Anda di halaman 1dari 18

A.

Defenisi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil.

B.Etiologi
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Ada banyak jenis
Plasmodium, tetapi hanya lima yang dapat menyebabkan infeksi di tubuh
manusia. Nyamuk ini biasanya menggigit manusia pada malam hari. Ketika
nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia, parasit masuk ke tubuh melalui aliran
darah.
Pada saat gigitan, parasit masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ hati.
Infeksi awal akan terjadi dan berkembang di organ hati. Parasit kemudian kembali
masuk ke aliran darah dan menyerang sel darah merah.

Parasit menggunakan sel darah merah sebagai tempat berkembang biak.


Dengan interval reguler, sel darah merah yang sudah penuh parasit malaria akan
meletus. Ini menyebabkan ada lebih banyak lagi parasit yang berada di dalam
aliran darah.
Sel darah merah yang sudah terinfeksi ini meletus setiap dua hingga tiga hari.
Pada saat hal itu terjadi, penderita malaria akan mengalami gejala demam,
menggigil, dan berkeringat

C.patofisiologi

Siklus hidup Plasmodium terbagi 2, yakni di dalam tubuh manusia (aseksual) dan


di dalam tubuh nyamuk (seksual). Di dalam tubuh
manusia, Plasmodium mengalami siklus eksoeritrositik (asimtomatik) dan siklus
eritrositik (simtomatik).
Di dalam sel darah merah, parasit tersebut menggunakan hemoglobin sebagai
sumber nutrisinya dan menghasilkan zat sisa heme yang diagregasi oleh parasit
menjadi pigmen hemozoin yang tidak larut. Pigmen tersebut menumpuk di
berbagai organ seperti otak, hati, dan limpa yang menimbulkan berbagai
manifestasi klinis.[2]

Pasien yang terinfeksi malaria menunjukkan gejala setelah beberapa minggu


terinfeksi (masa inkubasi tergantung spesies Plasmodium). Gejala malaria adalah
demam paroksismal, sakit kepala (ditemukan pada hampir semua pasien malaria),

1
malaise, rasa lelah berlebihan, batuk, nyeri otot dan sendi, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, serta diare.
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan anemia, j aundice, dan hepatosplenomegali.
Pada kasus malaria berat, manifestasi klinis yang dapat ditemukan adalah malaria
serebral (penurunan kesadaran bisa sampai koma), anemia berat, gagal ginjal
akut, acute respiratory distress syndrome, dan asidosis metabolik.[3]
Selain berdasarkan gejala klinis, diagnosis malaria selain berdasarkan gejala klinis
juga harus didukung oleh hasil pemeriksaan mikroskopik apusan darah tepi.
Pemeriksaan rapid diagnostic test (RDT) juga dapat digunakan untuk diagnosis
serta umum digunakan untuk skrining dan kebutuhan surveilans.[3]
Pengobatan antimalaria hanya diberikan kepada pasien yang telah terkonfirmasi
dari pemeriksaan penunjang malaria. Antimalaria yang digunakan dan tersedia di
Indonesia adalah artemisinin combination therapy (ACT). Penggunaan ACT
dipilih karena sebagian besar wilayah di Indonesia menunjukkan resistensi
terhadap chloroquine.
Pada kasus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, regimen tersebut ditambah
dengan primaquine hingga 14 hari untuk membunuh parasit dengan stadium
hipnozoit, sehingga relaps dapat dicegah.[4,5]
Jika tidak disertai komplikasi, prognosis malaria umumnya baik dan sebagian
besar pasien mengalami perbaikan klinis dalam waktu 48 jam setelah pemberian
antimalaria. Prognosis dapat menjadi buruk apabila terjadi malaria serebral,
ARDS, asidosis laktat, gagal ginjal akut, gangguan koagulasi, dan anemia berat.
[3,6]

Sebagai upaya pengendalian penyakit ini, Indonesia memiliki Program Eliminasi


Malaria yang strateginya menitikberatkan pada penggunaan kelambu,
penyemprotan dalam ruangan, serta penemuan kasus aktif dan deteksi dini malaria
yang diikuti dengan pengobatan yang tepat hingga tuntas.[7-9]

D.Penatalaksanaan

2
3
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “H “ DENGAN MASALAH MALARIA
UMUR 2 HARI DI RSUD KAB.MUNA
TANGGAL 28 JANUARI 2020

No. Register : 43-60-01


Tanggal Masuk : 30-12-2020, Pukul : 15.00 WITA.
Tanggal Pengkajian : 01-01-2020, Pukul : 08.35 WITA.

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS BAYI
Nama : Bayi “ H “.
Umur : 2 Hari
Tanggal Lahir : 30 Desember 2020, Jam : 18.20 WITA.
Anak ke : I ( Satu ).
Jenis Kelamin : Laki-laki.

B. IDENTITAS AYAH/IBU
Nama : Ny”H” / Tn “S”.
Umur : 23 tahun / 24 tahun.
Suku : Muna / Muna.
Agama : Islam / Islam.
Pendidikan : S1 / S1.
Pekerjaan : Honorer / Wiraswasta
Pernikahan ke : I ( Pertama ).
Lama Menikah : ± 2 Tahun.
Alamat : Desa Matakidi.

4
C. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS.
1. Riwayat selama dihamilkan.
a. Riwayat kehamilan : GI P1 A0.
b. Pemeriksaan kehamilan : 2 kali.
c. Imunisasi TT pada kehamilan : 6 bulan.
d. Penyakit selama hamil : tidak ada riwayat penyakit yang
menyertai kehamilan kehamilan misalnya hipertensi,DM dan jantung.
2. Riwayat Persalinan/ Kehamilan Sekarang
a. P I A0
b. HPHT/TP : 22-03-2020, TP : 29 -12 -2020.
c. Umur Kehamilan : 36 minggu 2 hari.
d. Tempat persalinan/ Penolong : RSUD KAB.MUNA/ Dokter.
e. Jenis persalinan : SC.
f. Bayi lahir tanggal / jam : 30-12-2020, pukul : 18.20 WITA.
g. Jenis kelamin : Laki-laki.
h. Berat badan lahir : 2800 gram.
i. Panjang badan lahir : 46 cm.
j. Injeksi vit k 0,2 cc
k. Komplikasi pada ibu/ bayi : tidak ada.

3. Keadaan Bayi Sekarang.


a. Keadaan umum bayi : baik.
b. Tanda- tanda vital dalam batas normal :
1) Laju jantung : 1x/ menit.
2) Pernapasan : 42 x/menit.
3) Suhu : 40,6oC.

D. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi


1. Kebutuhan nutrisi dan cairan.
a. Kemampuan menelan : kurang baik

5
b. Frekuensi : setiap kali haus.
c. Saat pemberian : Bayi menangis dan gelisah.
d. Kemampuan mengisap : Lemah.
2. Kebutuhan Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi : 4 kali/hari.
2) Warna : Kuning Muda.
3) Bau : Khas amoniak.
b. BAB
1) Frekuensi : 4 kali/hari.
2) Warna : Kehitam-hitaman.
3) Konsistensi : lembek.

3. Tidur
a. Lamanya tidur : Tidak teratur.
b. Kesulitan tidur : Tidak ada.
c. Waktu tidur : Pagi, siang, malam.

E. DATA PSIKOSOSIAL
1. Pola emosional bayi.
a. Bayi menangis jika lapar.
b. Popoknya basah setiap kali BAK dan BAB.

2. Pola emosional orang tua/ibu.


a. Orang tua berharap agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang
dngan baik
b. Orang tua sangat senang dengan kelahiran bayinya.
c. Ibu bersedia memberikan asi pada bayinya
d. Ibu tidak terbebani dengan kehadiran bayinya
e. Ibu cemas dengan keadaan tali pusat bayinya yang berbau busuk dan
berwarna kemerahan

6
F. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : composmentis.
2. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum Bayi : baik.
b. warna kulit : kemerah-merahan.
c. Jenis Kelamin : Laki-laki.
d. BBL / PBL : 2800 gram / 46 cm.
e. Tangisan : Kuat.
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Laju jantung : 130 x/ menit.
b. Pernapasan : 42 x/menit.
c. Suhu : 37,9 oC.
4. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Kepala/rambut
Inspeksi : Rambut hitam, halus dan tipis.
Palpasi : Ubun – ubun teraba lunak, sutura teraba jelas, tidak
ada caput succadeneum, tidak ada cepal hematoma, tidak ada
benjolan.
a. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat/ kemerahan.
Palpasi : Tidak ada oedema.
b. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, bersih, konjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterus.
c. Hidung
Inspeksi : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tampak bersih.
Palpasi : Tidak ada oedema.
d. Mulut
Inspeksi : Bibir merah muda, tidak ada labioskisis dan
labiopalatuskisis, refleks mengisap lemah/buruk

7
e. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada pengeluaran secret,
tidak ada kelainan.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan
g. Dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi pada tulang
dada
Palpasi : Tidak ada benjolan tulang dada
Auskultasi : Pergerakan dada mengikuti gerak napas.
h. Abdomen
Inspeksi : Tampak tali pusat berwarna kemerahan,basah,terbungkus
kain kasa dan berbau busuk
Palpasi : Perut tidak kembung, LP : 33 cm.
i. Punggung
Palpasi : Tidak ada penonjolan tulang punggung dan tidak ada
cekungan.
j. Genetalia
Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan pada genitalia, uretra (+),
testis sudah turun dalam skrotum.
k. Anus
Inspeksi : Bersih, lubang anus ( + ), tidak ada kelainan pada anus
l. Ekstremitas Atas dan Bawah.
- Ektremitas Atas
Inspeksi : Tangan simetris kiri dan kanan, jari tangan
lengkap, refleks genggam ada.
- Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Kaki simetris kiri dan kanan, jari kaki lengkap.
m. Kulit

8
Inspeksi : Integrasi kulit tampak tipis, lemak kulit kurang,warna
kulit kemerahan, , turgor kulit baik dan tidak sianosis,
serta tidak ada rambut lanugo.

5. Pemeriksaan Antropometri.
a. Ukuran Lingkaran.
1) Lingkar kepala : 32 cm.
2) Lingkar dada : 31 cm.
3) Lingkar perut : 33 cm.
b. Berat badan : 3500 gram.
c. Ukuran panjang
Panjang Badan : 46 cm.

6. Pemeriksaan Sistem Refleks


a. Refleks moro : Baik.
b. Refleks babynsky : Baik.
c. Refleks rooting : Baik.
d. Refleks sucking : buruk/lemah
e. Refleks palmar graps : Baik.
f. Refleks swallowing : Baik.
g. Refleks plantar : Baik.

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL


Diagnosa : bayi cukup bulan umur 2 hari dengan infeksi tali pusat

Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan bayi lahir tanggal 31- 12-2020.
b. Ibu mengatakan tali pusat berbau busuk dan berwarna
kemerahan.
Data Objektif :
a. Keadaan umum bayi baik.

9
b. Tampak tali pusat berwarna kemerahan,basah
terbungkus kasa,dan berbau busuk
c. Reflex menghisap buruk
Analisa dan interpretasi data :
1) Ibu mengataakan melahirkan bayinya tanggal
2) Infeksi tali pusat dapat terjadi karena pada saat
pemotongan tali pusat menggunakan alat yang
tidak beanar benar bersih dan pada saat
perawatannya tidak dijaga kebersihannya.tali pusat
harus dibersihkan apabila kain pembungkus /kasa
kotor dan bassah.karna apabila tidak dibersihkan
maka kuman akan berkembang biak dan terjadi
tetanus neonatorum yang dapat mengakibatkan
kematian pada neonates.
3) Tanda tanda infeksi tali pusat yaitu daerah sekitar
tali pusat berwarna kemerahan dan berbau
busuk,suhu tubuh bayi meningkat diatas 37,5,susah
menetek dan sesak napas.(sumber : pelayanan
kesehatan maternal neonates 2006,prawirohardjo.)
d. Berat badan lahir 3500 gram.
e. Tanda-tanda vital :
Laju jantung : 130 x/ menit
Pernapasan : 42 x/menit.
Suhu : 37,2 oC.
d. Pemeriksaan Antropometri
1) Ukuran Lingkaran
- Lingkar kepala : 32 cm.
- Lingkar dada : 31 cm.
- Lingkar perut : 33 cm.
2) Berat badan : 3500 gram.
3) Ukuran panjang

10
Panjang Badan : 46 cm

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi Tetanus neonatorum
Data subjektif :
Data objektif :

1. Tampak tali pusat berwarna kemerahan,basah,terbungkus kain kasa dan


berbau busuk
2. Reflex menghisap bayi buruk

Analisis dan interpretasi data :


Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus (bayi berusia kurang satu bulan)yang disebabkan oleh
clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin atau racun yang
menyerang sistem saraf pusat.spora kuman tersebut masuk kedalam tubuh
melalui pintu masuk satu satunya yaitu tsli pusat yang dapat terjadi saat
perawatan atau sebelum tali pusat puput.

(sumber: pelayanan kesehatan maternal dan neonatus


prawirohardjo,halaman 388)

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data menunjang untuk dilakukannya kolaborasi

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Infeksi dapat dapat teratasi
2. Tetanus neonatorum tidak terjadi
3. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi

B. Kriteria Keberhasilan
1. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
a) Tanda tanda vital dalam batas normal :
Suhu ; 36,5-37,5

11
Pernafasan : 40-60 kali/menit
DJ : 120-160 kali/menit
b. Tali pusat bayi tidak berbau dan berwarna kemerahan
2. Reflex mengisap dan menelan bayi berlangsung dengan baik
.
C. Rencana Asuhan
1. Senyum, sapa, salam kepada orang tua bayi.
Rasional : Agar terjalin keakraban antara petugas dengan orang tua
bayi.
2. cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan
kuman sehingga tidak terjadi infeksi nosocomial.
3. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi.
Rasional : dengan mengukur tanda tanda vital bayi dapat diketahui
bagaimana perkembangan bayi dan tindakan yang harus
kita lakukan selanjutnya..
4. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya mengalami
infeksi tali pusat dimana kondisi ini ditadai dengan kondisi tsli pusat yang
berwarna kemerahan,basah dan berabau busuk.
Rasional ; agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan bayinya dan
koperatif serta memberi dukungan dengan tindkan yang
akan dilakukan.
5. . Infeksi tali pusat
Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptic iodium opovidon
2,5% sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan menggunakan
kain kasa yang bersih.
Rasional : dengan membersihkan dapat tali pusat bayi dapat
mencegah timbulnya infeksi pada tali pusat
6. Ganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basa
Rasional : dengan mengganti kain kasa setiap kali kotor dan basah
dapat mencegah terjadinya perkembang biakan bakteri

12
dan perkembangannya yang menyebabkan infeksi pada
tali pusat.

7. Healt education
Anjurkan pada ibu untuk selalu mengganti pakayan bayi yang basah
dengan pakaian yang kering dan tidak lembab
Rasional : .pakaian yang basah dapat menyebabkan terjadinya
hipotermi secara konduksi
8. Anjurkan pada ibu untuk memberikan asi esklusif secara on demand
Rasional : Rangsangan oleh hisapan bayi akan merangsang hipofise
posterior untuk mengeluarkan hormone oxitosin untuk
sekresi ASI dan hipofise ekslusi anterior untuk
mengeluarkan hormone prolactin untuk produksi
asi.ASI ekslusif 0-6 bulan dapat memberikan kebutuhan
energy dan zat gizi yang dapat terpenuhi dengan
pemberiin asi saja.
9. Anjurkan pada ibu untuk tidak memberikan bedak atau apapun itu pada
tali pusat bayinya
Rasional : Karna dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada tali
pusat

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 01 Januari 2021 Pukul : 19.00 WITA.

1. Melakukan senyum, sapa, salam pada orang tua bayi.


Hasil : Orang tua bayi membalas senyum dan sapa.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : Tangan telah dibersihkan
3. Memantau tanda-tanda vital pada bayi baru lahir.

13
Hasil :Keadaan umum bayi baik dan tanda tanda vital dalam keadaan
normal
Laju jantung : 120- 160x/menit.
Pernapasan : 40-60 x/menit.
Suhu : 36,5-37,5 oC.
4. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayinya
mengalami infeksi tali pusat dimana kondisi ini ditadai dengan kondisi
tsli pusat yang berwarna kemerahan,basah dan berabau busuk.
Hasil : Keluarga mengetahui keadaan bayinya dan mau berpartisipasi
dalam tindakan yang dilakukan dan membeerikan dukungan atas
tindakan yang diberikan
5. Infeksi tali pusat
Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptic iodium opovidon
2,5% sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat dengan menggunakan
kain kasa yang bersih.
Hasil : Tali pusat telah dibersihkan
6. Mengganti kain kasa pembungkus tali pusat setiap kali kotor dan basa
Hasil ; kain kasa yang kotor dan basah telah diganti dengan kaasa yang
kering
7. Menganjurkan pada ibu untuk selalu mengganti pakayan bayi yang basah
dengan pakaian yang kering dan tidak lembab
Hasil : pakayan telah diganti dengan yang bersih
8. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan asi esklusif secara on demand
Hasil : ibu bersedia memberikan asi ekslusif
9. Menganjurkan pada ibu untuk tidak memberikan bedak atau apapun itu
pada tali pusat bayinya
Hasil : ibu mengerti dan tidk mengoleskan apapun pada perut bayi

14
.

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal : 01 Januari 2021 Pukul : 19.30 WITA.

1. Tali pusat masih nampak kemerah merahan walaupun kain kasa selalu di
ganti setiap kali kotor dan basah
2. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal, yaitu :
a. Laju jantung : 132 x/menit.
b. Pernapasan : 46 x/menit.
c. Suhu : 37,5 oC.
3. Kebutuhn nurtisi bayi terpenuhi dengan pemberian asi secara on the mand

15
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI NY “H “
DENGAN INFEKSI TALI PUSAT
UMUR 2 HARI DI RSUD KAB.MUNA
TANGGAL 01 JANUARI 2021
(SOAP)

No. Register : 43-60-01


Tanggal Masuk : 30-12-2020, Pukul : 15.00 WITA.
Tanggal Pengkajian : 01-01-2021, Pukul : 18.35 WITA.

IDENTITAS BAYI
A. Identitas Bayi
Nama : Bayi NY “ H “.
Umur : 2 hari.
Tanggal Lahir : 30 Desember 2020, jam 18.20 WITA.
Anak ke : I ( Dua ).
Jenis Kelamin : Laki-laki.
B. Identitas Orang Tua
Nama : Ny”H”/ Tn. “S”.
Umur : 23 tahun/ 24 tahun.
Suku : Muna/Muna.
Agama : Islam / Islam.
Pendidikan : S1/ S1.
Pekerjaan : Honorer / wiraswasta.
Pernikahan ke : 1/1.
Lama Menikah : ± 2 tahun.
Alamat : Matakidi.

16
SUBYEKTIF (S)
a. Ibu mengatakan HPHT tanggal 22-03-2020.
b. Ibu mengatakan Tali pusat berbau busuk dan berwarna kemerahan
c. Ibu mengatakan bayinya panas
d. Ibu mengatakan bayinya tidak menyusu dengan bagus
DATA OBYEKTIF ( O )
a. Kesadaran komposmenthis.
b. Tafsiran Persalinan : 29-12-2020.
c. Berat Badan Lahir : 2800 gram.
d. Panjang Badan Lahir : 46 cm.
e. Gestasi : 36 minggu 2 hari.
f. Tanda-tanda vital :
Laju Jantung : 130 x/menit.
Pernapasan : 44x/menit.
Suhu : 36,5 oC.
g. Ukuran lingkaran :
Lingkar Kepala : 32 cm.
Lingkar Dada : 31 cm.
Lingkar Perut : 32 cm.
h. Tampak tali pusat berwarna kemerahan,basah,terbungkus kain kasa dan
berbau busuk
i . Refleks mengisap buruk

ASSESMENT ( A)
Diagnosa : Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, Bayi Lahir
Rendah(BBLR), potensi terjadinya hipotermi, hipoglikemi dan infeksi.

17
PLANNING ( P )
Tanggal : 01 Januari 2021. Pukul : 19.00 WITA.

1. Melakukan senyum, sapa, salam pada orang tua bayi.


Hasil : Orang tua bayi membalas senyum dan sapa.
2. Memantau tanda-tanda vital pada bayi baru lahir.
Hasil :
Laju jantung : 140 x/menit.
Pernapasan : 50 x/menit.
Suhu : 36,6 oC.
3. Membungkus bayi dengan selimut / kain bersih.
Hasil : Bayi telah dibungkus.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok setiap kali basah.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
6. Menganjurkan ibu tehnik menyusui yang baik dan benar.
Hasil : Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan.
7. Merawat tali pusat.
Hasil : Ibu mau melaksanakannya.
8. Memberikan HE pada ibu tentang :
a. Gizi ibu menyusui.
Hasil : Ibu mengerti dan memahami tentang gizi ibu menyusui.
b. Tanda-tanda infeksi dan tanda-tanda bahaya.
Hasil : Tidak ada tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda infeksi pada bayi.
c. Imunisasi / posyandu tiap bulan.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
d. Tanda-tanda bahaya-bahaya pada bayi.
Hasil : Tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi.

18

Anda mungkin juga menyukai