Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DIKSI DAN KALIMAT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memang harus diakui, dewasa ini ada kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun
tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita
berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa,
kalimat, paragraf, dan wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal penggunaan
diksi atau pilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata maupun kalimat dalam praktik
berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok
kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.

Salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam berbicara atau menulis adalah diksi
(pilihan kata). Pilihan kata termasuk dalam ilmu semantik (semansiologi), yaitu ilmu yang
mempelajari makna kata. Dalam memilih kata, pembicara/penulis dituntut untuk berhati-hati dengan
cara sering melihat kamus itu jika sebuah kata kurang dipahami maksudnya. Dalam memilih kata, ada
dua persyaratan yang dituntut oleh pembicara/penulis, yaitu ketetapan dan kesesuaian. Ketetapan
artinya kata-kata yang dipilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diucapkan. Ungkapan
tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan tepat. Kesesuaian artinya tafsiran
pendengar/penulis sesuai dengan tafsiran pembicara/penulis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan diksi?

1.2.2 Apa yAng dimaksud dengan kalimat efektif?

1.2.3 Apa fungsi diksi dalam kalimat?


1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk memahami penggunaan diksi dengan baik dan tepat.

1.3.2 Untuk memahami penyusunan kalimat yang efektif.

1.4 Manfaat

1.4.1 Agar taruna/i mampu memanfaatkan peranti-peranti diksi yang tepat dalam kalimat, sehingga
mampu menyusun paragraf yang efektif.

1.4.2 Agar taruna/i menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata
tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif dan efisien.

1.4.3 Agar taruna/i memiliki ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian diksi

Diksi ialah pilihan kata. maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam
dunia tutur setiap hari.[1]

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau
pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara
jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

Adapun menurut tokoh Gorys Keraf (2002) mengemukakan poin-poin penting tentang diksi.

Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata–kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu
gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata–kata yang tepat atau menggunakan ungkapan–
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa–nuansa makna dari
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.[2]

Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam
penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang
diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi
kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan
makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa
saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk
mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepea apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu pemilihan kata harus pula sesuai dengan
situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.
2.2 Pengertian kalimat

Kalimat adalah adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final,
dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima
maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

Adapun menurut Gorys Keraf, kalimat efektif adalah kalimat yang :

* Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis

* Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara/penulis.[3]
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Diksi atau Pilihan Kata

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk
mengungkapkan sebuah cerita. Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.

2. Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna,
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa pembaca.

3. Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.

Contoh paragraf:

1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami
bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.

2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang
ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya
bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami.
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.

Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph
kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.

3.1.1 Syarat-Syarat Pemilihan Kata

1.Makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang
sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara
objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual. Misalnya, kata makan yang bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah dan ditelan.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap
pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan pada makna
konotatif berarti untung atau pukul. Makna konotatif selalu berubah dari zaman ke zaman. Contoh
lainnya misalnya kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna denotative adalah
kamar yang kecil.[4]

2. Makna Umum dan Makna Khusus

Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit
atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele,
gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah
lele lokal, lele dumbo.[5]

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak

Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil,
air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh
pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit.
Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus.
Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak
jelas dalam menyampikan gagasan penulis.[6]

4. Sinonim

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya
berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata
cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.

5. Kata Ilmiah dan Kata Populer

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam
tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu
digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi
sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

Kata Ilmiah: Kata Popular:


Analogi kiasan

Final akhir

Diskriminasi perbedaan perlakuan

Prediksi ramalan

Kontradiksi pertentangan

Format ukuran

Anarki kekacauan

Biodata biografi singkat

Bibliografi daftar pustaka

3.1.2 Pembentukkan Kata

Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa Indonesia.
Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan
dari luar melalui proses serapan.

1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata

Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering ditemukan dalam
bahasa lisan maupun tulis.

a. Penanggalan awalan meng-

b. Penanggalan awalan ber-

c. Peluluhan bunyi /c/

d. Penyengauan kata dasar

e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

f. Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir

g. Padanan yang tidak serasi

h. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

i. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

j. Penggunaan kata yang hemat


k. Analogi

l. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

2. Definisi

Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu.
Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata yang kita definisikan.

Contoh definisi:

Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan benda-benda mati
seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia.
Definisi terdiri dari:

1. Definisi nominalis

Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum dimengerti.
Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.

2. Definisi realis

Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya
menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas :

- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan dengan cara
menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara menunjukkan
isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia(definisi konotatif). [7]

- Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal
tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal terjadi.

3. Definisi praktis

Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan atau tujuan.
Definisi praktis terbagi atas tiga macam

- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian serta
menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan tujuannya.

- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat
mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.

3. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata serapan merupakan
bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari
bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa
Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia meliputi
dua unsur, yaitu:

- Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara
ejaan dan pelafalannya.

- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak
sesuai antara ejaan dan pelafalannya.[8]

4. Analogi

Analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa,
baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai
dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

aksi action(inggris)

bait bait(arab)

boling bowling(inggris)

dansa dance(inggris)

derajat darrajat(arab)

ekologi ecology(inggris)

fajar fajr(arab)

insane insane(arab)
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman dari bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur
pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur pertama ini digunakan
dalam bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti aturan bahasa asing.
Unsur yang kedua kata pinjaman yang penulisan dan pengucapannya telah disesuaikan ke dalam bahasa
Indonesia.

5. Anomali

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

bank bank(inggris)

intern intern(inggris)

qur’an qur’an(arab)

jum’at jum’at(arab)

Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal yang kita
keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu
bank=(nk), jum’at=(’). Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh
tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya, sehingga
timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut:

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

expose expose

export export

exodus exodus

Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih,
sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya

Bahasa Indonesia Bahasa Aslinya

federalisme federalism(inggris)

bilingual bilingual(inggris)

dedikasi dedication(inggris)

edukasi education(inggris)
3.2 Pengertian Kalimat efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca
atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
/pembicara.[9]

Kalimat Efektif digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
dan sebagainya.

3.2.1 Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)

a.Kesatuan gagasan

Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan
umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu
bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh
keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)

b.Kesejajaran

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-,
bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

c.Kehematan

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih.
Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.

d.Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.


Caranya:

1. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.

2. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –
kah.

3. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

4. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan


makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

e.Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus
memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

3.3 Fungsi diksi dalam kalimat

Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai makna,
kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau gagasan. Makna kata itu secara leksikal banyak
yang sama, tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan. Kata-kata tersrbut
bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama.
Contoh dalam kalimat:

1. Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai
tugas akhir dalam studinya

2. Penyelidikan kasus penggelapan uang negara sudah dimulai

3. Berdasarkan pengamatan saya situasi belajar di kelas A cukup kondusif

4. Berdasarkan hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi
tersangka.

Keempat kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa ditukar. Seandainya ditukar, tidak akan sesuai
sehingga akan membingungkan pendengar atau pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal,
gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan
waktu. Contoh :

1.Kucing saya mati setelah makan ikan busuk

2.Ayahnya meninggal tadi malam


3.Pahlawanku gugur di medan laga

4.Beliau wafat 1425H.

Frase biasa dipakai dalam bewara kematian di surat kabar, seperti”…telah pulang ke rahmatullah kakek
Jauhari….”. dari segi makna, kata islam dan muslim sering salah penggunaanya dalam kalimat. Kita
pernah mendengar orang berkata, “Setelah menjadi Islam dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah
masuk Islam dia rajin bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya harus
menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah”. Islam adalah nama
agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat
dipasangkan dengan orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya. Berikut ini
adalah Fungsi Diksi :

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

4. Menciptakan suasana yang tepat.

5. Mencegah perbedaan penafsiran.

6. Mencegah salah pemahaman.

7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi


BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Melihat dari uraian arti diksi dan kalimat efektif beserta fungsinya maka maksud materi ini adalah
meningkatkan kreatifitas dalam memilih kata karena itu merupakan kunci utama pengarang dalam
menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat di baca , serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat
dipahami dengan baik.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan
situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi dan kalimat efektif mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan
maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga
mengenai pengetahuan diksi dan kalimat efektif. Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk
mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi dan kalimat efektif
diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu
gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan Aleka. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi. Jakarta:Kencana. 2010

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Pembinaan bahasa indonesia.Jakarta : FITK Press. 2007

Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia.

Jakarta : FITK. 2010

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.1985

Moeliono, Anton M. Diksi atau Pilihan Kata.Jakarta: Bharata.1982

Rahaedi, kunjana. Bahasa Indonesia perguruan tinggi.Jakarta : Erlangga.2010

Zaenal, arifin dan Tasai, Amran.Cermai berbahasa Indonesia. Jakarta: CV Akademika Pressindo.2008

Anda mungkin juga menyukai