Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

“HIKAYAT PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG”

Disusun Oleh :

1. Agustin Nur Khasanah (04)

2. Ana Nurfadila Rahmawati (15)

3. Aulya Eka Fitriana (31)

KELAS X AKL 1

SMK NEGERI 1 MAGETAN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
HIKAYAT

PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

Orientasi

Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-

perkara yang sulit sebagai ternyata dari contoh yang di bawah ini:

Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian

maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu

hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada

suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada

dapat perahu itu. Maka ditantinya 1) kalau-kalau ada orang lalu

berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun

berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun

istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami

perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada

sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, "Apa upayaku

hendak menyeberang sungai ini?"

Komplikasi

Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu.

Maka kata orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya

hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak

hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah didengar oleh Bedawi kata

orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik

rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam

hatinya, "Untunglah sekali ini!"


Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan

dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang

bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba

seberangkan apalah 2) hamba kedua ini. Maka kata Bedawi itu,

"Sebagaimana 3) hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini?

Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."

Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah

itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang

Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang-barang

bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi

oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka

dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan

maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata 4) oleh si

Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai

itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu

elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba

berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan

orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba

jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan

perempuan itu.

Penyelesaian

Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata

tuan hamba itu."

Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun

mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala


perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang

tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu.

Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka

ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan

Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam

hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku

mati."

UNSUR UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIKNYA

Judul: Hikayat Mashudulhakk (perkara si bungkuk dan si panjang)

Tema: Kesetiaan dan Pengkhianatan dalam Cinta2

Tokoh dan Penokohan: 

1. Masyhudulhakk : arif, bijaksana, suka menolong, cerdik, baik

hati.

2. Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-

tambah cerdiknya dan akalnya itu.


3. Si Panjang / Bedawi : licik, egois.

Setting tempat : Sungai, Tepi sungai

Suasana : Menyenangkan, Menegangkan dan Membingungkan

Waktu : tidak diketahui

Alur Maju

Eksposisi : Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan

perkara-perkara yang sulit  maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun

besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya

itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka

sampailah ia kepada suatu sungai.

Unsur Ekstrinsiknya

Nilai religiusitas : kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah

diberikan oleh Allah. Jangan pernah merasa iri dengan apa yang tidak

kita miliki karena apa yang te;ah diberikan Allah kepada kita adalah

sesuatu yang memang terbaik untuk kita. Janagn seperti yang ada

pada hikayat mashudulhakk.

Nilai moral :

Janganlah  sekali-kali  kita memutar balikkan fakta, mengatakan bahwa

yang salah itu benar dansebaliknya, karena bagaimanapun juga

kebenaran akan mengalahkan ketidak benaran.

Nilai social budaya :

Sebuah kesalahan pastilah akan mendapat sebuah balasan, pada

hikayat ini diterangkan bahwa seorang yang melakukan keslahan

seperti berbohong maka akan did era sebanyak seratus kali. (Lalu
didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan

celaka itu seratus kali.)

Kepengarangan :

Hikayat mashudulhakk ini dari salah satu naskah lama (Collectie v.d.

Wall) dengan diubah di sana-sini setelah dibandingkan dengan buku

yang diterbitkan oleh A.F. v.d. Wall (menurut naskah yang lain dalam

kumpulan yang tersebut).Dalam Volksalmanak Melayu 1931 (Balai

Pustaka) isi naskah yang dipakai v.d. Wall itu diringkaskan dan

sambungannya dimuat pula, dengan alamat "Masyudhak".. Dinantinya.


CERPEN SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

Suatu hari terdapat sepasang suami istri yang hendak menyebrang sungai.
Namun, mereka tidak menemukan perahu untuk menyebrang sungai tersebut.
Karena laki-laki tua tersebut tidak mengetahui kedalaman sungai tersebut,
lagipula dia bungkuk maka ia tidak berani untuk turun ke sungai. Dilihatnya
seorang laki-laki Bedawi yang ada di seberang sungai, maka laki-laki tua itu
meminta tolong kepada Bedawi untuk menyeberangkan ke sungai. Bedawi
tersebut senang karena ia melihat istri laki-laki tua itu cantik parasnya, sedangkan
suaminya sudah tua dan punggungnya bungkuk.
Dengan kelicikannya, Bedawi itu memanfaatkan laki-laki tua dengan
berbohong bahwa sungainya dalam dengan ia memendekkan tubuhnya sampai
lehernya tertutup air. Dia juga menginginkan istri orang tua itu dengan beralasan
bahwa dia tidak mungkin membawa dua orang sekaligus maka laki-laki tua itu
menyuruh istrinya untuk menyeberang terlebih dahulu.
Bedawi itu merasa sangat beruntung karena dengan dengan kelicikannya, ia
membawa perempuan itu dan bekal barang-barang sepasang suami istri tersebut.
Di tengah-tengah sungai Bedawi itu mencoba merayu perempuan tersebut dengan
mengejeknya bahwa seorang wanita cantik tetapi mempunyai suami yang
bungkuk. Dan ia mengatakan untuk memperistri wanita itu. Perempuan itu pun
luluh dengan rayuan Bedawi tersebut, dan perempan itu pun menyetujui untuk
menikah dengan Bedawi itu.
Setelah sampai di tepi sungai, Bedawi dan perempuan itu mandi lalu
menikmati perbekalan yang telah dibawanya. Setelah itu mereka berjalan-jalan.
Dari kejauhan, orang tua bungkuk itu merasa heran dengan tingkah laku Bedawi
dan istrinya tersebut. Lalu ia memutuskan untuk menyusul mereka, ia nekat untuk
menyeberangi sungai walaupun taruhannya nyawa. Setelah turun ke sungai, orang
tua bungkuk tersebut heran karena ternyata sungai tersebut tidaklah dalam airnya.
Sesampainya di tepi sungai, orang tua tersebut pergi ke dusun Masyhudulhakk
untuk mengadukan masalahnya tersebut. Setelah itu, Masyhudulhakk memanggil
Bedawi dan perempuan tersebut dan menanyakan ‘’siapakah perempuan itu?”
Bedawi pun menjawab bahwa perempuan itu adalah istrinya yang telah
dinikahinya. Akan tetapi, orang tua tersebut menyangkal perkataan Bedawi bahwa
perempuan itu adalah istrinya. Maka terjadilah pertengkaran antara Bedawi
dengan orang tua itu. Dan banyak orang yang berkerumun melihat kegaduhan
tersebut.
Lalu Masyhudulhakk menanyakan kepada perempuan itu, siapakah sebenarnya
suaminya tersebut. Lalu wanita itu menjawab bahwa suaminya itu adalah Si
Panjang, Masyhudulhakk pun kembali bertanya kepada mereka tetapi secara
bergantian, untuk yang pertama adalah perempuan itu, dia mengaku bahwa
suaminya adalah si panjang. Namun, saat ia di tanyai oleh Masyhudulhakk
sipakah mertua laki-laki dan wanitanya serta dimanakah mertuanya tinggal, ia
tidak bisa menjawabnya.
  Lalu, giliran Si Panjang yang ditanyai oleh Masyhudulhakk, apakah benar bahwa
perempuan itu adalah istrinya, Si Panjang pun dengan yakin menjawab bahwa
perempuan itu adalah istrinya, namun setelah ditanyai oleh Masyhudulhakk siapa
nama mertua laki-laki dan perempuan serta dimana mertuanya tinngal, ia tidak
dapat menjawabnya.
Lalu, Masyhudulhakk melanjutkan pertanyaannya kepada orang tua
bungkuk tersebut, apakah benar perempuan tersebut adalah istrinya, ia menjawab
dengan yakin bahwa perempuan itu adalah istrinya. Lalu, Masyhudulhakk
menanyakan siapa mertua laki-laki dan perempuannya serta dimanakah mertuanya
tinggal, orang tua bungkuk itu pun menjawab dengan jelas pertanyaan dari
Masyhudulhakk tersebut.
Dari, pengakuan tersebut sudah diketahui siapa yang salah dan siapa yang benar.
Orang tua bungkuk itu sudah terbukti bahwa dialah yang benar dan Bedawi itulah
yang salah. Akhirnya, Bedawi dan perempuan itu pun mengakui kesalahannya dan
mendapatkan hukuman dari Masyhudulhakk sebanyak 100 kali. Masyhudulhakk
juga menyuruh Bedawi itu untuk bertaubat dan tidak melakukan perbuatan itu
lagi.
Dari cara Masyhudulhakk memecahkan masalah dengan kemampuan dan
kecakapannya, membuat Masyhudulhakk semakin terkenal kearifan dan
kebijaksanaannya di dalam masyarakat.

“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai