Anda di halaman 1dari 4

Konspirasi Alam Semesta

Sebuah buku yang menceritakan tentang perjalanan seorang jurnalistik yang bernama
Juang dan kisah cintanya bersama seorang gadis yang bernama Ana Tidae. Dalam buku yang
berjudul “Konspirasi Alam Semesta” ini selain terdapat kisah perjalanan seorang jurnalistik
juga kisah cinta Juang dan Ana terdapat banyak kata mutiara yang membuat siapapun yang
membacanya menjadi terkagum-kagum.

Novel karya Fiersa Besari atau yang kerap disapa “Bung” ialah seorang lelaki
beruntung kelahiran Bandung, 3 Maret. Pendidikannya di Jurusan Sastra Inggris STBA
Yapari ABA Bandung. Namun di dasari oleh kecintaannya kepada dunia musik Bung malah
berujung membuka studio rekaman yang membuatnya mengenal banyak musisi. Sekaligus
mengembangkan karir musiknya, ia kemudian merilis album solo tahun 2012, sebelum
mengalami fase patah hati, dan akhirnya berkelana keliling Indonesia selama 7 bulan untuk
mencari jati diri. Sekembalinya Bung di penghujung 2013. Disini dirinya menjadi lebih
mencintai dunia tulis menulis. Karya pertamanya berjudul “Konspirasi Alam Semesta”.

Pertemuan Juang Astrajingga dengan Ana Tidae berawal dari ketidak sengajaan Juang
menabrak seorang perempuan di sebuah pasar buku di Bandung. Keduanya sama – sama
tidak menyangka jika takdir mempertemukan mereka hari itu, dan selanjutnya. Juang
Astrajingga seorang pemuda tampan tapi kucel dan kumal suka berpetualang, seorang jurnalis
yang suka keliling Indonesia. Sedangkan Ana Tidae adalah seorang gadis cantik yang trauma
karena kehilangan seorang Ibu yang ia cintai secara tiba-tiba. tetapi Ana juga mempunyai
seorang Ayah yang sangat menyayanginya. Tapi dibalik itu, Ana menyimpan suatu rahasia
kecil yang ia sembunyikan dari Ayahnya maupun Juang.

Ketertarikan Juang kepada Ana dimulai sejak Juang tahu bahwa Ana adalah putri dari
Shinta Aksara. Kebetulan Juang pada saat itu diberi tugas oleh atasannya untuk mencari
berita tentang Shinta Aksara, seorang sinden yang pernah mengharumkan nama bangsa di
mancanegara, tapi seakan dilupakan negerinya sendiri. Bahkan sewaktu sinden tersebut
meninggal, tidak pernah ada perhatian tertentu dari negara. Dan narasumber beritanya adalah
anak dari almarhumah yaitu Ana Tidae.

Tidak lama takdir telah mempersatukan mereka untuk menjadi sepasang kekasih. Ana
harus menerima bahwa Juang adalah seorang jurnalis pengelana. Juang pergi ke tanah Papua
untuk membuat film dokumenter dan menelusuri jejak sejarahnya. Tak dapat dipungkiri
mereka pun harus menjalin hubungan jarak jauh. Juang selalu rutin mengirim kabar dan
pesan untuk Ana. Saat juang tidak mengirim pesan dan tak ada kabar, Ana sangat panik. Ia
berusaha menghubungi kantor Juang. Beberapa hari kemuadian Ana dibawa ke rumah sakit
karena Ana mengeluh sakit kepala terus dan pikirannya pecah karena tak kunjung mendapat
kabar dari Juang. Akhirnya rahasia Ana terbongkar ia terkena penyakit tumor otak dan
divonis untuk melakukan operasi, namun Ana bersikukuh untuk tidak melakukan operasi.
Kemudian Ayahnya Ana mengirim pesan kepada Juang untuk segera menemui Ana karena
kondisinya semakin memburuk. Setelah menerima pesan dari Ayah Ana prihal kabar Ana,
Juang langsung pulang ke Jawa. Juang dimohon membujuk Ana untuk operasi. Akhirnya
setelah Juang menemani dan membujuknya Ana pun mau untuk melakukan operasi.

Pada bulan November 2013, Juang mempersunting Ana. Disini mereka hidup bahagia
di sebuah rumah impian Ana yang dibangun Juang sebelum mempersunting Ana. Tetapi pada
bab Lembayung (Januari, 2014) Juang mendapat kabar dari temannya Dude bahwa di
Sinabung terdapat bencana yang besar. Disini Juang meminta izin kepada Ana untuk menjadi
relawan bersama Dude yang sedang membutuhkannya. Pada awalnya Ana sempat menolak
permintaan Juang untuk menjadi relawan bersama Dude di Sinabung. Namun, akhirnya Ana
mengizinkan Juang. Asalkan Juang berjanji untuk terus memberi kabar kepada Ana. Juang
pun mengiyakannya.

Februari datang diiringi keheningan yang mengisi koridor rumah kayu bercat putih.
Ana menunggu test pack yang dipegangnya dengan penuh debar. Kecurigaan perempuan ini
timbul setelah tadi malam menjadi kegiatannya muntah-muntah untuk kesekian kali. Matanya
berkaca-kaca Ana tak sabar untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada Juang bahwa ia
akan segera menjadi ayah. Namun, hari demi hari Ana lalui sendiri dengan penuh kecemasan
karena Juang tak kunjung memberi kabar kepada Ana.

Ternyata kecemasan Ana pada Juang terjawab sudah. Ini memang cukup
mengejutkan. Ana mendapatkan kabar dari Dude bahwa Juang telah meninggal dunia.

Cerita dalam novel ini sangat cocok untuk para remaja. Karena terdapat sebuah
kalimat yang dapat membuat para remaja yang membacanya menjadi baper. Selain itu dalam
percakapan Contohnya pada percakapan Juang dan Ana.

“Saya ingin mengajak kamu ke suatu tempat” kata Juang.

“Ke mana?” tanya gadis Ana.

“Melihat senja”, balas Juang cepat.

“Kenapa kamu suka senja?”

“Kenapa harus enggak?”

“Bukannya senja hanya membawa kita menuju kegelapan?”

Dengan alur cerita yang tidak bertele-tele, penjabaran sifat, tingkah juga ciri khas
tokoh yang jelas. Misalnya pada kalimat yang menjelaskan Juang “ datang seorang pemuda
berwajah feminim, dengan rambut gondrong yang lurus tergerai”. Novel ini juga mampu
membuat siapa pun pembacanya menyelami kisah cinta dua anak manusia yang sederhana
namun luar biasa.Novel ini sukses mengaduk-ngaduk perasaan pembacanya dan ceritanya
pun sulit ditebak. Misalnya pada bab terakhir sebelum Juang meninggalkan Ana terdapat
percakapan yang begitu menyentuh.

“Juang” panggil Ana.


“ Hemmm?” jawab Juang.

“ Bisakah kita seperti ini selamanya?”

“ Selamanya? Itu terlalu lama. Aku tidak bisa menjanjikan itu”

Air muka Ana berubah.

“ Tapi,” Juang melanjutkan perkataannya, “ Aku bisa menjanjikan ...” Juang menatap
Ana dalam dalam. “Kita akan selalu seperti ini sampai Tuhan memanggil aku. Apa itu
cukup?”

Ana kembali tersenyum. “Itu lebih dari cukup.”

Membuat siapa pun yang membacanya dapat merasakan hal yang dirasakan oleh
seorang Ana. Dan ini adalah sebagian kecil kalimat yang dilontarkan Juang pada Ana yang
saya tuliskan.

Selain itu, penulis juga sering menyisipkan “qoute” atau kata-kata mutiara di setiap
akhir bab-nya yang begitu puitis, kalimatnya rumit tapi mengandung arti yang sangat dalam
bagi setiap pembacanya. Misalnya, pada kalimat ini penulis menyampaikan perasaan yang
sedang ia rasakan.

“8 mimpi memang harus tetap menjadi bunga tidur. Bukan untuk diwujudkan, hanya
untuk dijadikan penghias malam. Beberapa rindu memang harus dibiarkan menjadi rahasia.
Dan bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirim lewat doa.”

Dalam novel ini, juga menceritakan tentang tokoh utama “Juang” yang sangat setia
dan menyayangi Ana. Keteguhan dan usaha Ayah Ana untuk menyelamatkan nyawa putrinya
juga sangat mneyntuh. Buktinya yaitu pada saat Juang sedang meliput film dokumenternya di
Papua dan Ayah Ana memberi kabar melalui pesan yang isinya :

“Nak Juang, Jika ada penghubung antara saya dengan ayahanda Nak Juang, jika
ada hal yang membuat saya bersimpati pada Nak Juang, mungkin adalah duka yang
mendalam karena wanita yang kalian kasihi harus pergi seketika.

................

Ana terkena tumor ganas di otaknya. Sekarang masih kecil, dan akan terus
membesar. Dokter bilang ada harapan jika Ana bersedia memanfaatkan sebuah teknologi
yang baru datang ke Indonesia.

.................

Tolong yakinkan dia supaya melangkah ke arah yang sama dengan saya dan Nak
Juang. Saya yakin Nak Juang juga berharap hal yang sama atas kesembuhan Ana. Saya tidak
akan pernah siap kehilangan malaikat saya. Maaf mengganggu waktu Nak Juang, semoga
berkenan membantu.”
~ David Gunawan

Namun, dibalik setiap kelebihannya pasti ada kekurangan. Ternyata dalam novel ini
terdapat sebagian kalimat yang sulit dimengerti oleh pembaca yang awam. Misalnya, pada
kalimat

“Bah! Cape aku ini dengar kau mengeluh soal borjuis dan proletar melulu. Kau kira
kita hidup di awal abad dua puluh?”

Penyajian puisi yang terkadang membuat pembaca sulit untuk menginterpretasikan


maksud dari puisi tersebut.

“Bilur makin terhampar dalam rangkuman asa


Kalimat hilang makna, logika tak berdaya
Di tepian nestapa, hasrat terbungkus sunyi
Entah aku pengecut, entah kau tak peka.”

Secara keseluruhan saya menyukai isi dari novel ini karena sangat menarik karena
terdapat kata-kata mutiara yang sangat menyentuh setiap pembacanya. Novel Konspirasi
Alam Semesta memiliki akhir cerita yang cukup mengejutkan dan sulit ditebak. Perasaan kita
akan diaduk-aduk, dibuat senyum, hingga menitikkan air mata saat membaca rangkaian cerita
ini sampai akhir. Novel ini sangat cocok khususnya untuk para remaja masa kini. Supaya kita
bisa menyerap makna kehidupan yang sebenarnya. Semakin memahami hakikat hidup. Juga
yang terpenting adalah bisa mengambil makna dari setiap kejadian demi kejadian yang ada
pada novel ini.

Anda mungkin juga menyukai