Anda di halaman 1dari 4

Cerita rakyat Indonesia Lutung Kasarung dari Jawa

Barat
Cerita rakyat menarik berjudul Lutung Kasarung berikut dikutip dari buku Seri Cerita
Rakyat Balai Pustaka: Lutung Kasarung, penerbit Balai Pustaka (2011).

Purbararang dan Purbasari adalah putri kerajaan di Jawa Barat. Meski bersaudara,
sifat mereka berbeda. Purbararang sombong dan pemalas. Sebaliknya, Purbasari
amat ramah dan rajin.

Purbasari tak pernah menganggap dirinya putri raja. Dia bergaul dengan siapa saja,
sekalipun dengan rakyat jelata. Tak heran, rakyat mencintainya. Prabu Tapa, ayahnya
pun tahu hal itu.

Saat Prabu Tapa semakin tua, beliau menyerahkan tahta pada Purbasari. Tentu saja,
hal itu membuat Purbararang berang. “Seharusnya aku, Ayah. Aku kan anak sulung.”

Prabu Tapa lalu menjelaskan dengan penuh kasih sayang, “Bukan masalah sulung
atau bungsu. Ayah memilih Purbasari karena melihat rakyat begitu mencintainya.”

Purbasari memerintah dengan bijaksana. Dia mewarisi segala kelembutan dan


kebaikan hati ayahnya. Purbararang amat jengkel. Dia masih tak terima. “Seharusnya,
aku yang jadi ratu!” tekadnya.

Purbararang lalu merencanakan siasat jahat untuk Purbasari agar tahta kerajaan jatuh
ke tangannya.

Suatu hari terdengar teriakan dari kamar Purbasari. Prabu Tapa dan Purbararang
tergopoh-gopoh mendatangi Purbasari. “Ya ampun, apa yang terjadi padamu?”
tanya Prabu Tapa pilu.

Kulit tubuh Purbasari berbintik-bintik hitam. Sebagian di antaranya mengeluarkan


nanah yang bau.

“Huhuhu, kenapa jadi begini?” Purbasari menangis tak mengerti. Melihat adiknya
menangis, Purbararang tak kasihan. Dia malah membujuk ayahnya untuk
mengasingkan Purbasari.

“Ayah, jangan-jangan ini penyakit menular. Dia harus diasingkan! Ayah tak mau kan
seluruh negeri terserang penyakit mengerikan ini?”
Mendengar perkataan kakaknya, Purbasari semakin menangis. “Jangan asingkan aku,
Ayah…” Prabu Tapa bimbang. Apalagi tabib istana juga tak mengerti apa yang terjadi
pada Purbasari.

“Purbararang benar. Jika ini penyakit menular, seluruh rakyat bisa terserang. Maafkan
Ayah, Nak. Ini untuk kebaikan semua orang.” Kata Prabu Tapa.

Akhirnya Purbasari diasingkan ke hutan. Di sana, patih istana membuatkannya


sebuah rumah sederhana. Hati Purbasari amat sedih. Namun, demi rakyatnya, ia
akhirnya ikhlas.

Purbasari mulai menjalani hari-harinya di hutan. Walau tak ada yang bisa diajak
berbicara, dia bisa bercanda dengan burung, semut, dan kupu-kupu. Purbasari
berusaha tetap ikhlas.

Suatu pagi, Purbasari sedang memetik bunga. Tiba-tiba dari atas pohon, ada hewan
berayun-ayun. “Oh ada lutung!” teriak Purbasari.

Lutung itu turun, lalu menyodorkan sebiji mangga pada Purbasari.

Purbasari amat senang. Kini ia punya teman. Meski tak bisa bicara, lutung itu amat
mengerti Purbasari. Dia membantu Purbasari mencari makanan.

Dia juga mendengarkan segala keluh kesah Purbasari. Purbasari memanggil lutung
itu dengan sebutan “Lutung Kasarung” yang berarti lutung yang tersesat.

Sudah berbulan-bulan Purbasari tinggal di hutan. Namun penyakitnya tak sembuh


juga. Ia bercermin, memandang wajahnya yang tampak mengerikan. “Duhai Tuhanku,
kapan penyakitku akan sembuh?” tanyanya pilu.

Mendengar ratapan Purbasari, Lutung Kasarung lalu memetik banyak bunga dan
memberikannya pada Purbasari. “Kamu ingin aku membasuh diri dengan bunga-
bunga ini?” tanya Purbasari.

Lutung Kasarung mengangguk, “Percuma. Bau tubuhku terlalu busuk…” Purbasari


menolak.

Namun Lutung Kasarung terus memaksa. Ia membawa Purbasari masuk ke dalam


hutan. Di sana ternyata ada danau luas yang airnya bening dan harum. Purbasari lalu
membasuh diri dengan air danau dicampur bunga-bunga yang dipetik Lutung
Kasarung.

Ajaib! Penyakit kulit Purbasari hilang! Kulitnya kini kembali bersih, tak berbintik.
“Terima kasih Tuhan!” Purbasari tak henti-hetinya mengucap syukur. Ia lalu
berencana untuk kembali ke istana.

Ketika hendak bersiap, tiba-tiba datang sebuah kereta kencana yang akan mengantar
mereka ke istana. Sesampainya di Istana, Purbasari turun dari kereta tersebut
bersama dengan lutung kasarung.

Melihat Purbasari, Purbararang menjadi penasaran. “Bagaimana kamu bisa sembuh?”

Purbasari pun menceritakan semuanya. Mendengar hal tersebut, Purbararang lalu


memutar otak agar Purbasari tidak kembali ke istana.

“Adikku sayang, kamu boleh kembali ke istana dan menjadi ratu dengan satu syarat,
yaitu kamu harus mengalahkanku.” Purbararang mengurai rambutnya.

“Jika rambutmu lebih panjang daripadaku, kamu boleh kembali ke istana.” Purbasari
pun mengurai rambutnya.

Ternyata rambutnya lebih panjang! Hidup di hutan berbulan-bulan membuatnya tak


pernah memotong rambut.

Masih tak mau kalah, Purbararang lantas memberikan satu syarat lagi.

“Ini Indrajaya, suamiku. Dia tampan sekali. Jika kamu memiliki calon suami yang lebih
tampan dari dia, maka kukembalikan tahta ratu padamu.” Kata Purbararang.

Purbasari terdiam, ia tak memiliki calon suami. Saat hendak membuka mulut,
mengakui kekalahannya, tiba-tiba Lutung Kasarung menarik jari Purbasari dan
menunjuk dirinya sendiri.

“Oh kamu mau jadi suamiku? Tapi kamu kan…” Purbasari berbisik bingung. Lutung
Kasarung mengangguk-angguk sambil terus menunjuk dirinya.

“Calon suamiku adalah dia.” Purbasari menunjuk Lutung Kasarung.

Sontak pecahlah tawa Purbararang dan Indrajaya.

“Lutung? Calon suamimu lutung? Mana mungkin dia mengalahkan ketampanan


Indrajaya!” Purbararang dan Indrajaya membalikkan tubuhnya, bersiap kembali naik
ke kereta kencana.

Sebelum Purbararang melangkahkan kaki, terdengar suara aneh.


Ajaib! Tubuh Lutung Kasarung tiba-tiba berubah menjadi pria yang jauh lebih
tampan dari Indrajaya.

“Si-siapa kamu?” Purbararang ketakutan. Ia menelisik pria itu dari ujung rambut
hingga ujung kaki.

“Aku Lutung Kasarung, calon suami Purbasari.”

Purbasari terkejut lalu Lutung Kasarung menceritakan asal-usulnya yang ternyata


merupakan pangeran. Saat masih bayi, ia dikutuk oleh musuh ayahnya. Kutukan
tersebut akan hilang jika ada perempuan baik hati yang mengakuinya sebagai calon
suami.

Purbararang lantas mengaku kalah. Ia mengajak Purbasari pulang ke istana dan


kembali menjadi ratu. Tak berapa lama, Lutung Kasarung datang melamar Purbasari.
Mereka menikah dan hidup bahagia selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai