Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BACAAN

REORIENTASI ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa

Dosen Pengampu: Dr. Afnita, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2:

Aura Afriananda (22016013)


Mai Yendri Yuldi Fora (22016125)
Ulfa Dwi Putri (22016158)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNVERSITAS NEGERI PADANG
2024
REORIENTASI ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

A. Pendahuluan

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh
para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan
yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu
berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan
itu”(Ellis,1986).

Kesalahan berbahasa seringkali terjadi oleh pengguna Bahasa Indonesia, baik secara tertulis
maupun secara lisan yang menyimpang dari kaidah kebahasaan dan faktor komunikasi yang
digunakan (Tarigan, 2011:123). Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia membuktikan bahwa
kesalahan berbahasa belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu,terbiasa
menggunakan bahasa tidak baku juga menjadi faktor kesalahan berbahasa, seperti saat menulis.
Siswa yang tidak terbiasa menggunakan bahasa baku akan mengalami kesulitan dalam pemilihan
kosa kata.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, mewajibkan siswa mampu mengembangkan


keterampilan menulis, berbicara, membaca, dan menyimak karena keterampilan tersebut dapat
meningkatkan perkembangan kosa kata yang dimiliki siswa (Tarigan, 2011:85). Keterampilan
menulis dapat dikatakan sangat penting dalam bidang pendidikan karena siswa dapat berfikir
secara kritis dan berekspresi melalui sebuah tulisan. Kurangnya minat siswa dalam menulis dapat
menyulitkan perkembangan keterampilan menulis siswa, hingga mengalami kesalahan kaidah
kebahasaan.

Suatu tulisan yang sudah sempurna dalam segi isi belum tentu dapat dikatakan tulisan yang
baik, apabila penulis tidak memperhatikan kesalahan ejaan, kata, dan kalimat. Kesalahan ini akan
menimbulkan ketidakefektifan dan kerancuan pada makna kalimat, serta pembaca sulit memahami
isi tulisan. Adanya analisis kesalahan berbahasa dapat memperoleh simpulan mengenai proses
belajar bahasa sesuai kemampuan siswa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu memilih
korpus data, mengenali kesalahan korpus, mengklasifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan
mengevaluasi kesalahan (Tarigan, 2011:126-152).
B. Pembahasan

Reorientasi Analisis Kesalahan Berbahasa dan Perbedaan Antara Kesalahan

Reorientasi analisis kesalahan berbahasa adalah proses untuk meninjau dan


memperbaiki kesalahan dalam berkomunikasi secara verbal atau tertulis. Ini melibatkan
pemahaman ulang aturan tata bahasa, struktur kalimat, penggunaan kosakata, dan
konteks komunikasi untukmeningkatkan kemampuan berbahasa.

Analisis kesalahan berbahasa berkaitan erat dengan proses belajar dan mengajar
bahasa. Terjadinya kesalahan berbahasa dikalangan siswa yang sedang belajar bahasa,
terutama belajar bahasa kedua, merupakan fenomena yang mendorong para ahli
pengajaran bahasa untuk mempelajari kesalahan berbahasa. Dari studi tentang kesalahan
berbahasa dapat diketahui bahwa proses terjadinya kesalahan berbahasa berhubungan
erat dengan proses belajar bahasa. Kesalahan berbahasa merupakan gejala yang inherent
(suatu yang tidak bisa lepas) dengan proses belajar bahasa. Oleh karena itu, untuk
memahami proses terjadinya kesalahan berbahasa, terutama di kalangan siswa yang
sedang belajar bahasa, diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep belajar bahasa.

Melalui kesalahan analisis berbahasa, kami dapat menjelaskan penggunaan bahasa


Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia
yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah
bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan.
Kesalahan pengucapan adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai satuan
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah
bahasa Indonesia baku, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari
sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Reorientasi anakes pada bagian ini diadakan reorientasi, pengkajian kembali


terhadapanakes, khususnya mengenai butir-butir berikut:
1) Pengertian kesalahan

Dahulu kesalahan itu dipandang dari kacamata guru, yang mengukur


penampilan siswa dengan norma bahasa yang dipelajari, maka kini hal itu dipandang
dari kesamaan strategi yang digunakan anak-anak atau bagi pelajar bahasa ibunya dan
cara siswa mempelajari B2.

Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar mengajar


namun kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam suatu proses belajar
mengajar mengindikasikan bahwa tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara
maksimal. Semakin sering kesalahan berbahasa itu terjadi, maka semakin sedikit
tujuan pengajaran yang dicapai. Menurut Ellis, analisis kesalahan adalah suatu
prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang
meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam
sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan
berdasarkanpenyebabnya, serta penilaian taraf keseriusan kesalahan.

Tarigan mengatakan kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau


komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih)
dariperformasi bahasa orang dewasa.Suwandi menjelaskan bahwa kesalahan
berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak bahasa, baik secara
lisan maupun tertulis. Sedangkan, Setyawati menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa
adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
faktor-faktor penentu berkomunikasi, norma kemasyarakatan, dan kaidah tata bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa
yang benar dan keluar dari faktor-faktor penentu berkomunikasi bukanlah berbahasa
yang Indonesia yang baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah tata
bahasa Indonesia bukan berbahasa yang benar dan tidak dibenarkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kesalahan berbahasa


adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa. Untuk lebih
memahami kesalahan berbahasa, pengguna bahasa juga perlu memahami apa itu
kekeliruan. Kesalahan dan kekeliruan adalah dua kata yang berbeda. Kesalahan
disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan dapat berlangsung lama apabila tidak
segera diperbaiki. Sedangkan kekeliruan disebabkan oleh faktor performasi.
Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam
melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, tekanan kalimat.

2) Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kata kesalahan dan kekeliruan


sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai makna yang kurang-
lebih sama. Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran
bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada
umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat
sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata,
tekanan kata, atau kalimat dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat
terjadi pada setiap tataran linguistik.
Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh para siswa sendiri bila yang
bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Sebaliknya,
kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya siswa memang belum
memahami sistem linguistik yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara
konsisten, jadi secara sistematis, kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak
diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru, misalnya melalui pengajaran
remedial,latikan, praktik, dan sebagainya. Sering dikatakan bahwa kesalahan
merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang
dipelajarinya.

Berdasarkan pendapaat di atas dapat disimpulkan bahwa, kesalahan berbahasa


tidak sama dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya memang merupakan pemakaian
bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis
karena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Sedangkan
kekeliruan berbahasa terjadi tidak secara sistematis, bukan terjadi karena elum
dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan
merealisasikan sistem kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai. Kekeliruan pada
umumnya disebabkan oleh performasi. Keteratasan dalam mengingat sesuatu atau
kelupaan yang menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata atau
kalimat. Jadi kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada berbagai tataran
linguistik.

3) Tujuan Anakes

Menganalisis kesalahan yang dibuat oleh para siswa jelas memberikan manfaat
tertentu, karena pemahaman terhadap kesalahan itu merupakan umpanbalik yang
sangat berharga bagi pengevaluasian dan perencanaan penyusunan materi dan strategi
pengajaran di kelas. Analisis kesalahan bertujuan untuk:

 Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks,
misalnyaurutan mudah-sukar.

 Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir
bahan yang diajarkan.

 Merencanakan latihan dan pengajaran remedial.

 Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.

Sebelum mulai kembali minat terhadap anakes dapat dikatakan bahwa tujuan
anakes bersifat aplikatif, yakni memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa
para siswa. Tujuan tersebut ternyata mengabaikan hal yang penting, yakni
penyusunan atau pengembangan teori penjelasan mengenai performansi siswa.
Padahal, tujuan anakes tidak hanya bersifat aplikatif tetapi juga bersifat teoretis. Para
pakar sependapat bahwa tujuan anakes yang bersifat aplikatif kurang memadai .
tujuan ini memang cocok dengan konsep yang memandang pengajaran bahasa dari
sudut pandang guru. Kini pengajaran bahasa juga harus dilihat dari sudut pandang
siswa.Dengan perkataan lain, orientasi tujuan anakes menghasilkan rumusan bahwa
tujuan anakes haruslah meliputi, tujuan yang bersifat teoretis dan tujuan yang bersifat
aplikatif. Singkatnyatujuan anakes bersifat teoretis aplikatif.

Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan tujuan di atas bahwa tujuan analisis


kebahasaan memberikan manfaat bagi siswa, tujuan analisis kesalahan tidak hanya
bersifat aplikatif tetapi juga bersifat teoritis. Analisis kesalahan berbahasa tujuannya
untuk memberikan informasi kepada guru atau pengajar bahasa mengenai kekurangan
dalam proses pembelajaran siswa yang sudah ada serta dapat mengetahui aspek-aspek
kebahasaan yang belum dikuasai siswa dalam menganalisis. Kesalahan merupakan
salah satu bagian yang penting dari analisis kesalahan itu sendiri. Hal ini bertujuan
agar proses analisis tersusun secara sistematis dan terarah.

4) Data dan metode anakes

Data dan metode analisis kesalahan berbahasa melibatkan pengumpulan data


teks,identifikasi kesalahan linguistik, dan penerapan metode analisis linguistik.
Pemahaman aturan tata bahasa,sintaksis, dan semantik diperlukan untuk
mengidentifikasi kesalahan dengan akurat. Metode analisis dapat mencakup
pembuatan daftar kesalahan, kategorisasi jenis kesalahan, dan pengembangan
rekomendasi perbaikan.Sumber data Anakes yang paling cocok adalah kesalahan, baik
kesalahan yang jelas teramati maupun kesalahan yang tidak jelas atau tersembunyi.
Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa kekeliruan tidak fungsional bagi pengajaran
bahasa.

C. Penutup

Dari reorientasi anakes ini kita dapat mengulas kembali mengenai pengertian
kesalahan,dan mengkaji kembali terhadap anakes. Kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari norma
kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa. Untuk lebih memahami
kesalahan berbahasa, pengguna bahasa juga perlu memahami apa itu kekeliruan.
Kesalahan dan kekeliruan adalah dua kata yang berbeda.Kesalahan disebabkan oleh
faktor kompetensi. Kesalahan dapat berlangsung lama apabila tidak segera diperbaiki.
Sedangkan kekeliruan disebabkan oleh faktor performasi. Keterbatasan dalam mengingat
sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa,
kata,urutan kata, tekanan kata, tekanan kalimat dan sebagainya. Kekeliruan bersifat acak,
artinya dapat terjadi pada tataran linguistik.

Keliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performasi. Keterbatasan dalam


mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan keliruan dalam melafalkan bunyi bahasa,
kata,urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kesalahan disebabkan oleh
faktor kompetensi. Artinya, siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa
yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, jadi secara sistematis.
Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA

Pateda, M. (1989). Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.

Tarigan, Djago dan Sulistyaningsih, Lilis Siti. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen.
Tricahyo, Agus. (2021). Analisis Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa. Ponogoro: CV. Nata
Karya.
Jauharoti. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surabaya.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.Surakarta:
Yuma Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai