Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

DOSEN PENGAMPU
MUHAMMAD FADELY,M.PD

DISUSUN OLEH:
SEPTIANA NURWENDA
MIEN SUGANDHI MANURUNG
MUHAMMAD ALDIANSYAH

KELOMPOK: 7(TUJUH)

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG


FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.


Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA dengan
baik. Tak lupa kami juga berterimakasih kepada Bapak Muhammad Fadely,M.Pd sebahai
Dosen Pengampu kami dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sudah memberi tugas
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca, pendengar dan penulis. Jika
terdapat kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf. Dan harapannya semoga
kedepan kami dapat membuat makalah dengan baik.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Balunijuk, 31 Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..………………………………..
A. Latar Belakang…………………………………………..……………………….….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………
A. Pengertian Kesalahan Berbahasa
B. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
C. Kategori Kesalahan Berbahasa
D. Sumber Kesalahan Bahasa
E. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
F. Metode Kesalahan Berbahasa
BAB III PENUTUP…
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB. I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu cara untuk membantu manusia utuk menjalin komusikasi
dengan lancar antar sesama. Seperti halnya di Indonesia sendiri, Indonesia memiliki banyak bahasa
yang digunakan untuk bebicara dengan orang lain. Setiap suku memiliki bahasa yang berbeda. Dan
Indonesia memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesi.

Untuk menyampaikan berita, pesan, ide, dan pikiran dibutuhkan bahasa yang singkat dan
jelas sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh pendengar atau pembaca. Namun dalam
penyampaikan tersebut, tetaplah menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan
aturan berbahasa. atau sesuai dengan situasi yang sedang berlansung. Jika dalam situasi yang resmi
gunakanlah Bahasa yang baik dan benar.

Apakah penggunaan Bahasa Indonesia saat ini masih belum baik dan benar? ANALISI
KESALAHAN BERBAHASA adalah salah satu yang benar untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA, kita dapat menjelaskan penggunaan Bahasa yang baik
dan benar atau sesuai dengan eyd. Karena Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa Indonesia
yang memenuhi syarat-syarat penggunaan Bahasa. Bagaimana cara kita menganalisis Bahasa yang
baik dan benar itu? Hal itulah yang akan dibahas dalam makalah ini.

I.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kesalahan Berbahasa?
2. Bagaimana Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
3. Apa saja kategori Kesalahan Berbahasa?
4. Apa saja sumber kesalahan berbahasa?
5. Apa tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa?
6. Apa metode Analisis Kesalahan Berbahasa?
I.3. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang pengertian Kesalahan Berbahasa
2. Menjelaskan tentang Bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Menjelaskan tentang kategori Kesalahan Berbahasa
4. Menjelaskan tentang sumber kesalahan berbahasa
5. Menjelaskan tentang apa tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
6. Menjelaskan tentang apa metode Kesalahan Berbahasa
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesalahan Berbahasa


Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti
atau guru bahasa, yang meliputi : kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi
kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi
kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu.
Pengertian kesalahan berbahasa menurut beberapa ahli:
a. Pranomo (1996)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teori yang dipergunakan untuk
menganalisis bahasa antara (interlanguage) pembelajar bahasa. Lebih lanjut
Pranomo memaparkan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan usaha
untuk membantu tercapainya tujuan belajar Bahasa.
b.   Ellis (1987)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh
para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar,
pengenalan kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-
sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya.
c. Crystal (1989)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-
kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing
dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan imu
linguistik.
d. Indihadi (tanpa tahun)
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menjawab pertanyaan apakah penggunaan suatu bahasa sudah baik dan
benar atau belum.
e. Tarigan dan Sulistyaningsih (1997)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa
digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan
sampel kesehatan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel,
menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan
mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu
Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian kesalahan berbahasa yang telah
disebutkan di atas, dapatlah dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia
adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata,
kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta
pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang
telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
B. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
 Bahasa Indonesia yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah Bahasa yang digunakan sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku atau tergantung situasi dan kondisi. Misalnya dalam
situasi santai dan akrab seperti halnya di warung kopi atau di pasar. Sementara
penggunaan Bahasa yang baik hendaklah digunakan saat situasi yang resmi. Seperti
halnya rapat, dalam Lembaga resmi atau dalam tempat-tempat yang resmi.
 Bahasa Indonesia yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai
dengan kaidah-kaidah dan aturan Bahasa Indonesia yang berlaku.
 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.

C. Kategori Kesalahan Berbahasa


Kesalahan Bahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) Bahasa pertama terhadap
Bahasa kedua. Kesalahan Bahasa paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah Bahasa. Hal
itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) Bahasa pertama dengan Bahasa kedua. Dalam
pengajar Bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: kurikulum,
guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajar Bahasa yang kurang tepat.

Taksonomi kesalahan berbahasa itu menurut Nurhadi(1990), dibedakan sebagai berikut:


1. Taksonomi kategori linguistik, yakni membedakan kesalahan berdasarkan komponen
Bahasa dan konsisten Bahasa.
 Berdasarkan komponen Bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi:
a. Kesalahan tataran fonologi;
b. Kesalahan tataran morfologi;
c. Kesalahan tataran semantik dan kata;
d. Kesalahan tataran wacana;
 Berdasarkan konsisten Bahasa, kesalahan terjadi pada tataran penggunaan
unsur-unsur Bahasa ketika digunakan dengan unsur Bahasa lain dalam satu
Bahasa.
2. Taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan
Bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran Bahasa kedua.
Dalam kategori strategi performasi tataran kesalahan Bahasa dapat dibedakan
menjadi 2(dua), yaitu:
a. Penanggalan(omission), penutur Bahasa menanggalkan satu atau lebih
unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frasa atau kalimat.
b. Penambahan(addition), penutur Bahasa menambahkan satu atau lebih
unsur-unsur Bahasa yabg tidak di perlukan dalam suatu frasa atau kalimat.
c. Kesalahan bentuk(misfromation), penutur membentuk suatu frasa atau
kalimat yang tidak sesuai kaidah Bahasa itu.
d. Kesalahan urutan(misordering), penutur menyusun atau mengurutkan
unsur-unsur Bahasa dalam suatu konstruksi frasa atau kalimat diluar
kaidah Bahasa itu.
3. Taksonomi kategori efek komunikasi, kesalahan Bahasa dapat dibedakan menjadi
2(dua), yaitu:
a. Kesalahan local adalah kesalahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan
(dihilangkan) salah satu unsurnya. Sehingga proses komunikasipun
terganggu. Misalnya: penutur menggunakan kalimat atau tuturan janggal
atau nyeleneh saat berkomunikasi.
b. Kesalahan Bahasa global adalah tataran kesalahan Bahasa yang
menyebabkan seluruh tuturan atau isi yang dipesankan dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, menjadi tidak dapat dipahami.
D. Sumber Kesalahan Bahasa
Sumber kesalahan itu adalah ketika seseorang tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar terutama dalam lingkungan yang resmi seperti sekolah, kantor, tempat ibadah
dan tempat-tempat resmi lainnya. Penyimpangan Bahasa yang diukur berada pada tataran
(wilayah) fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan factor-
faktor penentu dalam komunikasi.

1. Analisis Kesalahan Fonologi


Fonologi merupakan suatu cabang dalam ilmu Bahasa yang membahas bunyi Bahasa
yang digunakan dalam proses berkomunikasi dengan orang lain. Bunyi Bahasa yang
digunakan meliputi bunyi vocal seperti: a, I, u, e, o, dan bunyi konsonan seperti: k, l, m , dan
sebagainya, dan buny diftong seperti: au, o dan ai.
Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem,
penghilangan fonem, penambahan fonem dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi
tunggal atau fonem tunggal. Kesalahan-kesalahan berbahasa dalam bidang fonem yaitu
sebagai berikut:
Pelafalan fonem /n/ diubah menjadi /ng/
Kata yang berakhir fonem /n/ seperti makan, lafal bakunya /makan/. Namun karena
faktor Bahasa daerah yang tidak mengenal fonem /n/ pada akhir kata sehingga
kadang-kadang kata makan dilafalkan kata makang.
Contoh yang lain adalah:
Ikan dilafalkan /ikan/ semestinya /ikan/
Taman dilafalkan /tamang/ semestinya /taman/
Pelafalan fonem /t/ pada akhir kata diubah menjadi /’/
Kata-kata yang berakhir fonem /t/ seperti pada kata tepat, lafal bakunya adalah
/tepat/. Namun karena faktor pengaruh Bahasa daerah yang tidak mengenal
fonem /t/ pada akhir kata, yang ada adalah fonem/’/ sehingga kadang-kadang kata
tepat dilafalkan /tepa’/.
Contoh yang lain adalah:
Cepat dilafalkan /cepa’/ semestinya /cepat/
Hormat dilafalkan /horma’/ semestinya /hormat/
Pelafalan fonem /e/ diubah menjadi /E/
Kata yang bersifat fonem /e/ (e=enam) seperti pada kata senter, lafal bakunya
adalah sEnter (E=ekor). Namun karena faktor pengaruh Bahasa daerah(Bugis) yang
biasa menyebut kata /sEntErE/, maka kata senter dilafalkan /sEntEr/.
Contoh yang lain adalah:
Kalender dilafalkan /kalEndEr/ semestinya /kalender/
Liter dilafalkan /litEr/ semestinya /liter/
Pelafalan fonem /g/ diubah menjadi /h/ atau /ji/
Kata geologi seharusnya dilafalkan /geologi/ bukan /geolohi/ atau /geoloji/.
Kesalahan pelafalan /g/ pada kata geologi tersebut, bias kita jumpai dalam proses
komunikasi situasi resmi.
Contoh yang lain adalah:
Santa dilafalkan /santEi/santE/ semestinya /santai/
Pantai dilafalkan /pantEi/pantE/ semestinya /pantai/
Pelafalan fonem /h/ dihilangkan //
Fonem /h/ pada kata hilang seharusnya dilafalkan /h/ atau tidak dihilangkan.
Penghilangan fonem hilang menjadi /ilang/.
Contoh yang lain adalah:
Hijau dilafalkan /ijau/ semestinya /hijau/
Pahit dilafalkan /pait/ semestinya /pahit/
Penambahan fonem /h/ pada awal atau akhir kata
Pelafalan kata andal seharusnya tidak ditambah /h/. Penambahan pelafalan /h/
seperti pada kata andal, didepan atau pada akhir kata, biasa juga dijumpai pada
proses komunikasi resmi.
Contoh yang lain adalah:
Imbau dilafalkan /himbau/ semestinya /imbau/
Silakan dilafalkan /silahkan/ semestinya /silakan/

2. Analisis Kesalahan Morfologi


Morfologi merupakan ilmu Bahasa yang membicarakan morfem dan bagaimana morfem
itu dibentuk menjadi sebuah kata. Morfem terbagi atas tiga macam yaitu:
 Morfem bebas seperti; makan, minum, dan lain-lain.
 Morfem terikat seperti; ber-ber, -kan, dan lain sebagainya.
 Morfem unik seperti; juang, tawa dan sebagainya.

Kaitanya dalam analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morflogi adalah:

 Kesalahan Bidang Afiksasi(pengimbuhan)


Kesalahan berbahasa dalam bidang Afiksasi antara lain, yaitu:
1) Afik yang luluh, tidak diluluhkan
Kaidah afiksasi awalan men-, meny-, meng-, dan mem-, misalnya men-dapat kata
dasarnya adalah dapat, dan lain sebagainya.
2) Afiks yang tidak luluh, diluluhkan
Afiks tidak luluh misalnya: mentransmigrasikan, memerotes, dan lain-lain.
3) Morf men- disingkat n
Bentuk narik merupakan salah satu contoh kata dasar dari sekian kata dasar
yang nonbaku. Dalam proses komunikasi seringkali menggunakan kata narik
padahal seharusnya menarik.
4) Morf menge- disingkat nge-
Kata dasar seperti nge-bom bukanlah kata yang baku, seharusnya adalah
mengebom. Contoh lain adalah: nelap, ngecet, dan lain-lain.
 Kesalahan Morfologi Segi Proses Pemajemukan
a) Kata majemuk yang seharusnya disatukan tetapi dipisahkan
Kata majemuk yang ditulis terpisah seperti pasca panen, ekstra kurikuler, adalah
kata majemuk yang nonbaku. Kata tersebut yang seharusnya ditulis seperti
pascapanen dan ekstrakurikuler. Contohnya adalah:
Anti karat seharusnya antikarat
Para medis seharusnya paramedic
b) Kata majemuk yang seharusnya dipisahkan tetapi disatukan
Kata majemuk yang ditulis serangkai seperti ibukota, anakasuh, butahuruf, hakcipta
dan lain-lain adalah contoh kata majemuk yang semestinya ditulis terpisah seperti:
ibu kota, anak asuh, buta huruf, hak cipta dan lain-lain. Karena kata tersebut adalah
masing-masing yang tergolong morfen bebas.
Contoh lain adalah:
Ibuangkat seharusnya ibu angkat
Aducepat seharusnya adu cepat

3. Analisis Kesalahan Sintaksis

Sintaksis adalah salah satu cabang dari tatabahasa yang membicarakan struktur kalimat,
klausa dan frasa. Frasa adalah satuan tatabahasa yang tidak melampaui batas fungsi subjek atau
predikat. Klausa adalah satuan bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat.
Sedangkan kalimat merupakan satuan Bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi yang final dan secara aktual dan potensi terdiri dari klausa misalnya saya makan
nasi.

Tarigan dan Sulistyaningsih(1979) dan Semi(1990) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa


dalam bidang sintaksis meliputi kesalahan frasa, kesalahan klausa, dan kesalahan kalimat.

 Kesalahan Bidang Frasa


Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis khususnya segi frasa,
antara lain sebagai berikut:
1) Pengggunaan kata depan tidak tepat
Beberapa frasa preposisional yang tidak tepat karena menggunakan kata depan
yang tidak sesuai. Hal ini pengaruh dari Bahasa sastra atau Bahasa media massa,
misalnya sebagai berikut:
Di masa itu seharusnya pada masa itu
Di waktu itu seharusnya pada waktu itu
2) Penambahan kata dari atau tentang dalam frasa benda(B+B)
Frasa benda yang berstruktur kata benda+kata benda tidak diantarai kata
penghubung yang ataub dari, karena tanpa kata dari sudah menunjukkan asal.
Misalnya:
Gadis dari Bali seharusnya gadis Bali
Pisang dari Ambon seharusnya pisang ambon
3) Penghilangan kata oleh dalam frasa kerja pasif
Frasa yang berstruktur dimulai dari kata kerja fasif+ kata benda seharusnya tidak
dihilangkan kata oleh atau perlu ada kata oleh diantaranya untuk memperjelas
maksa pasir frase tersebut. Misalnya:
Diminta ibu seharusnya diminta oleh ibu
Dinasihati oleh kakak seharusnya dinasihati oleh kakak
 Kesalahan Bidang Klausa
Kesalahan berbahasa yang biasa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya segi klausa,
antara lain sebagai berikut:
1) Penambahan preposisi diantara kata kerja dan objeknya dalam klausa aktif
Dalam klausa aktif seharusnya antara kata kerja dan objeknya tidak diantarai
modalitas atau kata keterangan tertentu. Contohnya:
Rakyat mencintai akan pimpinan yang jujur
Seharusnya: Rakyat mencintai pimpinan yang jujur
2) Penambahan kata kerja bantu dalam klausa ekuasional
Dalam klausa ekuasional atau nominal, kata kerja bantu adalah tidak perlu ada
diantara subjek dan predikat. Hal ini agar keterpaduan antara subjek dan
predikat terpadu secara erat. Contohnya:
Nenekku adalah dukun seharusnya nenekku dukun
Bapakku adalah guru SD seharusnya bapakku guru SD
 Kesalahan Bidang Kalimat
Kesalahan yang bias terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya dari segi kalimat antara
lain sebagai berikut:
1) Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur Bahasa daerah
Bahasa Indonesia dalam situasi resmi kadang-kadang tidak disadari menerapkan
struktur Bahasa daerah. Misalnya:
Buku ditulis oleh saya seharusnya buku itu saya tulis
2) Penggunaan subjek yang berlebihan
Biasa kita mendengar kalimat Tika membeli ikan ketika Tika akan makan malam.
Kalimat tersebut menggunakan dua objek yang sama. Semestinya subjek kedua
dihilangkan dan hal itu tidak mempengaruhi makna kalimat. Dengan demikian,
kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi Tika membeli ikan ketika akan makan
malam.

E. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa


Analisis kesalahan berbahasa mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan praktis dan teoritis.
Secara praktis, analisis kesalahan berbahasa bertujuan untuk mengetahui peta kesalahan
pembelajar bahasa. Sedangkan tujuan teoritisnya adalah mengetahui kedudukan kesalahan
dalam proses pembelajaran bahasa kedua/asing pada mental pembelajar bahasa
(bagaimana kesalahan terjadi, apa sumber dan sebabnya, apa pengaruhnya terhadap proses
pembelajaran yang sedang berjalan, dan lain-lain).

Secara praktis, peta kesalahan yang telah diperoleh dari hasil analisis kesalahan
berbahasa dinilai sangat fungsional dan bermanfaat untuk banyak hal, di antaranya adalah:
a. menentukan urutan bahan pengajaran dengan menyesuaikan tingkat kesulitan dan
kemudahan materi-materi bahasa;

b. menentukan materi-materi bahasa yang perlu mendapat penekanan, penjelasan khusus


dan latihan-latihan;

c. memperbaiki pengajaran secara remedial;

d. memilih butir-butir bahasa untuk keperluan evaluasi atau pengujian kemahiran


mahasiswa;

e. untuk mencegah atau menghindari kesalahan sejenis di masa-masa mendatang, sehingga


mahasiswa dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.

Adapun secara teoritis, Corder dan Dulay sependapat bahwa analisis kesalahan
berbahasa bermanfaat untuk memberikan data, kesimpulan-kesimpulan, dan landasan yang
kuat bagi para peneliti tentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa,
baik dalam proses penguasaan bahasa pertama oleh seorang anak, terlebih dalam proses
penguasaan bahasa kedua/asing oleh para mahasiswa.

F. Metode Kesalahan Berbahasa


Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja, maka sebagai suatu prosedur
kerja atau metode, analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah kerja tertentu.
Tarigan(1997) mengajukan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa sebagai
berikut:

a. Mengumpulkan data kesalahan berbahasa yang dibuat oleh mahasiswa;


b. Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan, misalnya: kesalahan
fonologi, morfologi, sintaksis dan wacana;
c. Memperingkat atau merangking kesalahan;
d. Menjelaskan keadaan, menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan dan cara
memperbaikinya.
e. Memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan;
f. Mengoreksi kesalahan, memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat
untuk mengurangi kesalahan dan kalau bias menghilangkan kesalahan itu.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi
kata, kalimat, paragraph yang menyimpang dari system kaidah Bahasa Indonesia yang baku,
serta pemakaian ejaan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan yang disempurnakan”.

Kesatuan berbahasa yang relative dilakukan dalam proses berkomunikasi dengan orang
lain, antara lain dapat disebabkan dari segi fonologi dan morfologi. Kesalahan dalam bidang
morfologi relative dalam bentuk afiksasi, proses reduplikasi, dan proses pemajemukan.

Menganalisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis dan semantic merupakan


bagian integral dari analisis kesalahan berbahasa secara terpadu dibidang kebahasaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7440902/MAKALAH_ANALISIS_KESALAHAN_BERBAHASA_INDONESIA

https://www.slideshare.net/AnasSetiaji/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa-indonesia

http://mencariilmuriri.blogspot.com/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasa.html

https://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/

Anda mungkin juga menyukai