Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MAKNA KATA, PEMILIHAN KATA, PENGGUNAAN KAMUS DAN


BENTUK KATA
Dosen Pengampu :
Drs.Endang Ekowati,M.A

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Muhammad Irsyad Tamimi ( 0401232033 )
Dtm. Mhd. Imam Alhaq ( 0401231006 )
Dian Ramadhani ( 0401232036 )

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
MEDAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan maklah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Makna
Kata,Pemilihan Kata,Penggunaan Kamus dan Bentuk Kata”.
Kami Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak
bantuan banyak pihak,Kami mengucapkan Terima Kasih.
Kami Menyadari Sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh sebab itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Medan 5 Oktober 2023

Kelompok 6

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makna kata adalah maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada
suatu bentuk kebahasaan. Makna (pikiran atau referensi) adalah hubungan antara lambang
(simbol) dan acuan atau referen.1
Bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan
dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Selain itu,
bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda
yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih memilih kata, melainkan
lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis ( jurnalistik ). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian makna kata?


2. Apa pengertian pemilhan kata?
3. Bagaimana penggunaan kamus?
4. Bagaimana itu bentuk kata?

C. Tujuan penulisan

1. Menjelaskan pengertian makna kata


2. Menjelaskan pengertian pemilihan kata
3. Memaparkan cara penggunaan kamus dengan baik dan benar
4. Menjelaskan pengertian bentuk kata

BAB II
PEMBAHASAN

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999,H 619
A.Makna kata
Makna kata dalam bahasa Indonesia merupakan hubungan antara ujaran dengan arti
dari sebuah kata. Makna kata juga dapat diartikan sebagai maksud yang terkandung dari
sebuah kata baik itu dalam berntuk kalimat maupun paragraf.
Pada dasarnya, suatu kata saling berkaitan dengan bendanya. Apabila suatu kata tidak
dapat dihubungkan dengan benda, peristiwa, atau keadaan tertentu, maka kata tersebut tidak
memiliki makna.
Dapat dipelajari secara khusus melalui studi linguistik, yakni penelitian semantik.
Penelitian tersebut membahas tentang arti, asal-usul, perkembangan penggunaan, dan
perubahan arti kata.
1.Mengenal Makna kata
Saat mempelajari bahasa asing, kita akan membutuhkan bantuan kamus untuk
mengetahui arti dan makna kata. Namun tanpa disadari, terkadang kita juga membutuhkan
bantuan kamus atau pengetahuan lebih untuk mengerti suatu makna kata atau kalimat dalam
bahasa Indonesia.
Pasalnya, makna kata dalam bahasa Indonesia tak sebatas yang tertulis dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Dalam penggunaannya di keseharian, satu kata bisa mempunyai
beberapa makna, tergantung pada konteksnya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
maksud dari makna kata dalam bahasa Indonesia adalah arti yang terkandung serta tersimpul
dari sebuah kata tersebut.1
Secara umum, makna kata terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis makna
kata beserta contohnya, yaitu :
1.Makna leksikal
Istilah leksikal berasal dari kata leksikon yang artinya kamus. Makna leksikal diartikan
sebagai makna yang terdapat di dalam kamus atau mengikuti tulisan kamus. Contohnya:
“ Doa artinya permohonan (harapan, permintaan, pujian) “
2. Makna gramatikal
Merupakan makna kata yang timbul karena proses tata Bahasa Indonesia atau
gramatika. Misalnya, proses afiksasi, reduplikasi, atau komposisi. Contohnya:
“ Kata lapang artinya luas atau lebar. Saat kata lapang diletakkan pada kalimat "Saya harus
berlapang dada dalam menghadapi masalah", makna gramatikal kata lapang berubah menjadi
bersabar “
3. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang mengandung nilai emosi tertentu. Sehingga,
makna tersebut menjadi kiasan yang bisa berisi nilai, sikap sosial, atau perspektif tertentu.
Contohnya:
“ Mereka berusaha berebut kursi pemilu. Kata kursi bukan berarti alas duduk berkaki empat,
namun kursi adalah kiasan dari jabatan “
4. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang mengandung arti atau pengertian yang sebenarnya.
Makna ini mengacu pada kamus atau literatur lain. Biasanya, makna denotatif diterapkan
dalam bahasa ilmiah. Contohnya:
“ Bunga itu sudah tumbuh di taman. Kata bunga mengandung arti sebenarnya, yakni bagian
tumbuhan yang akan menjadi buah dan memiliki kelopak”
5. Makna Asosiatif
Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan ma…
6.Makna referensi
Seperti yang kita tahu, kata referensi merujuk pada suatu hal yang menjadi acuan.
Karenanya, makna kata referensial berarti makna kata yang menunjukkan referensi atau
acuan suatu kata pada kondisi di kenyataan. Sebagai contoh kalimat kalimat langsung:
"Tadi saya bertemu dengan Rifa," kata Budi pada Joni.Pada kalimat tersebut, kata "saya"
mengacu pada Budi. 2
7.makna non-referensi
Berkebalikan dengan makna referensial, makna kata non-referensial merupakan kata
yang tak mempunyai referensi atau acuan di kondisi nyata. Biasanya, kata-kata ini bisa
berupa artikel, partikel, dan kata hubung. Contoh kata-kata dengan makna non-referensial
yaitu 'dan', 'atau', 'serta', 'karena', 'maka', 'sebab', 'jika', 'sehingga', dan sebagainya.
8.Makna kontekstual
Makna kata kontekstual merupakan makna dari sebuah kata yang muncul berdasarkan
suatu konteks penggunaannya dalam suatu frasa atau kalimat. Sebagai contoh kata "kepala"
pada frasa "kepala desa". Makna kata kepala dalam frasa tersebut akan berbeda dengan
makna kata "kepala" secara leksikal. Berbeda juga dengan makna kata "kepala" dalam frasa
lain seperti "kepala kereta", "kepala besar", dan sebagainya.
9. Makna Emotif
Selanjutnya, ada pula yang disebut dengan makna kata secara emotif. Secara umum,
makna emotif adalah makna dalam kata atau frasa yang berkaitan dengan perasaan. Artinya,
pemaknaan dari kata tersebut tergantung dengan emosi atau perasaan yang dirasakan
seseorang saat mengucapkan atau menuliskan kata tersebut. Makna emotif biasa ditemukan
dalam kata-kata sifat yang mewakili perasaan, seperti senang, sedih, susah, dan sebagainya.
Atau bisa juga melalui kata kerja yang juga dapat menggambarkan emosi seseorang, seperti
menangis, tertawa, menyesal, dan sebagainya. 1

2
https://www.liputan6.com/hot/read/4702152/mengenal-makna-kata-dalam-bahasa-indonesia-beserta-jenis-
dan-contohnya?page=3
B.Pemilihan Kata
Pilihan kata adalah diksi, Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata secara
tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak atau pembaca
baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat penting dalam rangka
mengekspersikan maksud dan tujuan.
Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan
kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika
diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya
suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita.
Selain itu, pilihan dan kesesuaian kata yang didukung dengan tanda baca pula yang
tepat dapa menimbulkan nada kebahasaan , yaitu sugesti yang terekspresi melalui rangkaian
kata yang dsiertai penekanan mampu menghasilkan daya persuasi yang tinggi.
Pemakaian diksi yang baik akan membantu pembicara dan pendengar dalam
menyelesaikan masalah, begitu pula sebaiknya, gagasan atau ide akan sulit berterima jika
diksi yang digunakan salah sasaran atau tidak sesuai kontek pembicara dan pendengar. 3
a.Fungsi Pemilihan Kata ( Diksi )
1. Melambangkan ide yang diungkapkan secara verbal.
2. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat sehingga menyenangkan
penyimak atau pembaca.
3. Mewujudkan komunikasi yang berterima.
4. Menciptakan atmosfir yang kondusif.
5. Menghindari dan mencegas perbedaan persepsi atau interpretasi.
6. Mencegah salah pemahaman, dan
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

b.Syarat-syarat Ketetapan Pemilihan Kata


1. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim misalnya:
ialah, adalah, dalam pemakaian berbeda beda. Kata ialah harus diikuti sinonim,
bukan definisi formal. Jika menggunakan kata ialah maka harus disertai sinonim.
Manusia ialah orang. ( benar dan cermat)
Manusia ialah makhluk yang berakal budi ( salah, tidak cermaat)
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. ( benar dan cermat)

3
M Satata, Devi, dan Dadi, 2012, H 117
2. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu kata
yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat
menimbulkan makna yang bermacam macam , lazim digunakan dalam
pergaulan, untuk tujuan estetika dan kesopanan.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanny, misalnya :
interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan ), sarat (penuh,
bunting) dan syarat (ketentuan).
4. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan
kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang)
5. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki, saya
dan aku, serta buku dan kitab) berhomofon ( misalnya: bang dan bank)
berhomograf (misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras ( serambi) dan
teras (pejabat) berhomonim ( misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
6. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya:isu (dalam
bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya,kabar angin, desas
desus).
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata
khusus, misalnya: mobil (kata umum) fortuner (kata khusus). 8. Menggunakan kata –kata
idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
8. Menggunakan kata –kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
9. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya
secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya
koordinasi.
10.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,
jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan
makna yang tepat dalam kamus, misalnya modern sering diartikan secara
subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih
berarti banyak cakap, suka mengganggu, rewel,bergaya intelektual. 1
C. Penggunaan Kamus
Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi dan sumber belajar.
Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu,
disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna kata, kadangkala
sejarah kata, dan contoh pemakaian kata dalam kalimat. Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa dan guru dalam pembelajaran
kosakata baku dan tidak baku.Ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan beberapa sudut
pandang, di antaranya: (1) sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, (2) sudut
pandang informasi, dan (3) sudut pandang pengguna bahasa.
Kamus merupakan sebuah buku tebal dengan banyak lembar-lembar tipis di dalamnya.
Di dalam kamus, teman-teman bisa menemukan banyak jenis kata beserta penjelasan hingga
contoh dalam bentuk kalimat. Kamus pun terdiri dari banyak jenis, ada kamus antar bahasa,
kamus dwi bahasa, hingga kamus istilah khusus. Nama kamus sebenarnya bukan diambil dari
bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa Arab, yaitu qamus.
Sedangkan kata qamus pun diperoleh dari bahasa Yunani, yaitu okeanos yang berarti
lautan.Jadi, menurut asal kata, kamus diartikan sebagai lautan dengan banyak kata yang
maknanya beragam dan sangat luas. Dalam satu buah buku kamus, teman-teman bisa
menemukan ratusan hingga ribuan kata, lo. Karena itu, dalam sebuah kamus setiap kata akan
ditulis dengan susunan sistematik. Untuk bisa membacanya, teman-teman harus tahu cara
yang tepat sehingga tidak bingung.4
1.Cara Membaca Kamus
Berikut ada beberapa tahap yang perlu teman-teman lakukan saat membaca kamus.
1. Tentukan Kata Dasar
Untuk membaca kamus, teman-teman perlu menentukan kata dasar dari kata yang akan
dicari maknanya.Kata dasar merupakan kata yang menjadi dasar dari bentuk kata.
Contohnya kata membaca yang memiliki kata dasar baca, atau kata memotong yang berasal
dari kata dasar potong.
2.Cara Huruf Pertama
Setelah menemukan kata dasar yang akan dicari maknanya, teman-teman bisa mencari
berdasarkan huruf pertama kata dasar. Setiap kamus dibuat dengan kata-kata yang disusun
alfabetis. Dan tidak jarang setiap kamus akan memberikan tanda halaman sesuai huruf
pertamanya.
3.Buka Kamus Sesuai Halaman
Setelah membuka halaman sesuai huruf pertaman, teman-teman bisa mulai mencari kata
yang diperlukan. Kamus memiliki susunan huruf alfabetis pada huruf pertama yang berlanjut

4
Arifin, E. Zaenal dkk. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada Era Teknologi Informasi. Jakarta: Pustaka
Mandiri,2014,H 3
pada huruf kedua. Dengan melihat pada huruf kedua, kalian akan mempercepat proses
pencarian kata.
4.Cari Kata
Untuk mencari kata yang diperlukan, teman-teman bisa menggunakan cara memindai
atau membaca cepat. Sehingga teman-teman tidak perlu membaca semua kata dan makannya.
Saat mencari makna kata, teman-teman bisa saja menemukan beberapa arti dari sebuah kata.
Untuk mendapatkan makna yang tepat, sesuaikan makna kata dengan kalimat pada kata yang
dicari maknanya. Pada kamus, biasanya juga dicantumkan contoh kalimat untuk tiap arti.
5.Meningkatkan penggunaan kamus
Ada beberapa cara siswa dapat meningkatkan penggunaan kamus mereka. Cara yang
paling jelas adalah dengan menggunakannya secara teratur dan oleh karena itu pahami cara
kerjanya. Seperti disebutkan di atas, kamus akan menggunakan serangkaian singkatan, seperti
[U] untuk kata benda yang tidak dapat dihitung, dan membiasakan diri dengan singkatan ini
akan mempermudah penggunaan kamus. Jika menggunakan kamus kertas, mempelajari
alfabet fonemik akan membantu siswa untuk dapat mengucapkan kata-kata tersebut.
Ada berbagai cara di mana guru dapat meningkatkan penggunaan kamus pada siswanya.
Salah satu caranya adalah dengan mendorong penggunaannya di dalam ( atau di luar ) kelas.
Beberapa guru mungkin enggan melakukan hal ini karena mereka mungkin ingin siswa
mencoba menebak arti kata daripada membuka kamus. Meskipun benar bahwa pembelajar
yang baik tidak menggunakan kamus untuk setiap kata yang tidak diketahui dan mencoba
menebak artinya terlebih dahulu, jarang sekali dapat menebak arti dari semua kata yang tidak
diketahui secara akurat, dan biasanya diperlukan pemeriksaan di kamus.
Cara lain yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan penggunaan kamus adalah
dengan merekomendasikan kamus untuk siswanya. Seperti disebutkan di atas, ada beragam
kamus yang tersedia, dan pelajar mungkin bingung memilih jenis kamus yang paling cocok
untuk mereka.
Cara ketiga yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan penggunaan kamus adalah
dengan melibatkan siswa dalam pelatihan kamus, misalnya memberikan kuis kepada siswa
tentang berbagai singkatan yang digunakan dalam kamus, atau menanyakan arti kata mana
yang digunakan dalam konteksnya. di mana kata itu ditemukan. Jenis pelatihan pembelajar
ini bekerja paling baik jika semua pembelajar menggunakan kamus yang sama.
Cara terakhir yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan penggunaan kamus adalah
dengan mendorong siswa memeriksa arti di lebih dari satu kamus. Hal ini akan
memungkinkan mereka untuk memahami bahwa kamus adalah sumber informasi, dan
mengubah mereka menjadi peneliti, sama seperti mereka akan meneliti informasi dari lebih
dari satu sumber untuk digunakan dalam tugas.

D.Bentuk Kata
Kata adalah satuan bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem.
Umumnya terdiri dari akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Kata dikombinasikan
untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat.
Dalam bahasa Indonesia secara umum bentuk kata terdiri atas dua macam, yaitu kata
dasar dan kata bentukan. Kata dasar merupakan suatu kata yang utuh dan belum mendapat
imbuhan apa pun. Dalam proses pembentukan kata, kata dasar dapat diartikan sebagai kata
yang menjadi dasar bagi bentukan kata lain yang lebih luas.1
1.Fenom
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukan
perbedaan makna dalam ilmu bahasa. Fonem itu ditulis diantara dua garis miring /…/
misalnya bunyi a/,/i,/u/e/,dan/o. Jika satu fonem saja diganti atau dihilangkan atau bahkan
ditambahkan maka akan mengubah kata. Fonem dibedakan atas vocal dan konsonan.
Contoh kasta, kista, kusta, kata-kata ini hanya dibedakan oleh fenomena a/,i/, dan u/. Contoh
lainnya yang fenomenanya berupa huruf konsonan misalnya kata jari, hari, tari, lari, kata-kata
tersebut dibedakan oleh fonem/j/,/h/,t/,l/. Fungsi fonem itu sendiri untuk membedakan makna
perbedaan bunyi. Pada fonem yang membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-
fonem yang berbeda pula.
2.Morfem
Morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau
mempunyai makna. Morfem –an, -di, me-, ter, -lah, jika digabungkan dengan kata makan,
dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah yang mempunyai
makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.
Morfem boleh dibagi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat

 Morfem bebas
dapat menjalankan fungsinya secara mandiri (dapat diucapkan tersendiri, dan dapat
diletakkan dalam hubungan kalimat).
Contoh : buku, uang, orang.

 Morfem terikat
adalah morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya baru jelas
setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Morfem terikat mencakup :
Awalan : Ditambah pada bagian depan kata dasar. Misalnya membaca, menghafal.
Akhiran: Ditambah pada bagian belakang kata dasar.
Sisipan: Diselit di antara unsur unsur kata dasar. Misalnya telapak (tapak)
Apitan: Ditambahkan serentak pada awalan dan akhiran kata dasar. Misalnya, imbuhan
per….an dalam permainan.
3.Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan
mempunyai makna. Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau
gabungan huruf dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna.
Dari segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:

 Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar), yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.
 Kata yang bermorfem banyak, yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.
4.Pembagian atau jenis kata:
1) kata benda ( nomina ) 6) kata bilangan ( numeralia )
2) kata kerja (verba ) 7) kata sambung ( konjungsi )
3) kata sifat ( adjektiva ) 8) kata sandang ( artikel )
4) kata ganti ( pronomina ) 9) kata seru ( interjeksi )
5) kata keterangan ( adverbia ) 10) kata depan ( preposisi )
Jenis Kata
Sementara itu, ilmu bahasa termasuk morfologi terus berkembang. Pembagian kelas kata
bahasa Indonesia yang paling mutakir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang
terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988). Di dalam
buku itu, Moeliono, dkk. mengelompokan kata ke dalam lima jenis, yaitu :
 Verba (Kata Kerja)
Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan
merupakan sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri-ciri kata kerja:
1) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,sedang, dan telah.
Contoh: (akan) mandi
2) Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: (tidak) makan.
3) Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata benda atau kata sifat.
Contoh: tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS).
 Adjektiva (Kata Sifat)
Adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda.
Umumnya berfungsi sebagai predikat,
objek, dan penjelas dalam kalimat. Dibedakan atas dua macam, yaitu:
1) kata sifat berbentuk tunggal, dengan ciri-ciri:
dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling: misalnya lebih baik.
Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, sekali; misalnya sangat senang, sedikit sekali.
Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, misalnya tidak benar.
2) kata sifat berimbuhan.
Contoh: abadi, manusiawi, kekanak-kanakan.

 Adverbia (Kata Keterangan)


Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif,
atau kalimat. Kalimat Saya ingin segera melukis, kata segera adalah adverbia yang
menerangkan verba melukis.
Menurut Alwi dkk (2003) Keterangan di dalam kalimat ada Sembilan macam, semua
keterangan itu diisi oleh beraneka bentuk adverbial seperti tampak dalam contoh di bawah
ini. Contoh:
1. Yang menyatakan waktu :sekarang, besok, beberapa hari lagi, pada masa lalu,
sejak tahun 1945;
2. Yang menyatakan tempat dan arah :di sana, ke kampus, dari bogor, diatas meja, di
selatan khatulistiwa ;
3. Yang menyatakan tujuan :demi keluarga, untuk mencerdaskan bangsa, bagi tanah
air dan Negara;
4. Yang menyatakan cara :sekuat – kuatnya, lama – lama, baik – baik, kecil –
kecilan, dengan terang – terangan, dengan perhatian penuh ;
5. Yang menyatakan penyertaan : dengan karyawan, bersama rakyat, tanpa guru ;
6. Yang menyatakan alat :dengan kereta api, dengan sepeda, dengan gunting, dengan
kapak merah ;
7. Yang menyatakan kemiripan :laksana puteri, bagaikan karang, seperti petinju ;
8. Yang menyatakan penyebaban :karena inflasi, karena krisis keuangan, karena
cinta ;
9. Yang menyatakan kesalingan :satu sama lain
Kata Benda
Kata Benda adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).
Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan dalam kalimat.
Ciri kata benda:
Dapat diingkari dengan kata bukan. Contoh: gula (bukan gula).
Dapat diikuti setelah gabungan kata yang + kata sifat atau yang sangat + kata sifat. Contoh:
buku + yang mahal (KS).
Ada tiga jenis kata yang juga mengacu kepada benda, yaitu:
Nomina (kata benda) : kata yang dipakai untuk menyatakan benda konkret.
Pronomina (kata ganti) : kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain.Contoh:
mana, kapan, Bu
Numeralia (kata bilangan) : kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang,
atau barang. Contoh: tiga, puluhan.
Kata Tugas
Kata Tugas adalah kumpulan kata dan partikel. Lebih tepat dinamakan rumpun kata
tugas, yang terdiri atas:
 Kata depan (preposisi)
Kata depan adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata
kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).
Contoh: di kantor, sejak kecil.
 Kata sambung (konjungsi)
Kata sambung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau dua
kalimat.
Contoh: – …antara hidup dan mati (dalam kalimat)
– Situasi memang sudah membaik. Akan tetapi, kita harus selalu siaga.
 Kata seru (interjeksi)
Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati seperti rasa
kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat seruan atau kalimat
perintah (imperatif).
Contoh: Aduh, gigiku sakit sekali!
Ayo, maju terus, pantang mundur!
 Kata sandang (artikel)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau kata benda.
Artikel ada tiga, yaitu:
a.yang bermakna tunggal: sang putri
b.yang bermakna jamak: para hakim
c.yang bermakna netral: si hitam manis.
5.Partikel
Bermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di sini adalah
partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) dan pernyataan, yaitu:

 kah: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?


Berfungsi sebagi kalimat tanya yang membutuhkan jawaban
lah: Apalah dayaku tanpa bantuanmu?
Berfungsi sebagai kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban tetapi tetap diberi tanda
tanya.
lah: Dialah yang Maha Kuasa.
Kata lah dalam kalimat ini menunjukkan partikel dan harus ditulis dengan huruf kecil. 5

5
Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2010,H 30
DAFTAR PUSTAKA
KBBI,1999.
Djajasudarma dan Fatimah, "Semantik Pemahaman Ilmu Makna", Bandung: Refika Aditama,
2009.
M Satata, Devi, dan Dadi, Linguistik Umum. Jakarta 2012.
Sugono, Dendy. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa,2003.
Arifin, E. Zaenal dkk. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada Era Teknologi
Informasi. Jakarta: Pustaka Mandiri,2014.
Darwis, Muhammad. Morfologi Bahasa Indonesia Bidang Verba.2012.
Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

Anda mungkin juga menyukai