BAHASA RETORIKA
Makalah ini disusun dalam rangka untuk Memenuhi
salah satu Tugas Mandiri pada Mata Kuliah Retorika
Oleh
RIZA ZURITA NAFA
NPM. 11210285
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI S.I PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Retorika
Retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional
diberikan pada suatu teknik
berusaha
disamping
usaha
mengembangkan
untuk
prinsip-prinsip
mengajarkan
dan
retorika,
mempraktekkan
prinsip-prinsip tadi.
Studi mengenai retorika inilah yang akhirnya memengaruhi
perkembangan eropa dari zaman kuno hingga abad XVII Masehi.
Sesedag abad XVII, retorika tidak dianggap pentinga lagi. Pada
abad XX, retorika kembali mengambil tempa diantara bidangbidang lainnya, sebagai suatu cara untuk menyajikan berbagai
macam bidang pengetahuan dalam bahasa yang baik dan efektif.
Seama
sejak
tepat. Hal ini dapat diartikan bahwa kata yang dipilih harus dapat
mengungkapkan gagasan yang akan disampaikan; (2) kata yang dipilih lazim
digunakan. Kelaziman penggunaan kata dalam suatu komunitas dan keadaan
akan menghindarkan kata itu dari karancuan makna; (3) secara fisik, kata itu
benar. Poin ini lebih menyorot kepada pembentukan kata itu sendiri. Apakah
kata itu sudah sesuai dengan EYD, khususnya pada penggunaan unsur
serapan. Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam
lisan maupun tulisan. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lepas dari kamus. Kamus dapat
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam
hal ini, ketepatan makna yang diperlukan.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan
cepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping
itu, pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan katakata tersebut. Diksi juga berkaitan dengan makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotatif adalah makna kata sebenarnya yang bersifat
langsung dan lugas, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang tidak
sebenarnya yang bersifat tidak langsung, implisit, ambigu, dan menyiratkan
nilai rasa.
Misalnya : Kata kursi, makna denotasinya tempat duduk, makna
konotasinya jabatan. Tempat basah, makna denotasinya pengairan, sungai,
atau laut, makna konotasinya jabatan yang relatif mudah mendatangkan uang.
Selain penggunaan makna denotasi dan konotasi, pilihan kata juga
perlu menggunakan kata-kata tertentu yang maknanya umum dan kata-kata
tertentu yang maknanya khusus. Kata umum adalah kata yang banyak
diterapkan untuk berbagai hal yang maknanya mencakupi keseluruhan hal
yang bersangkutan. Sedangkan kata khusus adalah kata yang diterapkan untuk
hal tertentu yang maknanya mengacu hanya pada hal yang bersangkutan.
Selain itu, diksi juga menyangkut pilihan kata yang maknanya sinonim,
homonim, ungkapan, dan idiom. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
tulisan dan ucapanya berbeda, tetapi maknanya sama. Homonim adalah dua
kata atau lebih yang tulisan dan ucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh:
jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti
merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata
umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut
kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
c. Kata abstrak dan kata konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata
konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika
acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata
abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk
mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak
terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan
tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
d. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah
mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat
dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak
persis sama benar.
Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna
denotatif dan makna konotatif suatu kata.
e. Kata Ilmiah dan kata popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa
digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah
bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada
tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan
artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.
Kata populer
Kiasan
Akhir
perbedaan perlakuan
Ramalan
Pertentangan
Ukuran
Kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka
pokok,
yaitu
pertama,
ketepatan
memilih
kata
untuk
mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan, dan
kedua, kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tadi.
Persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut pula masalah
makna kata dan kosa kata seseorang. Ketepatan makna kata menuntut pula
kesadaran penulis atau pembicara untuk mengetahui bagaimana hbungan
antara bentuk bahasa(kata) dengan referensinya
Kosa kata berbeda dengan diksi. Jika kosa kata merupakan kekayaan
perbendaharaan kata yang ada dalam sistem kognitisi seseorang, maka diksi
merupakan kemampuan orang mendayagunakan kosakatanya dalam kegiatan
berkomunikasi. Diksi sangat dipengaruhi oleh kekayaan kosa kata seseorang.
Menurut Keraf (1984: 3) persoalan diksi atau pilihan kata jauh lebih luas
dibandingkan dengan persoalan menjalin atau merangkai kata-kata itu dalam
bertutur, lisan maupun tulis. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata yang dipilihnya untuk menimbulkan gagasangagasan yagn tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti apa yang
dipikirkan oleh penulis atau pembicara.
Untuk mendayagunakan ketepatan diksi, dituntuk kesadaran penulis
atau pembicara mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa dengan
6
ungkapan
yang
digunakan
oleh
pengarang
untuk
Berdasarkan pengarang;
Berdasarkan masa;
Berdasarkan medium;
Berdasarkan subyek;
Berdasarkan tempat;
Berdasarkan hadirin, dan
7) Berdasarkan tujuan.
b. Segi Bahasa
1) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata. Meliputi gaya bahasa resmi,
gaya bahasa tak resmi, dan gaya bahasa percakapan.
2) Gaya bahasa berdasarkan nada. Meliputi : gaya bahasa sederhana, gaya
mulia dan bertenaga, serta gaya menengah.
3) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat. Meliputi : klimaks,
antiklimaks, paralelisme, antitesis, repetisi, Repetisi terbagi menjadi :
epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis,
epanalepsis, dan anadiplosis.
4) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Meliputi gaya
bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris meliputi :
aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof,
asindeton, polisindeton, kiasmus, elipsis, eufemismus, litotes, histeron
proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi,
erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio atau
epanortosis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron. Gaya bahasa kiasan,
meliputi persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, dan fabel,
personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke,
metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, dan sarkasme, satire,
inuendo, antifrasis, serta pun atau paranomasia.
3. Gaya Bahasa dalam Retorika
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah
style. kata style diturunkan dari kata latin stilus yaitu semacam alat
untukmenulis pada lempengan lilin. Maka style lalu berubah menjadi
kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata kata secara
indah .
Gaya bahasa atau style menjadi masalah atau bagian diksi atau pilihan
kayta
yang
mempersoalkan
cocok
tidaknya
pemakain
kata.
10
BAB II
KESIMPULAN
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang
pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam
mengolah kata juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang
indah dan enak di baca. sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata
yang ingin disampaikan. Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan
kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang
khas dalam bidang tertentu. Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan
pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Kata serapan adalah kata yang di
adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD.
11
DAFTAR PUSTAKA
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muhardi dan Hasanudin WS. 2006 Prosedur
Strukturalisme. Citra Budaya Indonesia
Analisis
Fiksi:
Kajian
12