Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

Oleh:
1. Adelia Andarwati (23051040186)
2. Hikma Vika Putri (23051040201)
3. Wirda Nayla Rizqina (23051040184)
4. M. Naufal Aulia (23051040198)
5. M. Rizki Saputra (23051040200)
6. Andika Casanova (23061040214)
7. Muhammad Nasruddeen Bin Zuhdi (23091040220)

KELOMPOK 6

DOSEN PENGAMPUH : Rina Pebriana, M.Pd

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan saya kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia yang diampu oleh Ibu Rina Pebriana M.Pd. Kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini. kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………..2

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………….3

A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa………………………...3


B. Tujuan Dan Klasifikasi Analisis Kesalahan Berbahasa…………..4
C. Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa……………………………..……5
D. Penyebab Kesalahan Berbahasa……………………………..……..6
E. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Berbahasa………………..7
F. Contoh Kesalahan Berbahasa…………………………..…………..8

BAB III : PENUTUP………………………………………………………….12

A. Kesimpulan……………………………………………….………….12
B. Saran…………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren dalam


setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang dewasa yang
telah menguasai bahasanya, anak-anak, maupun orang asing yang sedang
mempelajari suatu bahasa dapat melakukanesalahan-kesalahan berbahasa pada
waktu mereka menggunakan bahasanya. Kesalahan- kesalahan berbahasa ini
menyebabkan gangguan terhadap peristiwa komunikasi, kecuali dalam hal
pemakaian bahasa secara khusus seperti dalam lawak, jenis iklan tertentu, serta
dalam puisi. Dalam pemakaian bahasa secara khusus itu, kadang-kadang
kesalahan berbahasa sengaja dibuat atau disadari oleh penutur untuk mencapai
efek tertentu sepeti lucu, menarik perhatian dan mendorong berpikir lebih intens.

Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan


bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa
Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa)
dalam kebahasaan. Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan
berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang
dari system kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca
yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.

1
B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa?


b. Apa tujuan dan klasifikasi Analisis Kesalahan Berbahasa?
c. Apa saja jenis-jenis Kesalahan Berbahasa?
d. Apa penyebab Kesalahan Berbahasa?
e. Bagaimana langkah-langkah Analisis Kesalahan Berbahasa?
f. Apa saja contoh Kesalahan Berbahasa?

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :


a. Untuk mengetahui apa pengertian, tujuan, dan klasifikasi Analisis
Kesalahan Berbahasa.
b. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Analisis Kesalahan Berbahasa.
c. Untuk mengetahui apa penyebab Kesalahan Berbahasa.
d. Mengenal lebih dekat langkah-langkah Analisis Kesalahan Berbahasa.
e. Untuk mengetahui Kesalahan Berbahasa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa itu bisa terjadi disebabkan oleh kemampuan


pemahaman siswa atau pembelajar bahasa. Artinya, siswa memang belum
memahami sistem bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara
sistematik. Kesalahan jenis ini dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki.
Perbaikannya biasanya. Kadangkala sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan
gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang dipelajari. Bila
tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang dipelajari ternyata kurang.
Kesalahan akan sering terjadi. Kesalahan akan berkurang bila tahap
pemahamannya semakin baik.

Pengertian kesalahan bahasa menururt para ahli:

 Crystal (dalam pateda,1989:32), analisis kesalahan adalah suatu teknik


untuk mengidentifasikan, mengklasifikasikan dan menginterprestasikan
secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang
belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan mengggunakan teori-teori
dan prosedur-prosedur berdasarkan lingustik.

 Taringan (199068), analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses


kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-
langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat
didalam data, penjelasan kesalahan-kesalahan tersebut.
Ppengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta
pengevalusian taraf keseriusan kesalahan itu.

 Corder, kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa


(breanchas of code). Perlanggaran terhadap kode ini bukanlah hal yang
bersifat fisik semata-mata, melainkan merupakan tanda akan kurang
sempumanya pengetahuan dan penguasaaan terhadap kode.

3
Berdasarkan berbagai bahasa pendapat tentang pengertian kesalahan
berbahasa dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat,paragraph yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.

B. Tujuan Dan Klasifikasi Analisis Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan (1988) tujuan analisis kesalahan berbahasa yaitu:

1. Untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk membuat atau


menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai hakikat proses belajar bahasa;

2. Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para
pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang paling sukar
diproduksi oleh para pembelajar secara baik dan benar, setiap kesalahan
mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar untuk
berkomunikasi secara efektif (Dulay , 1982)

Klasifikasi analisis kesalahan bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi


beberapa kategori, antara lain:

1. Kesalahan Tata bahasa (Grammatical Errors):


Ini mencakup kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, dan struktur
kalimat. Contohnya adalah kesalahan penggunaan tenses, subjek-predikat,
dan konstruksi kalimat.

2. Kesalahan Ejaan (Spelling Errors):


Kesalahan ejaan terjadi ketika kata-kata dieja dengan tidak benar. Hal ini
dapat mencakup penggunaan huruf yang salah atau penulisan kata yang
tidak sesuai kaidah ejaan.

3. Kesalahan Sintaksis (Syntactic Errors):


Kesalahan sintaksis terkait dengan penyusunan kata-kata dalam kalimat.
Contohnya adalah kesalahan urutan kata, penggunaan preposisi, atau
ketidakcocokan struktur kalimat.

4
4. Kesalahan Semantik (Semantic Errors):
Kesalahan semantik terjadi ketika arti yang dimaksud oleh penutur tidak
sesuai dengan kata-kata yang digunakan. Ini dapat mencakup kebingungan
makna kata atau ekspresi yang tidak sesuai konteks.

5. Kesalahan Leksikal (Lexical Errors):


Kesalahan leksikal berkaitan dengan pilihan kata yang tidak sesuai dengan
konteks atau dengan kata yang tidak lazim digunakan dalam bahasa
Indonesia.

6. Kesalahan Redundansi (Redundancy Errors):


Kesalahan ini terjadi ketika terdapat pengulangan kata atau informasi yang
tidak perlu dalam teks.

7. Kesalahan Kohesi dan Koherensi (Cohesion and Coherence Errors):


Kesalahan kohesi terkait dengan hubungan antarbagian dalam teks,
sedangkan kesalahan koherensi berkaitan dengan pemahaman yang
konsisten dalam teks.

8. Kesalahan Gaya Bahasa (Style Errors):


Kesalahan ini terkait dengan penggunaan kata-kata atau frase yang tidak
sesuai dengan gaya bahasa yang diinginkan, seperti penggunaan kata-kata
kasar atau formal yang tidak sesuai.

C. Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena beberapa alasan, mulai dari


ketidaksengajaan karena performasi, kekeliruan yang bersifat acak karena
kurangnya pemahaman konteks, hingga kesalahan murni yang melanggar kaidah
dan tata bahasa. Corder (1974) membedakan kesalahan berbahasa menjadi tiga
macam, jenis-jenis kesalahan berbahasa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Lapses (Penyimpangan)
Lapes atau penyimpangan adalah kesalahan berbahasa akibat penutur bahasa
beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat)
selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk bahasa lisan, kesalahan ini disebut
dengan “slip of the tongue” sedangkan untuk bahasa tulis, kesalahan ini
disebut “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan
tidak disadari oleh penuturnya.

5
2. Error (Kesalahan)
Error atau kesalahan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh
penutur yang melanggar kaidah atau aturan tata bahasa yang telah
ditetapkan (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah
memiliki (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain,
sehingga hal tersebut berdampak pada kekurangsempurnaan atau
ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan
bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah
bahasa yang salah.

3. Mistake (Kekeliruan)
Mistake atau kekeliruan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh
penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat
menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya
penguasaan bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang
tidak benar.

D. Penyebab Kesalahan Berbahasa

Penyebab kesalahan berbahasa terdapat pada orang yang bersangkutan,


bukan pada bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa itu muncul
karena beberapa faktor, yaitu tidak menggunakan tata bahasa yang benar, tidak
menggunakan tata bahasa yang sesuai situasi, menggunakan istilah asing yang
sebenarnya sudah ada padanannya dalam Bahasa Indonesia, menerjemahkan
istilah asing sekendak hati.

Kesalahan berbahasa dapat terjadi pada tingkat bahasa apa pun. Kesalahan
berbahasa yang umum ini disebabkan oleh penyimpangan dari aturan bahasa.
Kesalahan berbahasa secara sederhana diartikan sebagai pemakaian bahasa,
baik secara lisan maupun tulisan. Penyebab dari kesalahan berbahasa adalah
dapat terjadi karena adanya pengaruh bahasa yang terdahulu atau pengaruh dari
bahasa pertamanya, pengaruh dari perkembangan zaman serta pengaruh dari
lingkungn sekitar. Namun, adapula penyebab kesalahan berbahasa lainnya
yaitu dikarenakan ketidaktahuan pemakai bahasa sehingga mengakibatkan
terjadinya penyimpangan berbahasa.

6
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab dari
kesalahan berbahasa itu terpengaruh dari bahasa yang lebih awal dikuasainya,
ketidaktahuan pemakai bahasa akan bahasa yang digunakannya, pengaruh dari
lingkungan sekitar, serta pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang
sempurna.

E. Langkah-Langkah Analisis Kesalahan Berbahasa

Langkah-langkah dalam Menganalisis kesalahan berbahasa adalah sebagai


berikut :

1. Mengumpulkan data, yaitu proses mengumpulkan sampel kesalahan berbahasa


yang dilakukan peserta didik, bisa berupa karangan, hasil ulangan, dan
sebagainya.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, yaitu proses mengenali


dan memilih kesalahan berbahasa pada sampel, dengan mengategorikan
kesalahan-kesalahannya, contohnya kesalahan pelafalan, pengabungan kata,
pembentukan kata, atau pun penyusunan kalimat.

3. Mengurutkan kesalahan yaitu proses menyusun kesalahan, mulai dari penyebab


kesalahannya, kemudian memberikan contoh yang benarnya.

4. Menjelaskan kesalahan, yaitu proses memberikan gambaran terkait letak


kesalahan, kemudian menjelaskan penyebab kesalahannya, dan diakhiri dengan
memberikan contoh yang benar.

5. Memprakirakan atau memprediksi, yaitu memperkirakan daerah kebahasaan


yang tengah dipelajari, dan berpotensi memunculkan kesalahan berbahasa.

6. Mengoreksi kesalahan, yaitu membetulkan serta meminimalisir terjadinya


kesalahan, dengan cara menyiapkan bahan yang tepat, buku yang baik sebagai
pegangan, dan kesesuaian teknik pengajaran.

7
F. Contoh Kesalahan Berbahasa

Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam


ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga
memengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Penyimpangan/kesalahan umum
dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Hiperkorek
Kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar
sehingga menjadi salah.
Contoh:

 utang (betul) --> hutang


 pihak (betul) --> fihak

2. Pleonasme
Kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang
sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam:

a. Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata.

 zaman dahulu (benar)


 dahulu kala (benar)
 zaman dahulu kala (pleonasme)

b. Bentuk jamak dinyatakan dua kali.

 ibu-ibu (benar)
 para ibu (benar)
 para ibu-ibu (pleonasme)

c. Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena


pernyataannya sudah cukup jelas.

 Contoh : maju ke depan, kambuh kembali.

3. Kontaminasi
Istilah "kontaminasi" diambil dari bahasa Inggris "contamination"
(pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan "kerancuan".
Rancu artinya "kacau", dan kerancuan artinya "kekacauan". Yang dimaksud kacau
ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-
morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah
disusun menimbulkan frase/kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah
nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi tumpang tindih.

8
Contoh kontaminasi imbuhan :

 (meng+kesamping+kan) --> mengesampingkan (benar)


 (men+samping+kan) --> menyampingkan (benar)
 mengenyampingkan (kontaminasi)

Contoh kontaminasi frase:

 Berulang-ulang (benar)
 Berkali-kali (benar)
 Berulang kali (kontaminasi)
 Contoh kontaminasi kalimat:
 Anak-anak dilarang merokok. (benar)
 Anak-anak tidak boleh merokok. (benar)
 Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)

4. Perombakan Bentuk Pasif


Perombakan bentuk pasif ada tiga, yaitu :

a. Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-.
Contoh:

 Buku itu dibaca oleh saya. (tidak baku)


 Buku itu saya baca. (baku)

b. Penghilangan awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan


awalan di-.
Contoh:

 Buku itu dibaca oleh mereka. (baku)


 Buku itu mereka baca. (tidak baku)

c. Penyisipan kata di antara dua kata dari sebuah frase terikat.


Contoh:

 Masalah itu kami sudah bahas kemarin. (tidak baku)


 Masalah itu sudah kami bahas kemarin. (baku)

9
5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata
tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:

a. Ketidaktepatan kata tugas yang digunakan.

Contoh:

 Hasil daripada penelitian itu sangat memuaskan. (tidak tepat)


 Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku)

b. Pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan.

Contoh:

 Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak


baku)
 Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)

c. Penghilangan kata tugas yang diperlukan.

Contoh:

 Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidak baku)


 Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku)

6. Pengaruh Bahasa Daerah


Pengaruh bahasa daerah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia.
Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya
awalan ter-) dan penghilangan imbuhan.
Contoh pemakaian awalan ke-:

 ketabrak, kepukul. (tidak baku)


 tertabrak, terpukul. (baku)

Contoh penghilangan imbuhan:

 Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidak baku)


 Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku)

Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran –nya.


Contoh:

 Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidak baku)


 Rumah Pak Ahmad sangat besar. (baku)

10
7. Pengaruh Bahasa Asing
Pengaruh bahasa asing menimbulkan kesalahan dalam pemakaian kata tugas
(kata ganti penghubung) seperti: yang mana, di mana, kepada siapa.
Contoh:

 Baju yang mana baru saya beli telah sobek. (tidak baku)
 Baju yang baru saya beli telah sobek. (baku)
 Bandung di mana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidak baku)
 Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan


yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa
Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan”.

Kesalahan berbahasa yang relatif dilakukan dalam proses berkomunikasi


dengan orang lain, antara lain dapat disebabkan dari segi fonologi dan morfologi.
Kesalahan dalam bidang morfologi relative dalam bentuk afiksasi, proses
reduplikasi, dan proses pemajemukan.

Menganalisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis dan semantik


merupakan bagian integral dari analisis kesalahan berbahasa secara terpadu di
bidang kebahasaan. Kesalahan yang relatif sering terjadi dalam bidang sintaksis
adalah sebagai berikut :
1. Dalam segi frasa.
2. Dalam segi klausa.
3. Dari segi kalimat.

Adapun kesalahan dalam bidang semantik disebabkan pertama adanya


penerapan gejala hiprkoret dalam penyusunan kalimat seperti penggantian /E/
menjadi /e/, penggantian fonem /sy/ menjadi /s/, kedua adanya penerapan gejala
pleonasme dalam penyusunan kalimat.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini dapat mengetahui lebih mendalam tentang


Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia, serta penulis berharap dengan adanya
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Melalui
makalah ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat
membentuk generasi yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://osf.io/f5kbx/download

https://digilibadmin.unismuh.ac.id

https://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id

https://chat.openai.com

“Kesalahan Berbahasa | PELITAKU” https://pelitaku.sabda.org/kesalahan


_berbahasa

“ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA”


https://repository.penerbitwidina.com/publications/563013 /analisis-kesalahan-
berbahasa

13

Anda mungkin juga menyukai