Anda di halaman 1dari 21

1

TUGAS MAKALA BAHASA INDONESIA

MATERI

{ DIKSI }

.
Dosen Pembimbing : YOSI PRATIWI TANJUNG,M.SI

DISUSUN OLEH :

Kelompok:

- NURMALINA SARAGIH

- RIDA NUR AZIZA

- OLIVIA SARI SARAGIH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI

tahun ajaran 2023


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ DIKSI DALAM BAHASA INDONESIA ”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menemukan kesulitan-


kesulitan.Hal ini disebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan kami. Namun
berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dalam waktu yang tepat. Dengan makalah ini kami berharap dapat memberikan
informasi kepada para pembaca mengenai penggunaan diksi yang baik dan
benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas mata kuliah bahasa indonesia dengan dosen pembimbing ibu YOSI
PARATIWI M.SI. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi
pembaca dan bagi yang masih peduli dengan penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk menyempurnakan makalah ini.
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................1

Daftar Isi .....................................................................................................2

Bab I Pendahuluan.......................................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................3

B. Rumusan Masalah.......................................................................4

C. Tujuan .........................................................................................4

D. Manfaat ......................................................................................4

Bab II Pembahasan......................................................................................5

A. Pengertian Dan Fungsi Diksi .....................................................5

B. Kosa Kata....................................................................................6

C. Nilai Kata..................................................................................10

D. Jenis-jenis makna kata

E. Faktor penyebab perubahan makna...........................................18

F.gaya bahasa

Bab III Penutup .........................................................................................20

A. Kesimpulan ..............................................................................20

B. Kritik ........................................................................................21

C. Saran..........................................................................................21

Daftar Pustaka............................................................................................22
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat untuk menyampaikan


suatu maksud tertentu. Pemilihan kata yang tepat ini bertujuan agar suatu
maksud bisa tersampaikan dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi salah
paham diantara beberapa pihak yang nantinya akan terlibat.

Pemilihan diksi merupakan suatu hal yang penting karena jika suatu
maksud tidak bisa dipahami oleh salah satu pihak, nantinya akan menimbulkan
perpecahan. Oleh karena itu pembahasan ini sangat penting untuk kita selaku
mahasiswa agar bisa menyampaikan suatu maksud tertentu tanpa adanya
kesalahan dan tentunya dipahami oleh semua pihak yang terlibat.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman


penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan
mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam
berkomunikasi. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk
berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai
unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah
yang benar.

Diksi atau pemilihan kata merupakan sarana pendukung dan penentu


keberhasilan dalam berkomunikasi. Diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
5

melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan
informasi yang ingin disampaikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Pengertian dan fungsi diksi


2. Kosa kata

3. Nilai kata

4. Pengeseran dan tambahan makna kata

5. Gaya bahasa

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau


pilihan kata dalam bahasa Indonesia. Dan mampu menggunakan bahasa yang
tepat dalam berkomunikasi, sehingga menghasilkan makna yang tepat pada
setiap gagasan yang ingin disampaikan.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Fungsi Diksi

1. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk


memilih kata secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tu-
juan kepada penyimak atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan.
Ketepatan dan kesesuaian sangat penting dalam rangka mengekspersikan mak-
sud dan tujuan.
Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh
ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau
wacana menjadi efektif jika diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya
bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, keme-
narikan, tingkat keresmian, atau realita.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda
baca pula yang tepat dapa menimbulkan nada kebahasaan , yaitu sugesti yang
terekspresi melalui rangkaian kata yang dsiertai penekanan mampu meng-
hasilkan daya persuasi yang tinggi.
Pemakaian diksi yang baik akan membantu pembicara dan pendengar
dalam menyelesaikan masalah, begitu pula sebaiknya, gagasan atau ide akan
sulit berterima jika diksi yang digunakan salah sasaran atau tidak sesuai kontek
pembicara dan pendengar. Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat seseorang tersebut mengalami
kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika
seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat mempersulit
diterima
7

dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena
itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan
memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang
harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata. Pendapat yang dikemukakan oleh
Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
antara lain sebagai berikut.
 Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat.
 Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
 Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah
pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan
aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah
kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

2. Fungsi Diksi
Fungsi diksi ialah sebagai sarana mengaktifkan kegiatan berbahasa
(komunikasi) yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan maksud serta
gagasannya kepada orang lain dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca serta mencegah perbedaan penafsiran agar tercapai komunikasi
yang efektif.

B. Kosa Kata
8

Menurut kamus, diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan
oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa
adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa

C. Nilai Kata

Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata.
Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan
akhirnya sebuah wacana.

Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata


pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti
pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau
menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-
ungkapan dan sebagainya

D.JENIS-JENIS MAKNA KATA

1. Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.


Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif
adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering
juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya,
bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul


sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna
konotatif dapat berarti untung atau pukul.
9

2. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yangsesuai dengan referennya,


makna yagguh sungguh nyata dalam kehidupan kita, makna leksem. ( Chaer
1994: 6ng sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna yang
sun0),contoh Tikus itu mati diterkam kucing. Kata tikus makna leksikalnya
adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya
tifus.

Makna gramatikal adalah makna yang timbul karena proses


gramatikal atau tata bahasa, makna ini sering juga disebut maakna
kontekstual atau makna situasional. Proses gramatikal seperti proses
afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. Proses afiksasi awalan
ter- pada kata angkat dalam kalimat batu seberat itu terangkat juga oleh adik
melahirkan makna “dapat”. Kalimat berikut ini juga menunjukkan contoh
makna gramatikal , Ketika balok itu ditarik, papan itu terangkat ke atas
melahirkan makna gramatikal ”tidak sengaja”.

3.Makna Konseptual dan Makna Asosiatif

Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya,


makna yang sesuai dengan referennya, makna yang bebas dari asosiasi atau
hubungan apapun. ( Chaer, 1994: 72). Makna konseptual ini sama dengan
makna referensial,makna leksikal, dan makna denotatif.

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan


dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya
kata melati berasosiasi dengan makna suci atau kesucian. Karena makna
asosiasi ini berhubungan dengan nilai moral dan pandangan hidup yang
berlaku dalam suatu masyarakat bahasa yang berarti juga berurusan dengan
nilai rasa bahasa, maka ke dalam makna asosiatif ini termasuk juga makna
konotatif sepertiyang sudah dibicarakan sebelumnya. Di samping itu ke
dalamnya termasuk juga makna makna lain seperti makna stilistika, makna
afektif, dan makna kolokatif. Makna stilistika berkenaan dengan gaya
10

pemilihan kata sehubungan dengan adanya perbedaan sosial dan bidang


kegiatan di dalam masyarakat. Karena itu dibedakan makna rumah, pondok,
keratin, kediaman, dan tempat tinggal. Makna afektif berkenaan dengan
perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan
bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan. Makna afektif lebih terasa
secara lisan daripada secara tertulis. “ tutup mulut kalian!”bentaknya kepada
kami bandingkan “ mohon diam sebentar!” katanya kepada anak anak itu.

1. Makna Umum dan Khusus

Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau
tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna,
baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong
jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti
merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata
umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut
kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.

2. Kata abstrak dan kata konkret.

Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut


kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata
abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak
terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan
tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

3. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah
mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan
11

cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis
sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna
denotatif dan makna konotatif suatu kata.

4. Kata Ilmiah dan kata popular

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan
oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-
pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.

Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah


bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan
yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya
tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

Agar dapat memahami perbedaan antara kata ilmiah dan kata


populer, berikut daftarnya:

Kata Ilmiah Kata popular


Analogi Kiasan
Final Akhir
Diskriminasi perbedaan perlakuan
Prediksi Ramalan
Kontradiksi Pertentangan
Format Ukuran
Anarki Kekacauan
Biodata biografi singkat
Bibliografi daftar pustaka

5. Kata Serapan
12

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang
sudah sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam
unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap
kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa
Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa.
Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan
kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:

- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut


memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.

- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan


anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

6. Analogi

Analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak


berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi,
sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah
sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun
tidak, misalnya :

Indonesia Aslinya
aksi action(Inggris)
bait bait (Arab)
boling bowling (Inggris)
dansa dance (Inggris)
derajat darrajat (Arab)
ekologi ecology (Inggris)
fajar fajr (Arab)
insane insane (Arab)
13

Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing


dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum
sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai
dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan
tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

7. Anomali

anomali adalah penyimpangan atau kelainan, dipandang dari sudut konvensi


gramatikal atau semantis suatu bahasa.

E. Faktor penyebab perubahan makna:


1. Kebahasaan

Perubahan makna yang ditimbulkan oleh factor kebahasaan meliputi perubahan


intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.

a. Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh


perubahan nada, irama, dan rekanan. Kalimat berita Ia makan. Makna berubah
jika intonasi kalimat diubah, misalnya: Ia makan? Ia makan? Ia maakaaan.
Perbedaan kalimat berikut ini diakibatkan oleh perubahan intonasi.

Paman teman saya belum menikah.

Paman, teman saya belum menikah.

Paman, teman, saya belum menikah.

Paman, teman, saya, belum menikah.

b. Perubahan struktur frasa: kaleng susu ( kaleng bekas tempat susu) susu
kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis
penyakit anak) anak dokter (anak yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi
dokter)
14

c. Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh


perubahan bentuk.

tua (tidak muda)jika ditambah awalan ke- menjadi ketua., makna berubah
menjadi pemimpin; sayang ( cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang
mencintai) memukul (orang yang memukul) berbeda dengan dipukul (orang
yang dikenai pukulan).

d. Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah. Perhatikan kalimat


berikut ini:

(1) Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya.

(2) Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus


pencuri itu.

Kalimat pertama: salah bentuk kata sehingga menghasilkan makna Ibu ratna
dibaca setelah menyerahkan surat. (Aneh bukan?) kesalahan terjadi pada
kesejajaran bentuk kata menyerahkan dan diserahkan, seharusnya
menyerahkan dibentuk pasif menjadi diserahkan.

2. Kesejarahan

Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut


perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini setelah
orang melupakan peristiwa tersebut menggunakannya kembali, dengan
pertimbangan, kata perempuan lebih mulia dibanding kata wanita. Perhatikan
penggunaan kata yang bercetak miring pada masa lalu dan bandingkan dengan
pemakaian pada masa sekarang.

Prestasi orang itu berbobot. (sekarang berkualitas)

Prestasi kerjanya mengagumkan. (Sekarang kinerja)

3. Kesosialan
15

Masalah social berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan


yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumunan. Kemudian
kata itu tiak digunakan karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok,
dan sebagainya. Perhatikan kata-kata berikut:

Petani kaya disebut petani berdasi

Militer disebut baju hijat

Guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa

4. Kejiwaan

Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan:

a. Rasa takut

b. Kehalusan ekspresi

c. Kesopanan

Misalnya pada masa Orde Baru, orang takut (khawatir) banyak utang
(komersial) merupakan kinerja buruk bagi pemerintah, kata tersebut diganti
dengan bantuan atau pinjaman . Padahal, utang (komersial) dan bantuan
berbeda makna. Demikian pula, kata korupsi diganti dengan menyalahgunakan
jabatan. Perhatikan contoh berikut:

a. Tabu:

Pelacur disebut tunasusila atau penjaja seks komersial (PSK)

Germo disebut hidung belang

b. Kehalusan (pleonasme)

Bodoh disebut kurang pandai

Malas disebut kurang rajin


16

c. Kesopanan

Kekamar mandi disebut ke belakang

Sangat baik disebut tidakburuk

5. Bahasa Asing

Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya: tempat orang


terhormat diganti dengan VIP. Perhatikan cotoh berikut ini:

Jalur kereta khusus disebut busway

Kereta api satu rel disebut monorel

6. Kata Baru

Kreativitas pemakai bahsa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.


Kebutuhan tersebut memerlukan bahasa sebagai alt ekspresidan komunikasi.
Kebutuhan tersebut mendorong untuk menciptakan istilah baru bagi konsep
baru yang ditemukannya, misalnya: chip, server, download, website, dvd dan,
sebagainya

F. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata.


Kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika dieksprikan dengan gaya
bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana,
kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya resmi
misalnya dapat membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan
penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/ pendengar ke
dalam situasi rileks tapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke dalam
situasi realistis.
17

Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda
baca yang tepat dapat menimbulkan nada kebahasaan, yaitu sugesti yang
terekspresi melalui rangkaian kata yang disertai penekanan mampu
menghasilkan daya persuasi yang tinggi. Gaya bahasa berdasarkan nada yang
dihasilkan pilihan kata ini ada tiga macam, yaitu:

1. Gaya bahasa bernada rendah (gaya sederhana) menghasilkan ekspresi


pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca, misalnya dalam
buku-buku pelajaran, penyajian fakta, dan pembuktian.

2. Gaya bahasa bernada menengah, rangkaian kata yang disusun berdasarkan


kaidah sintaksis dengan menimbulkan suasana damai dan kesejukan, misalnya:
dalamseminar, kekeluargaan, dan kesopanan.

3. Gaya bahasa bernada tinggi mengekspresikan maksud degnan penuh


tenaga, menggunakan pilihan kata yang penug vitalitas, energi, dan kebenaran
universal. Gaya ini menggunakan kata-kata yang penuh keagungan dan
kemuliaan yang dapat menghanyutkan emosi pembaca dan pendengarnya.
Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan massa dalam jumlah yang
sangat banyak.
18

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan


mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna
konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

Fungsi diksi yaitu untuk mencegah kesalapahaman / perbedaan


penafsiran dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,
resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.


Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan


yang luas dari kata yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki
ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

Kata konkreat adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap


pancaindra Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat
teknis dan khusus.

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan.

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Yang membedakan antara kata
ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam
komunikasi sehari-hari.
19

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuai dengan EYD. Analogi adalah keteraturan bahasa

Faktor-faktor penyebab pengeseran dan makna kata yaitu kebahasaan,


kesejarahan, kesosialan, kejiwaan, bahasa asing, dan kata baru.

Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata.


Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan,
kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya resmi misalnya dapat
membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian.

B. KRITIK

Di zaman modern sekarang masyarakat sering terdikte oleh aturan-


aturan tata bahasa yang salah sehingga menggunakan kata dengan tidak tepat atau bahkan
salah. Dampaknya ialah komunikasi antara kedua belah pihak terhambat di karenakan
kesalahpahaman penafsiran.

C. SARAN

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf


hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Masyarakat juga harus
mahir dalam memilah mana kata yang tepat dan tidak tepat dengan
mempelajari diksi secara lebih luas.
20

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Aziz. 2009. Diksi atau Pilihan Kata.


http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi-atau-pilihan-kata/. diakses pada tanggal
29 September 2013

http://tugasmanajemen.blogspot.com/2011/04/pengertian-fungsi-dan-elemen-elemen.html
diakses pada tanggal 29 September 2013

http://mettamustika.wordpress.com/2010/12/16/diksi/ diakses pada tanggal 29


September 2013

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/
196711031993032-NOVI_RESMINI/DIKSI_ATAU_PILIHAN_KATA_power_point.pdf
diakses pada tanggal 29 September 2013

http://makulbi.blogspot.com/2012/08/diksi-kosa-kata-bahasa-Indonesia-baku.html diakses
pada tanggal 29 September 2013

http://evimazyulianti.blogspot.com/2013/01/makalah-diksi-dan-gaya-bahasa.html diakses
pada tanggal 29 September 2013

http://susandi.files.wordpress.com/2010/11/kata-dan-diksi.ppt diakses pada tanggal 29


September 2013

http://joystikrusakbgt.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi-atau-pilihan-kata-gaya.html
diakses pada tanggal 29 September 2013

http://pelitaku.sabda.org/menentukan_pemilihan_kata_diksi diakses pada tanggal 29


September 2013

http://eprints.uny.ac.id/8251/3/BAB%202-05210144010.pdf diakses pada tanggal 29


September 2013

Anda mungkin juga menyukai