Oleh:
RAY DHARMA ZA (233140069)
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Institut Agama
Islam Nusantara Batang Hari
ABSTRACT
ABSTRACT
3
Halimatussakdiah, LOC.,Cit
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian
kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan
rohani.
Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak
seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaian-nya. Pilihan
kata sesuai dengan kaidah makna kata.
a. Jenis Makna
Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di
dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan,
tidur, ibu, adik, buku.
Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami
proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ;
Adik mengotori lantai itu.
Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan
salah satu sumber protein nabati.
Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain.
Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :
Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
Besi : logam yang sangat keras
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna
konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :
Ibu kota : pusat pemerintahan
Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang
konkret.
Contoh : meja, baju, membaca, menulis
Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan
yang konkret.
Contoh : baik, indah, sedih, gembira
b. Perubahan Makna
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:
Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas dari pada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu Sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan Mengarungi lautan dengan
memakai kapal layar alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak- Sebutan untuk semua anak
anak raja laki-laki dan perempuan
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna
dahulu.
Kata Dulu Sekarang
Sekarang Sebutan untuk semua orang Gelar untuk orang yang
cendikiawan sudah lulus dari
perguruan tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang
mempelajari ilmu agama
Islam
Hal inilah yang akan membantu lawan bicara maupun pembaca lebih
mudah dalam memahami pesan yang berusaha Grameds sampaikan.
Untuk mencapai tujuan dari penggunaan diksi inilah, maka penulis harus
mampu memilih diksi yang tepat dan lazim. Diksi yang tidak tepat dapat
menyebabkan perbedaan pesan dan makna dalam tulisan.
2. Fungsi Diksi
Adapun fungsi diksi antara lain:
a..untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas.
Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai.
b. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi
yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana.
c. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah.4
Berikut adalah beberapa fungsi lain dari diksi:
1) melambangkan gagasan yang diekspresikan şecara verbal,
2) membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
3) menciptakan komunİkasİ yang baik dan benar,
4) mencİptakan şuasana yang tepat,
5) mencegah perbedaan penafsİran
6) mencegah salah pahaman dan
7) mengefektifkan pencapaian target komunikasi.5
3. Syarat-syarat Pemilihan Kata
a. Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif
adalah suatu pengertian yang terkadang sebuah kata secara objektif.
Makna denotative sering di sebut makna konseptual. misalnya kata makan
4
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran
Aktif (Jakarta: Devisi Kencana, 2017) hal. 59
5
Widjono HS, Bahasa Indonesia ( Jakarta: PT. Grasindo, 2007) hal. 101
yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, di kunyah dan di
telan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari Sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna
konotatf berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari
zaman ke zaman. Contoh Iainnya misal kamar kecil dapat bermakna
konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar kecil.
b. Makna umum dan makna khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih Iuas. Kata khusus
adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan
termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari kata umum, sedangkan
kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurame, gabus, koi. Contoh
lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya
adalah lele lokal, lele dumbo.
a. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik
yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
d. Kata ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata — kata logis dari Bahasa asing yang
dapat di terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Kata -kata ilmiah biasa
di gunakan pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-
tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, sekripsi, tesis,
desertasi,. Selain itu digunakan pada acara- acara resmi. Kata popular
adalah kata yang biasa di gunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum. Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.6
6
Titis Wahyuni dkk, Bahasa Indonesia Kebidanan (Jawa Barat: CV jejak, 2021) hal. 114-
116
Kata Ilmiah: Kata Populer
Analogi Kiasan
Final Akhir
4. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru
dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata
baru melalui unsur serapan.
a. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan
kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan misalnya:
1) Penanggalan awalan meng-
2) Penanggalan awalan ber-
3) Peluluhan bunyi /c/
4) Penyengauan kata dasar
5) Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6) Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
7) Padanan yang tidak serasi
8) Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
9) Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10) Penggunaan kata yang hemat
11) Analogi
12) Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
b. Definisi
Defenisi adalah suatu contoh pernyataan yang memerangkan
pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat
defenisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata yang
didefenisikan.
c. Kata serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang
sudah sesuai dengan EYD.Kata serapan merupakan bagian
perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak
menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk
dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain
dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris
dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan
dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia
terdapat 2 unsur, yaitu:
C. Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan
keinginan penulis. Diksi bertujuan agar pembaca dapat memahami teks
7
Ibid., hal. 116-119
dalam tulisan dengan baik. Diksi mencakup gaya bahasa, ungkapan,
dan pilihan kata
Fungsi utama dari diksi adalah untuk menyampaikan pesan atau
gagasan dengan tepat dan efektif. Diksi dapat digunakan untuk
memperkuat daya imajinasi pembaca. Dengan memilih kata-kata yang
kaya akan gambaran dan detail, pembaca dapat membayangkan dengan
lebih jelas apa yang sedang dijelaskan dalam tulisan. Selain itu, diksi juga
berfungsi untuk memberikan variasi dan keberagaman dalam penggunaan
kata-kata.
Dalam pemilihan juga mempunyai beberapa syarat diantara syarat
syarat tersebut antara lain:
1. Makna denotatif dan konotatif
2. Makna umum dan makna khusus
3. sinonim
4. Kata ilmiah dan kata popular
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru
dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata
baru melalui unsur serapan
D. Daftar Referensi
Halimatussakdiah, (2017) Penggunaan Diksi Dalam Penulisan Makalah
Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi, journal PGSD FIP
Unimed 1