Purbasari sangatlah baik karakter serta sikapnya. Dia lembut, manis budi, ddan sukai
membantu. Siapa saja juga yang memerlukan pertolongan dengan suka hati dibantunya.
Terkecuali hatinya yang elok, Purbasari juga mempunyai paras yang cantik serta
rupawan, tiap-tiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama.
Sayangnya kecantikan serta kebaikan hati purbasari tak alami penurunan dari kakak
sulungnya Purbararang yang berperangai sangatlah jelek. Meskipun cantik Purbararang
sangatlah kasar, sombong, kejam serta iri hati pada siapa saja juga.
Sesudah bertahta kurun waktu yang cukup lama, Prabu Tapa Agung punya niat turun
tahta. Sudah dipikirkan masak-masak, bahwa untuk meneruskan kepemimpinannya dia
bakal menunjuk Purbasari. Sang Prabu sudah mencermati sepanjang beberapa puluh th.
bahwa Purbasari yaitu sosok yang paling layak menggantikannya, bukanlah Purbararang
meskipun Purbararang yaitu anak sulungnya. Pemikirian dari sang Prabu yang bijaksana
ini terlebih lantaran karakter serta tingkah laku anak sulungnya yang jelek. Prabu Tapa
agung cemas, bila Purbararang jadi Raja jadi ketentraman serta kedamaian kehidupan
rakyat bakal terganggu serta bahkan juga jadi rusak disebabkan kepemimpinan
Purbararang yang mempunyai karakter sangatlah jelek.
Di hadapan semua pembesar kerajaan serta ketujuh putrinya raja, Prabu Tapa Agung
menyerahkan takhtanya pada Purbasari. Prabu Tapa Agung lalu meninggalkan istana
kerajaannya untuk mengawali hidup barunya juga sebagai pertapa.
Purbararang sangatlah geram luar umum merasakan takhta Kerajaan Pasir Batang
diserahkan pada adik bungsunya serta tak pada dianya. Jadi, berselang sehari mulai
sejak penobatan Purbasari jadi Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menghubungi
Indrajaya tunangannya. Keduanya lalu meminta pertolongan nenek sihir untuk
mencemoohkai Purbasari.
Nenek sihir jahat memberi boreh (zat berwarna hitam yang di buat dari tumbuhan) pada
Purbararang. Nenek sihir itu berkata. ” Semburkan boreh ini kewajah serta semua badan
dari Purbasari. ”
Purbararang selekasnya melakukan pesan dari si nenek sihir. Boreh itu disemburkan ke
muka serta semua badan Purbasari. Mengakibatkan di semua badan Purbasari
bermunculan bercak-bercak hitam yang mengerikan. Dengan keadaan itu Purbararang
mempunyai alsan untuk mengusir Purbasari dari istana.
“ Orang yang dikutuk sampai mempunyai penyakit mengerikan ini tak layak jadi Ratu
kerajaan Pasir Batang. Telah semestinya dia diasingkan ke rimba supaya penyakitnya tak
menular. ” Kata Purbararang.
Purbararang lalu mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang. Dia memerintahkan Uwak
Batara yang disebut penasihat istana mengasingkan Purbasari ke rimba.
Lutung Kasarung tahu keburukan serta kekejaman dari Purbararang yang bertakhta juga
sebagai ratu di kerajaan Pasir Batang. Lutung Kasarung atau Pangeran Guruminda betul-
betul mau berikan pelajaran pada Ratu yang kejam itu. Jadi, saat dia mendengar
gagasan Purbararang mencari hewan kurban di rimba, Lutung Kasarung membiarkan
dianya di tangkap oleh beberapa orang suruhan Purbararang.
Saat sebelum jadikan hewan kurban, Lutung Kasrung mendadak mengamuk serta
menyebabkan rusaknya di istana Pasir Batang. Beberapa prajurit kerajaan Pasir Batang
yang punya niat menangkapnya di buat tak berdaya. Kalang kabut seluruhnya yang
punya niat meringkusnya. Lutung Kasarung kelihatannya memberikan permusuhan
dengan seluruhnya prajurit Kerajaan Pasir Batang.
Lihat keadaan prajuritnya yang selalu tertekan. Purbararang meminta Uwak Barata untuk
menjinakan Lutung Kasarung. Anehnya waktu Uwak Batara maju ke medan
pertandingan, Lutung Kasarung seperti tak punya niat menyakiti Uwak Batara. Bahkan
juga waktu Uwak Batara menangkapnya Lutung Kasarung tak melawan. Purbararang
selekasnya meminta Uwak Batara buang Lutung Kasarung ke rimba di mana Purbasari
diasingkan. Dia menginginkan Purbasari tewas dimangsa Lutung Kasarung yang dia
anggap juga sebagai hewan buas.
Lutung Kasarung menganggukan kepala sinyal tahu. Jadi mulai sejak waktu itu Lutung
Kasarung jadi penjaga sekalian jadi teman dekat dekat Purbasari. Dengan hadirnya
Lutung Kasarung disisinya bikin rasa sedih Purbasari perlahan-lahan pupus. Dia
memperoleh teman dekat yang menghibur serta melindunginya. Untuk penuhi keperluan
sehari-hari, Lutung Kasarung memerintahkan beberapa kera untuk membawa makanan
serta buah-buahan untuk Purbasari. Kelembutan hati, kebaikan serta karakter baik
Purbasari bikin Lutung Kasarung makin lama makin sayang pada Purbasari. Sedang sikap
tanggung jawab, kepemimpinan serta kecerdasan dari Lutung Kasarung bikin Purbasari
jadi jatuh cinta. Makin lama mereka terasa tidak bisa dipisahkan lagi.
Tanpa ada di ketahui Purbasari, Lutung Kasarung memohon pada ibundannya Sunan
Ambu untuk dibuatkan taman yang indah dengan tempat pemandian untuk Purbasari.
Sunan ambu lalu memerintahkan beberapa dewa serta beberapa bidadari turun ke bumi
untuk wujudkan hasrat dari putranya. Beberapa Dewa serta Bidadari membikinkan
taman serta tempat mandi yang sangatlah indah untuk Purbasari. Pancurannya terbuat
dari emas murni. Dinding serta lantainya terbuat dari batu pualam. Air telaga yang
mengalir datang dari telaga kecil yang murni bersih serta dengan doa-doa dari beberapa
dewa. Beberapa Dewa serta Bidadari menyebutkan taman yang indah itu Jamban Salaka.
Terkecuali dibuatkan telaga serta taman yang indah, beberapa bidadari mempersiapkan
sebagian baju indah untuk Purbasari. Baju itu sangatlah indah serta lembut. Terbuat dari
awan yang lembut dengan hiasan batu-batu permata dari dalam lautan. Tak ada baju
didunia ini yang dapat menandingi keindahan baju Purbasari.
Ketika lihat telaga dengan pancuran yang indah. Purbasari selekasnya punya niat mandi
untuk bersihkan diri. Ketika tersebut boreh kutukan yang melekat di muka serta
badannya perlahan-lahan pupus. Kecantikannya sudah kembali. Lutung Kasarung yang
lihat hal itu jadi terperangah tak menganggap orang yang sampai kini disayangi
nyatanya wanita yang sangatlah cantik menakjubkan. Bahkan juga kecantikan Purbasari
bisa menaklukkan kecantikan dari Sunan Ambu. Lutung Kasarung serta Purbasari
sangatlah suka dengan situasi ini. Meskipun Purbasari sudah kembali kewujudnya yang
cantik rupawan, kasih sayang Purbasari pada Lutung Kasarung tak menyusut, jadi dapat
disebutkan makin bertambah.
Purbasari memahami dia akan tidak dapat menang pada tantangan kesempatan ini.
Tetapi cintanya pada Lutung Kasarung membuatnya tegar. Dia menggenggam tangan
Lutung Kasarung. “ Saya mencintaimu serta mau engkau jadi suamiku. ” Ucapnya pada
Lutung Kasarung. Air mata berlinang mengalir dikedua pipinya. Lutung Kasrung balas
menggenggam tangan Purbasari lalu menyeka air mata dipipi putri cantik jelita itu.
Terperanjatlah seluruhnya yang ada di tempat itu merasakan keajaiban yang luar umum
itu. Begitu tampannya Pangeran Guru Minda, bahkan juga sangatlah jauh melebihi
ketampanan Indrajaya tunangan dari Purbararang.
Pangeran Guruminda lalu menginformasikan bahwa ratu kerajaan Pasri Batang yang
sesungguhnya yaitu Purbasari. Purbararang sudah alami kekalahan dari tantangan yang
dibuatnya sendiri.
Dalam keadaan seperti itu, Purbararang tidak bisa menyangkal serta harus mengaku
kekalahannya. Tak ada lagi yang temui diperbuatnya terkecuali menyerakan takhta
kerajaan pasri batang pada adiknya Purbasari. Dia juga memohon ampun atas kejahatan
yang sudah dikerjakannya berbarengan Indrajaya tunangannya. Dengan kebaikan
hatinya, Purbasari memaafkan kekeliruan kakak sulungnya itu.
Mulai sejak waktu itu Purbasari kembali bertakhta juga sebagai Ratu. Seluruh rakyat
sangatlah bergembira menyongsong ratu mereka yang baru, serta sekalian lepas dari
belenggu pemerintahan Purbararang yang jahat. Mereka makin berbahagia mengetahuii
bahwa Ratu Mereka Purbasari menikah dengan Pangeran guruminda yang tampan serta
gagah. Purbasari serta Pangeran guruminda juga hidup berbahagia.
LEGENDA BANYUWANGI
Dahulu kala, di ujung timur pulau Jawa berdiri sebuah kerajaan besar. Kerajaan itu
diperintah oleh seorang raja yang bijaksana. Raja memiliki seorang putera bernama Raden
Banterang.
Raden Banterang adalah seorang pemuda yang gagah berani. Sayangnya, pangeran muda
itu sering bertindak gegabah. Ia sering bertindak tanpa memikirkan lebih dahulu akibat
perbuatannya.
Pada suatu hari, Raden Banterang pergi ke hutan untuk berburu. Ia mengejar seekor rusa
jauh ke tengah hutan. Tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis. Raden Banterang keheranan,
mengapa gadis cantik itu berjalan sendirian di tengah hutan?
“Namaku Surati. Ayahku raja kerajaan Klungkung. Ayahanda terbunuh dalam peperangan. Musuh
mengejarku, untung aku berhasil lari dan bersembunyi di hutan ini,” kata gadis itu.
Raut muka Surati menjadi sedih dan air matanya mengalir. “Entah bagaimana nasib ibu dan
kakakku. Kami terpisah.”
Raden Banterang iba mendengar cerita Surati. Ia kemudian mengajak gadis itu pulang ke istana.
Beberapa hari kemudian mereka menikah.
Pada suatu hari, seperti biasa Raden Banterang pergi berburu. Isterinya mengantarkannya ke
gerbang istana.
Di tepi hutan, Raden Banterang bertemu dengan pengemis berpakaian robek-robek. Raden
Banterang memberikan sedekah kepada pengemis itu.
“Tuan,” kata pengemis, “Berhati-hatilah pada isteri tuan. Ia minta bantuan seorang laki-laki untuk
membunuh tuanku.”
Raden Banterang tertawa geli. “Wah, pengemis ini pasti kurang waras pikirannya. Bagaimana
mungkin Surati yang begitu lemah lembut tega melakukan itu? Lagi pula pengemis ini kan tidak
kenal aku dan isteriku?”
Pengemis itu berkata, “ Tuan akan percaya kepadaku bila melhat bukti kejahatannya. Isteri
tuankui menyimpan barang milik laki-laki itu di bawah bantalnya.” Kemudian ia pergi.
Raden Banterang pulang ke istana. Ia merasa gelisah. Ia tidak percaya kepada si pengemis,
namun kata-kata pengemia itu terus mengganggu pikirannya. Ia kemuudian menuju tempat
tidurnya dan mengangkat bantal isterinya. Betapa terperanjatnya ketika ia menemukan sebuah
ikat kepala laki-laki di bawah bantal itu.
Raden Banterang sangat marah. Beraninya Surati yang dulu hidup sebatang kara di hutan, yang
ditolong dan kemudian dinikahinya sekarang berbuat keji kepadanya. “Sebelum ia mencelakaiku,
lebih baik aku berjaga-jaga.”
“Kanda,” kata Surati, “Jangan percaya cerita pengemis itu, saya tidak pernah memiliki niat jahat
kepada kanda.”
“Ini apa?” kata Raden Bentareng sambil menunjukkan ikat kepala yang ditemukannya.
Surati kemudian menuturkan bahwa setelah suaminya berangkat berburu, ia bertemu dengan
seorang pengemis berpakaian robek-robek di gerbang istana. Ternyata pengemis itu adalah kakak
kandungnya, Rupaksa. Surati sangat gembira karena selama ini ia mengira kakaknya itu sudah
meninggal.
“Aku tak percaya kepadamu,” kata Raden Banterang kepada isterinya. “Rencanamu kali ini gagal,
Klik di sininamun suatu saat nanti pasti kau mencobanya lagi.”
Ia kemudian melompat ke dalam sungai sebelum suaminya sempat mencegah. Raden Banterang
merasa sedih karena isterinya tenggelam sekaligus lega karena ia tak perlu membunuh isterinya
sendiri.
Raden Banterang beranjak pulang. Tiba-tiba bertiup angin bertiup dari arah sungai membawa bau
harum semerbak. Air sungai berubah menjadi jernih bekilauan. Raden Banterang sangat
menyesal. Tahulah ia bahwa isterinya tidak bersalah. Namun semuanya telah terlambat. Sejak itu
tempat itu dikenal sebagai Banyuwangi yang artinya air yang harum.