Disusun oleh :
Berliana Alvionita Pratiwi (2113018)
Iit Lita Apriliani (2208299)
Wati (2208720)
Segala puji dan syukur hanya milik Allah Swt. Dzat yang senantiasa
melimpahkan kasih-Nya kepada setiap manusia. Limpahan taufik dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun dalam memecahkan permasalahan
yang ada dalam makalah ini. Atas perkenan-Nyalah penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kritik
dan saran dari pihak pembaca senantiasa penulis harapkan. Penyusun berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan khususnya
dalam bidang pendidikan bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………...2
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………. 3
A. Kesalahan dalam Bidang Frasa……………………………………………. 3
B. Kesalahan dalam Bidang Kalimat…………………………………………. 6
C. Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan……………………………. 11
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………. 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..15
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………... 15
B. Pembahasan……………………………………………………………… 25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….28
A. Simpulan…………………………………………………………………. 28
B. Saran……………………………………………………………………… 28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah yang memiliki dua
fungsi utama. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat interaksi sosial
yang hanya dimiliki manusia. Secara konvensional bahasa diartikan sebagai alat
komunikasi, alat penyampai gagasan pikiran, konsep atau juga perasaan. Dilihat
dari sudut pandang penutur, bahasa bersifat pribadi atau personal. Penutur
mengungkapkan dan menunjukan emosi saat menyampaikan tuturannya.
Di kalangan masyarakat sekarang ini sudah akrab dengan media internet
dan jejaring sosial. Perkembangan teknologi di zaman sekarang sudah sangat
pesat. Seperti contoh dulu kita ketika ingin berkomunikasi atau memberikan suatu
kabar atau informasi menggunakan surat yang dikirim melalui pos namun
sekarang hal tersebut sangat mudah kita lakukan melalui aplikasi messenger. Hal
tersebut dapat membuktikan bahwa terjadi perubahan dan diikuti oleh masuknya
media sosial. Pada era milenial seperti sekarang komunikasi dan interaksi sosial
bukan hanya dilakukan dengan tatap muka seperti sekarang melainkan bisa
menggunakan media lainnya salah satunya media sosial.
Pemanfaatan media sosial sebagai alat komunikasi dan alat interaksi sosial
di Indonesia tidak terlepas dari penutur bahasa itu sendiri. Sebagai penutur bahasa
asli masyarakat harusnya mengetahui dan menggunakan pola dan kaidah
kebahasaan benar. Hal tersebut harusnya sejalan dengan prinsip kebahasaan
sebagai suatu sistem. Bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
tetap dan dapat dikaidahkan. Namun pada kenyataannya banyak penutur atau
pengguna bahasa asli melakukan kesalahan terutama dalam media sosial. Hal
inilah yang membuat penyusun tertarik menganalisis kesalahan sintaksis
penggunaan bahasa pada media sosial WhatsApp, Twitter, dan Instagram.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana unsur segmental sintaksis dalam media sosial Twitter, Instagram
dan WhatsApp?
1
2
3
4
kata saling atau dengan kata ulang berimbuhan. Akan tetapi jika ada bentuk
yang berarti 'berbalasan' itu dengan cara pengulangan kata sekaligus dengan
penggunaan kata saling, akan terjadilah bentuk resiprokal yang salah seperti
kalimat berikut ini.
Bentuk Tidak Baku
Sesama pengemudi dilarang saling dahulu-mendahului.
Bentuk Baku
a. Sesama pengemudi dilarang saling mendahului.
b. Sesama pengemudi dilarang dahulu-mendahului.
B. Kesalahan dalam Bidang Kalimat
1. Kalimat Tidak Bersubjek
Kalimat itu paling sedikit harus terdiri atas subjek dan predikat, kecuali
kalimat perintah atau ujaran yang merupakan jawaban pertanyaan. Biasanya
kalimat yang subjeknya tidak jelas terdapat dalam kalimat rancu, yaitu
kalimat yang berpredikat verba aktif transitif di depan subjek terdapat
preposisi. Perhatikan contoh berikut.
Bentuk Tidak Baku
Dari pengalaman selama ini menunjukkan bahwa program KB belum dapat
dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.
Bentuk Baku
a. Dari pengalaman selama ini ditunjukkan bahwa program KB belum
dapat dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah
penduduk.
b. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa program KB belum dapat
dianggap sebagai usaha yang dapat memecahkan masalah penduduk.
2. Kalimat Tidak Berpredikat
Kalimat yang tidak memiliki predikat disebabkan oleh adanya keterangan
subjek yang beruntun atau terlalu panjang, keterangan itu diberi keterangan
lagi, sehingga penulis atau pembicaranya terlena dan lupa bahwa kalimat
yang dibuatnya itu belum lengkap atau belum terdapat predikatnya.
Perhatikan contoh berikut.
7
13
14
kesalahannya. Data yang penulis gunakan adalah menganalisis data dengan (1)
reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2017).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kesalahan sintaksis dalam media sosial Twitter
a. Analisis 1
15
16
Pada hari Minggu yang kebetulan berada di awal bulan ini, mari
membicarakan fesyen yang hadir dari masa ke masa: Mulai dari zaman
kolonial hingga fesyen modern hari ini. Cus!
e. Analisis 5
Bentuk baku:
“Aku dan Bu Kiki berani sih kalau jalannya tidak ada tanjakan.”
d. Analisis 4
Bentuk Baku:
1) Tidak boleh bawa koper
2) Belanja oleh-oleh maksimal 30 menit
e. Analisis 5
Bentuk baku:
oleh2 maks 30 menit” seharusnya “Tidak boleh bawa koper” dan “Belanja
oleh-oleh maksimal 30 menit.” Kesalahan sintaksis ini dalam sudut pandang
sistem linguistik termasuk dalam kategori kekeliruan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, penyusun mengambil simpulan sebagai berikut.
1. Unsur segmental yang digunakan dalam sintaksis dalam media sosial Twitter,
Instagram dan WhatsApp adalah frasa dan kalimat. Berdasarkan hasil
temuan, unsur segmental yang diunggah dalam media sosial Twitter,
Instagram dan WhatsApp masih ditemukan banyak kesalahan.
2. Salah satu kesalahan sintaksis yang sebelumnya penyusun analisis terdapat
kalimat yang menghilangkan konjungsi (elispsis), tidak memiliki subjek dan
kalimat yang tidak memiliki predikat dan subjek (kalimat buntung).
Contohnya “Ga boleh bawa koper” dan “Belanja oleh2 maks 30 menit”
seharusnya “Tidak boleh bawa koper” dan “Belanja oleh-oleh maksimal 30
menit.”
3. Beberapa di antara unggahan yang penyusun analisis terdapat pengaruh
bahasa asing dan bahasa daerah akibat campur kode yang dilakukan
penggungah. Hal tersebut bisa terjadi akibat kontak bahasa dan budaya
sehingga banyak penutur asli Indonesia dengan kategori bilingual dan
multilingual melakukan campur kode dalam unggahan media sosial. Selain
itu, kesalahan sintaksis dalam media sosial Twitter, Instagram dan WhatsApp
karena ada unsur penghematan dan kecepatan dalam pengiriman unggahan.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis masih ditemukan masyarakat kurang memahami
prinsip ketatabahasaan. Sehubungan dengan hal tersebut, penyusun ingin
memberikan beberapa saran umumnya untuk para pembaca. Pengunggah harus
diberikan pemahaman yang lebih terhadap prinsip penggunaan ketatabahasaan
agar lebih bijak dalam menggunakan bahasa dalam media sosial.
28
DAFTAR PUSTAKA