Buku kumpulan cerita Sepotong Senja untuk Pacarku ditulis oleh seseorang
yang sudah tidak asing lagi didengar bagi para pencinta sastra, yaitu Seno Gumira
Ajidarma. Ia adalah seorang penulis, wartawan, fotografer, dan kritikus film
Indonesia. Seno lahir di Boston, Amerika Serikat pada 19 Juni 1958 dan dibesarkan
di Yogyakarta. Ia mulai berkecimpung dalam dunia seni saat berusia 17 tahun, yaitu
menjadi anggota sandiwara Teater Alam yang dipimpin oleh Azwar A.N. Seno
tertarik oleh puisi-puisi karya Remy Sylado dan terinspirasi untuk menghasilkan
karya puisinya sendiri. Puisi buatannya pun ia kirimkan ke majalah Aktuil dan dimuat.
Setelah membuat puisi, Seno kemudian menulis cerpen dan esai. Cerpen
pertamanya yang berjudul Sketsa dalam Satu Hari dimuat dalam surat kabar Berita
Nasional tahun 1976 dan esainya yang pertama dimuat dalam harian Kedaulatan
Rakyat, Yogyakarta. Saat berumur 19 tahun, Seno bekerja sebagai wartawan dan
masuk Institut Kesenian Jakarta jurusan sinematografi. Pada tahun yang sama, ia
menikah dengan Ikke Susilowati dan dikaruniai anak bernama Timur Angin.
Sekarang ia menjadi rektor di Institut Kesenian Jakarta dan dosen di Fakultas Film
dan Televisi.
Ada cerita yang tak kalah berkesan dari cerita Sepotong Senja untuk Pacarku,
yaitu cerita dengan judul Hujan, Senja, dan Cinta yang menceritakan tentang kisah
kasih sepasang manusia. Dalam cerita ini, ia adalah kata ganti orang ketiga laki-laki
dan dia adalah kata ganti orang ketiga perempuan. Ia mencintai dia dan dia sangat
menyukai hujan. Ia menurunkan hujan untuk dia sebagai wujud cinta darinya. Dia
tahu hujan itu datang untuknya, ke mana pun dia pergi, hujan itu ada. Awalnya
mungkin romantis, tapi lama-lama dia jengkel dengan hujan. Hujan itu membuatnya
susah. Akhirnya, dia meminta ia untuk memberhentikan hujan. Tetapi ia bilang,
selama cinta itu masih ada maka hujan tidak akan hilang. Selanjutnya, terjadi
beberapa konflik yang menyentuh hati. Penulis mengarang kisah cinta sederhana
yang disuguhkan dalam bentuk yang istimewa, yaitu hujan dan senja. Tutur kata
yang digunakan pun lagi-lagi indah dan menyejukkan. Namun, penggunaan kata
ganti orang ketiga ia dan dia pada awalnya agak membingungkan.
Jika sedang mencari cerita-cerita yang unik, menghibur, dan romantis, buku
ini adalah jawabannya. Terutama bagi remaja atau dewasa yang bosan dengan
cerita yang begitu-begitu saja. Selain menghibur, terdapat manfaat berupa pesan
moral yang dapat diambil dari tiap cerita.