Prabu Tapak Agung terkenal sebagai raja yang bijaksana dan baik hati,
Prabu Tapak Agung hidup bersama dua putrinya, yaitu Purbararang dan Purbasari. Usia Prabu Tapak
Agung sudah tua. Prabu Tapak Agung berfirasat umurnya tak akan lama lagi. Ia pun segera
mengumpulkan kedua purrinya.
"Usiaku sudah terlalu tua. Saatnya kau menggantikan takhtaku, Purbasari," kata Prabu Tapak Agung
kepada putri terakhirnya.
Betapa kecewanya Purbararang. Ia tidak setuju dengan keputusan ayahnya. Ia menganggap, dirinyalah
yang paling pantas menggantikan sang raja.
"Aku adalah putri sulung. Seharusnya Ayahanda memilihku sebagai pengganti Ayahanda," gerutu
Purbararang.
Namun, keputusan raja sudah tak bisa diganggu gugat. Hal itu membuat Purbararang marah. Saking
marahnya, timbullah niat untuk mencelakakan adiknya itu. Ia pun menemui seorang nenek sihir untuk
memantrai Purbasari.
"Aku ingin kau membuat adikku menjadi buruk rupa, agar ia tak pantas menjadi pemimpin kerajaan,"
pinta Purbararang kepada nenek sihir.
Nenek sihir berkomat-kamit mengucapkan mantra. Seketika, Purbasari berubah menjadi buruk rupa.
Purbararang merasa sangat senang mengetahui rencana jahatnya berhasil.
Di hutan, Purbasari justru memiliki banyak teman binatang. Mereka akan dengan senang hati menolong
Purbasari bila Purbasari sedang kesusahan. Salah satu binatang teman Purbasari adalah seekor kera
berkulit hitam. Kera itu bernama Lutung Kasarung.
Hampir setiap hari Lutung Kasarung menghibur Purbasari agar tidak bersedih. Ia sangat rajin
membawakan bunga dan makanan untuk Purbasari. Ia sangat perhatian kepada Purbasari.
Lutung Kasarung memang berbeda dengan binatang Iainnya. Setiap bulan purnama, ia selalu mencari
tempat sepi seperti gua. Di sana, ia akan bertapa untuk memohon kepada dewa.
Suatu malam saat Lutung Kasarung bertapa, tanah di sekitar Lutung Kasarung terbuka. Tiba-tiba, muncul
air bersih yang sangat jernih dari tanah. Perlahan, air itu membentuk sebuah sumur yang mengeluarkan
aroma sangat harum. Sungguh berbeda dengan sumur biasanya.
Esok paginya, Lutung Kasarung meminta Purbasari untuk mandi di sumur itu. Tanpa curiga, Purbasari
menuruti permintaan Lutung Kasarung.
Saat selesai mandi dan becermin, alangkah terkejutnya Purbasari. Olala, ia kembali cantik seperti
semula. Purbasari pun merasa sangat gembira
Di istana, Purbararang hidup bahagia. Suatu hari, ia teringat dengan Purbasari. Ia pun berniat menjenguk
adiknya itu di hutan.
Purbararang tak keberatan. Ia pergi ke hutan ditemani oleh tunangannya dan patih. Ketika sampai di
hutan, Purbararang sempat curiga. Ada sebuah pondok di sana.
"Itu pondok Purbasari. Ia tinggal di pondok itu selama di hutan," jelas patih.
Mengetahui hal itu, Purbararang menjadi marah. Rupanya, ia tak tahu bahwa patih telah membuatkan
pondok untuk Purbasari. Purbararang pun bergegas masuk ke dalam pondok itu.
Sungguh, Purbararang tak bisa percaya. Karena tak mau dipermalukan, Purbararang mengajak adiknya
beradu. Siapa yang Iebih hebat, dialah yang pantas menjadi ratu.
"Aku ingin kita beradu panjang rambut rambut siapa yang Iebih panjang, dialah yang nenang," tantang
Purbararang.
Purbasari merasa ragu. Tapi, karena Purbararang terus mendesaknya, akhirnya ia setuju. Olala, ternyata
rambut Purbasari Iebih panjang dari rambut Purbararang. Purbasarilah pemenangnya.
Tak mau terima, Purbararang kembali mengajak adiknya beradu kehebatan lain. Selama ini Purbasari
berada di hutan. Pasti adiknya itu tidak memiliki tunangan. Purbararang pun meminta beradu tunangan.
Tunangan siapa yang paling tampan, dialah pemenangnya.
Purbasari tak kehabisan akal. Ia ingat dengan Lutung Kasarung yang selalu baik kepadanya. Purbasari
pun menggandeng tangan Lutung Kasarung.
Mendengar ejekan kakaknya, Purbasari menjadi sedih. Ia hampir menangis. Lutung Kasarung tak tega
melihat itu. Lantas, ia berdoa kepada dewa.
Ajaib! Tiba-tiba, tubuh Lutung Kasarung bersinar terang. Dalam sekejap, Lutung Kasarung berubah
wujud. Ia menjadi pangeran yang sangat tampan. Bahkan, lebih tampan dari tunangan Purbararang.
Sontak hal itu membuat semua orang yang ada di sana terbelalak. Mau tak mau, Purbararang mengaku
kalah.
Akhirnya, Purbasari kembali ke istana dan diangkat menjadi ratu. Ia pun didampingi oleh suaminya yang
sangat baik, yaitu Lutung Kasarung.
Percayalah dengan kekuatan doa. Pasti Tuhan akan mengabulkan doa-doa kita, asalkan doa kita baik.