988, dilaksanakan Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Pada kongres kelima ini, dilahirkan dua karya monumental
yaitu sebuah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia (TBBBI). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pertama
diterbitkan oleh Balai Pustaka. Edisi pertama buku ini diterbitkan bersamaan
dengan Hari Sumpah Pemuda ke-60, tepatnya 28 Oktober 1988. Tim penyusun
buku ini terdiri atas para pakar linguistik Indonesia dari pelbagai perguruan tinggi,
seperti Anton M. Moeliono, Soenjono Dardjowidjojo, Hasan Alwi, dan Hans
Lapoliwa. Lalu, di tahun 1993 Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
menerbitkan kembali Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi kedua dengan
penyusun tambahan yakni Daliman Edi Subroto, Gorys Keraf, I Gusti Made Sutjaja,
Imam Syafi’ie, J. S. Badudu, Jawasi Naibaho, Maruli Butarbutar, dan Myrna
Laksman. Setelah itu, diterbitkan lagi edisi ketiga dari Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia pada tahun 2003, dan dengan penyusun tambahan yakni Dali S. Naga dan
Mien A. Rifai. Hingga saat ini, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia sudah terbit
dengan edisi keempatnya. Buku ini terbit pada tahun 2017 dengan penyusun
tambahan yakni Sri Satrya Tjatur Wisnu Sasangka dan Sugiyono.
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia, Pedoman Pembentukan Istilah, Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Bahasa Indonesia memiliki sejarah dan fungsi yang
berbeda, Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai landasan dalam
mengatur tentang ejaan yakni memperhatikan penggunaan huruf, penulisan kata, serta
pemakaian tanda baca. Pedoman Pembentukan Istilah berperan dalam mengatur makna
kata atau gabungan kata secara cermat, terdiri atas kata, frasa, simbol grafik, singkatan
inisial, akronim dan notasi yang mewakili satu atau lebih konsep dalam bidang tertentu,
dan selaras dengan kaidah bahasa Indonesia. Pedoman Pembentukan Istilah, Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia berfungsi dalam mengatur penggunaan bahasa. Kamus
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai mengetahui makna atau arti sebuah kata yang
belum diketahui sebelumnya, cara pemenggalaan sebuah kata ataupun suku kata,
mengetahui istilah-istilah penting akan suatu konsep bidang keilmuan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dan perlu adanya pembenahan supaya makalah ini menjadi lebih
baik lagi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna
mengetahui kekurangan dalam penulisan makalah dan dapat diperbaiki ke depannya
11
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, R. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan
Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(4), 12-28.
Kamus. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 28 Februari 2023, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pedoman.
Kamus. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 28 Februari 2023, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ejaan.
Kamus. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 28 Februari 2023, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kamus.
Kamus. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 28 Februari 2023, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/istilah.
Kasdan, J., Baharudin, R., & Shamsuri, A. S. (2020). Covid-19 dalam Korpus Peristilahan
Bahasa Melayu: Analisis Sosioterminologi. GEMA Online Journal of Language
Studies, 20(3), 221-241.
Kurniawan, I. (2019). EYD Ejaan Yang Disempurnakan. Bandung: Nuansa Cendekia.
Repelita, T. (2018). SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA (Ditinjau dari
Prespektif Sejarah Bangsa Indonesia). Jurnal Artefak, 5(1), 45-48.
Setiawati, S. (2016). PENGGUNAAN KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI)
DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAKU DAN TIDAK BAKU PADA
SISWA KELAS IV SD. Jurnal Gramatika -STKIP PGRI Sumatera Barat.
Sudaryanto., & Widodo, P. (2020). The Dynamics of Codification of Indonesian Post-
Publication Republic of Indonesia Government Regulation Number 57 Year 2014.
AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 309-319.
doi.org/10.21009/AKSIS.040206.
Yudhistira. (2021, Oktober 5). Melihat Bernasnya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
Keempat. Pada https://narabahasa.id/resensi-kebahasaan/melihat-bernasnya-tata-
bahasa-baku-bahasa-indonesia-edisi-keempat [Diakses 28 Februari 2023].
12