A. Pendahuluan
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh
para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan
yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu
berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan
itu”(Ellis,1986).
Kesalahan berbahasa seringkali terjadi oleh pengguna Bahasa Indonesia, baik secara tertulis
maupun secara lisan yang menyimpang dari kaidah kebahasaan dan faktor komunikasi yang
digunakan (Tarigan, 2011:123). Proses belajar mengajar Bahasa Indonesia membuktikan bahwa
kesalahan berbahasa belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu,terbiasa
menggunakan bahasa tidak baku juga menjadi faktor kesalahan berbahasa, seperti saat menulis.
Siswa yang tidak terbiasa menggunakan bahasa baku akan mengalami kesulitan dalam pemilihan
kosa kata.
Suatu tulisan yang sudah sempurna dalam segi isi belum tentu dapat dikatakan tulisan yang
baik, apabila penulis tidak memperhatikan kesalahan ejaan, kata, dan kalimat. Kesalahan ini akan
menimbulkan ketidakefektifan dan kerancuan pada makna kalimat, serta pembaca sulit memahami
isi tulisan. Adanya analisis kesalahan berbahasa dapat memperoleh simpulan mengenai proses
belajar bahasa sesuai kemampuan siswa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu memilih
korpus data, mengenali kesalahan korpus, mengklasifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan
mengevaluasi kesalahan (Tarigan, 2011:126-152).
B. Pembahasan
Analisis kesalahan berbahasa berkaitan erat dengan proses belajar dan mengajar
bahasa. Terjadinya kesalahan berbahasa dikalangan siswa yang sedang belajar bahasa,
terutama belajar bahasa kedua, merupakan fenomena yang mendorong para ahli
pengajaran bahasa untuk mempelajari kesalahan berbahasa. Dari studi tentang kesalahan
berbahasa dapat diketahui bahwa proses terjadinya kesalahan berbahasa berhubungan
erat dengan proses belajar bahasa. Kesalahan berbahasa merupakan gejala yang inherent
(suatu yang tidak bisa lepas) dengan proses belajar bahasa. Oleh karena itu, untuk
memahami proses terjadinya kesalahan berbahasa, terutama di kalangan siswa yang
sedang belajar bahasa, diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep belajar bahasa.
3) Tujuan Anakes
Menganalisis kesalahan yang dibuat oleh para siswa jelas memberikan manfaat
tertentu, karena pemahaman terhadap kesalahan itu merupakan umpanbalik yang
sangat berharga bagi pengevaluasian dan perencanaan penyusunan materi dan strategi
pengajaran di kelas. Analisis kesalahan bertujuan untuk:
Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks,
misalnyaurutan mudah-sukar.
Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir
bahan yang diajarkan.
Sebelum mulai kembali minat terhadap anakes dapat dikatakan bahwa tujuan
anakes bersifat aplikatif, yakni memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa
para siswa. Tujuan tersebut ternyata mengabaikan hal yang penting, yakni
penyusunan atau pengembangan teori penjelasan mengenai performansi siswa.
Padahal, tujuan anakes tidak hanya bersifat aplikatif tetapi juga bersifat teoretis. Para
pakar sependapat bahwa tujuan anakes yang bersifat aplikatif kurang memadai .
tujuan ini memang cocok dengan konsep yang memandang pengajaran bahasa dari
sudut pandang guru. Kini pengajaran bahasa juga harus dilihat dari sudut pandang
siswa.Dengan perkataan lain, orientasi tujuan anakes menghasilkan rumusan bahwa
tujuan anakes haruslah meliputi, tujuan yang bersifat teoretis dan tujuan yang bersifat
aplikatif. Singkatnyatujuan anakes bersifat teoretis aplikatif.
C. Penutup
Dari reorientasi anakes ini kita dapat mengulas kembali mengenai pengertian
kesalahan,dan mengkaji kembali terhadap anakes. Kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari norma
kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa. Untuk lebih memahami
kesalahan berbahasa, pengguna bahasa juga perlu memahami apa itu kekeliruan.
Kesalahan dan kekeliruan adalah dua kata yang berbeda.Kesalahan disebabkan oleh
faktor kompetensi. Kesalahan dapat berlangsung lama apabila tidak segera diperbaiki.
Sedangkan kekeliruan disebabkan oleh faktor performasi. Keterbatasan dalam mengingat
sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa,
kata,urutan kata, tekanan kata, tekanan kalimat dan sebagainya. Kekeliruan bersifat acak,
artinya dapat terjadi pada tataran linguistik.
Tarigan, Djago dan Sulistyaningsih, Lilis Siti. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen.
Tricahyo, Agus. (2021). Analisis Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa. Ponogoro: CV. Nata
Karya.
Jauharoti. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surabaya.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.Surakarta:
Yuma Pressindo.