Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KAJIAN KEBAHASAAN

MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA BIDANG SINTAKSIS


DAN SEMATIK BAHASA INDONESIA PADA PIDATO DAN KARYA ILMIAH

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Panca Dewi Purwati, , M.Pd.

ARIF WIDAGDO, S. Pd., M.

Pd.

Disusun oleh :

1. LUTFIA ALIMUL SAJIDAH (1401420114)

2. EVA KUSUMA WARDANI (1401420141)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

DASAR FAKULTAS ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul "
Mengidentifikasi Kesalahan Berbahasa Indonesia bidang Sintaksis dan Sematik Bahasa
Indonesia" . Makalah ini ditulis dalam rangka memebuhi tugas mata kuliah Kajian Kebahasaan .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini . Semoga apa yang telah
kami usahakan ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukkan yang membangun dari seluruh pihak demi perbaikan ke
depan .

Semarang, 16 Mei 2021

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................................2

Daftar Isi......................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................5

C. Tujuan.................................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6

BAB III........................................................................................................................................................10

PENUTUP...................................................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................................................10

B. Saran.................................................................................................................................................10

Daftar Pustaka...........................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Penentuan atau kriteria
berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan sebagai
berbahasa baku. Kebakuan suatu bahasa sudah kegiatan berbahasa adalah orang yang
menggunakan bahasa tersebut (Setyawati, 2013 : 9).

Kemampuan berbahasa Indonesia tentu saja dapat ditingkatkan terus-menerus melalui


kegiatan belajar dan berlatih menggunakan bahasa Indonesia yang terus-menerus pula. Kita
menggunakan bahasa, baik ragam lisan maupun ragam tulis.Bahasa Indonesia ragam lisan lazim
digunakan dalam percakapan sehari-hari dan dalam diskusi berbagai pertemuan resmi.Bahasa
Indonesia ragam tulis digunakan baik dalam tulisan tidak resmi maupun dalam tulisan resmi.
Kesalahan berbahasa tidak hanya terdapat pada tuturan tetapi juga terdapat pada bahasa tertulis.

Hal ini ditinjau dari ragam bahasa berdasarkan sarana pemakaiannya. Dilihat dari segi
sarana pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibedakan atas ragam lisan dan tulis (Setyawati 2013 :
2). Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, khususnya para siswa.Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk
menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
Kemampuan menulis merupakan ciri orang atau bangsa yang terpelajar (Tarigan,2013: 4).

Kegiatan menulis karya ilmiah merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam
proses belajar mahasiswa di perguruan tinggi. Sebagian besar mata kuliah yang ditempuh oleh
mahasiswa pada tiap-tiap semester, mengharuskan mahasiswa menulis makalah atau tulisan
ilmiah lainnya yang bermuara pada penulisan skripsi sebagai tugas akhir. Menulis merupakan
suatu kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus mempunyai kemampuan dalam
menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Ada berbagai jenis tulisan ilmiah, antara
lain buku, makalah (untuk jurnal, seminar, dan sebagainya), skripsi, tesis, dan disertasi .

Oleh karena itu, keterampilan menulis ilmiah merupakan hal yang harus dikuasai oleh
mahasiswa semua jurusan atau program studi. Namun, pada kenyataannya, masih banyak
ditemukan kesalahan bahasa misalnya kesalahan dalam penerapan ejaan, tanda baca, pilihan kata
(diksi), penyusunan kalimat, dan kepaduan paragraph .

Kesalahan berbahasa mengacu pada penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah
bahasa yang berlaku dalam bahasa itu. Sementara itu, kekeliruan adalah penggunaan bahasa yang
menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu, tetapi tidak dipandang sebagai
suatu pelanggaran berbahasa, misalnya kekeliruan yang terjadi pada anak (siswa) yang sedang
belajar bahasa. Kekeliruan cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan berbahasa karena
sifatnya.tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen (bersifat sementara)
(Nurwicaksono, dan Amelia, 2018:140).

Ada beberapa faktor kemungkinan penyebab timbulnya kesalahan berbahasa yaitu

1) faktor pemakai bahasa,

2) faktor lingkungan,

3) faktor bahasa (kesulitan berbahasa),

4) pengaruh bahasa ibu atau bahasa pertama yang dikuasai terlebih dahulu terhadap bahasa kedua,

5) kekurang pahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya

6) pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kesalahan berbahasa?
2. Apa itu kesalahan berbahasa tataran sintaksis?
3. Apa kesalahan sintaksis berupa frasa ?
4. Apa kesalahan sintaksis berupa kalimat?
5. Apa kesalahan berbahasa tataran semantik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kesalahan berbahasa
2. Untuk mengetahui kesalahan berbahasa tataran sintaksis
3. Untuk mengetahui kesalahan sintaksis berupa frasa
4. Untuk mengetahui kesalahan sintaksis berupa kalimat .
5. Untuk mengetahui kesalahan berbahasa tataran semantik
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian kesalahan berbahasa

Menurut Supriani dan Ida (2016: 70) Kesalahan berbahasa adalah pemakaian suatu bentuk
tuturan dari berbagai unsur kebahasaan meliputi, kata, frasa, klausa, maupun kalimat
yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan. Adapun kaidah kebahasaan
dalam Bahasa Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang disempurnakan dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang digunakan sebagai standar acuan dalam
menentukan suatu bentuk tuturan yang benar atau salah.

Senada dengan pendapat Supriani dan Ida, Johan dan Yusrawati (2017: 242) mengemukakan
bahwa Kesalahan berbahasa secara sederhana dimaknai sebagai penggunaan bahasa, baik
dilakukan secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari kaidah berbahasa.Berdasarkan
kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia
merupakan penggunaan sebuah bahasa baik secara lisan maupun tulis yang meliputi kata,
kalimat, atau paragraf yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditetapkan.

2. Analisis kesalahan berbahasa tataran sintaksis

Analisis kesalahan mendasarkan prosedur kerja kepada data yang aktual dan masalah yang
nyata.Anakes dianggap lebih efisien dan ekonomis dalam penyusunan rencana strategi
pengajaran.Anakes dapat berfungsi sebagai dasar pengkajian prediksi Anakon dan sekaligus
sebagai pelengkap hasil Anakon.

Analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau
guru bahasa yang meliputi: kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi
kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi
kesalahan tersebut, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Setyawati, 2013: 15).

peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan berdasarkan penyebabnya, serta (Tarigan, 2011: 60). Kesalahan
berbahasa dalam tataran frasa sering dijumpai dalam bahasa lisan maupun bahasa
tertulis.Artinya, kesalahan berbahasa dalam bidang frasa ini sering terjadi dalam kegiatan
berbicara maupun kegiatan menulis.

Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis . Sintaksis ialah
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat,
klausa, dan frasa, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan
morfem

Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat,
serta ketidaktepatan pemakaian partikel.Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat
menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika
kalimat.Dalam berbahasa kita mengucapkan kalimat-kalimat untuk menyampaikan pikiran,
perasaan, atau gagasan kita (Marhamah, 2010:143).

Sebab-sebab terjadinya kesalahan sintaksis terbagi menjadi 9 kesalahan di antaranya:

(1) kalimat berstruktur tidak baku,

(2) kalimat ambigu,

(3) kalimat yang tidak jelas,

(4) diksi yang tidak tepat dalam membentuk kalimat,

(5) kontaminasi kalimat,

(6) koherensi,

(7) penggunaan kata mubazr,

(8) kata serapan yang tidak tepat dalam membentuk kalimat, dan

(9) logika kalimat.

Menurut Semi (dalam Kusumaninsih, 2013:72-73) Secara umum tulisan atau wacana dapat
dikembangkan dalam empat bentuk, yaitu :

(1) Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dan

waktu ke waktu,

(2) Eksposisiadalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang
sesuatu,

(3) Deskripsia dalah tulisan yang tujuannya memberikan penjelasan

Contoh Kesalahan Berbahasa dari Tataran Sintaksis.

Kesalahan Ejaan Penulisan Salah Penulisan Benar

Kesalahan Pengunaan (1) “Puji syukur kita (1) “Puji syukur kita
Preposisi Kurang Tepat ucapkan keTuhan Yang ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa” Maha Esa”

(2) “Congratulationsuntuk (2) “Congratulationsuntuk


majalah TOGA, saya majalah TOGA, saya bangga
sangat
Kesalahan pembetukan kata bangga sekali dengan sekali dengan karya anak-
superlatif yang berlebihan karya anak-anak Bidikmisi anak Bidikmisi yang inovatif
yang inovatif dan dan imajinatif.
imajinatif.
(3) “Manfaat dan tujuan
(3) “Manfaat dan tujuan pegembangan Bahasa ini
pegembangan Bahasa ini yaitu, dari segi manfaat
yaitu, dari segi manfaat sangat banyak, khususnya
sangat banyak sekali, pada pegembangan diri dan
khususnya pada juga untuk terjun
pegembangan diri dan juga kemasyarakat
untuk terjun kemasyarakat

3. Kesalahan Sintaksis Berupa Frasa

Faktor penyebab kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa tersebut meliputi penggunaan
preposisi yang tidak tepat, susunan kata yang tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan
atau mubazir,, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, penjamakan yang ganda, dan
penggunaan bentuk resiprokal yang salah .

Contoh Kesalahan Sintaksis pada Frasa

(1)“Puji syukur kita ucapkan keTuhan Yang Maha Esa”

Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa terdapat kesalahan penulisan yaitu “ke”
seharusnya ditulis “kepada”, Pada kalimat di atas, penggunaan preposisi kekurang tepat. Pada
konteks tersebut preposisi ke lebih baik dihilangkan karena hanya menyatakan tempat. Yang
benar yaitu : “Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa”

4. Kesalahan Sintaksis Berupa Kalimat

Faktor penyebab kesalahan penggunaan sintaksis berupa kalimat meliputi : kalimat yang
tidak berpredikat, kalimat buntung , kalimat yang tidak logis, penggunaan kata tanya yang
tidak perlu , urutan yang tidak paralel, penghilangan konjungsi, dan penggunaan konjungsi
yang berlebihan .

Contoh Kesalahan Sintaksis berupa kalimat

(2) “Manfaat dan tujuan pegembangan Bahasa ini yaitu, dari segi manfaat sangat banyak
sekali, khususnya pada pegembangan diri dan juga untuk terjun kemasyarakat”

Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa terdapat kesalahan penulisan yaitu “sangat
banyak sekali” seharusnya ditulis tidak berlebihan seperti “sangat banyak”, Kalimat diatas
merupakan kesalahan pembetukan kata superlatif yang berlebihan. Kalimat yang benar
yaitu :
“Manfaat dan tujuan pegembangan Bahasa ini yaitu, dari segi manfaat sangat banyak,
khususnya pada pegembangan diri dan juga untuk terjun kemasyarakat”

5. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik

Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun
bahasa lisan. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada
penyimpangan makna . Kesalahan berbahasa pada tataran semantik adalah kesalahan yang
berkaitan dengan makna yang kurang tepat. Semantik mengandung pengertian studi tentang
makna dengan anggapan bahwa makna menjadi bagian bahasa, maka semantik merupakan
bagian lingustik.Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dikenal pada tiga makna yaitu
makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual.

Mansoer Pateda mengemukakan bahwa semantik adalah subdisiplin linguistik yang


membicarakan makna. Abdul Chaer berpendapat bahwa semantik adalah ilmu tentang makna
atau tentang arti, yaitu salah satu dari tigabtataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal, dan
semantik).Semantik mengandung pengertian studi tentang makna dengan anggapan bahwa
makna menjadi bagian daribahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik.

Contoh Kesalahan Berbahasa dari Tataran EjaanSemantik.

Kesalahan Ejaan Penulisan Benar Penulisan Salah

Kesalahan Pengunaan (1)“Mata menukik pada (1)“Mata menukik pada


Kalimat Tidak Baku jarum jam yang jarum jam yang
menunjukkan angka 06.45 menunjukkan pukul 06.45
WIB” WIB”

(2)“Daging korban itu akan (2)“Daging kurban itu akan


di bagikan kepada yang di bagikan kepada yang
berhak menerimanya berhak menerimanya

”(3)“Acara pelepasan para ”(3)“Acara penglepasan


wisudawan akan dimulai para wisudawan akan
pukul 08.00” dimulai pukul 08.00”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat,
serta ketidaktepatan pemakaian partikel.Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat
menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat.Dalam
berbahasa kita mengucapkan kalimat-kalimat untuk menyampaikan pikiran, perasaan, atau
gagasan kita (Marhamah, 2010:143).

Faktor penyebab kesalahan penggunaan sintaksis berupa frasa tersebut meliputi penggunaan
preposisi yang tidak tepat, susunan kata yang tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan atau
mubazir,, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, penjamakan yang ganda, dan
penggunaan bentuk resiprokal yang salah .

Faktor penyebab kesalahan penggunaan sintaksis berupa kalimat meliputi : kalimat yang tidak
berpredikat, kalimat buntung , kalimat yang tidak logis, penggunaan kata tanya yang tidak perlu ,
urutan yang tidak paralel, penghilangan konjungsi, dan penggunaan konjungsi yang berlebihan .

Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat berkaitan dengan bahasa tulis maupun bahasa
lisan. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini penekanannya pada penyimpangan makna
. Kesalahan berbahasa pada tataran semantik adalah kesalahan yang berkaitan dengan makna
yang kurang tepat.

B. Saran
Tentunya kami sudah menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah diatas masih ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .
Daftar Pustaka
Isna Zumrotus Solikhah1, Nadia Mawar Janah,Miftahul Sidikfile ,
2020 :///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/2896-7069-1-SM.pdf diakses pada 16 Mei
2021

Kusuma Wardani , 2016 , file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/artikel


%20publikasi.pdf Diakses pada 16 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai