Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Oleh:
1. Adelia Andarwati (23051040186)
2. Hikma Vika Putri (23051040201)
3. Wirda Nayla Rizqina (23051040184)
4. M. Naufal Aulia (23051040198)
5. M. Rizki Saputra (23051040200)
6. Andika Casanova (23061040214)
7. Muhammad Nasruddeen Bin Zuhdi (23091040220)
KELOMPOK 6
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan saya kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia yang diampu oleh Ibu Rina Pebriana M.Pd. Kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyusun makalah ini. kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………..2
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………….3
A. Kesimpulan……………………………………………….………….12
B. Saran…………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berdasarkan berbagai bahasa pendapat tentang pengertian kesalahan
berbahasa dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah
pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang meliputi kata, kalimat,paragraph yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku “Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
2. Untuk memberikan indikasi atau petunjuk kepada para guru dan para
pengembang kurikulum, bagian mana dari bahasa sasaran yang paling sukar
diproduksi oleh para pembelajar secara baik dan benar, setiap kesalahan
mana yang paling menyukarkan atau mengurangi kemampuan pelajar untuk
berkomunikasi secara efektif (Dulay , 1982)
4
4. Kesalahan Semantik (Semantic Errors):
Kesalahan semantik terjadi ketika arti yang dimaksud oleh penutur tidak
sesuai dengan kata-kata yang digunakan. Ini dapat mencakup kebingungan
makna kata atau ekspresi yang tidak sesuai konteks.
1. Lapses (Penyimpangan)
Lapes atau penyimpangan adalah kesalahan berbahasa akibat penutur bahasa
beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat)
selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk bahasa lisan, kesalahan ini disebut
dengan “slip of the tongue” sedangkan untuk bahasa tulis, kesalahan ini
disebut “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan
tidak disadari oleh penuturnya.
5
2. Error (Kesalahan)
Error atau kesalahan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh
penutur yang melanggar kaidah atau aturan tata bahasa yang telah
ditetapkan (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah
memiliki (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain,
sehingga hal tersebut berdampak pada kekurangsempurnaan atau
ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan
bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah
bahasa yang salah.
3. Mistake (Kekeliruan)
Mistake atau kekeliruan adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh
penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat
menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya
penguasaan bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang
tidak benar.
Kesalahan berbahasa dapat terjadi pada tingkat bahasa apa pun. Kesalahan
berbahasa yang umum ini disebabkan oleh penyimpangan dari aturan bahasa.
Kesalahan berbahasa secara sederhana diartikan sebagai pemakaian bahasa,
baik secara lisan maupun tulisan. Penyebab dari kesalahan berbahasa adalah
dapat terjadi karena adanya pengaruh bahasa yang terdahulu atau pengaruh dari
bahasa pertamanya, pengaruh dari perkembangan zaman serta pengaruh dari
lingkungn sekitar. Namun, adapula penyebab kesalahan berbahasa lainnya
yaitu dikarenakan ketidaktahuan pemakai bahasa sehingga mengakibatkan
terjadinya penyimpangan berbahasa.
6
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab dari
kesalahan berbahasa itu terpengaruh dari bahasa yang lebih awal dikuasainya,
ketidaktahuan pemakai bahasa akan bahasa yang digunakannya, pengaruh dari
lingkungan sekitar, serta pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang
sempurna.
7
F. Contoh Kesalahan Berbahasa
1. Hiperkorek
Kesalahan berbahasa karena "membetulkan" bentuk yang sudah benar
sehingga menjadi salah.
Contoh:
2. Pleonasme
Kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang
sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam:
ibu-ibu (benar)
para ibu (benar)
para ibu-ibu (pleonasme)
3. Kontaminasi
Istilah "kontaminasi" diambil dari bahasa Inggris "contamination"
(pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan "kerancuan".
Rancu artinya "kacau", dan kerancuan artinya "kekacauan". Yang dimaksud kacau
ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-
morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah
disusun menimbulkan frase/kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah
nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi tumpang tindih.
8
Contoh kontaminasi imbuhan :
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Berulang kali (kontaminasi)
Contoh kontaminasi kalimat:
Anak-anak dilarang merokok. (benar)
Anak-anak tidak boleh merokok. (benar)
Anak-anak dilarang tidak boleh merokok. (kontaminasi)
a. Pemakaian awalan di- untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di-.
Contoh:
9
5. Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian/penghilangan kata
tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
10
7. Pengaruh Bahasa Asing
Pengaruh bahasa asing menimbulkan kesalahan dalam pemakaian kata tugas
(kata ganti penghubung) seperti: yang mana, di mana, kepada siapa.
Contoh:
Baju yang mana baru saya beli telah sobek. (tidak baku)
Baju yang baru saya beli telah sobek. (baku)
Bandung di mana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidak baku)
Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/f5kbx/download
https://digilibadmin.unismuh.ac.id
https://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id
https://chat.openai.com
13