Anda di halaman 1dari 5

Fungsi, tujuan, manfaat, dan cakupan ANAKES

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah Analisis Kesalahan
Berbahasa Diampu oleh Ai Siti Nurjamilah M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1
Mila Karmilawati 202121050
Fitria Karina 202121064
Muhammad Rizky Noviana 202121068
Firda Willy Nurul Qalby 202121079

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
Analisis Kesalahan Berbahasa

Ellis dalam Tarigan dan Tarigan (2011:60) mengemukakan bahwa


analisiskesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang meliputi
pengumpulansampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel,
penjelasankesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan berdasarkan penyebabnya,
serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan tersebut. Sementara itu,
Kridalaksana (1982:11) mengungkapkan bahwa analisiskesalahan berbahasa adalah
teknik untuk mengukur kemajuan belajar dengan mencatat dan mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang ataukelompok. Di lain pihak, dengan lebih
lengkap

Pateda (1989:32) berpendapat bahwaanalisis kesalahan berbahasa adalah suatu


teknik untuk mengidentifikasi,mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara
sistematis kesalahan-kesalahan bahasa yang dibuat oleh si terdidik yang sedang belajar
bahasa keduayang menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan
linguistik

Berdasarkan pendapat-pendapat yang disampaikan oleh para ahli


dapatdisimpulkan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur
sistematisyang dilakukan untuk mengkaji, mengidentifikasi,
mengklasifikasi,menginterpretasi, sekaligus mengevaluasi kesalahan-kesalahan
berbahasa yangdilakukan oleh anak

A. Fungsi Analisis Kesalahan Berbahasa


B. Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam


pembelajaran bahasa. Analisis kesalahan dilakukan untuk mengetahui
penyimpangan apa yang terjadi pada pembelajar bahasa dan berdasarkan temuan
tersebut dicari suatu solusi agar penyimpangan tersebut tidak memfosil pada
pembelajar bahasa Chou, 2001.

1) Tujuan Analisis Kesalahan Tujuan daripada analisis kesalahan


dikemukakan oleh Tarigan 2011:64 sebagai suatu cara dalam
mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak
perbaikan pengajaran bahasa yang diharapkan dapat mengurangi
atau mencegah kesalahan dalam berbahasa. Dalam hal ini analisis
kesalahan juga berperan untuk menjelaskan serta menggambarkan
sistem linguistik bahasa siswa dan membandingkan dengan bahasa
kedua atau bahasa target yang dipelajari. Menurut Tarigan 2011:69,
tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif dan teoretis. Tujuan
aplikatif artinya mengurangi dan memperbaiki kesalahan berbagai
siswa, sedangkan dari segi tujuan teoretis adalah mengharapkan
pemerolehan bahasa siswa yang pada gilirannya dapat memberikan
pemahaman ke arah proses pemerolehan bahasa secara umum.
2) Manfaat Analisis Kesalahan Manfaat yang dapat diperoleh daripada
analisis kesalahan juga dipaparkan oleh Tarigan 2011 sebagai
berikut ini:
a. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam
kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sukar.
b. Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan, dan
latihan berbagai butir bahan yang diajarkan.
c. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial.
d. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.

C. Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan (acquisition) berarti proses penguasaan bahasa yang


dilakukan oleh anak secara natural pada waktu ia belajar bahasa ibunya (native
language). Istilah ini berbeda dengan pembelajaran (learning), yakni proses yang
dilakukan dalam tataran yang formal (belajar di kelas dan diajar oleh seorang
guru). Dengan demikian, proses dari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya
adalah pemerolehan, sedangkan proses dari orang (umumnya dewasa) yang
belajar di kelas adalah pembelajaran (Dardjowidjojo 2010).

Bawaan bahasa (language faculty) bukanlah materi bahasa yang siap


diujarkan, melainkan suatu potensi yang memerlukan pengorganisasian dengan
sebuah alat yang disebutnya language acquisition devise (LAD). Alat ini
diyakini dimiliki oleh setiap anak normal dan berfungsi hampir sama pada tahap
pemerolehan bahasa tingkat permulaan. Alat ini sangat efektif dalam proses
pemerolehan tetapi kurang efektif dalam pembelajaran formal.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa


pemerolehan bahasa (language acquisition) merupakan proses ketika anak
memperoleh bahasa pertamanya, sedangkan pembelajaran bahasa (language
learning) merupakan proses ketika anak memperoleh bahasa kedua. Umumnya
manusia dapat mempersepsi dan kemudian memahami ujaran orang lain. Hal ini
merupakan unsur pertama yang harus dikuasai manusia dalam berbahasa.
Manusia hanya dapat memproduksi ujaran apabila dia mengetahui aturan-aturan
yang harus diikuti, yang dia peroleh sejak kecil. Pemerolehan bahasa pada umur
dewasa memunculkan wujud bahasa yang berbeda daripada pemerolehan bahasa
sejak anak masih kecil berkaitan erat dengan struktur serta organisasi otak
manusia

1. Pembelajaran Bahasa
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh
karena itu pembelajaran Bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa yang baik secara lisan maupun
tertulis (Depdikbud,1995:9)

Dalam pembelajaran bahasa di sekolah, guru tidak perlu memberikan


tema-tema yang spesifik karena anak-anak belajar bahasa seperti mencari
teman belajartentang lingkungannya dan lingkungan keluarga sendiri.
Routman menyatakan bahwaketerpaduan sudah terkandung dalam
pembelajaran whole language (Routman,1991:276). Keterpaduan bahasa
adalah suatu pendekatan belajar dan cara berpikiryang menghargai
keterhubungan dari proses bahasa itu seperti membaca, menulis, berbicara,
dan mendengarkan sebagai keterpaduan pembelajaran yang berarti
dalamsegala bidang studi. Keterpaduan merupakan pendekatan dalam belajar
dan cara berpikir yang memandang proses berbahasa sebagai bagian integral
dalam belajar di bidang apapun. Ini berarti bahwa khususnya di SD bahasa
tidak dipelajari sebagaimata pelajaran seperti sains, misalnya, melainkan
terpadu dalam penggunaannyauntuk mempelajari apapun. Aspek-aspek
keterampilan berbahasa dikembangkansecara langsung melalui kegiatan
belajar dalam semua bidang. Agar dapat terjadiketerpaduan dalam
pembelajaran dapat menggunakan unit tematik. Hal ini menjadisarana
keterpaduan di samping memberikan makna bagi anak.Pembelajaran bahasa
di gunakan untuk mengacu pada penguasaan bahasa-kedua, baik yang di
lakukan secara formal maupun informal. Ada dua tipe pembelajaran yaitu :

1) Tipe Naturalistik
Bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa kesengajaan.Pembelajaran
berlangsung di dalam kehidupan bermasyarakat.
2) Tipe Formal
Berlangsung di dalam kelas dengan guru, materi dan alat-alat
bantu belajar yang sudah di persiapkan.

2. Kesalahan Berbahasa

Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam.


Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpang yang dilakuan oleh
seseorang secara sistematis dan konsisten. Menurut Djargo Tarigan
(1997:29) kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa secara lisan
maupun tulisan yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi
dan kaidah Bahasa.

Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar


mengajar. Artinya,kesalahan bahasa merupakan bagian yang integral dari
pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa yang bersifat formal maupun
informal. Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap unsur bahasa,
seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karenanya, kesalahan berbahasa
bisa diklasifikasikan berdasarkan tataran linguistik seperti fonologi,
morfologi,kelompok kata, frasa, klausa, kalimat wacana, dan semantik.
(Muhammad Nasir/20076011041). Dalam pengajaran bahasa, dikenal dua
istilah, kesalahan (error ) dan kekeliruan (mistake)

1) Kesalahan (error)
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar
kaidah atauaturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi
akibat penutur sudahmemiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda
dari tata bahasa yang lainsehingga berdampak pada kekurangsempurnaan
atau ketidakmampuan penutur.Hal tersebut berimplikasi terhadap
penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur
menggunakan kaidah bahasa yang salah.
2) Kekeliruan (Mistake)
Kekeliruan adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat
dalammemilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan
ini mengacukepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan
kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan
bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak
benar.

Gambaran perbandingan untuk membedakan karakteristik


kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake), disederhanakan oleh Tarigan
(1997) dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa

Kategori Sudut Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa


Pandang
Sumber Koompetensi Performasi
Sifat Sistematis, berlaku umum Acak, tidak sistematis,
individual
Durasi Permanen Temporer/sementara
Sistem linguistic Sudah dikuasai Belum dikuasai
Produk Penyimpangan kaidah Penyimpangan kaidah
bahasa berbahasa
Solusi Dibantu oleh guru melalui Diri sendiri (siswa): mawas
latihan pengajar remidial diri, pemusatan perhatian

Anda mungkin juga menyukai