MAKALAH DIKSI
NAMA KELOMPOK :
1. HENDRWATI
2. SUCI MURNI
3. HKMA
4. RESKY SALFINI
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuan
makalah dengan judul “Diksi”.
Penyusun
Kelompok 6
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi..................................................................................... 3
B. Macam-Macam Diksi............................................................................ 4
C. Pembagian Makna Diksi........................................................................ 7
D. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata.......................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak dapat disangkal bahwa dalam penggunaan kosa kata adalah bagian yang sangat
penting dalam dunia perguruan tinggi. Prosesnya mungkin lamban dan sukar, tapi orang akan
merasa lega dan puas sebab tidak akan sia-sia semua jerih payah yang telah diberikan.
Manfaat dari kemampuan yang diperolehnya itu akan lahir dalam bentuk penguasaan terhadap
pengertian-pengertian yang tepat bukan sekedar mempergunakan kata-kata yang hebat tanpa
isi. Dengan pengertian-pengertian yang tepat itu, kita dapat pula menyampaikan pikiran kita
secara sederhana dan langsung.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik dalam
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata
dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga
frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengarnya.
5
1.2. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Apa saja macam-macam diksi?
3. Bagaimana pembagian makna kata?
4. Apa penyebab kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata?
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini meliputi pengertian diksi atau
pilihan kata, syarat-syarat ketepatan diksi, gaya bahasa dan idiom. Pemilihan kata yang tepat
merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Metode penulisan makalah ini adalah kajian pustaka, yakni dengan mengkaji buku-buku
yang sesuai dengan topik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
8
1. Fonem
Sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang
masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
2. Silabel
Merupakan sebuah bentuk dari suku kata, dimana merupakan sub fonem yang
ditandai oleh satu puncak kenyaringan bunyi fonem yang terletak pada vokal. Atau satuan
ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan dari bunyi ujaran. Satu Silabel
biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak
kenyaringan (Sonoritas) yang utuh pada vokal.
3. Konjungsi
Lebih dikenal sebagai kata sambung, definisinya adalah kata tugas yang
menghubungi dua klausa atau lebih. Jenis-jenis Konjungsi diantaranya adalah:
4. Infleksi
5. Uterans
9
kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata
buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih
dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti
terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau
depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian darberbentuk
bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai
ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap
kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya
berbeda.
11
Kata umum Kata khusus
- Ikan - Gurame, lele, sepat, dll
- Bunga - Mawar, ros, melati, dll.
12
3. Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya
memiliki makna yang hampir mirip atau serupa. Dalam penggunaan kata besinonim harus
memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam formal. Karena meskipun bersinonim pada
dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya. Contoh kata bersinonim :
- Cerdas = cerdik, hebat, pintar.
- Besar = agung, raya
- Mati = mangkat,wafat,meninggal
- Ilmu = pengetahuan
- Penelitian = penyelidikan
4. Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah, seperti :
a. Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
penambahan fonem
13
Kata baku Kata non baku
Imbau Himbau
Andal Handal
Utang Hutang
14
pengurangan fonem
15
Kata baku Kata non baku
Terap Trap
Terampil Trampil
Tetapi Tapi
Tidak Tak
16
pengubahan fonem
17
Kata baku Kata non baku
Telur Telor
Ubah Obah
Tampak nampak
18
b. Ranah morfologis
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
pengurangan fonem
Kata baku Kata non-baku
Memfokuskan Memokukan
Memprotes Memrotes
Memfitnah Memitnah
pengubahan fonem
Kata baku Kata non-baku
Mengubah merubah
penggantian afiks
Kata baku Kata non-baku
Menangkap Nangkap
Menatap Natap
Mengambil Ngambil
Menahan Nahan
kelebihan fonem
Kata baku Kata non-baku
Beracun Berracun
Beriak Berriak
Beribu Berribu
Becermin Bercermin
c. Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat
dalam ragam percakapan.
Contoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa baku Frasa non-baku
Tidak terlalu Tidak begitu
Belum masak Belum matang
Tidak mau Enggak mau
Hanya nasi Nasi doang
Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam
percakapan, contohnya :
Frasa baku Frasa non-baku
waktu lain lain waktu
19
amat besar besar amat
amat mahal s mahal amat
pertama kali kali pertama
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya
redundan. Artinya, kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna,
contohnya :
Frasa baku Frasa non-baku
Sangat pedih amat sangat pedih, amat pedih
Paling kaya paling terkaya terkaya
Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa
daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus
memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata baku Kata non-baku
Apotek apotik
Asas azas
Asasi azasi
Analisis analisa
5. Penggunaan kata secara tepat
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal
penggunaan kata depan, seperti :
Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh:
Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat
Pada siang hari di siang hari
Pada kita di kita
Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh:
Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat
Kapada kami ke kami
Kapada kita ke kita
Kepada ibu ke ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat,
yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat:
Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang.
Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
20
Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan
jalan.
Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti,
bagaikan,laksana.
Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.
6. Penulisan kata secara benar
Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :
- Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat
yang sesudahnya.
- Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari
kalimat yang sesudahnya.
Selain kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula kesalahan
sebagai berikut :
- penulisan partikel non seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
Non-Indonesia non Indonesia
Non-batak non batak
Nonformal non formal, non-formal
- penulisan partikel sub seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
subbab sub bab, sub-bab
subbagian sub bagian, sub-bagian
- penulisan pertikel per seperti pada contoh :
penulisan yang benar penulisan yang salah
per jam perjam
per bulan perbulan
per tahun pertahun
- penulisan kata per
kata per yang memiliki arti ‘menjadikan lebih’ atau ‘memperlakukannya
sebagai’
Penulisan yang benar penulisan yang salah
21
Perbesar per besar
Persingkat per singkat
Dalam bahasa indonesia, kata “ pun “ yang mempunyai arti ”juga” harus dituliskan
secara terpisah dengan kata yang diikutinya
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
aku pun akupun
sedikit pun sedikitpun
kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus dituliskan
serangkai dengan kata yang diikutinya.
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
meskipun meski pun
bagaimanapun bagaimana pun
Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
pascasarjana pasca sarjana, pasca-sarjana
pascapanen pasca panen, pasca-panen
Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :
Penulisan yang benar Penulisan yang salah
betolak belakang betolakbelakang
mendarah daging mendarahdaging
7. Homonim, Homofon, Homograf
a.Homonim
Homo artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama, sama
bunyi tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan, dan dan
pemegang uang dalam perjudian.
b.Homofon
Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna
contoh :
Bank : tempat menyimpan uang
Bang : panggilan untuk kakak laki-laki
c.Homograf
Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :
Ular kobra itu bisanya mematikan
22
Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pulang karena
latihan
8. Kata abstrak dan kata konkrit
Kata abstrak berupa konsep
Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan
Kata konkrit berupa objek yang dapat diamati
Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan hingga
sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji
23
(2) Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya
Kata dengan pada kalimat diatas harus diganti dengan kepada, jika tidak kepada siapa
salam ditujukan. Kata dengan tidak cocok dipakai untuk kalimat diatas karena dengan
dapat berarti bersama. Senada dengan kekeliruan pemakaian kata sambung dengan,
pemakaian yang keliru juga sering terjadi untuk kata depan di dan ke yang seharusnya diisi
oleh kata pada dan kepada. Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, waktu,
sedangkan kepada harus diikuti nama/jabatan orang atau kata ganti orang. Contoh:
(1) Buku agendaku tertinggal di rumah Andi
(2) Jangan menoleh ke kiri
(3) Permohonan cuti diajukan kepada direktur
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
24
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi
oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejunlah kosakata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara
efektif kepada pembaca atau pendengarnya. Selain kata yang tepat, efektivitas,
komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu
kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Ada tiga hal yang yang dapat kita petik. Pertama, kemampuan memilih kata hanya
dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata yang cukup luas. Kedua, diksi atau
pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan secara tepat
kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun. Ketiga, pilihan kata mengangkut
kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi dan konteks
tertentu.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta:Akademika Pressindo.
25
Daniel Parera, Jos. 1987. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta:Erlangga.
26