Anda di halaman 1dari 64

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS

PADA Ny “H” GIP0A0 UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU


INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS TAMPO
TANGGAL 13 APRIL 2019

No. Register :
Tanggal Masuk : 13 April 2019 Jam : 05.40 WITA
Tanggal Pengkajian : 13 April 2019 Jam : 05.45 WITA

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI
Nama : Ny “H“ / Tn “R”
Umur : 17 tahun / 23 tahun
Suku : Muna / Tolaki
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Pernikahan Ke : 1
Lama Menikah : ± 1 tahun
Alamat : Jln Maira / Napabalano

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS


1. Keadaan Ibu Sekarang
Ibu mengatakan :
a. Mengeluh nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 12 April 2019
jam 20.00 WITA
b. Ada pengeluaran lendir campur darah dari jalan lahir.
c. Sifat keluhan hilang timbul sehingga mengganggu aktifitas/fungsi
tubuh.
d. Usaha untuk mengatasi keluhan dengan mengelus-elus daerah
perut/pinggang dan berjalan-jalan.

1
2. Riwayat Kesehatan Ibu
a. Tidak pernah menderita penyakit menular seksual seperti HIV / AIDS,
Hepatitis, TBC, dan lain – lain
b. Tidak pernah menderita penyakit kronis seperti jantung, Hipertensi,
Diabetes militus dan lain-lain
c. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit menular seksual
seperti HIV / AIDS, Hepatitis, TBC, dan lain – lain
b. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis seperti
jantung, Hipertensi, Diabetes militus dan lain-lain
4. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat Menarche
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus haid : 28 hari
3) Durasi : 5-6 hari
4) Perlangsungan : Normal
5) Dismenorea : Tidak ada.
b. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan :
1. Hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. Hamil 9 bulan
3. Hari pertama haid terakhir tanggal 07 Juli 2018
4. Mual muntah pada trimester 1
5. Pergerakan janinnya dirasakan sejak umur kehamilan 5 bulan
sampai sekarang.
6. Pergerakan janinnya kuat dirasakan terutama disebelah kiri
perut ibu

2
7. Tidak pernah merasakan nyeri perut dan sakit kepala yang
hebat selama hamil, pendarahan pervaginam, gangguan
penglihatan dan lain – lain.
8. Telah mendapatkan imunisasi TT 2x yaitu TT1 pada umur
kehamilan 24 minggu dan TT2 pada umur kehamilan 28
minggu.
c. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit tumor kandungan,
infeksi alat reproduksi, dan penyakit menular seksual.
d. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.

C. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1. Kebutuhan Nutrisi
a) Kebiasaan selama hamil
- Pola makan : Teratur
- Frekuensi : 3x sehari
- Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur, kadang buah
- Minuman dan cairan : 7-8 gelas / hari
b) Perubahan Selama Inpartu
Nafsu makan berkurang karena rasa sakit yang dirasakan.
2. Kebutuhan Eliminasi
a) Kebutuhan Buang Air Kecil (BAK) selama hamil.
- Frekuensi : ± 6 kali / hari
- Warna / Bau khas : Kuning / khas amoniak
- Tidak ada gangguan eliminasi BAK
b) Kebutuhan Buang Air Besar (BAB) selama hamil.
- Frekuensi : 1-2 kali / hari
- Warna : Kekuningan
- Konsistensi : Lunak
- Tidak ada gangguan eliminasi BAB

3
c) Perubahan Selama Inpartu
- Buang Air Kecil (BAK) : Terakhir jam 19.00 WITA
- Buang Air Besar (BAB) : Satu kali terakhir tanggal 12 April
2019 jam 21.00 WITA
3. Personal Hygiene
a. Kebiasaan Selama Hamil
1) Kebersihan Rambut
Keramas 2-3 kali seminggu menggunakan shampoo
2) Kebersihan Badan
Mandi 2x sehari menggunakan sabun
3) Kebersihan Gigi dan Mulut
Menggosok gigi pada pagi hari dan sebelum tidur malam
4) Kebersihan Genetalia dan Anus
Dibersihkan tiap kali habis mandi dan setelah BAK/BAB
5) Kebersihan Kuku tangan dan kaki
Kuku tangan dan kaki dipotong setiap kali panjang
6) Kebersihan Pakaian
Diganti setiap selesai mandi dan setiap kotor
b. Perubahan Selama Inpartu
Kebersihan rambut, badan, gigi dan mulut juga pakaian terakhir
dilakukan pada tanggal 12 April 2019 jam 16.30 WITA
4. Kebutuhan Istrahat / Tidur
a. Kebiasaan
1) Istrahat / Tidur siang : ± 2 jam
2) Istrahat / Tidur malam : ± 8 jam
b. Perubahan Selama Inpartu
Pola tidur ibu terganggu karena rasa nyeri pada perut tembus belakang.

4
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum Ibu : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan :
1) Sebelum hamil : 46 kg
2) Sesudah hamil : 55 kg
d. Tinggi badan : 157 cm
e. Lingkar lengan atas : 24 cm
f. Tafsiran Persalinan : 14 April 2019
g. Pengukuran :
- TFU : 30 cm
- LP : 90 cm
- TBJ : (TFU – 11) x 155
(30 – 11) x 155 = 2.945 gram
h. Tanda - tanda Vital :
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 37 ˚C
- Pernapasan : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
a. Kepala / Rambut
Rambut panjang, lurus dan hitam, tampak bersih, tidak teraba
benjolan dan rambut tidak rontok.
b. Wajah / Muka
Ekspresi wajah tampak meringis saat ada kontraksi , tidak pucat,
tidak tampak cloasma gravidarum, tidak ada oedema.
c. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, dan sclera tidak
ikterus serta tidak ada secret pada mata.
d. Hidung

5
Tidak ada secret dan tidak ada polip,tidak ada nyari tekan pada
tulang hidung.
e. Mulut dan Gigi
Bibir merah muda, tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan, lidah
tampak bersih, tidak ada caries gigi, dan tidak ada gigi yang tanggal.
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan tampak polister
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, dan tidak ada pelebaran vena jugularis.
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mammae dan payudara tampak membesar, tidak ada
retraksi/dimpling, ada pengeluaran ASI bila puting susu dipencet,
Tidak teraba benjolan sampai ke daerah axilla
i. Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada luka bekas
operasi, tonus otot perut kencang, terdapat striae livide, dan linea
nigra serta tidak ada nyeri tekan.
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah Prosesus Xyfoideus,
bokong.
- Leopold II : Punggung Kanan
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : Kepala sudah masuk Pintu Atas
- Perlimaan : Panggul, penurunan kepala 3/5.
- Kontraksi uterus : 4x dalam 10 menit, durasi 46 detik.
- DJJ : 140 x / menit terdengar jelas dan kuat pada
kuadran kanan bawah perut ibu.
j. Genetalia dan anus
Terdapat pengeluaran lendir campur darah, tidak ada varises vulva
tidak ada oedema, tidak ada hemoroid pada anus.

6
Pemeriksaan dalam pervaginam ( VT )
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 06.00 WITA
- Dinding vagina : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 7 cm
- Ketuban : Utuh
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : Hoodge III ( 3/5)
- Kesan panggul normal ditandai dengan promotorium tidak
teraba,linea inominata teraba sebagian,, dinding panggul elastis,
spina ischiadika tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut
tumpul, os cooksygis konkaf, otot dasar panggul lunak.
- Pengeluaran lendir bercampur darah.
k. Ekstremitas atas dan bawah
- Ekstremitas Atas
Kuku bersih, tidak pucat, tidak ada oedema
- Ekstremitas Bawah
Kuku bersih, tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak ada
varises, Refleks patella ( + ) kiri dan kanan.

E. DATA SOSIAL, PSIKOLOGIS DAN SPIRITUAL


1. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik
2. Respon ibu terhadap persalinan cemas
3. Respon suami selalu memberikan dukungan kepada istrinya
4. Pengambilan keputusan dilakukan bersama
5. Ibu selalu berdoa agar persalinannya berlangsung normal.

7
LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
GIP0A0, UK 40 Minggu ,Punggung Kanan, Presentase Kepala, Penurunan Kepala
3/5, Tunggal, Hidup, Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik, Inpartu Kala I Fase
Aktif.

1. G1 P0 A0
Dasar:
Data Subyektif : - Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah
keguguran.
Data Obyektif :
- Tonus otot perut tegang.
- Tampak striae livide dan linea nigra
Analisis dan interprestasi
a. Tonus otot perut tegang oleh karena belum pernah mengalami peregangan
akibat kehamilan sebelumnya. Ini menandakan bahwa wanita tersebut hamil
untuk yang pertama kalinya. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Varney 1:496).
b. Striae livide adalah guratan-guratan halus berwarna kebiruan padadinding
perut yang terlihat seolah-olah dinding perut retak. Hal ini timbul karena
adanya hormon yang dikenal dengan melanophone stimulating hormon
(MSH) yang dihasilkan oleh Lobus Anterior Hipofisis dan akibat
pembesaran uterus yang menyebabkan peregangan kulit perut. Striae livide
hanya terjadi pada kahamilan pertama. Linea alba pada kahamilan berubah
menjadi kehitaman yang dikenal dengan linea nigra akibat peningkatan
MSH. (Obgynacea, Desi Kurniawati 2009 Hal :7)

2. Umur kehamilan 40 minggu


Dasar:
Data Subyektif : - Ibu mengatakan hari pertama hari terakhirnya tangg 07-
07-2018.
- Ibu mengatakan hamil 9 bulan.

8
Data Obyektif :
- Tafsiran persalinan 14 - 04 - 2019
- TFU 3 jari dibawah Prossesus xifoideus
Analisis dan interprestasi
a. Jika hari pertama hari terakhir diketahui, maka perhitungan tafsiran partus
dapat dilakukan dengan menggunakan aturan Neagle. Perkiraan usia gestasi
menurut rumus Neagle yaitu tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1 atau tanggal
+7, bulan +9 dan tahun tetap.
b. Pengukuran tinggi fundus uteri bertujuan untuk menentukan pertumbuhan
dan perkembangan janin serta dapat juga digunakan untuk menentukan usia
kehamilan. Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri umumnya
mencapai 3 jari di bawah prosesus xifoideus (Obstetri Fisiologis, Sulaiman
Sastrawinata, Hal : 127)
3. Punggung Kanan
Dasar
Data Subyektif : - Ibu mengatakan pergerakan janinnya sering dirasakan pada
perut bagian kiri.
Data Obyektif : - Pada leopold II teraba bagian yang keras, memanjang dan
mendatar seperti papan pada sebelah kanan perut ibu
menandakan punggung kanan.
- Auskultasi DJJ : Frekuensi 140 x/menit, terdengar jelas,
kuat dan teratur pada kuadran kanan bawah pusat perut
ibu.
Analisis Dan Interprestasi
a. Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang berada di sebelah
kanan atau kiri ibu. Jika teraba bagian yang rata tidak teraba bagian kecil
dan menonjol maka itu adalah punggung janin, namun jika teraba bagian-
bagian yang kecil menonjol maka itu adalah bagian kecil janin. (Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan, 2009).
b. Jika bunyi jantung terdengar disebelah kanan, berarti punggung berada di
sebelah kanan (Obstetri Fisiologis, 2011).

9
4. Presentase kepala, Penurunan Kepala 3/5
Dasar:
Data Subyektif : -
Data Obyektif : - Pada palpasi Leopold I teraba bokong pada fundus
- Pada palpasi Leopold II, teraba punggung pada sebelah
kanan perut Ibu, DJJ terdengar pada perut sebelah
kanan ibu.
- Pada palpasi Leopold III teraba kepala.
- Pada palpasi Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas
panggul, penurunan kepala 3/5
Analisis dan interpresentasi
a. Pada palpasi Leopold I, teraba bagian yang lunak, bulat dan tidak melenting
yang menandakan bokong pada fundus. Leopold II bertujuan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian kecil janin.
b. Pada palpasi Leopold II teraba bagian seperti papan, keras, memanjang di
sebelah kiri abdomen menandakan punggung janin di sebelah kiri
(punggung kiri) dan sebelah kanan abdomen teraba bagian-bagian kecil
janin. Detak jantung janin terdengar kuat pada abdomen yang teraba
punggung, yaitu kuadran kiri perut ibu. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Untuk Kebidanan : 143).
c. Pada palpasi leopold III teraba bagian yang keras, bundar dan melenting
pada bagian bawah uterus (atas symphisis), hal ini menunjukkan bahwa
janin presentase kepala.
d. Pada palpasi Leopold IV ujung jari kedua tangan tidak bersentuhan lagi
(divergen). Hali ini menunjukkan bahwa bagian terendah janin sudah masuk
pintu atas panggul. Turunnya kepala dapat diukur dengan perlimaan, yaitu
meletakkan kelima jari di atas symphisis. Penurunan kepala 3/5 ditandai
dengan tiga jari berada di atas symphisis dan 2 jari berada di bawah
symphisis. (Obstetri Fisiologis, Sulaiman Sastrawinata, Hal : 165-168).

10
5. Tunggal, Hidup
Dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan pergerakan bayinya dirasakan pada
perut sebelah kanan ibu
- Ibu mengatakan bayinya selalu bergerak
Data Obyektif :
- Pembesaran perut sesuai umur kahamilan
- Pada palpasi Leopold, terdapat dua bagian besar janin,
yaitu bokong dan kepala, tinggi fundus uteri 3 jari
bawah prosesus xipoideus
- Auskultasi denyut jantung janin: 139 x/menit terdengar
jelas, kuat dan teratur pada salah satu sisi perut ibu.
Analisis dan inteprestasi
a. Pembesaran dinding abdomen sering dianggap sebagai tanda dari terjadinya
kehamilan. Pembesaran tersebut berkaitan dengan terjadinya pembesaran
uterus dirongga abdomen. Apabila terjadi pendarahan pada kehamilan muda
dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai
dengan umur kehamilan disertai adanya nyeri abdomen pada saat janin
bergerak disebabkan oleh kehamilan ektopik (kehamilan ekstrauterine).
(Obstetri Fisiologis, Sulaiman Sastrawinata, Hal : 181).
b. Pada pemeriksaan Leopold hanya teraba 3 bagian besar janin yaitu bokong,
punggung dan kepalamenandakan janin tunggal disertai dengan auskultasi
DJJ terdengar jelas pada salah satu sisi perut ibu. Pada kehamilan ganda
pembesaran perut melebihi ukuran yang seharusnya usia kehamilan pada
kehamilan tunggal. (Obstetri Fisiologis, Sulaiman Sastrawinata, Hal : 181).
c. Salah satu tanda bahwa janin hidup adalah pergerakan janin kuat dan pada
auskultasi dapat terdengar detak jantung janin dengan jelas dan teratur.
(Obstetri Fisiologi dan Ginekologi: 184).
d. Gerakan janin dan auskultasi denyut jantung janin merupakan teknik untuk
menentukan apakah janin hidup. Aktifitas janin menunjukkan bahwa janin

11
hidup dan pada saat auskultasi denyut jantung janin terdengar (+) maka
menandakan bahwa janin dalam keadaan hidup. (Obstetri Fisiologis,
Sulaiman Sastrawinata, Hal : 177)
6. Keadaan Umum Ibu Dan Janin Baik
Dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan bayinya selalu bergerak.
Data Obyektif :
- Keadaan umum ibu baik
- Kesadaran kompesmentis
- Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 0C
Pernapasan : 20 x/menit
- Denyut jantung janin : 140 x/menit
Analisis dan Interpretasi
a. Pergerakan janin kuat yang dirasakan ibu menunjukan keadaan janin
baik.Tanda-tanda vital yang normal merupakan faktor pendukung untuk
menentukan keadaan umum ibu baik (Obstetri Fisiologi dan Ginekologi:
158).
b. Pada kehamilan normal, frekuensi detak jantung janin 120–160 x/menit.
(Obstetri Fisiologi dan Ginekologi hal : 169)
7. Inpartu Kala I, Fase Aktif
Dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan sakit perut tembus belakang
- Ibu mengatakan keluar lendir campur darah dari jalan
lahir.
Data Obyektif :
- Adanya pelepasan lendir campur darah

12
- Hasil pemeriksaan dalam pada jam 06.00 WITA
- Dinding vagina : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 7 cm
- Ketuban : Utuh
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : Hoodge III
- Kesan panggul normal dapat ditandai dengan
adanya promontorium tidak teraba, linea innominata
teraba sebagian, dinding panggul elastis, spina
ischiadika tidak menonjol, arkus pubis membentuk
sudut tumpul, os koksigis konkaf, otot dasar panggul
lunak, pengeluaran lendir campur darah.
Analisis dan Interpretasi
a. Nyeri yang timbul adalah nyeri yang berasal dari adanya kontraksi uterus
(his persalinan). Nyeri ini disebabkan aleh anoxia sel-sel otot waktu
kontraksi tekanan pada ganglia dan serviks dan segmen bawah rahim oleh
serabut-serabut otot yang berkontraksi. Hal ini menyebabkan pendataran
dan atau pembukaan serviks.
b. Mulainya persalinan ditandai dengan adanya his persalinan dan dipengaruhi
oleh system endokrin dan janin.
c. Pada saat plasenta sudah tua terjadi insufisiensi sehingga progesterone
menurun dan estrogen sebaliknya menyebabkan uterus berkontraksi.
Adanya perbandingan estrogen dan progesterone yang tidak seimbang
mengakibatkan meningkatnya sensivitas otot-otot uterus terhadap pengaruh
hormon oksitosin.
d. Meningkatnya produksi prostaglandin ibu yang mempengaruhi lunaknya
mulut rahim sehingga terjadi pembukaan serviks. Pembukaan serviks dibagi
atas dua fase, yaitu fase laten ditandai dengan pembukaan serviks 1-3 cm,

13
dan fase aktif ditandai dengan pembukaan serviks 4-10 cm (pembukaan
lengkap).
e. Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis servikalis keluar
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena
lepasnya selaput janin pada bagian segmen bawah rahim hingga beberapa
capillar terputus.(Obstetri Fisiologis : 231-259)

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/ kolaborasi

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Kala I persalinan berlangsung normal
2. Kondisi ibu dan janin baik
B. Kriteria
1. Pembukaan lengkap terjadi ±3 jam kemudian (Jam 08.20 WITA),
penurunan kepala 0/5, kontraksi uterus kuat 4-5 x / menit durasi > 40 detik
setiap 10 menit dalam 30 menit.
2. Keadaan umum ibu dan janin baik, dengan tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 90-120 / 70-90 mmHg
 Nadi : 60-100 x/menit
 Suhu : 36,5o - 37,5 oC
 Pernapasan : 16 – 24 x / menit
 Denyut jantung janin : 120 – 160 x/menit

C. Rencana Tindakan
1. Lakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan di lakukan
Rasional : Agar ibu mengerti dan mau memberikan informasi yang di

14
butuhkan serta dapat melindungi petugas dari tuntutan
hukum.
2. Beritahu ibu setiap akan melakukan pemeriksaan
Rasional : Agar ibu dapat kooperatif dengan petugas.
3. Lakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI
Rasional : PI adalah bagian yang esensial dari semua asuhan yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir karena dapat
menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Upaya dan keterampilan untuk melaksanakan prosedur PI
secara baik dan benar juga dapat melindungi penolong
persalinan terhadap resiko infeksi.
4. Lakukan Observasi :
a. Keadaan Janin
Rasional : Denyut jantung janin perlu diperiksa untuk memastikan
kondisi janinnya. kondisi janin dapat pula dilihat dari
keadaan air ketubandan molase/penyusupan kepala janin,
b. Kemajuan Persalinan
Rasional : Mengetahui kemajuan persalinan dengan mengobservasi
pembukaan serviks dan penurunan kepala, serta Kontraksi
uterus baik jika durasi  40 detik, frekuensi 4-5 kali dalam
10 menit selama 30 menit sehingga memudahkan petugas
dalam pengambilan tindakan selanjutnya
c. Keadaan Ibu
Rasional : Tanda-tanda vital Ibu merupakan salah satu indikator
untuk mengetahui keadaan umum ibu. Urin ibu
diobservasi sebagai upaya pengosongan kandung kemih
sehingga tidak menahan penurunan kepala.
5. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri yang ia rasakan
Rasional : Penjelasan tentang nyeri yang dialami dapat membuat ibu
beradaptasi dengan nyeri yang ia rasakan.

15
6. Berikan dukungan moril pada ibu
Rasional : Dukungan dapat menyemangati ibu menghadapi
persalinan
7. Anjurkan Ibu untuk makan dan minum
Rasional : Makan dan minum merupakan energi buat Ibu ketika
menghadapi proses persalinan
8. Anjurkan ibu untuk berjalan, berbaring dengan posisi miring ke kiri atau
ke kanan atau posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu
Rasional : Posisi miring kiri atau kanan dapat mencegah penekanan
vena cava inferior sehingga tidak terjadi hipoksia pada
janin, posisi nyaman dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan ibu
9. Bantu ibu untuk mengganti sarung yang kotor
Rasional : Mengganti sarung yang kotor dapat mencegah infeksi
kuman ke jalan lahir
10. Ajarkan ibu teknik relaksai terutama saat terjadi kontraksi
Rasional : Dapat mengurangi ketegangan terutama saat terjadi
kontraksi
11. Siapkan alat dan bahan untuk pertolongan persalinan sesuai dengan APN
Rasional : Alat dan Bahan pertolongan persalinan yang sesuai APN
dapat mencegah terjadinya infeksi silang
12. Dokumentasi hasil pemantauan Kala I pada partograf
Rasional : Dokumentasi dengan patograf memudahkan untuk
pengambilan keputusan dan rencana asuhan selanjutnya.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal: 13 April 2019 Jam : 06-20 - 08.20 WITA
1. Melakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan di lakukan
Hasil : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan di lakukan.
2. Memberitahu ibu setiap akan melakukan pemeriksaan Seperti pemeriksaan
fisik termaksud pemeriksaan leopold dan pemeriksaan dalam pervaginam.

16
Hasil : Ibu telah diperiksa oleh petugas dan hasil pemeriksaan ada pada
poin pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI yakni mencuci tangan
secara 7 langkah, memakai handskun, masker, celemek, dan topi.
Hasil : Penolong melakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI.
4. Melakukan observasi :
a. Keadaan Janin
- Denyut jantung janin tiap 30 menit
- Air ketuban tiap 4 jam
- Penyusupan / molase tiap 4 jam
b. Kemajuan Persalinan
- Pembukaan tiap 4 jam
- Penurunan kepala tiap 4 jam
- Kontraksi Uterus tiap 30 menit selama 10 menit
c. Keadaan Ibu
- Tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah tiap 4 jam
b) Nadi tiap 30 menit
c) Suhu tiap 2 jam
- Input dan Output
a) Input : Makan dan minum
b) Output : Urine tiap 2 jam
Hasil : Ada pada partograf.
5. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang ia rasakan karena tertekannya
ujung-ujung syaraf sewaktu uterus berkontraksi dan saat berkontraksi otot
rahim meregang serta adanya pengaruh hormon seperti Estrogen, Oksitosin,
Prostaglandin dan Relaksin.
Hasil : Ibu mengerti penyebab nyeri yang dialaminya merupakan akibat
kontraksi uterus
6. Memberikan dukungan pada ibu dengan cara mengatur posisi yang nyaman
bagi ibu, memberi keleluasan untuk mobilisasi termaksud ke kamar kecil

17
serta pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai
kelahiran bayinya dan menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping
selama persalinan.
Hasil : Ibu mendapat dukungan dari suami dan keluarga dan persalinan
didampingi oleh suami dan keluarga
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Hasil : Ibu makan bubur dan telur rebus, dan minum susu ± 200 cc
8. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berbaring dengan posisi miring ke kiri atau
ke kanan atau posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu
Hasil : Ibu memilih miring kiri dan kanan secara bergantian
9. Membantu ibu untuk mengganti sarung yang kotor
Hasil : Ibu telah mengganti sarung yang kotor
10. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi terutama saat terjadi kontraksi, dengan
cara menarik nafas dalam melalui hidung membayangkan seolah – olah
oksigen mengalir keseluruh tubuh lalu buang nafas melalui mulut secara
perlahan.
Hasil : Ibu mengerti dan bisa mempraktekkan tekhnik relaksasi terutama
saat terjadi kontraksi
11. Menyiapkan alat dan bahan untuk pertolongan persalinan sesuai dengan APN
Hasil :
a. Dalam bak partus
- 4 pasang handscoon steril
- 2 buah klem koher
- 1 buah klem ½ koher
- 1 buah gunting tali pusat
- 2 buah benang pengikat tali pusat
- Spoit disposable steril 2,5 cc dan 1 cc
- Kapas steril dan kapas DTT secukupnya.
b. Di luar bak partus
- Nierbeken
- Pengisap lendir

18
- Tensi meter, Stetoskop
- Pengukur panjang badan
- Celemek
- Thermometer
- Larutan klorin dan air DTT
- Timbangan bayi
- Tempat sampah basah, kering dan tajam
- 1 buah tempat plasenta
- Tempat pakaian kotor ibu
c. Persiapan obat-obatan
- Oxytocin 6-8 ampul
- Ergometrin
- Zalf mata
- Vit. K
- Hepatitis B
d. Persiapan pakaian ibu
- Alas bokong
- Baju dan sarung bersih
- Celana dalam dan softeks
- Gurita
e. Persiapan bayi
- Handuk, sarung
- Baju dan popok bayi
- Kaos kaki/tangan dan topi
Hasil : Alat telah siap pakai
12. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala I pada partograf
Hasil : Pemantauan Kala I ada pada partograf.

19
LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 08.30 WITA

1. Kala I berlangsung normal ditandai dengan :


- Pembukaan menjadi 10 cm
- Penurunan kepala 0/5
- Air ketuban jernih
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit durasi 45 detik
2. Keadaan umum ibu dan janin baik, dengan tanda – tanda vital :
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 75 x/menit
- Suhu : 36,7oC
- Pernapasan : 20 x/menit
- Denyut jantung janin : 136 x/menit
3. Ada tanda dan gejala kala II persalinan
- Ada dorongan kuat untuk meneran seperti ingin buang air besar
- Adanya tekanan pada anus
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter anus membuka

20
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS
KALA II

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

Data Subyektif :
a. Ibu mengatakan ingin buang air besar
b. Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
c. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus belakang

Data Obyektif :
a. Adanya tekanan pada anus
b. Perineum menonjol
c. Vulva dan sfingter anus membuka
d. Pemeriksaan Dalam (VT) jam 08.30 WITA
- Dinding vulva : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 10 cm (pembukaan lengkap)
- Ketuban : Jernih (-)
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : 0/5, Hoodge IV
- Kesan panggul normal ditandai dengan promontorium tidak teraba,
linea innominata teraba sebagian, dinding panggul elastis, spina
ischiadika tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul, os
koksigis konkaf, otot dasar panggul lunak.
- Pengeluaran lendir campur darah
e. Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik
f. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 139 x / menit
g. Keadaan umum Ibu baik

21
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Inpartu Kala II, keadaan umum ibu dan janin baik

1. Inpartu Kala II
Dasar
Data Subyektif :
a. Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
b. Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
c. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus
belakang
Data Obyektif :
b. Tampak ibu ingin meneran
c. Perineum menonjol
d. Vulva dan sfingter anus membuka
e. Pemeriksaan dalam (VT) jam 08.30 WITA :
- Dinding vulva : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : Jernih (-)
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : 0/5, Hoodge IV
f. Kesan panggul normal ditandai dengan promontorium tidak
teraba, linea innominata teraba sebagian, dinding panggul
elastis, spina ischiadika tidak menonjol, arkus pubis
membentuk sudut tumpul, os koksigis konkaf, otot dasar
panggul lunak.
g. Pengeluaran lendir campur darah
h. Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik
i. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur, frekuensi 139 x/ menit

22
j. Tanda-tanda vital ibu:
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 75 x/menit
3) Suhu : 36,7 oC
4) Pernapasan : 20 x/menit
Analisis dan interprestasi
a. Adanya his yang adekuat mengakibatkan segmen atas rahim berkontraksi
dan mendorong janin ke segmen bawah rahim yang merupakan gerakan
pasif dari janin.
b. Serviks uterus yang tidak mengandung otot kontraktil berdilatasi sehinnga
membentuk suatu saluran yang akan menerima bayi sampai mencapai dasar
panggul (dilatasi sempurna). Hal ini mengakibatkan tekanan yang hebat
pada otot dasar panggu; dan bagian tertendah janin menekan fleksus syaraf
(frankenhausier) yang mengakibatkan rasa nyeri yang bertambah. Kontraksi
yang timbul disertai tekanan mengedan dari ibu yang berlangsung secara
refleks merupakan tanda kala II. (Obstetri Fisiologis Hal : 265)

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera/ kolaborasi

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
Kala II berlangsung normal, ditandai dengan :
a. Bayi lahir tidak lebih dari 2 jam setelah dipimpin
b. Keadaan umum ibu dan bayi baik

23
B. Kriteria
Kala II berlangsung normal, ditandai dengan :
1. Bayi lahir tidak lebih dari 2 jam setelah dipimpin yaitu tidak melewati
pukul 09.00 WITA.
2. Keadaan umum ibu dan bayi baik,tidak terjadi asfiksia, sianosis, dan
hipotermi pada bayi
C. Rencana Tindakan
1. Kenali tanda dan gejala kala II yaitu adanya dorongan untuk meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka
Rasional : Dengan memastikan adanya tanda gejala kala II, pada saat
ada his ibu sudah dapat di anjurkan untuk mengedan.
2. Pastikan kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan,
memasukkan spoit dalam bak partus dan mematahkan ampul oxytocin
Rasional : Untuk mencegah infeksi silang antara petugas dan benda-
benda yang terkontaminasi
3. Pakai celemek plastik
Rasional : Memakai celemek dan perlindungan pribadi dapat
melindungi penolong dari kontaminasi cairan, lendir dan
darah pasien yang dapat menyebarkan penyakit.
4. Lepas perhiasan dan cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu
keringkan dengan handuk bersih
Rasional : Melepaskan perhiasan dan mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan merupakan upaya untuk mencegah
terjadinya infeksi.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
Rasional : Merupakan perlindungan diri terhadap sumber infeksi
6. Isap oksitosin dengan tangan yang memakai sarung tangan
Rasional : Oxytocin sebagai obat untuk merangsang kontraksi uterus
sehingga memudahkan petugas dalam melakukan
manajemen aktif Kala III.

24
7. Lakukan vulva hygiene
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi jalan lahir akibat
kuman yang berasal dari vulva dan perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam
Rasional : Untuk memastikan pembukaan sudah lengkap,
memastikan ketuban, sehingga dapat dilakukan amniotomi
jika pembukaan sudah lengkap dan ketuban masih utuh,
serta memastikan tidak ada bagian-bagian kecil janin dan
tidak ada penumbungan tali pusat.
9. Lakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang telah dipakai dengan
merendamnya secara terbalik dalam larutan clorin 0,5 % dan mencuci
tangan kembali serta mengeringkannya dengan handuk bersih dan kering.
Rasional : Agar tidak terjadi infeksi silang
10. Dengarkan denyut jantung janin
Rasional : Untuk memastikan bahwa janin dalam keadaan baik
11. Beritahu ibu bahwa saat ini ibu dan janin dalam kondisi baik dan anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi.
Rasional : Agar ibu tidak cemas dengan keadaannya dan bisa
mempersiapkan diri untuk meneran pada saat his
12. Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
Rasional : Untuk mempermudah dan mempercepat proses
persalinan.
13. Beritahu keluarga untuk membantu ibu mencari posisi yang nyaman, yaitu
posisi setengan duduk.
Rasional : Posisi yang nyaman dalam bersalin memudahkan ibu
untuk meneran. Jika ibu berbaring terlentang maka uterus
dan janin di dalamnya akan menekan cara inferior. Hal
ini akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari
ibu ke plasenta, sehingga menyebabkan berkurangnya
aliran darah dari ibu ke plasenta jadi menurun.

25
14. Pimpin ibu untuk meneran saat kontraksi, berikan makan dan minum serta
istirahat di antara kontraksi
Rasional : Meneran secara berlebihan sehingga menahan upaya
untuk mengambil nafas akan mengakibatkan kelelahan
yang tidak perlu bagi ibu dan meningkatkan resiko
asfiksia pada bayi karena masuknya oksigen dari ibu ke
plasenta jadi menurun. Ibu diberikan makan dan minum
agar tidak terjadi dehidrasi.
15. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman jika dalam 60 menit belum ada dorongan untuk meneran.
Rasional : Pemilihan posisi yang nyaman memudahkan ibu untuk
meneran
16. Letakkan handuk diatas perut ibu, saat kepala bayi nampak di introitus
vagina
Rasional : Handuk bersih bertujuan untuk mengeringkan bayi baru
lahir
17. Pasang alas bokong yaitu kain yang dilipat 1/3 bagian
Rasional : Alas bokong berguna untuk menyokong perineum agar
tidak terjadi rupture.
18. Buka tutup partus set dan pakai kedua sarung tangan DTT
Rasional : Sebagai perlindungan diri agar tidak terkena infeksi silang.
19. Lahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering, tangan yang lain menahan puncak kepala agar tidak terjadi
fleksi yang terlalu cepat dan membantu lahirnya kepala.
Rasional : Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala
bayi secara bertahap dan hati - hati dapat mengurangi
regangan berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum.
20. Periksa lilitan tali pusat pada leher bayi
Rasional : Lilitan tali pusat dapat menghambat kelahiran bahu
sehingga bisa terjadi asfiksia bila tidak dilepaskan.

26
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Rasional : Putaran paksi luar yang sempurna menjadikan kepala
janin searah dengan punggungnya sehinngga memudahkan
kelahiran bayi
22. Lahirkan bayi setelah kepala melakukan putaran paksi luar dan pegang
secara biparietal
Rasional : Melahirkan bahu secara biparietal dapat mengurangi
atau mencegah terjadinya ruptur
23. Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan
dan siku atas
Rasional : Untuk memudahkan proses persalinan dan mencegah
laserasi.
24. Lahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri menelusuri punggung
hingga tungkai.
Rasional : Menelusuri punggung sampai tungkai untuk memudahkan
proses kelahiran
25. Lakukan penilaian tangisan bayi, pernapasan, pergerakan dan warna kulit
bayi dan letakkan bayi diatas perut ibu
Rasional : Untuk mengetahui apakah bayi menangis kuat atau bernapas
megap-megap, gerakan bayi aktif atau tidak serta wana kulit
bayi kemerahan atau sianosis sehingga memudahkan petugas
dalam pengambilan tindakan selanjutnya.
26. Keringkan bayi diatas perut ibu.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI


Tanggal : 13 April 2019 Jam 08.30 – 08.50 WITA
1. Mengenali tanda gejala kala II yaitu dorongan kuat untuk meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka.
Hasil : Adanya tanda gejala kala II

27
2. Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan serta mematahkan oksitosin
dan memasukan spuit ke dalam bak partus
Hasil : Alat dan bahan siap pakai
3. Memakai celemek plastik
Hasil : Celemek sudah dipakai
4. Melepas perhiasan danmencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
lalu mengeringkan dengan handuk bersih
Hasil : Petugas sudah mencuci tangan dibawah air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada satu tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
Hasil : Petugas telah memakai sarung tangan DTT pada tangan yang
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6. Mengisap oxytosin dalam spuit 2,5 cc dengan tangan yang memakai sarung
tangan dan memasukkannya dalam bak partus
Hasil : Oxytosin telah di isap dan disimpan dalam bak parutus
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam
Hasil : Telah dilakukan periksa dalam; vagina elastic, kesan panggul
normal (promontorium tidak teraba, linea innominata teraba
sebagian, dinding panggul lurus, spina ischiadika tidak menonjol,
os melengkung, arkus pubis membentuk sudut tumpul) porsio
tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan,
presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan, molase
negatif penurunan kepala Hodge IV, dan adanya pelepasan lendir
campur darah.
9. Melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang telah dipakai dengan
merendamnya secara terbalik dalam larutan clorin 0,5 % dan mencuci tangan
kembali serta mengeringkannya dengan handuk bersih dan kering
Hasil : Sarung tangan telah didekontaminasi dan petugas telah mencuci
tangan dan mengeringkannya dengan handuk bersih dan kering

28
10. Memeriksa denyut jantung janin
Hasil : Denyut jantung janin 139 x/menit
11. Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu dan janinnya dalam kondisi baik,
pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti
12. Mengajarkan Ibu cara meneran yang baik dan benar
Hasil : Ibu mengerti cara meneran yang baik dan benar
13. Menganjurkan keluarga untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk
pada saat meneran
Hasil : Suami membantu ibu pada posisi setengan duduk
14. Memimpin ibu meneran saat kontraksi dan anjurkan ibu istrahat serta
memberi makan dan minum diantara kontraksi
Hasil : Ibu dipimpin pada saat kontraksi dan makan bubur hangat serta
minum susu diantara kontraksi
15. Menganjurkan ibu untukmengambil posisiyang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Hasil : Ibu memilih berbaring miring kekiri
16. Meletakkan handuk bersih di atas perut, saat kepala bayi nampak 5-6 cm di
introitus vagina
Hasil : Handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu
17. Memasang alas bokong yaitu kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
Hasil : Kain pengalas bokong telah diletakkan dipasang
18. Membuka tutup partus set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua
tangan
Hasil : Tutup partus set telah dibuka dan sarung tangan DTT telah dipakai
pada kedua tangan
19. Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering, tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala
Hasil : Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum di lindungi

29
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain
menahan posisi defleksi
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan dan
sempurna
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara spontan dan sempurna
22. Melahirkan kedua bahu biparietal
Hasil : Bahu depan dan bahu belakang telah dilahirkan secara biparietal
23. Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala, lengan dan
siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan dan
siku atas
Hasil : Badan bayi telah dilahirkan dengan menyangga kepala, lengan dan
siku sebelah bawah menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
memegang lengan dan siku atas
24. Melahirkan seluruh tungkai dengan tangan kiri menelusuri punggung hingga
tungkai
Hasil : Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki
25. Melakukan penilaian pada bayi berupa tangisan bayi, pergerakan dan warna
kulit bayi dan meletakkan bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi lahir langsung menangis kuat, pergerakan aktif, warna kulit
kemerahan
26. Mengeringkan bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi telah dikeringkan.

30
LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 08.50-08.55 WITA

Kala II berlangsung normal, ditandai dengan:


a. Bayi lahir pada pukul 08.55 WITA, jenis kelamin bayi laki-laki, berat badan
lahir 3.000 gram, panjang badan lahir 48 cm, langsung menangis kuat, dan
warna kulit kemerahan.
b. Keadaan umum ibu baik, dengan tanda-tanda vital :
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80 x /menit
3) Suhu : 36,7 oC
4) Pernapasan : 20 x /menit
Keadaan umum bayi baik, ditandai dengan:
1) Denyut jantung : 154 x/menit
2) Suhu : 37,1 o C
3) Pernapasan : 50 x/menit
c. Ada tanda pelepasan plasenta :
1) Tali pusat bertambah panjang
2) Ada semburan darah secara tiba-tiba dan singkat
3) Perubahan tinggi fundus uterus

31
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS
KALA III

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
2. Ibu mengatakan adannya pengeluaran dari jalan lahirnya.

Data Obyektif :
1. Bayi lahir spontan, letak belakang kepala tanggal 13 April 2019 jam 08.50
WITA, jenis kelamin bayi laki-laki, berat badan 3.000 gram, panjang badan 48
cm, langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif
2. Ada tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat bertambah panjang, perubahan
tinggi fundus uteri, dan adanya semburan darah mendadak dan singkat
3. Tinggi fundus uteri setinggi pusat

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL


Inpartu Kala III, keadaan umum ibu dan bayi baik

1. Inpartu Kala III


Dasar
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Data Obyektif :
- Bayi lahir spontan letak belakang kepala tanggal 13
April 2019 jam 08.50 WITA, jenis kelamin laki-laki,
berat badan lahir 3.000 gram, panjang badan 48 cm,
warna kulit kemerahan, langsung menangis kuat, dan
pergerakan aktif.

32
- Adanya tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat
bertambah panjang, adanya semburan daran yang
mendadak dan singkat
- Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
Analisis dan interprestasi
a. Setelah bayi lahir uterus teraba bundar dan keras, fundus uteri setinggi
pusat, beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi yang mengakibatkan
penciutan permukaan kavum uteri tempat implantasi plasenta, akibatnya
plasenta akan terlepas dari tempatnya. Plasenta akan terlepas 5-15 menit
setelah bayi lahir.(Sarwono.2005)

2. Keadaan umum ibu dan bayi baik


Dasar :
Data Subyektif : -
Data Obyektif : - Tanda-tanda vital ibu
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 37.1oC
4) Pernapasan : 20 x/menit
- Tanda-tanda vital bayi
1) Denyut jantung : 154 x/menit
2) Suhu : 37.1 o C
3) Pernapasan : 50 x/menit
Analisis dan interprestasi
a. Tanda-tanda vital merupakan indikator utama untuk menentukan kondisi
ibu maupun bayi. Tanda-tanda vital normal untuk orang dewasa adalah :
1) Tekanan darah : 90-120 / 70-90 mmHg
2) Nadi : 60 - 100 x/menit
3) Suhu : 36,5 - 37,5 oC
4) Pernapasan : 16 – 24 x /menit.

33
Sedangkan untuk bayi, tanda-tanda vital normal ditandai dengan :
1) Denyut jantung : 120 - 160 x/menit
2) Suhu : 36,5 - 37,5 oC
3) Pernapasan : 40 - 60 x/menit. (Sarwono: 2000)

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
Kala tiga berlangsung normal, ditandai dengan:
1) Plasenta lahir tidak lebih dari 30 menit
2) Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
3) Tidak terjadi perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik
4) Keadaan umum ibu dan bayi baik

B. Kriteria
Kala tiga berlangsung normal, ditandai dengan:
1) Plasenta lahir tidak lebih dari 30 menit, yaitu tidak melewati pukul
10.00 WITA
2) Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
3) Perdarahan < 500 cc, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
4) Tanda-tanda vital ibu :
(b) Tekanan darah : 90-120/70-90 mmHg
(c) Nadi : 60 - 100 x /menit
(d) Suhu : 36,5 - 37,5 oC
(e) Pernapasan : 16 - 24 x /menit

34
Tanda-tanda vital normal ditandai dengan :
(a) Denyut jantung : 120 - 160 x/menit
(b) Suhu : 36,5 - 37,5 o C
(c) Pernapasan : 40 - 60 x/menit.
C. Rencana Tindakan
1. Periksa fundus uteri apakah bayi tunggal atau kembar
Rasional : Untuk mengetahui janin tunggal atau kembar sehingga
memudahkan untuk melakukan tindakan selanjutnya
2. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik
Rasional : Dengan mengetahui tindakan yang akan diberikan ibu
akan menerima tindakan dan tidak kaget.
3. Berikan suntikan oksitosin 1 ampul secara intramuscular pada 1/3 bagian
atas paha luar.
Rasional : Oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan
kuat dan efektif sehingga dapat membentu pelepasan
plasenta dan mengurangi kehilangan darah.
4. Jepit, potong dan ikat tali pusat
Rasional : Memutuskan hubungan plasenta dengan bayi serta
memudahkan petugas untuk melakukan tindakan selanjutnya
baik pada ibu maupun bayinya
5. Letakkan bayi tengkurap diatas dada ibu tanpa pakaian
Rasional : Kontak kulit pertama kali ibu dengan bayinya dapat
mencegah hipotermi dan merupakan inisiasi menyusu dini
6. Selimuti ibu dan bayinya dengan kain dan pasang topi di kepala bayi
Rasional : Untuk mencegah hipotermi
7. Lakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
Rasional : Penegangan Tali Pusat terkendali dan dibantu dengan
kontraksi yang baik serta dorongan uterus kearah dorso
kranial, maka dengan sendirinya plasenta akan lepas dan
bergerak kearah introitus vagina.

35
8. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban dengan lembut dan perlahan dengan
melakukan peregangan dan tangan kiri menekan kearah dorso cranial
sehingga plasenta terlepas.
Rasional : Melahirkan plasenta dan selaputnya dengan hati-hati akan
membantu mencegah tertinggalnya selaput ketuban di jalan
lahir
9. Lakukan masase fundus uteri
Rasional : Masase fundus uteri dilakukan untuk merangsang kontraksi
uterus sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 09.00 WITA

1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan janin tunggal


Hasil : Janin tunggal
2. Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik
Hasil : Ibu bersedia di suntik
3. Memberikan suntikan oksitosin 1 ampul secara intramuscular pada 1/3 bagian
atas paha luar
Hasil : Ibu sudah disuntik oksitosin
4. Menjepit, memotong, dan mengikat tali pusat
Hasil : Tali pusat telah dijepit, dipotong dan diikat
5. Meletakkan bayi tengkurap di atas dada ibu
Hasil : Bayi telah diletakkan di dada ibu
6. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain dan memasang topi dikepala bayi
Hasil : Bayi telah diselimuti dan di pakaikan topi
7. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan tangan kanan
menegangkan tali pusat saat kontraksi, tangan kiri mendorong uterus kearah
dorso cranial
Hasil : Petugas melakukan penegangan tali pusat terkendali

36
8. Melahirkan plasenta dengan cara melakukan peregangan dan menekan uterus
kearah dorsokranial sehingga plasenta terlepas. Saat plasenta terlepas 2/3
bagian dibagian introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua tangan
memegang plasenta dan memutarnya searah jarum jam untuk mencegah
robeknya selaput plasenta
Hasil : Plasenta telah lahir lengkap dengan selaput ketuban
9. Melakukan masase fundus uteri dengan pelan agar uterus berkontraksi
Hasil : Uterus teraba keras dan bundar

LANGKAH VII. EVALUASI


Tanggal : 13 Maret 2019 Jam : 09.20 WITA

1. Kala III berlangsung selama 10 menit


2. Plasenta dan selaputnya lahir lengkap yakni ketiledon berjumlah 18 buah,
dengan berat ± 500 gram, tebal 2,5 cm dengan diameter 18 cm pada jam 09.15
WITA
3. Perdarahan  100 cc, tidak ada robekan pada perineum, kontraksi uterus baik
yaitu teraba keras dan bundar, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, dan Ibu
mengalami kelelahan
4. Tanda-tanda vital ibu :
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,7 oC
- Pernapasan : 20 x/menit

37
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN FISIOLOGIS
KALA IV

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


Data Subyektif:
1. Ibu mengatakan nyeri dari jalan lahir
2. Ibu mengatakan plasenta sudah lahir

Data Obyektif:
1. Keadaan umum ibu baik
2. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap jam 09.15 WITA
3. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)
4. Ibu tampak lelah setelah melalui proses persalinan
5. TFU 1 jari dibawah pusat
6. Perdarahan seluruhnya  200 cc
7. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,7o C
- Pernapasan : 20 x/menit
8. Tidak ada laserasi pada vagina dan perineum.

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


Perlangsungan Kala IV keadaan umum ibu dan bayi baik

1. Perlangsungan Kala IV
Dasar
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir
Data Obyektif :
- Plasenta dan selaputnya lahir lengkap

38
- Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus teraba keras dan bundar
- Tidak ada robekan pada perineum
Analisis dan interprestasi
a. Setelah plasenta lahir ditandai dengan tinggi fundus uteri 1-2 jari dibawah
pusat dan kontraksi uterus teraba keras dan bundar menunjukkan bahwa
telah masuk pada proses pengawasan kala IV sampai 2 jam. Pengawasan
kala IV dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih
mendampingi ibusetelah selesai persalinan sekurang-kurangnya 1-2 jam
post partum, agar perdarahan post partum dapat dikurangi/dihindari.
(Sarwono, 2005).

2. Keadaan umum ibu dan janin baik


Dasar
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
- Tanda-tanda vital ibu
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Suhu : 36,7oC
Pernapasan : 20 x /menit
- Tanda-tanda vital bayi
Denyut jantung : 139 x/menit
Suhu : 36,5 o C
Pernapasan : 44 x/menit
Analisis dan interprestasi
a. Tanda-tanda vital merupakan indikator utama untuk menentukan kondisi
ibu maupun bayi. Tanda-tanda vital normal untuk orang dewasa adalah :
1) Tekanan darah : 90-120/70-90 mmHg
2) Nadi : 60 - 100 x /menit
3) Suhu : 36,5 - 37,5 oC

39
4) Pernapasan : 16-24 x /menit
Sedangkan untuk bayi, tanda-tanda vital normal ditandai dengan :
1) Denyut jantung : 120 - 160 x/menit
2) Suhu : 36,5 - 37,5 oC
3) Pernapasan : 40 - 60 x/menit. (Sarwono: 2000)

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV : PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk tindakan segera

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Kala IV berlangsung normal, ditandai dengan :
a. Kontraksi uterus baik
b. Tidak terjadi perdarahan abnormal
c. Keadaan umum ibu dan bayi baik
B. Kriteria
1. Kala IV berlangsung normal, ditandai dengan:
a. Kontraksi uterus baik, yaitu teraba keras dan bundar
b. Perdarahan < 500 cc
c. Keadaan umum ibu baik, ditandai dengan :
- Tekanan Darah : 90-120/70-90 mmHg
- Nadi : 60 - 100 x/menit
- Suhu : 36,5 - 37 oC
- Pernapasan : 16 - 24 x/menit
Tanda – tanda vital bayi baik, ditandai dengan:
- Denyut Jantung : 120 - 160 x/menit
- Suhu : 36,5 - 37,5 oC
- Pernapasan : 40 - 60 x/menit

40
C. Rencana Tindakan
1. Lakukan rangsangan (masase uterus) segera setelah plasenta lahir dan
selaput ketuban lahir
Rasional : Agar uterus berkontraksi (teraba keras dan bundar)
sehingga tidak terjadi perdarahan
2. Periksa kelengkapan plasenta
Rasional : Adanya sisa plasenta di dalam uterus dapat
mengakibatkan perdarahan sehingga plasenta harus
dikeluarkan secara lengkap
3. Periksa kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum
Rasional : Laserasi pada vagina dan perineum dapat mengakibatkan
perdarahan olehnya itu, apabila ada robekan maka harus
segera dijahit
4. Periksa kembali kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
Rasional : Untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak ada perdarahan pervaginam
5. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
Rasional : Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat merangsang
inisiasi menyusui dini
6. Timbang dan ukur panjang badan bayi, berikan salf mata dan berikan
suntikan vitamin K dipaha kiri dengan dosis 0,1 cc 1 jam setelah lahir
Rasional : Untuk mengetahui berat badan dan panjang badan bayi,
mencegah trejadinya infeksi mata pada bayi dan
mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir
7. Berikan suntikan hepatitis B pada paha kanan, 1 jam setelah pemberian
vitamin K
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B pada bayi
8. Pantau kembali kontraksi uterus dan lakukan masase pada fundus
Rasional : Untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
mencegah terjadinya perdarahan post partum

41
9. Ajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi uterus
Rasional : Agar ibu dapat melakukan sendiri masase uterus dan
menilai kontraksi uterus
10. Evaluasi kembali kontraksi uterus dan evaluasi jumlah kehilangan
darah tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam
kedua
Rasional : Untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan postpartum
11. Periksa kembali tanda-tanda vital dan kandung kemih ibu tiap 15
menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
Rasional : Untuk memastikan keadaan umum baik, dan kandung
kemih dalam keadaan kosong
12. Periksa kembali bayi, pastikan tanda-tanda vitalnya baik
Rasional : Untuk memastikan bayi tetap dalam kondisi sehat
13. Tempatkan semua peralatan bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5%,
rendam selama 10 menit. Cuci dan bilas setelah dekontaminasi
Rasional : Merendam peralatan bekas pakai dalam larytan klorin
merupakan upaya pencegahan infeksi akibat kontaminasi
bakteri dengan peralatan bekas pakai
14. Buang benda-benda yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai
Rasional : Membuang benda-benda ke tempat sampah yang sesuai
memudahkan petugas dalam mengklasifikasi jenis sampah
15. Bersihkan ibu dengan air DTT dan mengganti pakaian ibu dengan
pakaian bersih dan kering
Rasional : Agar ibu merasa nyaman dan mencegah transmisi kuman
akibat darah pada saat persalinan
16. Pastikan ibu merasa nyaman dan anjurkan suami untuk memberikan
makanan dan minuman yang diinginkan
Rasional : Setelah persalinan ibu banyak kehilangan tenaga dan

42
merasa lapar untuk mengembalikan kondisi ibu, maka ibu
harus diberi makan dan minumdan rasa nyaman akan
membantu ibu beristirahat
17. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% dan
mencucinya dengan air DTT
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi silang
18. Celupkan sarung tangan yang kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan
merendamnya secara terbalik
Rasional : Untuk mendekontaminasi sarung tangan yang kotor, maka
harus direndam dalam larutan klorin 0,5% untuk
mencegah terjadinya infeksi silang
19. Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi silang
20. Lengkapi partograf
Rasional : Untuk mendokumentasikan semua asuhan yang telah
diberikan

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 09.25 - 11.10 WITA

1. Melakukan rangsangan (masase uterus) segera setelah plasenta lahir dan


selaput ketuban lahir.
Hasil : Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)
2. Memeriksa kelengkapan plasenta
Hasil :
- Selaput chorion dan kotiledon lengkap (18 buah)
- Insersio tali pusat sentralis
- Tebal plasenta  2,5 cm
- Berat plasenta ± 500 gram
- Panjang tali pusat 50 cm
- Diameter plasenta 18 cm

43
- Selaput amnion lengkap
3. Memeriksa kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum
Hasil : Tidak ada laserasi pada vagina dan perineum
4. Memeriksa kembali kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
Hasil : Kontraksi uterus teraba keras dan bundar, perdarahan 200 cc
5. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
Hasil : Bayi tetap berada di dada ibu
6. Menimbang dan mengukur panjang badan bayi, memberikan salf mata dan
memberikan suntikan vitamin K dipaha kiri dengan dosis 0,1 cc 1 jam setelah
lahir.
Hasil : Bayi telah ditimbang, dengan berat badan lahir 3.000 gram,
Panjang badan 48 cm, bayi telah diberikan salf mata dan
diberikan suntikan vitamin K
7. Memberikan suntikan hepatitis B pada paha kanan, 1 jam setelah pemberian
vitamin K
Hasil : Bayi telah diberikan suntikan hepatitis B
8. Memantau kembali kontraksi uterus dan melakukan masase pada fundus uteri
Hasil : Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
9. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi uterus
Hasil : Ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
10. Mengevaluasi kembali kontraksi uterus dan evaluasi jumlah kehilangan darah
tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : Kontraksi uterus teraba keras dan bundar perdarahan ±200 cc
11. Memeriksa kembali tanda-tanda vital dan kandung kemih ibu tiap 15 menit
pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : 15 menit jam pertama:
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x / menit

44
 Suhu : 36,7 oC
 Pernapasan : 20 x / menit
 Kandung kemih : kosong
30 menit kedua :
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x / menit
 Suhu : 36,7oC
 Pernapasan : 19 x / menit
 Kandung kemih : kosong
12. Memeriksa kembali bayi, pastikan tanda-tanda vitalnya baik
Hasil : Tanda – tanda vital bayi
- Denyut Jantung : 139 x/ menit
- Suhu : 37 oC
- Pernapasan : 44 x/menit
13. Menempatkan semua peralatan bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5%,
rendam selama 10 menit. Cuci dan bilas setelah dekontaminasi.
Hasil : Peralatan bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin 0,5
% dan dibilas
14. Membuang benda-benda yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang
sesuai
Hasil : Bahan-bahan yang telah terkontaminasi telah dibuang
kedalam tempat sampah yang sesuai
15. Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengganti pakaian ibu dengan
pakaian bersih dan kering
Hasil : Ibu telah dibersihkan dan merasa nyaman
16. Memastikan ibu merasa nyaman dan anjurkan suami untuk memberikan
makanan dan minuman yang diinginkan
Hasil : Ibu merasa nyaman, suami memberikan bubur hangat dan
susu pada ibu.

45
17. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% dan
mencuci dengan air DTT
Hasil : Tempat persalinan telah didekontaminasi
18. Mencelupkan sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
merendamnya secara terbalik
Hasil : Sarung tangan dicelup ke dalam larutan klorin 0,5% dan
merendamnya secara terbalik
19. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
mengeringkannnya
Hasil : Kedua tangan telah dicuci dan dikeringkan
20. Melengkapi partograf
Hasil : Petugas kesehatan melengkapi partograf

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal : 13 April 2019 Jam : 11.25 WITA
1. Kala IV berlangsung normal, ditandai dengan:
a) Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat
b) Perdarahan ± 250 cc, kandung kemih kosong
c) Keadaan ibu dan bayi baik, kesadaran kompesmentis
1) Tanda – tanda vital ibu :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,7 0C
- Pernapasan : 20 x/menit
2) Tanda-tanda vital bayi dalam keadaan normal:
- Denyut jantung : 139 x/menit
- Suhu : 37 oC
- Pernapasan : 44 x/menit.

46
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS
PADA Ny “H” GIP0A0 UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU
INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI PUSKESMAS TAMPO
TANGGAL 13-04-2019
(SOAP)

No. Register : -
Tanggal Masuk : 13 April 2019 Jam : 05.40 WITA
Tanggal Pengkajian : 13 April 2019 Jam : 05.45 WITA

A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “H“/ Tn “R”
Umur : 17 tahun / 24 tahun
Suku : Muna / Tolaki
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Pernikahan Ke : I
Lama Menikah : ± 1 tahun
Alamat : Jln Maira / Napabalano

KALA I
B. DATA SUBYEKTIF ( S )
Ibu mengatakan :
1. Hamil yang pertama dan tidak pernah keguguran
2. Hamil 9 bulan
3. Hari pertama haid terakhir tanggal 7 Juli 2018
4. Mual muntah pada trimester 1
5. Pergerakan janinnya dirasakan pada umur kehamilan 5 bulan
6. Pergerakan janinnya kuat dirasakan terutama disebelah kanan perut ibu

47
7. Tidak pernah merasakan nyeri perut dan sakit kepala yang hebat selama
hamil, pendarahan pervaginam, gangguan penglihatan dan lain – lain.
8. Telah mendapatkan imunisasi TT 2x yaitu TT1 pada umur kehamilan 24
minggu dan TT2 pada umur kehamilan 28 minggu.
9. Sakit perut tembus belakang sejak tanggal 12 April 2019
10. Ada pengeluaran lendir campur darah

C. DATA OBYEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu : Baik
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Keadaan emosi : Stabil
4. Tanda - tanda vital
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Nadi : 75 x / menit
- Suhu : 36,7 ͦ C
- Pernapasan : 20 x/menit
5. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi)
a) Kepala/Rambut
Rambut panjang, Lurus dan hitam, tampak bersih tidak teraba benjolan
dan rambut tidak rontok.
b) Wajah/Muka
Ekspresi wajah tampak meringis saat ada kontraksi , tidak pucat, tidak
tampak cloasma gravidarum, tidak ada Oedema
c) Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, dan sclera tidak
ikterus serta tidak ada secret pada mata.
d) Hidung
Tidak ada secret dan tidak ada polip,tidak ada nyari tekan pada tulang
hidung.
e) Mulut dan Gigi

48
Bibir merah muda, tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan, lidah tampak
bersih, tidak ada caries gigi, dan tidak ada gigi yang tanggal.

f) Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan tampak polister
g) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, dan tidak ada pelebaran vena jugularis.
h) Payudara
Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mammae dan payudara tampak membesar, tidak ada
retraksi/dipling, ada pengeluaran ASI bila puting susu dipencet, tidak
teraba benjolan sampai ke daerah axilla
i) Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada luka bekas operasi,
tonus otot perut kencang, terdapat striae livide, dan linea nigra serta
tidak ada nyeri tekan.
a) Pengukuran :
- TFU : 33 cm
- LP : 90 cm
- TBJ : (TFU-11) x 155
(33-11) x 155 = 2.945 gram
b) Palpasi Leopold
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah Prosesus Xyfoideus,
bokong.
- Leopold II : Punggung Kiri
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : Kepala sudah masuk Pintu Atas
- Perlimaan : Panggul, penurunan kepala 3/5.
- Kontraksi uterus : 3x dalam 10 menit, durasi 40 detik.
- DJJ : 136 x/menit terdengar jelas dan kuat pada

49
kuadran kiri bawah perut ibu.

i. Genetalia dan anus


Terdapat pengeluaran lendir campur darah, tidak ada varises vulva,
tidak ada oedema, tidak ada hemoroid pada anus.
Pemeriksaan dalam pervaginam ( VT )
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 06.00 WITA
- Dinding vulva : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 7 cm
- Ketuban : Utuh
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : Hoodge II
- Kesan panggul normal ditandai dengan promontorium tidak
teraba, linea innominata teraba sebagian, dinding panggul
elastis, spina ischiadika tidak menonjol, arkus pubis
membentuk sudut tumpul, os koksigis konkaf, otot dasar
panggul lunak.
- Pengeluaran lendir campur darah
6. Ekstremitas atas dan bawah
- Ekstremitas Atas
Inspeksi : Kuku bersih, tidak pucat.
Palpasi : Tidak ada oedema
- Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Kuku bersih, tidak pucat,
Palpasi : Tidak ada oedema dan tidak ada varises
Perkusi : Refleks patella ( + ) kiri dan kanan.

50
D. ASSESMENT (A)
GIP0A0, UK 40 minggu, presentase kepala, penurunan kepala 3/5, tunggal,
hidup, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif

E. PLANNING (P)
Tanggal: 13 April 2019 Jam : 06.20 - 08.20 WITA

1. Melakukan informed consent untuk setiap tindakan yang akan di lakukan


Hasil : Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan di lakukan.
2. Memberitahu ibu setiap akan melakukan pemeriksaan Seperti pemeriksaan
fisik termaksud pemeriksaan leopold dan pemeriksaan dalam pervaginam.
Hasil : Ibu telah diperiksa oleh petugas dan hasil ada pada poin
pemeriksaan fisik
3. Melakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI yakni mencuci tangan
secara 7 langkah, memakai handskun, masker, celemek, dan topi.
Hasil : Penolong melakukan pencegahan infeksi sesuai standar PI.
4. Melakukan observasi :
a. Keadaan Janin
- Denyut jantung janin tiap 30 menit
- Air ketuban tiap 4 jam
- Penyusupan / molase tiap 4 jam
b. Kemajuan Persalinan
- Pembukaan tiap 4 jam
- Penurunan kepala tiap 4 jam
- Kontraksi Uterus tiap 30 menit selama 10 menit
c. Keadaan Ibu
1. Tanda – tanda vital :

51
a) Tekanan darah tiap 4 jam
b) Nadi tiap 30 menit
c) Suhu tiap 2 jam

2. Input dan Output


a) Input : Makan dan minum
b) Output : Urine tiap 2 jam
Hasil : Ada pada partograf
5. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang ia rasakan karena tertekannya
ujung-ujung syaraf sewaktu uterus berkontraksi dan saat berkontraksi otot
rahim meregang serta adanya pengaruh hormon seperti estrogen, oksitosin,
prostaglandin dan relaksin.
Hasil : Ibu mengerti penyebab nyeri yang dialaminya akibat adanya
kontraksi
6. Memberikan dukungan pada ibu dengan cara mengatur posisi yang nyaman
bagi ibu, memberi keleluasan untuk mobilisasi termaksud ke kamar kecil
serta pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai
kelahiran bayinya dan menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping
selama persalinan.
Hasil : Ibu mendapat dukungan dari suami dan keluarga dan persalianan
akan didampingi oleh suami dan keluarga
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
Hasil : Ibu makan bubur hangat dan minum susu ± 200 cc
8. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berbaring dengan posisi miring ke kiri atau
ke kanan atau posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu
Hasil : Ibu memilih miring kiri dan kanan secara bergantian
9. Membantu ibu untuk mengganti sarung yang kotor
Hasil : Ibu telah mengganti sarung yang kotor
10. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi terutama saat terjadi kontraksi, dengan cara
menarik nafas dalam melalui hidung membayangkan seolah – olah oksigen
mengalir keseluruh tubuh lalu buang nafas melalui mulut secara perlahan.

52
Hasil : Ibu mengerti dan bisa mempraktekkan tekhnik relaksasi terutama
saat terjadi kontraksi

11. Menyiapkan alat dan bahan untuk pertolongan persalinan sesuai dengan APN
Hasil :
a. Dalam bak partus
- 3 pasang handschoen steril
- 2 buah klem koher
- 1 buah klem ½ koher
- 1 buah gunting tali pusat
- 2 buah benang pengikat tali pusat
- Spoit disposable steril 2,5 cc dan 1 cc
- Kapas steril dan kapas DTT secukupnya
b. Di luar bak partus
- Nierbeken
- Pengisap lendir
- Tensi meter
- Stetoskop
- Pengukur panjang badan
- Celemek
- Thermometer
- Larutan klorin dan air DTT
- Timbangan bayi
- Tempat sampah basah, kering dan tajam
- 1 buah tempat plasenta
- Tempat pakaian kotor ibu
c. Persiapan obat-obatan
- Oxytocin 6-8 ampul
- Ergometrin
- Zalf mata

53
- Vit. K
- Hepatitis B

d. Persiapan pakaian ibu


- Alas bokong
- Baju dan sarung bersih
- Celana dalam dan softeks
- Gurita
e. Persiapan bayi
- Handuk, sarung
- Baju dan popok bayi
- Kaos kaki/tangan dan topi
Hasil : Alat telah siap pakai
12. Mendokumentasi hasil pemantauan kala I pada partograf
Hasil : Pemantauan Kala I ada pada partograf
Kesimpulan :
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 08. 20 WITA
1) Kala I berlangsung normal ditandai dengan :
- Pembukaan menjadi 10 cm
- Penurunan kepala 0/5
- Air ketuban jernih
- Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit durasi 45 detik
2) Keadaan umum ibu dan janin baik, dengan tanda - tanda vital :
- Tekanan darah : 100 / 70 mmHg
- Nadi : 75 x / menit
- Suhu : 36,6 oC
- Pernapasan : 20 x / menit
- Denyut jantung janin : 139 x / menit
3) Ada tanda dan gejala kala II persalinan
- Ada dorongan kuat untuk meneran seperti ingin buang air besar

54
- Adanya tekanan pada anus
- Perineum menonjol
- Vulva dan sfingter anus membuka

PENDOKUMENTASIAN KALA II PERSALINAN


( KALA PENGELUARAN )

A. DATA SUBYEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan ingin buang air besar
2. Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
3. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus belakang

B. DATA OBYEKTIF ( O )
1. Adanya tekanan pada anus
2. Perineum menonjol
3. Vulva dan sfingter anus membuka
4. Pemeriksaan Dalam ( VT ) jam 08.30 WITA
- Dinding vagina : Elastis
- Portio : Tipis dan lunak
- Pembukaan : 10 cm (pembukaan lengkap)
- Ketuban : Jernih (-)
- Presentase : Kepala
- Posisi : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Molase : 0
- Penurunan : 0/5, Hoodge IV
- Kesan panggul normal ditandai dengan promontorium tidak teraba, linea
innominata teraba sebagian, dinding panggul elastis, spina ischiadika
tidak menonjol, arkus pubis membentuk sudut tumpul, os koksigis
konkaf, otot dasar panggul lunak.
- Pengeluaran lendir campur darah
5. Kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik

55
6. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 139 x/menit
7. Keadaan umum Ibu baik.

C. ASSESMENT ( A )
Inpartu Kala II, keadaan umum ibu dan janin baik

D. PLANNING ( P )
Tanggal : 13 April 2019 Jam 08.30 - 09. 00 WITA
1. Mengenali tanda gejala kala II yaitu dorongan kuat untuk meneran, tekanan
pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka
Hasil : Adanya tanda gejala kala II
2. Memastikan kelengkapan alat dan obat-obatan serta mematahkan oksitosin
dan memasukan spuit ke dalam bak partus
Hasil : Alat dan bahan siap pakai
3. Memakai celemek plastik
Hasil : Celemek sudah dipakai
4. Melepas perhiasan danmencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
lalu mengeringkan dengan handuk bersih
Hasil : Petugas sudah mencuci tangan dibawah air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada satu tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
Hasil : Petugas telah memakai sarung tangan DTT pada tangan yang
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6. Mengisap oxytosin dalam spuit 2,5 cc dengan tangan yang memakai sarung
tangan dan memasukkannya dalam bak partus
Hasil : Oxytosin telah di isap dan disimpan dalam bak parutus
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT
Hasil : Vulva dan perineum telah dibersihkan
8. Melakukan pemeriksaan dalam

56
Hasil : Telah di lakukan periksa dalam : vagina elastis, kesan panggul
normal, (promotorium tidak teraba, linea innominata teraba
sebagian, dinding panggul lurus, spina ischiadika tidak menonjol,
os coksygius melengkung, arkus pubis membentuk susut tumpul).
porsio tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah
spontan, presentase kepala, posisi ubun-ubun kecil kiri depan,
molase negatif penurunan kepala Hodge IV, dan adanya
pelepasan lendir campur darah.
9. Melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang telah dipakai dengan
merendamnya secara terbalik dalam larutan clorin 0,5 % dan mencuci
tangan kembali serta mengeringkannya dengan handuk bersih dan kering
Hasil : Sarung tangan telah didekontaminasi dan petugas telah mencuci
tangan dan mengeringkannya dengan handuk bersih dan kering
10. Memeriksa denyut jantung janin
Hasil : Denyut jantung janin 139 x/menit
11. Memberitahu ibu bahwa saat ini ibu dan janinnya dalam kondisi baik,
pembukaan sudah lengkap
Hasil : Ibu telah diberitahu dan ibu mengerti
12. Mengajarkan Ibu cara meneran yang baik dan benar
Hasil : Ibu mengerti cara meneran yang baik dan benar
13. Menganjurkan keluarga untuk membantu ibu pada posisi setengah duduk
pada saat meneran
Hasil : Suami membantu ibu pada posisi setengan duduk
14. Memimpin ibu meneran saat kontraksi dan anjurkan ibu istrahat serta
memberi makan dan minum diantara kontraksi
Hasil : Ibu dipimpin pada saat kontraksi dan makan bubur hangat serta
minum susu diantara kontraksi
15. Menganjurkan ibu untukmengambil posisiyang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Hasil : Ibu memilih berbaring miring kekiri

57
16. Meletakkan handuk bersih di atas perut, saat kepala bayi nampak 5-6 cm di
introitus vagina
Hasil : Handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu
17. Memasang alas bokong yaitu kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
Hasil : Kain pengalas bokong telah diletakkan dipasang
18. Membuka tutup partus set dan memakai sarung tangan DTT pada kedua
tangan
Hasil : Tutup partus set telah dibuka dan sarung tangan DTT telah
dipakai pada kedua tangan
19. Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan cara
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih
dan kering, tangan yang lain menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala
Hasil : Kepala bayi telah dilahirkan dengan cara perineum di lindungi
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih serta tangan lain
menahan posisi defleksi
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
Hasil : Tidak ada lilitan tali pusat
21. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan dan
sempurna
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara spontan dan sempurna
22. Melahirkan kedua bahu biparietal
Hasil : Bahu depan dan bahu belakang telah dilahirkan secara biparietal
23. Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan kiri untuk memegang lengan
dan siku atas
Hasil : Badan bayi telah dilahirkan dengan menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah menggunakan tangan kanan dan tangan
kiri lengan dan siku atas
24. Melahirkan seluruh tungkai dengan tangan kiri menelusuri punggung hingga
tungkai

58
Hasil : Bayi lahir spontan, letak belakang kepala, jenis kelamin laki-laki
25. Melakukan penilaian pada bayi berupa tangisan bayi, pergerakan dan warna
kulit bayi dan meletakkan bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi lahir langsung menangis kuat, pergerakan aktif, warna kulit
kemerahan
26. Mengeringkan bayi diatas perut ibu
Hasil : Bayi telah dikeringkan

PENDOKUMENTASIAN KALA III PERSALINAN


( KALA URI )

A. DATA SUBYEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
2. Ibu mengatakan adanya pengeluaran dari jalan lahir

B. DATA OBYEKTIF ( O )
1. Bayi lahir spontan, letak belakang kepala tanggal 13 April 2019 jam 08.50
WITA, jenis kelamin bayi laki-laki, berat badan 3.000 gram, panjang badan
48 cm, langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif
2. Ada tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat bertambah panjang, perubahan
tinggi fundus uteri, dan adanya semburan darah mendadak dan singkat
Tinggi fundus uteri setinggi pusat

C. ASSESMENT ( A )
Inpartu Kala III, keadaan umum ibu dan bayi baik.

D. PLANNING ( P )
Tanggal : 13 April 2019 Jam : 09.00 - 09.15 WITA
1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan janin tunggal
Hasil : Janin tunggal

59
2. Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik
Hasil : Ibu bersedia di suntik
3. Memberikan suntikan oksitosin 1 ampul secara intramuscular pada 1/3
bagian atas paha luar
Hasil : Ibu sudah disuntik oksitosin
4. Menjepit, memotong, dan mengikat tali pusat
Hasil : Tali pusat telah dijepit, dipotong dan diikat
5. Meletakkan bayi tengkurap di atas dada ibu
Hasil : Bayi telah diletakkan di dada ibu
6. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain dan memasang topi dikepala bayi
Hasil : Bayi telah diselimuti dan di pakaikan topi
7. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan tangan kanan
menegangkan tali pusat saat kontraksi, tangan kiri mendorong uterus kearah
dorso cranial
Hasil : Petugas melakukan penegangan tali pusat terkendali
8. Melahirkan plasenta dengan cara melakukan peregangan dan menekan
uterus kearah dorsokranial sehingga plasenta terlepas. Saat plasenta terlepas
2/3 bagian dibagian introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua
tangan memegang plasenta dan memutarnya searah jarum jam untuk
mencegah robeknya selaput plasenta
Hasil : Plasenta telah lahir lengkap dengan selaput ketuban
9. Melakukan masase fundus uteri dengan pelan agar uterus berkontraksi
Hasil : Uterus teraba keras dan bundar

PENDOKUMENTASIAN KALA IV PERSALINAN


( KALA PENGAWASAN )

A. DATA SUBYEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan nyeri dari jalan lahir
2. Ibu mengatakan plasenta sudah lahir

60
B. DATA OBYEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu baik
2. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap jam 09.15 WITA
3. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)
4. Ibu tampak lelah setelah melalui proses persalinan
5. TFU 1 jari dibawah pusat
6. Perdarahan seluruhnya  200 cc
7. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x / menit
- Suhu : 36,7o C
- Pernapasan : 20 x / menit
8. Tidak ada laserasi pada vagina dan perineum

C. ASSESMENT ( A )
Perlangsungan Kala IV, KU ibu dan bayi baik.

D. PLANNING ( P )
Tanggal 13 April 2019 Jam : 09.25 - 11.10 WITA
1. Melakukan rangsangan (masase uterus) segera setelah plasenta lahir dan
selaput ketuban lahir
Hasil : Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)
2. Memeriksa kelengkapan plasenta
Hasil : - Selaput chorion dan kotiledon lengkap (18 buah)
- Insersio tali pusat sentralis
- Tebal plasenta  2,5 cm
- Berat plasenta ± 500 gram
- Panjang tali pusat 50 cm
- Diameter plasenta 18 cm
- Selaput amnion lengkap
3. Memeriksa kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum

61
Hasil : Tidak ada laserasi pada vagina dan perineum
4. Memeriksa kembali kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
Hasil : Kontraksi uterus teraba keras dan bundar, perdarahan 200 cc
5. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
Hasil : Bayi tetap berada di dada ibu
6. Menimbang dan mengukur panjang badan bayi, memberikan salf mata
dan memberikan suntikan vitamin K dipaha kiri dengan dosis 0,1 cc 1 jam
setelah lahir
Hasil : Bayi telah ditimbang, dengan berat badan lahir 3.000 gram,
panjang badan 48 cm, bayi telah diberikan salf mata dan
diberikan suntikan vitamin K
7. Memberikan suntikan hepatitis B pada paha kanan, 1 jam setelah
pemberian vitamin K
Hasil : Bayi telah diberikan suntikan hepatitis B
8. Memantau kembali kontraksi uterus dan melakukan masase pada fundus
uteri
Hasil : Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
9. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi uterus
Hasil : Ibu dan keluarga dapat melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
10. Mengevaluasi kembali kontraksi uterus dan evaluasi jumlah kehilangan
darah tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
Hasil : Kontraksi uterus teraba keras dan bundar perdarahan ±200 cc
11. Memeriksa kembali tanda-tanda vital dan kandung kemih ibu tiap 15
menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua
Hasil : 15 menit jam pertama:
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x / menit
 Suhu : 36,7oC

62
 Pernapasan : 20 x / menit
 Kandung kemih : kosong
30 menit kedua :
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,7 oC
 Pernapasan : 19 x/menit
 Kandung kemih : kosong
12. Memeriksa kembali bayi, pastikan tanda-tanda vitalnya baik
Hasil : Tanda – tanda vital bayi:
- Denyut Jantung : 139 x/ menit
- Suhu : 37 oC
- Pernapasan : 44 x/menit
13. Menempatkan semua peralatan bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5%,
rendam selama 10 menit. Cuci dan bilas setelah dekontaminasi
Hasil : Peralatan bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin 0,5 %
dan dibilas
14. Membuang benda-benda yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai
Hasil : Bahan-bahan yang telah terkontaminasi telah dibuang kedalam
tempat sampah yang sesuai
15. Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengganti pakaian ibu dengan
pakaian bersih dan kering
Hasil : Ibu telah dibersihkan dan merasa nyaman
16. Memastikan ibu merasa nyaman dan anjurkan suami untuk memberikan
makanan dan minuman yang diinginkan
Hasil : Ibu merasa nyaman, suami memberikan bubur hangat dan
susu pada ibu
17. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% dan
mencuci dengan air DTT

63
Hasil : Tempat persalinan telah didekontaminasi
18. Mencelupkan sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
merendamnya secara terbalik
Hasil : Sarung tangan dicelup ke dalam larutan klorin 0,5% dan
merendamnya secara terbalik
19. Mencuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
mengeringkannnya
Hasil : Kedua tangan telah dicuci dan dikeringkan
20. Melengkapi partograf
Hasil : Ada pada partograf

64

Anda mungkin juga menyukai