Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama
dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi
karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif. Hal itu agar
terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan untuk menghindari kesalah pahaman saat
berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial sehingga kita tidak dapat terlepas
dariberkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula
ketika sedang berkomunikasi lawan komunikasi saat berkomunikasi mengalami kesulitan
menangkap informasi, hal ini terjadi karena kata yang digunakan kurang tepat ataupun rancu
sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam
berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.
Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam
bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca
mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat
berkomunikasi.
1.2

Rumusan masalah
-Apa diksi Atau Pilihan Kata
- Bagaimana keserasian Pilihan Kata
- Bagaimana kecermatan dan ketepatan kata
- Bagaimana kesesuaian Kata
- Bagaimana perubahan Makna
- Bagaimana majas dan langgam bahasa
- Bagaimana struktur Kalimat dan Gaya Kalimat

1.3

Tujuan
- Mengetahui keserasian Pilihan Kata
- Mengetahui kecermatan dan ketepatan kata
- Mengetahui kesesuaian Kata
- Mengetahui perubahan Makna
- Mengetahui majas dan langgam bahasa
- Mengetahui struktur Kalimat dan Gaya Kalimat
BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1 Diksi Atau Pilihan Kata
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih dari apa yang di pantulkan oleh jalinan
kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai
untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya
bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau
susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Gaya
bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau
karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
a. Fungsi diksi:
a) Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
d) Menciptakan suasana yang tepat
e) Mencegah perbedaan penafsiran
f) Mencegah salah pemahaman
g) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
2.2 Keserasian Pilihan Kata
Keserasian dalam pemilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang
menggunakan kata yang sesuai dengan konteks (situasi) pemakaiannya, yakni kesesuaiannya
dengan kebiasaan penggunaan kelompok kata tertentu. Adapun makna situasi di sini adalah
kelaziman penggunaan kata tertentu yang sesuai dengan sistem nilai masyarakat yang berlaku.
Contoh, penggunaan kata besar bersinonim dengan kata raya, akbar, agung.
a.

Dia bertubuh besar.

b.

Hari ini ada pengajian akbar di kampus UIN Malang.

c.

Rumah saya tepat di pinggir jalan raya

d.

Allah Mahaagung.

Memilih kata yang tepat untuk menyampaikan gagasan ilmiah menuntut penguasaan:
Keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang di gunakan
Wawasan bidang ilmu yang di tulis
Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar
tidak menimbulkan salah penafsiran
Syarat ketepatan kata

Syarat kesesuaian kata.


2.3 Kecermatan dan ketepatan kata
Kecermatan dalam pemilihan pilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang
memilih kata yang memang benar-benar diperlukan untuk kepentingan pengungkapan gagasan,
pikiran, dan perasaan tertentu.
Contoh: - Saya memakai baju warna putih. (tidak cermat)
- Saya memakai baju putih. (cermat)
- Saya berbaju putih. (cermat)
Ketepatan pilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memilih katakata untuk keperluan penyusunan kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang hendak
di sampaikan.
Contoh: - Saya membuka pintu sama kunci. (tidak tepat)
- Saya membuka pintu dengan kunci. (tepat)
Indikator ketepatan kata ini, antara lain :
1.

Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan

kaidah bahasa Indonesia.


2.

Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah

makna
3.

Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau

pembicara
4.

Menghasilkan target komunikasi yang di harapkan

b. Syarat-syarat ketetapan kata :


1.

Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, Denotasi yaitu kata yang

bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang
bermacam-macam, lazim di gunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika dan kesopanan.
2.

Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata-kata yang

bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi, misalnya: adalah, ialah,
yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya: inferensi
(kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh, bunting) dan syarat
(ketentuan).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
pemahaman belum dapat di pastikan, pemakai kata harus menemukan kata yang tepat dalam

kamus, misalnya: modrn sering di artikan secara subjektif canggih menurut kamus modern
berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak
mengetahui, bergaya intelektual
5. Menggunakan imbuhan asing (jika di perlukan harus memahami maknanya secara tepat,
misalnya: di legalisir seharusnya di legalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
2.4 Kesesuaian Kata
Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan kesesuaian
kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak di timbulkan, atau suasana
yang sedang berlangsung.
Syarat kesesuaian kata:
1.

Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampur adukan penggunaannya

dengan kata tidak baku yang hany adi gunakan dalam pergaulan, misalnya: hakikat (baku)
hakekat (tidak baku), konduite (baku), kondite (tidak baku)
2.

Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya:

kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus)
3.

Menggunakan kata berpasangan (ideomatik) dan berlawanan makna dengan cermat,

misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya...melainkan juga(benar),
bukan hanya...tetapi juga (salah), tidak hanya....tetapi juga (benar).
Ketepatan kata terkait dengan konsep, logika, dan gagasan yang hendak di tulis dalam
karangan. Ketepatan itu menghasilkan kepastian makna. Sedangkan kesesuaian kata menyangkut
kecocokan antara kata yang di pakai dengan sirkulasi yang hendak di ciptakan sehingga tidak
mengganggu suasana batin, emosi, atau pesikis antar penulis dengan pembacanya, pembicara dan
pendengarnya. Misalnya: keformalan, keilmiahan, keprofesional dan situasi tertentu yang hendak
di wujudkan oleh penulis. Secara singkat perbedaan antara persoalan ketepatan kata dan
kesesuaian adalah: dalam persoalan ketepatan kia bertanya apaah pilihan kata yang di pakai
sudah setepat-tepatnya, sehingga tidak akan mnimbulkan interpretasi yang berlainan antara
pembicara dn pendengar, atau antara penulis dan pembaca; sedangkan dalam persoalan
kecocokan atau kesesuaian kita mempersoalkan apakah pilihan kata dan gaya bahasa yang di
pergunakan tidak merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang hadir. Oleh karena
itu, untuk menghasilkan karangan berkualitas, penulis harus memperhatikan ketepatan dan
kesesuaian kata.
2.5 Perubahan Makna
4

Bahasa berkembang sesuai dengan tuntunan masyarakat pemakainya. Pengembangan diksi


terjadi pada kata. Namun, hal ini berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraf, dan wacana.
Pengembangan tersebut di lakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi. Komunikasi kreatif
berdampak pada perkembangan diksi berupa penambahan atau pengurangan kuantitas maupun
kualitasnya. Selain itu, bahasa berkembang sesuai dengan kualitas pemikiran pemakainya.
Perkembangan dapat menimbulkan perubahan yang mencakup: perluasan, penyempitan,
pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna.
c. Penyebab perubahan makna:
1. Kebahasaan
2. Perubahan makna yang di timbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi,
bentuk kata dan bentuk kalimat
a)

Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang di akibatkan oleh perubahan nada,

irama, dan tekanan misalnya: ia makan? ia makan! ia maakaan.


b)
Perubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang di timbulkan oleh perubahan
bentuk tua (tidak mudah jika di tambahkan awalan ke- menjadi ketua, makna berubah menjadi
pemimpin; sayang (cinta) berbeda dengan penyayang (orang yang mencintai) memukul (orang
yang memukul) berbeda dengan di pukul (orang yang di kenai pukulan.
c)
Kalimat akan berubah makna jika strukturnya berubah. Perhatikan kalimat berikut ini:
Ibu ratna menyerahkan laporan itu lantas di bacanya
Karena sudah di ketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu.
Kalimat pertama: salah bentuk kata sehingga menghasilkan makna Ibu ratna di baca setelah
menyerahkan surat. (aneh bukan?) kesalahna terjadi pada kesejajaran bentuk kata menyerahkan
dan di serahkan, seharusnya menyerahkan di bentuk pasif menjadi di serahkan.
d) Bahasa asing
Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat di ganti
dengan VI
e)
Kata baru
2.6 majas dan langgam bahasa
Majas adalah adalah bahasa kias dan indah yang di gunakan untuk mempercantik
susunankalimat yang dipergunakan untuk tujuan menimbulkan kesan imajinatif serta mampu
menciptakan efek tertentu baik itu melalui lisan atau tertulis untuk pembaca dan pendengarnya.
d. Macam- macam majas
1. Majas Perbandingan

adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk


meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.
Jika diperhatikan dari cara pengambilan perbandingannya
2. Majas Pertentangan
adalah Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan
sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan
kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar.
3.Majas pertautan

2.7 Struktur Kalimat dan Gaya Kalimat


a. pengertian kalimat
kalimat adalah satuan pikiran atau perasaan yang di nyatakan dengan sunjek dan predikat
yang di rakit secara logis. Dalam karangan, kalimat merupakan satuan yang terkecil; dalam
analisis gramatikal, satuan yang terbesar, disamping yang lebih kecil : frasa dan klausa.
Kalimat menjelaskan pikiran dan perasaan pembicara atau penulis. Jenis cikiran
dan perasaan berbeda-bada; alasan berkomoniksi juga berbeda beda .penggolongannya dapat di
dasarkan pada maksud, struktur, dan bentuk retorikanya.
Kalimat menurut maksudnya :
a.
b.
c.
d.

kalimat pernyataan( kalimat deklaratif).


Kalimat pertanyaan (kalimat interogatif)
Kalimat perintah dan permintaan ( kalimat inperatif)
Kalimat seruan( kalimat ekslamatif).

b. Jenis kalimat menurut struktur gramatikalnya


Menurut strukturnya, kalimat berjenis tunggal( simpleks) dan majemuk(komleks). Yang
majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara( subordinatif), ataupan campuaran
(koordinatifatau subordinatif). Semuanya di pakai dalam karangan yang baik sesuai dengan
6

pokok pikiran yang di ajukan .gagasan yang tunggal di nyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan
yang bersegi segi di ungkapkan dengan kalimat majemuk.
a. kalimat tunggal( simpleks)
b. kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk setara terdiri atas dua suku kalimat ( klausa), atau lebih, yang bebas atau lebih.
Tanda koma memisahkan suku kalimat itu jika subjeknya berbeda, jika kata penghubungnya
menunjukkan pertentangan, atau jika suku kalimat itu panjang panjang.
c. kalimat majemuk tak setara ( bertingkat)
Terdiri atas satu kalimat yang bebas dan suku kalimat atau lebih yang tidak bebas.
d. kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri dari dua suku bebas atau lebih (sifat kesetaraannya) dan satu suku
terikat atau lebih( sifat kesetaraanya). Misalnya, karena sudah malam, kami berhenti dan semua
kawan kami langsung pulang. Kami pulang, tetapi semua kawan kami masih tinggal karena
belum selesi pekerjaannya
c. jenis kalimat menurut bantuk gayanya( retoriknya)
Bentuk retoriknya disini berarti rancangan gaya tata susunan, atau arsitektur kalimat yang
menentukan efeknya terhadap pendengar atau pembacanya. Kalimat yang secara gramatikal
sudah baik belum tentu memuaskan dari sudut retoriknya. Unsure kalimat harus di kendalikan
dan di kelompokkan; kata yang tepat harus di pilih dan di tata sehingga hasilnya menunjukkan
keserasian.pendek kata,kalimat itu harus efektif. Menurut bentuk retoriknya, kalimat dapat
digolongkan jadi kalimat yang melepas(induk-anak), kalimat yang berkelimaks(anak-induk), dan
kalimat yang berimbang(setara atau campuran).
1. kalimat yang melepas(loose sentence)
2. kalimat yang berkelimaks(periodic sentence)
3. kalimat yang berimbang(blanced sentence)
f. ke efektifan kalimat diukur dari sudut pandang banyak sedikitnya kalimat itu berhasil
mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian
pendengar atau pembaca karena memiliki cirri: keutuhan, perpautan,penegasan,ekonomi dan
variasi.
-

Keuthan, kalimat yang baik mempunyai kesatuan struktur dan kesatuan logika jalin
menjalin. Kesatuan struktur diperoleh dengan adanya subjek dan predikat .

Perpautan, perpautan dalam kalimat menyangkut masalah pertalian di antara unsure


unsurnya. Pertalian itu dapat di jelaskan oleh penataan kat , frasa, dan suku kalimat yang
tepat. Perpautan itu akan lebih nyata jika 1) pemakai kata ganti diperhatkan; 2) gagasan
yang sejajar di tuangkan kedalam bangun yang sejajar; dan 3) jika sudut pandang (ragam,

orang ) tetap, di pertahankan


Penegasan ialah ciri yang berupa pemusatan pikiran pada bagian kalimat yang terpenting.
Pengesahan dapat dicapai dengan pengubahan urutan yang lazim, dengan pengulangan,

dengan pemilihan ragam(pasif,aktif),atau dengan menggunakan pungtuasi husus.


Ekonomi ialah penghematan dalam pemakaian kata. Hal itu tidak berarti bahwa yang
perlu, atau yang menambahkan nilai artistik, boleh dihilangkan. Maksudnya ialah

membuang kata yang mubazir dan konstruksi yang terbelit belit


Variasi, kelincahan pikiran dan bahasa dinyatakan juga oleh variasi bentuk kalimat yang
berurutan. Cara caranya: (1) pemakaian berbagai jenis kalimat menurut struktur
dramatikal dan retorik, (2) pemakaian kalimat yang panjangnya berbeda beda; (3)
pemakaian unsur kalimat yang berselang seling.
BAB III
PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan

atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam
menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat
dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai
dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan katakata itu. Pembentukan kata atau istilah
adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
3.2.

Saran

Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk
mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan
mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu
gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton, 1991. Santun bahasa, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sugono, Dendy, 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa,Jakarta.
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai