Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS DESKRIPTIF TEKS

PADA MATERI AJAR KELAS XI SEMESTER 2

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia, yang diampu oleh Dr. Furqanul Aziez, M.Pd

Disusun oleh

Kelompok 10

1. Elsa Dhiya Tintaningrum 1801040076


2. Dwi Pundhiarti 1701040077
3. Nina Umita 1701040079

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Analisis Deskriptif Teks pada materi ajar kelas XI Semester 2 ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
 
Purwokerto, 10 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................2
D. Manfaat .......................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kesalahan Berbahasa....................................................................................3
B. Analisis Kesalahan Berbahasa.....................................................................4
C. Implikasinya Bagi Pengajaran Bahasa ........................................................4
D. Analisis Deskriptif ......................................................................................4
E. Teks Proposal..............................................................................................5
F.Teks Artikel....................................................................................................5
G. Teks Hikayat................................................................................................6
H. Teks Drama..................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Teks Proposal ................................................................................8
B. Analisis Teks Artikel ...................................................................................9
C. Analisis Teks Hikayat .................................................................................9
D. Analisis Teks Drama..................................................................................10
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan
komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi
kebutuhan pokok yang digunakan untuk melakukan komunikasi atau berinteraksi dengan
sesama manusia. Hampir semua aktivitas kegiatan manusia berhubungan dengan bahasa. Hal
ini dapat disebabkan karena manusia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
Bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan, seperti pada dunia pendidikan, agama,
perdagangan, politik, militer, budaya, sosial, dan lainlain
Apabila dalam sebuah komunikasi mengalami suatu kejanggalan atau kesalahpahaman,
maka hal tersebut mengalami kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa adalah pemakaian
bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Jika mebahas
mengenai kesalahan berbahasa, maka akan dikenal dengan istilah analisis kesalahan
berbahasa. Analisis kesalahan berbahasa merupakan kegiatan pengkajian segala aspek
penyimpangan berbahasa itu sendiri. Analisis kesalahan berbahasa sangat diperlukan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang diucapkan, ditulis, dan disusun sudah sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku atau belum. Tujuan analisis kesalahan berbahasa
secara tradisional sangat praktis, yaitu sebagai umpan balik demi kepentingan penyusunan
materi pembelajaran bahasa.
Analisis kesalahan berbahasa penting bagi guru atau pembelajar, hal ini karena dengan
dilakukannya analisis kesalahan berbahasa dapat memberitahu mereka asepek-aspek bahasa
apa saja yang perlu dipelajari. Dengan aspek tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi
guru dalam menyusun sebuah materi ajar. Dalam penelitian ini, kami akan melakukan
penelitian tentang analisis kesalahan berbahasa dalam implikasinya bagi pembelajaran
bahasa. Fokus penelitian ini yaitu pada analisis deskriptif yang diambil dari contoh teks
materi ajar kelas XI semester 2.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil analisis deskriptif teks proposal pada materi ajar kelas XI
semester 2?
2. Bagaimana hasil analisis deskriptif teks artikel pada materi ajar kelas XI semester
2?

1
3. Bagaimana hasil analisis deskriptif teks hikayat pada materi ajar kelas XI semester
2?
4. Bagaimana hasil analisis deskriptif teks drama pada materi ajar kelas XI semester
2?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil analisis deskriptif teks proposal pada materi ajar kelas XI
semester 2?
2. Untuk mengetahui hasil analisis deskriptif teks artikel pada materi ajar kelas XI
semester 2?
3. Untuk mengetahui hasil analisis deskriptif teks hikayat pada materi ajar kelas XI
semester 2?
4. Untuk mengetahui hasil analisis deskriptif teks drama pada materi ajar kelas XI
semester 2?
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara rinci dan
mendalam mengenai analisis kesalahan berbahasa dalam implikasinya bagi
pembelajaran bahasa serta dapat memperkaya hasil penelitian tentang analisis
kesalahan berbahasa khususnya pada analisis deskriptif pada materi ajar kelas XI
semester 2.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kesalahan Berbahasa
Berikut ini beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari:
1. Mistake (salah)
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih
kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada
kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar,
bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada
produk tuturan yang tidak benar.
Contoh :
• ”Rasanya panas. Kalau malam tidur di kamar, harus pakai kipas terus,” kata
Nining.
Analisis : Kalimat rasanya panas untuk menggambarkan situasi udara yang panas
adalah kurang tepat atau dapat dikatakan adanya kekurangtepatan penggunaan
ungkapan terhadap situasi tersebut. Maka dari itu kalimat tesebut masuk dalam
mistake. Seharusnya ungkapan tersebut meggunakan ungkapan ” Udaranya panas”
agar lebih tepat.
2. Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk
menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan
selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip
of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini
Contoh :
• ” Menjual barang tidak bisa memaksa orang membeli,” ujar Fauzi Aziz
Analisis : Selip bahasa terjadi pada kalimat tersebut. Selip terjadi karena
kekurangtepatan kalimat yang digunakan yaitu kata yang diucapkan kurang.
Seharusnya kata tersebut mendapat tambahan satu kata lagi agar tidak termasuk
dalam selip bahasa. Kata yang dimaksud adalah kata untuk. Akan menjadi tidak
selip ketika diucapkan ”Menjual barang tidak bisa memaksa orang untuk
membeli,”...

3
3. Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan
tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki
aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu
berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut
berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat
penutur menggunakan kaidah bahasa yang salahContoh :
• ”Semuanya sudah empat kali kejadian sama dengan yang sekarang ini.”
Analisis : Kalimat tersebut mengalami silap bahasa karena dalam kalimat tersebut
terdapat kesalahan struktur dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia yang benar.
Kalimat tersebut akan bisa dikatakan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang benar jika ” Semuanya sudah empat kali terjadi, termasuk yang
sekarang ini.
B. Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa merupakan kegiatan pengkajian segala aspek
penyimpangan berbahasa itu sendiri. Analisis kesalahan berbahasa sangat
diperlukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang diucapkan,
ditulis, dan disusun sudah sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku atau
belum. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa
Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia
yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa)
dalam kebahasaan.
C. Implikasi dalam Pembelajaan Bahasa
Pengajaran bahasa memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan kajian
kebahasaan, situasi kebahasaan, dan tata bahasa baku yang dijadikan acuan dalam
berbahasa. Kesalahan berbahasa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran
merupakan proses yang mempengaruhi siswa dalam mempelajari bahasa itu. Menurut
KBBI implikasi merupakan keterlibatan atau keadaan terlibat. Sehingga setiap kata
imbuhan dari implikasi seperti kata berimplikasi atau mengimplikasikanya itu berarti
mempunyai hubungan.
D. Analisis Deskriptif
“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

4
(variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”. Sugiyono (2009:35)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan
secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
E. Teks Proposal
Proposal kegiatan merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk
rancangan kerja. Berasal dari kata Propositum yang berarti menampilkan ke muka,
membayangkan, mengajukan, mengusulkan. Adapun ciri kebahasaan teks
proposal adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan istilah ilmiah, baik yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilakukan atau yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.
2. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menyatakan langkah-langkah kegiatan atau
metode penelitian.
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian, seperti merupakan, yaitu,
yakni, adalah.
4. Menggunakan kata-kata yang mengandung makna perincian, seperti pertama, kedua,
selain itu.
F. Teks Artikel
Artikel adalah tulisan yang berisi pendapat, ide atau fakta yang mana kadang kala
menghibur, mendidik ataupun mengkritisi yang disebar luaskan melalui media
massa baik online maupun offline. Berikut ciri kebahasaan teks artikel:
1. Menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu
tidak bermakna hal lain ataupun dilebihkan maknanya seperti kata konotatif.
Namun sebagian artikel juga akan menggunakan kata konotatif untuk
memperindah dan mempopulerkan tulisannya.
2. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi atau
kausalitas. contohnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena itu,
akibatnya.
3. Dapat pula menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan
waktu atau kronologis, seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.

5
4. Dalam artikel pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang menyatakan
perbandingan/pertentangan seperti: sebaliknya, berbeda halnya, namun.
5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: sebaiknya, hendaklah, sebaiknya,
harus, perlu. Selain itu.
G. Teks Hikayat
Supratman (1996:65), hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama
yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah, umumnya
mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang, lengkap dengan keanehan,
kekuatan/kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama. Adapun ciri kebahasaan teks
hikayat adalah:
1. Banyak menggunakan konjungsi
Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan
konjungsi pada setiap awal kalimat.
2. Banyak menggunakan kata arkais
Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-
kata arkais.  Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh
lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak semua
kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang. Kata-kata
yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai
kata-kata arkais.
3. Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa
Majas atau gaya bahasa yang sering dijumpai dalam teks hikayat.
H. Teks Drama
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada
(Budianta dkk., 2002: 95). Berikut ciri kebahasaan teks drama:
1. Menggunakan kata yang menggambarkan urutan waktu atau konjungsi
kronologis. Contonya suatu siang, besok, hari ini, kemarin, lusa, sebelum,
sekarang, setelah itu, mula-mula, atau kemudian.
2. Menggunakan kata kerja yang menyiratkan terjadinya peristiwa.
Contohnya mengatakan, menyuruh, menghianati, menyingkirkan,
memaksa, menghadap, beristirahat atau membunuh.

6
3. Menggunakan kata kerja yang mengandung apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contohnya memikirkan, merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mengecewakan, mendambakan, mengalami, mencintai,
atau membenci.
4. Menggunakan kata-kata sifat atau descriptive language yang bertujuan
untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contohnya sepi,
ramai, bersih, baik, gagah, kuat, panas, sempit, kotor, atau terang.

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Kebahasaan Teks Proposal
Dalam materi ajar kelas XI semester 2, terdapat materi teks proposal. Hasil
analisis ciri kebahasaan kelompok kami mengenai teks proposal adalah
sebagai berikut:
1. Menggunakan istilah ilmiah.
“Proposal Studi Wisata ke Surabaya dan Bali”
Pada kutipan teks proposal tersebut terdapat istilah ilmiah, yaitu pada kata
“studi wisata”. Kata “studi wisata” memiliki pengertian aktivitas di luar
ruangan kelas yang memiliki tujuan untuk belajar mengenai proses suatu
hal secara langsung. Selain menjadi saran belajar para siswa, kegiatan ini
menjadi sebuah kegiatan berekreasi
2. Menggunakan kata kerja tindakan untuk menyatakan langkah-langkah
kegiatan atau metode penelitian.
“ Menciptakan suasana belajar rileks dan tidak monoton sehingga
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar”
Pada kutipan teks proposal di atas terdapat kata kerja tindakan, yaitu pada
kata “Menciptakan”. Kata “menciptakan” memiliki pengertian menjadikan
sesuatu yang baru tidak dengan bahan
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian,
seperti merupakan, yaitu, yakni, adalah.
“Mempererat rasa persaudaraan sesama guru dan siswa untuk tujuan yang
lebih besar yaitu persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia”
Pada teks proposal terdapat kata kerja tindakan, yaitu pada kata “yaitu”.
Kata “yaitu” memiliki pengertian  kata penghubung yang digunakan untuk
memerinci keterangan kalimat; yakni
4. Menggunakan kata-kata yang mengandung makna perincian.
“Apalagi kini beberapa objek wisata di Indonesia tidak hanya menawarkan
kesenangan semata, tetapi juga menawarkan pengetahuan bagi
pengunjung”
Pada kutipan teks proposal terdapat kata kerja tindakan, yaitu pada kata
“apalagi”. Kata “apalagi” memiliki pengertian kata penghubung antara

8
klausa dan klausa untuk menguatkan atau menambahkan apa yang telah
dibicarakan terdahulu.

B. Hasil Analisis Teks Artikel


Berikut beberapa hasil analisis dari kelompok kami mengenai ciri kebahasaan dari
teks artikel yang diperoleh dari materi ajar kelas XI semester 2:
1. Menggunakan kata-kata persuasif seperti sebaiknya, hendaklah, harus, perlu,
selain itu.
"Penanaman nilai-nilai budaya "darling" harus dimulai sekarang."
Pada kalimat di atas terdapat kata yang digaris bawahi ialah kata "harus". Kata
"harus" merupakan kata persuasif pada ciri kebahasaan. Kata persuasif bertujuan
untuk mengajak seseorang.

2. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi


atau kausalitas. Contohnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena
itu, akibatnya.
"Mereka dianggap pahlawan karena telah mampu mendongkrak devisa negara
dalam upaya mengajar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa."
Pada kalimat di atas terdapat kata yang digaria bawahi ialah kata " karena". Kata
"karena" termasuk kata konjungsi yang menunjukan hubungan argumentasi atau
kualitas.

C. Hasil Analisis Teks Hikayat


Berikut beberapa hasil analisis dari kelompok kami mengenai ciri kebahasaan
dari teks artikel yang diperoleh dari materi ajar kelas XI semester 2:

1. Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa.


"Di antara mereka adalah si makhluk yang banyak ingkar terhadap nikmat ini, di
mana dia tidak punya rasa belas kasih."
Pada kalimat di atas termasuk ke dalam ciri kebahasaan yaitu mengandung majas,
majas yang terdapat pada kalimat tersebut yaitu majas Hiperbola. Majas hiperbola
adalah salah satu jenis majas perbandingan yaitu gaya bahasa yang mengandung
pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari apa yang sebenarnya.

9
2. Banyak menggunakan konjungsi.
"Mereka sama-sama dalam usia kanak-kanak, yang kemudian bisa bermain
bersama-sama."
Pada kalimat di atas terdapat kata yang digaris bawahi  ialah kata "kemudian".
Kata "kemudian" termasuk ke dalam kaidah kebahasaan yang menunjukan
konjungsi temporal. Konjungsi temporal adalah konjungsi yang digunakan untuk
menghubungkan dua klausa atau lebih yang menunjukkan urutan waktu.

D. Hasil Analisis Teks Drama


Dalam materi ajar kelas XI semester 2, terdapat materi teks drama. Hasil analisis
ciri kebahasaan kelompok kami mengenai teks drama adalah sebagai berikut:
2. Menggunakan kata yang menggambarkan urutan waktu atau konjungsi
kronologis. Contohya suatu siang, besok, hari ini, kemarin, lusa, sebelum,
sekarang, setelah itu, mula-mula, atau kemudian.
“tidak, Pak. Biar tidak dibayar sekarang, tidak apalah”. Besok saja kalau sudah
aman, kutagih”.
Pada kutipan teks drama di atas kata “sekarang” yang berarti waktu yang sedang
dijalani dan “besok” yang berarti hari sesudah hari ini. Kata “sekarang” dan
“besok” merupakan kata yang menggambaran urutan waktu atau konjungsi
kronologis. Konjungsi ini berfungsi sebagai penyambung kata agar dapat menjadi
kalimat yang utuh dengan makna yang jelas dan mengandung kata yang
menggambarkan urutan peristiwa.

3. Menggunakan kata kerja yang menyiratkan terjadinya peristiwa. Contohnya


mengatakan, menyuruh, menghianati, menyingkirkan, memaksa, menghadap,
beristirahat atau membunuh.
“Pak, Aku mencabut niatku mengikuti Bapak ke pedalaman”.
Pada kutipan teks drama tersebut terdapat ciri kebahasaan yang menggunakan
kata kerja “cabut” yang menggambarkan suatu peristiwa seperti kata yang sudah
digaris bawahi tersebut. Dalam kata yang sudah digaris bawahi terdapat suatu
ungkapan peristiwa atau kejadian yang dilakukan oleh tokoh.
4. Menggunakan kata kerja yang mengandung apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contohnya memikirkan, merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mengecewakan, mengalami, mencintai, atau membenci.

10
“aku khawatir kalau bapak opsir itu tidak akan muncul kemari untuk selamanya”.
Pada kutipan di atas menggunakan kata kerja yang dirasakan oleh tokoh yaitu
“khawatir”. Kata “khawatir” merupakan kata kerja yang mengandung apa yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh yaitu perasaan cemas atau perasaan
khawatir.
5. Menggunakan kata-kata sifat atau descriptive language yang bertujuan untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contohnya sepi, ramai, bersih, baik,
gagah, kuat, panas, sempit, kotor, atau terang.
“…………… kita nekat saja angkat kaki dari sini tanpa pengawalan kuat.
Pada kutipan di atas terdapat kata yang digaris bawahi yaitu “kuat”. Kata “kuat”
termasuk kata sifat yang berarti memiliki banyak tenaga.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kelompok kami melakukan analisis mengenai ciri kebahasaan dari
suatu teks yang ada pada materi ajar kelas XI semester 2, dapat ditarik
kesimpulan bahwa setiap teks yang kami analisis memiliki ciri kebahasaan
nya masing-masing. Namun, terdapat teks yang hanya mencakup beberapa ciri
kebahasaan yang ada yaitu teks artikel dan teks hikayat. Teks artikel hanya
memuat dua ciri kebahasaan dari 5 ciri kebahasaan yang ada, sedangkan teks
hikayat memuat 2 ciri kebahasaan dari 3 ciri kebahaasan yang ada.
B. Saran
Penulis menyarankan terkait data yang sudah ada di atas, bahwa dalam
makalah ini terdapat banyak materi yang akan dapat diperoleh pembaca.
Makalah ini disarankan untuk pembaca yang ingin mengetahui mengenai
analisis teks deskriptif pada materi ajar kelas XI semester 2.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/19175/2/BAB_I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/46652/4/BAB%20I.pdf
http://eprints.unm.ac.id/6150/1/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONE
SIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/699/jbptunikompp-gdl-fahmyfadil-34933-8-
fahmy_un-i.pdf
http://kemahasiswaanfti.unissula.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Panduan-
Penulisan-Surat-Menyurat-Lembaga-Kemahasiswaan-FTI.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/6851-Article%20Text-13833-1-10-20150822.pdf
https://eprints.uny.ac.id/9912/3/BAB%202%20-%2005203244024.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai