Anda di halaman 1dari 12

DIKSI DAN KATA

Oleh:
RAY DHARMA ZA (233140069)
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Institut Agama
Islam Nusantara Batang Hari

ABSTRACT

Diction and words are important elements in communication. Diction refers


to the choice of words used to convey a message. The essence of the
discussion of material on diction and words is the importance of choosing
the right words to convey a message clearly, precisely and effectively.
In using good diction, we need to pay attention to the context, audience
and communication objectives. Choosing the right words can help us
express ideas more accurately and avoid wrong interpretations. Apart
from that, good diction can also influence the atmosphere and emotions
we want to convey.

Keyword: diction and words

ABSTRACT

Diksi dan kata merupakan unsur penting dalam komunikasi. Diksi


mengacu pada pilihan kata yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Inti dari pembahasan materi. diksi dan kata adalah pentingnya pemilihan
kata yang tepat untuk menyampaikan pesan dengan jelas, tepat dan
efektif.
Dalam menggunakan diksi yang baik, kita perlu memperhatikan konteks,
audiens, dan tujuan komunikasi. Memilih kata-kata yang tepat dapat
membantu kita mengungkapkan gagasan dengan lebih akurat dan
menghindari penafsiran yang salah. Selain itu, diksi yang baik juga dapat
mempengaruhi suasana dan emosi yang ingin kita sampaikan Masukan.

Kata kunci: Diksi dan kata


A. PENDAHULUAN
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran
terendah sampai tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika
menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan
dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa Indonesia harus
dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus
dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan
menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti
kaidah – kaidah yang benar.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin
mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam
tata cara pemilihan kata atau diksi.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan
diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalah pahaman dalam berkomunikasi.
Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya
mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau
kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi
pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal
itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki
banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga
penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan
identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak
bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan
penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan
hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek
kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata yang tepat dan selaras atau cocok
penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan). Dengan kata Iain, diksi ialah
pilihan kata. Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal
mengarang, menulis dan dalam tutur sapa. Pilihan kata merupakan satu
unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun
dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan
maupun tulisan. Di samping itu, permilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.1
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti dalam
kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan
kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam
karang mengarang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi diartikan sebagai
pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata
seseorang akan memengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk Saat
yang bersangkutan membuat karangan.2
1
Halimatussakdiah, (2017) Penggunaan Diksi Dalam Penulisan Makalah Pada
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi, journal PGSD FIP Unimed 1
2
Nanda Saputra dan kawan-kawan, Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia ( jawa Tengah:
CV Kekata Group, 2020), hal. 203
Dalam penulisan diksi, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni
ketepatan dan kesesuaian. Tepat artinya kata-kata yang dipilih dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikan dan
kesesuaian menuntut adanya kecocokan kata-kata yang dipakai dengan
kesempatan dan keadaan pembaca.
Dalam memenuhi kedua syarat tersebut, ada hal yang harus
diperhatikan yakni kaidah kelompok kata/frase mencakup pilihan kata
yang tepat, seksama, lazim dan benar, kaidah makna kata mencakup
memperhatikan makna kata yang bersangkutan, kaidah lingkungan sosial
mencakup lingkungan pemakaian kosa kata, kaidah karang mengarang
mencakup ketetapan kata yang sesuai sehingga dapat mewakiliapa yang
dimaksud.3
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a. Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan
mata.
b. Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi
kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi.
Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa
besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut
tidak seksama.
c. Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata
yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah
akan membingungkan pengertian saja.

3
Halimatussakdiah, LOC.,Cit
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian
kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan
rohani.
Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak
seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaian-nya. Pilihan
kata sesuai dengan kaidah makna kata.
a. Jenis Makna
Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
 Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di
dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan,
tidur, ibu, adik, buku.
 Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami
proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi
(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
 Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ;
Adik mengotori lantai itu.
 Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-kacangan merupakan
salah satu sumber protein nabati.
Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
 Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain.
 Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :
 Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
 Besi : logam yang sangat keras
 Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna
konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :
 Ibu kota : pusat pemerintahan
 Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
 Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang
konkret.
Contoh : meja, baju, membaca, menulis
 Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan
yang konkret.
Contoh : baik, indah, sedih, gembira
b. Perubahan Makna
Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:
 Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas dari pada sebelumnya.
Misalnya:
Kata Dulu Sekarang
Berlayar Mengarungi laut dengan Mengarungi lautan dengan
memakai kapal layar alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk sebutan anak- Sebutan untuk semua anak
anak raja laki-laki dan perempuan
 Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna
dahulu.
Kata Dulu Sekarang
Sekarang Sebutan untuk semua orang Gelar untuk orang yang
cendikiawan sudah lulus dari
perguruan tinggi
Madrasah Sekolah Sekolah yang
mempelajari ilmu agama
Islam

Hal inilah yang akan membantu lawan bicara maupun pembaca lebih
mudah dalam memahami pesan yang berusaha Grameds sampaikan.
Untuk mencapai tujuan dari penggunaan diksi inilah, maka penulis harus
mampu memilih diksi yang tepat dan lazim. Diksi yang tidak tepat dapat
menyebabkan perbedaan pesan dan makna dalam tulisan.
2. Fungsi Diksi
Adapun fungsi diksi antara lain:
a..untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas.
Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai.
b. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi
yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana.
c. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa
lebih indah.4
Berikut adalah beberapa fungsi lain dari diksi:
1) melambangkan gagasan yang diekspresikan şecara verbal,
2) membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
3) menciptakan komunİkasİ yang baik dan benar,
4) mencİptakan şuasana yang tepat,
5) mencegah perbedaan penafsİran
6) mencegah salah pahaman dan
7) mengefektifkan pencapaian target komunikasi.5
3. Syarat-syarat Pemilihan Kata
a. Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif
adalah suatu pengertian yang terkadang sebuah kata secara objektif.
Makna denotative sering di sebut makna konseptual. misalnya kata makan

4
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran
Aktif (Jakarta: Devisi Kencana, 2017) hal. 59
5
Widjono HS, Bahasa Indonesia ( Jakarta: PT. Grasindo, 2007) hal. 101
yang bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, di kunyah dan di
telan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari Sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang
dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna
konotatf berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari
zaman ke zaman. Contoh Iainnya misal kamar kecil dapat bermakna
konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah kamar kecil.
b. Makna umum dan makna khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih Iuas. Kata khusus
adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan
termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari kata umum, sedangkan
kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurame, gabus, koi. Contoh
lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya
adalah lele lokal, lele dumbo.
a. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik
yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
d. Kata ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata — kata logis dari Bahasa asing yang
dapat di terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Kata -kata ilmiah biasa
di gunakan pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-
tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, sekripsi, tesis,
desertasi,. Selain itu digunakan pada acara- acara resmi. Kata popular
adalah kata yang biasa di gunakan dalam komunikasi sehari-hari
masyarakat umum. Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.6

6
Titis Wahyuni dkk, Bahasa Indonesia Kebidanan (Jawa Barat: CV jejak, 2021) hal. 114-
116
Kata Ilmiah: Kata Populer
Analogi Kiasan
Final Akhir

4. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru
dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata
baru melalui unsur serapan.
a. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan
kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan misalnya:
1) Penanggalan awalan meng-
2) Penanggalan awalan ber-
3) Peluluhan bunyi /c/
4) Penyengauan kata dasar
5) Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6) Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
7) Padanan yang tidak serasi
8) Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
9) Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10) Penggunaan kata yang hemat
11) Analogi
12) Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
b. Definisi
Defenisi adalah suatu contoh pernyataan yang memerangkan
pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat
defenisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata yang
didefenisikan.
c. Kata serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang
sudah sesuai dengan EYD.Kata serapan merupakan bagian
perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak
menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk
dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain
dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris
dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan
dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia
terdapat 2 unsur, yaitu:

1) Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut


memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
2) Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan
anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan
pelafalannya.7

C. Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan
keinginan penulis. Diksi bertujuan agar pembaca dapat memahami teks

7
Ibid., hal. 116-119
dalam tulisan dengan baik. Diksi mencakup gaya bahasa, ungkapan,
dan pilihan kata
Fungsi utama dari diksi adalah untuk menyampaikan pesan atau
gagasan dengan tepat dan efektif. Diksi dapat digunakan untuk
memperkuat daya imajinasi pembaca. Dengan memilih kata-kata yang
kaya akan gambaran dan detail, pembaca dapat membayangkan dengan
lebih jelas apa yang sedang dijelaskan dalam tulisan. Selain itu, diksi juga
berfungsi untuk memberikan variasi dan keberagaman dalam penggunaan
kata-kata.
Dalam pemilihan juga mempunyai beberapa syarat diantara syarat
syarat tersebut antara lain:
1. Makna denotatif dan konotatif
2. Makna umum dan makna khusus
3. sinonim
4. Kata ilmiah dan kata popular
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru
dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata
baru melalui unsur serapan

D. Daftar Referensi
Halimatussakdiah, (2017) Penggunaan Diksi Dalam Penulisan Makalah
Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi, journal PGSD FIP
Unimed 1

Nanda Saputra dan kawan-kawan, Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia,


jawa Tengah: CV Kekata Group, 2020

Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif, Jakarta: Devisi Kencana, 2017

Widjono HS, Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, 2007

Titis Wahyuni dkk, Bahasa Indonesia Kebidanan, Jawa Barat: CV jejak,


2021

Anda mungkin juga menyukai