Anda di halaman 1dari 7

Cerita Rakyat Lutung Kasarung, Jawa Barat

Menurut cerita rakyat Jawa Barat, alkisah, zaman dahulu ada sebuah kerajaan bernama
Kerajaan Pasir Batang, di daerah Jawa Barat sekarang. Kerajaan Pasir Batang dipimpin oleh
seorang raja bernama Prabu Tapa Agung. Sang Raja bijaksana dan permaisuri memiliki tujuh
orang putri yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik,
Purbaleuih, dan si bungsu Purbasari.

Putri sulung Prabu Tapa Agung, yaitu Purbararang, memiliki sifat buruk, kasar, sombong,
kejam dan sering iri pada siapapun. Akibatnya penghuni istana dan juga rakyat Pasir Batang
tidak menyukai Purbararang. Prabu Tapa Agung sering menegur putri sulungnya agar
merubah sifat buruknya itu tapi Purbararang tidak pernah mengindahkan. Bertolak belakang
dengan Si Sulung, putri bungsu yaitu Purbasari memiliki sifat baik, ramah, rendah hati,
lembut lagi suka menolong orang lain. Prabu Tapa Agung sangat menyayangi Purbasari, si
bungsu. Hal tersebut membuat Purbararang merasa iri dengan Purbasari.

Purbasari Menggantikan Ayahnya Memimpin Kerajaan

Setelah sekian lama memimpin kerajaan, tibalah waktunya bagi Prabu Tapa Agung untuk
memikirkan pengganti dirinya. Ia memutuskan si bungsu Purbasari pantas menggantikan
dirinya memimpin kerajaan Pasir Batang. Raja tidak mau menyerahkan tampuk kekuasaan
pada putri sulungnya Purbararang. Karena memiliki sifat buruk, ia dianggap tidak pantas
memimpin kerajaan. Sang Prabu khawatir, jika Purbararang memimpin kerajaan, maka
kedamaian hidup rakyat Pasir Batang akan rusak.

Sang Prabu memanggil seluruh putrinya juga seluruh pembesar kerajaan untuk menyerahkan
tahta Kerajaan Pasir Batang pada putri bungsunya, Purbasari. Prabu Tapa Agung berniat
meninggalkan istana kerajaan Pasir Batang untuk memulai kehidupan baru sebagai pertapa.

“Wahai putri-putriku, seperti yang kalian ketahui, Ayahanda kini telah berusia lanjut.
Ayahanda sudah tidak sanggup lagi mengurus kerajaan Pasir Batang. Telah tiba saatnya
Ayahanda untuk melepaskan tahta kerajaan kepada salah satu dari kalian. Ayahanda
mencintai kalian semua, tetapi Ayah pikir hanya ada satu orang yang layak menjadi raja di
kerajaan Pasir Batang dan orang itu adalah Purbasari. Ayah harap semua pihak bisa
menerima keputusan ini. Selanjutnya Ayah akan meninggalkan istana untuk memulai hidup
baru sebagai pertapa.” kata Prabu Tapa Agung.

Purbararang sebagai putri sulung sangat marah terhadap keputusan ayahnya memberikan
tampuk kekuasaan bukan pada dirinya, tetapi pada adik bungsunya. Sifat buruknya muncul.
“Benar-benar keterlaluan! Aku adalah anak tertua sudah seharusnya Aku yang menerima
tahta Pasir Batang. Kenapa harus Purbasari! Benar-benar keterlaluan!” kata Purbararang
dalam hati.

Purbararang Menemui Nenek Sihir


Sehari setelah pelantikan Purbasari sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang
menghubungi tunangannya Indrajaya. Mereka berdua pergi meminta bantuan nenek sihir
jahat untuk mencelakai Purbasari. Setelah bertemu nenek sihir jahat, disampaikanlah maksud
kedatangan mereka.

“Nek, berikan kami mantra untuk mencelakai Purbasari agar tahta kerajaan Pasir Batang
jatuh ke tanganku. Aku putri tertua jadi aku berhak mendapatkannya. Apapun yang Nenek
minta pasti Aku beri.” Kata Purbararang pada nenek sihir.

Nenek sihir jahat kemudian memberikan bubuk hitam pada mereka berdua. Nenek sihir jahat
berpesan agar mereka berdua menyemburkan bubuk hitam tersebut ke seluruh tubuh
Purbasari.

“Tuan Putri, taburkanlah bubuk hitam ini ke seluruh tubuh putri Purbasari. Tidak lama lagi
tahta kerajaan Pasir Batang akan menjadi milik Tuan Putri.” kata nenek sihir.

Sesampainya di kerajaan, mereka berdua segera mencari kesempatan untuk menyemburkan


bubuk hitam kepada Purbasari. Setelah berhasil menyemburkan bubuk hitam, di seluruh
tubuh Purbasari termasuk wajahnya, muncullah bercak-bercak hitam sangat mengerikan.
Seisi kerajaan tidak ada satupun yang mengetahui bahwa pelakunya adalah Purbararang.

“Oh Dewata, kenapa di tubuhku muncul bercak-bercak hitam. Apakah dosa hamba?”
Purbasari menangis.

Purbasari Diasingkan

Purbararang mengatakan bahwa Purbasari telah dikutuk hingga memiliki penyakit


mengerikan sehingga tidak pantas menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Purbasari segera
dicopot jabatannya sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang. Purbararang lantas mengambil tahta
kerajaan Pasir Batang. Ia segera memerintahkan Uwak Batara Lengser dan para prajurit
kerajaan untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Purbararang beralasan agar penyakitnya
tidak menular pada orang lain. Sementara Uwak Batara Lengser selaku penasehat kerajaan
tak mampu berbuat apa-apa selain menuruti perintah Purbararang.

“Uwak Batara Lengser, bawalah Purbasari ke tengah hutan agar penyakitnya tidak menular
pada orang lain.” begitu titah Purbararang sang penguasa baru Kerajaan Pasir Batang.

“Baik Ratu. Hamba akan melaksanakan.” jawab Uwak Batara Lengser.

Pangeran Guruminda Turun Ke Bumi Menjadi Lutung

Sementara itu di Kahyangan tengah terjadi kehebohan. Penyebabnya adalah, Pangeran


Guruminda enggan menikahi bidadari Kahyangan seperti permintaan ibunya, Sunan Ambu.
Ia hanya mau menikahi gadis yang memiliki kecantikan seperti kecantikan ibunya. Sunan
Ambu memang memiliki kecantikan luar biasa.
“Ibu, Bidadari kahyangan tidak ada yang secantik Ibu. Aku tidak mau menikah dengan
bidadari kahyangan. Aku hanya mau menikahi wanita yang memiliki kecantikan seperti Ibu.”
kata Pangeran Guruminda.

Sunan Ambu menjelaskan bahwa wanita secantik dirinya hanya ada di dunia manusia. Jika
Pangeran Guruminda bersikeras ingin menikahi wanita secantik dirinya, maka syaratnya
adalah, Pangeran harus mau turun ke dunia manusia. Ia harus menyamar sebagai seekor
lutung. “Guruminda anakku. Wanita yang memiliki kecantikan seperti ibu hanya ada di dunia
manusia. Engkau harus mau turun ke bumi sebagai seekor lutung. Di dunia manusia namamu
adalah Lutung Kasarung. Apakah engkau sanggup menjalaninya?” tanya Sunan Ambu pada
pangeran Guruminda.

“Aku bersedia Ibu. Yang penting aku bisa menikah dengan wanita idamanku.” Pangeran
Guruminda bersedia menjalani syarat menjadi seekor lutung karena penasaran ingin tahu
siapakah gerangan gadis di dunia manusia yang memiliki kecantikan secantik ibunya.

Setelah berubah menjadi seekor lutung, Pangeran Guruminda kemudian pergi melompat ke
dunia manusia. Di dunia manusia, berkat kesaktiannya, Lutung Kasarung berhasil
mengalahkan semua lutung-lutung. Dalam waktu singkat, Lutung Kasarung diangkat sebagai
pemimpin bangsa lutung.

Dari cerita-cerita yang ia dengar, Lutung Kasarung akhirnya mengetahui bahwa Kerajaan
Pasir Batang dipimpin oleh seorang Ratu jahat bernama Purbararang. Ia berniat memberikan
pelajaran pada Ratu Purbararang. Lutung Kasarung kemudian bersiasat saat mengetahui
bahwa Ratu Purbararang hendak melakukan perburuan hewan kurban di hutan. Ia sengaja
membiarkan dirinya ditangkap oleh orang suruhan Ratu Purbararang. Singkat cerita, Lutung
Kasarung ditangkap oleh orang suruhan Ratu Purbararang kemudian di bawa ke istana
Kerajaan Pasir Batang.

Di istana kerajaan, saat hendak dijadikan hewan kurban, Lutung Kasarung tiba-tiba
mengamuk luar biasa hingga menimbulkan kerusakan dimana-mana. Para prajurit Pasir
Batang gagal melumpuhkannya. Lutung Kasarung menunjukan permusuhan pada Kerajaan
Pasir Batang. Hanya kepada Uwak Batara Lengser saja ia terlihat menaruh hormat.

Mengetahui Lutung menaruh hormat pada Uwak Batara Lengser, Ratu Purbararang
menyuruh Uwak Batara Lengser untuk menangkap Lutung Kasarung. “Uwak Batara Lengser,
tangkaplah lutung buas itu, kemudian bawalah ke hutan tempar Purbasari tinggal.” titah Ratu
Purbararang.

“Baik Ratu, Hamba laksanakan.” Uwak Batara Lengser kemudian berusaha menangkap
Lutung Kasarung. Setelah berhasil ditangkap, Uwak Batara lengser kemudian membawa
Lutung Kasarung ke hutan tempat Purbasari diasingkan. Purbararang berharap Lutung
Kasarung ganas tersebut bisa dimanfaatkan untuk membunuh Purbasari.

Lutung Kasarung Menjadi Sahabat Purbasari


Sesampainya di hutan, Uwak Batara Lengser berpesan pada Lutung Kasarung bahwa di hutan
tersebut ada Putri Purbasari, putri bungsu Prabu Tapa Agung. “Lutung, Purbasari adalah putri
baik hati. Ia seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Namun karena kekuatan jahat
akhirnya ia diasingkan ke hutan. Tolong jaga beliau baik-baik. Maukah engkau menjaganya
hai Lutung sakti?” kata Uwak Batara Lengser.

Lutung Kasarung menganggukkan kepalanya tanda setuju bahwa ia akan menjaga Putri
Purbasari. Sejak saat itu Lutung Kasarung menjadi penjaga sekaligus sahabat Putri Purbasari.
Kesedihan perlahan-lahan mulai hilang dari wajah Putri Purbasari karena telah memiliki
sahabat yang selalu menghibur dan menjaganya. Lutung Kasarung juga selalu memenuhi
kebutuhan makanan Purbasari. Lutung memerintahkan para lutung bawahannya untuk
mencarikan buah-buahan. Seiring waktu rasa sayang timbul diantara keduanya. Putri
Purbasari menyayangi Lutung Kasarung begitu pula sebaliknya.

Tanpa disadari oleh Putri Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada ibunya di
Kahyangan, Sunan Ambu, agar membuatkan Putri Purbasari sebuah taman indah juga tempat
untuk mandi. Sunan Ambu kemudian mengirimkan para Pujangga Sakti serta Para Bidadari
untuk membuat taman. Para bidadari juga membuatkan tempat mandi indah bagi Putri
Purbasari. Tempat mandi Purbasari disebut Jamban Salaka. Pancurannya terbuat dari emas
murni. Dinding serta lantainya terbuat dari batu pualam. Air untuk mandi berasal dari telaga
sangat jernih. Para bidadari juga membuatkan pakaian untuk Purbasari, terbuat dari awan
sangat indah.

Purbasari Sembuh Dari Penyakitnya

“Terima kasih Lutung, Engkau membuatkan taman yang sangat indah, tempat mandi dan
pakaian-pakaian indah ini untukku. Engkau memang sahabat terbaikku.” kata Purbasari.

Saat Putri Purbasari mencoba mandi di Jamban Salaka, keanehan pun terjadi. Bubuk hitam
yang menempel di wajah dan tubuhnya hilang seketika. Lutung Kasarung pun sampai
terkesima melihat kecantikan asli Putri Purbasari yang ia anggap secantik ibunya, Sunan
Ambu. “Duhai Purbasari, engkau benar-benar cantik, secantik ibuku.” kata Lutung dalam
hati.

Hilangnya penyakit Purbasari akhirnya terdengar hingga istana. Ratu Purbararang merasa
heran, bagaimana caranya penyakit di tubuh Purbasari bisa hilang. Ia khawatir sembuhnya
Purbasari akan mengancam tahtanya sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang. “Bagaimana bisa
penyakit Purbasari sembuh. Siapa yang menyembuhkan penyakitnya? Aku harus segera
bertindak karena sembuhnya penyakit Purbasari bisa mengancam tahtaku.” kata Purbararang
dalam hati.

“Kakanda Indrajaya, mari kita pergi ke hutan tempat Purbasari untuk melihat keadaan
adikku.” Ia kemudian mengajak tunangannya Indrajaya menuju hutan untuk menemui
Purbasari. Benar saja, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Purbasari telah
sembuh. Purbasari telah pulih kembali cantik seperti semula.

Purbararang Menantang Purbasari


Khawatir kehilangan tahta, Ratu Purbararang kemudian memberikan Purbasari sebuah
tantangan. Ia menantang beradu panjang rambut. “Wahai Purbasari, mari kita beradu panjang
rambut. Jika rambutku lebih panjang dari rambutmu, maka kepalamu akan dipenggal oleh
algojo istana.” kata Purbararang. Setelah diadu ternyata rambut Purbararang masih kalah
panjang dibandingkan rambut Purbasari.

Masih belum mau kalah, Purbararang kemudian mengajukan tantangan kedua. “Jika
tunanganmu lebih tampan dari tunanganku, maka engkau boleh mengambil tahta sebagai
Ratu Kerajaan. Tapi jika tidak, maka kepalamu akan dipenggal oleh algojo kerajaan.” kata
Purbararang.

Purbasari merasa kebingungan diberi tantangan tersebut. Semua orang sudah mengetahui
ketampanan Indrajaya, tunangan Purbararang. Sementara ia sendiri tidak mempunyai
tunangan. Karena kebingungan, ia kemudian memegang tangan Lutung Kasarung, sahabat
dekatnya. “Lutung Kasarung, engkau selalu menjadi sahabat dan menjagaku. Sudah
seharusnya engkau menjadi suamiku.” kata Purbasari.

Mendengar ucapan Purbasari, Purbararang tertawa terbahak-bahak. “Jadi Lutung buruk rupa
adalah tunanganmu hai Purbasari.?” kata Purbararang sambil terbahak.

“Ya.” Purbasari menjawab singkat sambil menganggukkan kepala.

“Algojo, penggallah kepala Purbasari sekarang!” Purbararang memerintahkan algojo kerajaan


untuk memenggal kepala Purbasari, karena tunangan Purbasari hanyalah seekor Lutung
buruk rupa, tidak sebanding ketampanan Indrajaya, tunangannya.

Tidak tinggal diam, Lutung Kasarung segera duduk bersila. Matanya terpejam dan mulutnya
komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasarung. Setelah asap tersebut
hilang, Lutung Kasarung telah berubah wujud menjadi Pangeran Guruminda sangat tampan.
Lebih tampan dari Indrajaya.

Purbasari Kembali Mengambil Tahta Kerajaan Pasir Batang

Semua orang ditempat tersebut terperanjat kaget. Pangeran Guruminda lantas menjelaskan
bahwa ia adalah Pangeran Guruminda dari Kahyangan. Ia sengaja turun ke bumi menyamar
sebagai Lutung Kasarung. Ia juga mengatakan bahwa sesuai titah Prabu Tapa Agung, Ratu
Kerajaan Pasir Batang yang seharusnya adalah Ratu Purbasari.

“Aku adalah Pangeran Guruminda dari kahyangan yang turun ke bumi menyamar menjadi
seekor Lutung. Purbasari seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang sesuai titah Raja
Prabu Tapa Agung. Tapi Purbasari diguna-guna dan diasingkan ke tengah hutan oleh
Purbarang.” kata Lutung Kasarung.

Akhirnya Ratu Purbararang mengaku telah kalah dalam taruhan tersebut. Dengan Demikian,
Ratu Purbararang harus menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari. Tidak ada pilihan lain
bagi Purbararang selain menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari. Ia meminta maaf atas
semua kesalahannya.
“Maafkan aku adikku Purbasari, Kakak bersalah telah mengguna-gunai adik.” kata
Purbararang terbata-bata.

“Tidak apa-apa Kak. Aku memaafkan semua kesalahan Kakak. Engkau tetaplah kakakku.
Adik menyayangimu Kak.” Ratu Purbasari memaafkan kesalahan kakak sulungnya. Tidak
lama kemudian Ratu Purbasari menikah dengan Pangeran Guruminda. Rakyat Kerajaan Pasir
Batang kini hidup dalam damai karena dipimpin oleh Ratu Purbasari adil bijaksana.
Si Pitung

Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada
Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun
kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.

Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan
penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kumpeni (sebutan untuk Belanda),
sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang
mereka dijaga oleh para centeng yang galak.

Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan
perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan
pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras.
Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu
dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya.

Kesuksesan si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu
silat yang tinggi serta dikhabarkan tubuhnya kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak
mau menceritakan dimana si Pitung kini berada. Namun demikian orang kaya korban
perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk
membuka mulut.

Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk memberi keterangan. Pada
suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga
si Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya dan si Haji Naipin. Dengan
siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada
dan rahasia kekebalan tubuhnya.

Berbekal semua informasi itu, polisi kumpeni pun menyergap Si Pitung. Tentu saja Si Pitung
dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan
tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas
seketika.Meskipun demikian untuk Jakarta, Si Pitung tetap dianggap sebagai pembela rakyat
kecil.

Anda mungkin juga menyukai