Anda di halaman 1dari 2

IMAM FAIKLI (1534411028)

BINCANG BUKU PUISI, ADAKAH PAGI DI KOTA INI?

Komonitas Masyarakat Lumpur (KML) terus melestarikan budaya kesusastraan. Kamis


(05/10/2017) para pegiat sastra itu berkumpul di gedung Graha STKIP PGRI
Bangkalan. Mereka menggelar bincang-bincang buku puisi yang sudah menjadi acara
rutin setiap dua Minggu sekali.
Kegiatan mancing sastra biasanya di gelar di Taman Paseban, namun pada kesempatan
kali ini mancing sastra 8 digelar di kampus STKIP PGRI Bangkalan, bekerja sama
dengan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) tujuannya agar ada kesan
yang variatif dengan audien yang berbeda, yang mana pada kesempatan itu adalah
mahasiswa PBSI. Namun tidak menutup kemungkinan mancing sastra ini tidak hanya di
fokuskan terhadap mahasiswa atau siswa di Bangkalan, karna mancing sastra ini adalah
konsumsi banyak lening sektor bahkan seluruh masyarakat Bangkalan secara umum.
Yang berbeda pula pada mancing sastra kali ini adalah. KML mendatangkan Umar
Fauzi Ballah sastrawan atau penyair dari kabupaten Sampang, untuk membedah buku
puisi dan foto karya Bagus Tri Handoko yang berjudul ADAKAH PAGI DI KOTA
INI.
Umar Fauzi Ballah mengatakan saat membedah buku puisi dan foto Pak Bagus, dirinya
mengatakan bahwa saat membaca buku puisi ini mengingatkannya terhadap kumpulan
puisi karya Umbu yang berjudul APA ADA ANGIN DI JAKARTA, keduanya sama-
sama menggugat kehidupan kota, hanya saja Umbu lebih konkrit dalam menggugat
terhadapa Jakarta, umbu memetaforakan kota metro politan bahwa manusia dipaksa
untuk hidup lebih keras. Berbeda dengan karya Pak Bagus Tri Handoko, karyanya
tampak kurang berterus terang dalam memetaforakan kota yang di maksud.
Umar Fauzi Ballah menambahkan bahwa lahirnya sebuah karya, karna adanya karya
dari sebelumnya, artinya dari jaman kejaman karya sastra tidak akan pernah mati.
Selain itu Bapak Bagus Tri Handoko mengaku bahwa dirinya bukanlah penyair,
melainkan dirinya beranggapan hanya menulis puisi. Dan awal menulis berangkalat dari
ajakan Pak Helmy. Pak Bagus tolong temani saya menulis, ajak pak helmy. Dari
ajakan itulah Pak Bagus terinspirasi untuk menulis puisi dan foto hingga menjadi
antologi puisi dengan judul besarnya ADAKAH PAGI DI KOTA INI.
Kenapa harus ada foto? Menurutnya foto ini sudah menjadi alasan untuk menulis
tentang Bangkalan dan ingin menulis kota Bangkalan dengan diksi yang berbeda dari
beberapa dimensi.
Itulah yang disampaikan oleh pembedah dan yang punya karya puisi dan foto.
ADAKAH PAGI DI KOTA INI.
Pesan dari Pak Bagus Tri Handoko sesuai dengan yang dismpaikan oleh AA Mansyur,
menulislah sampai kehabisan kata-kata, tapi menulis jangan sampai kehabisan kata-
kata, selain itu tips dalam menulis, seorang penulis sangat lucu ketika tidak suka
membaca, karna kuliahnya seorang penulis adalah membaca, tutrnya.

Anda mungkin juga menyukai