Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENINJAUAN

DESA ADAT PANGLIPURAN BALI


TAHUN 2022/2023
Program Akhir Kegiatan Kelas IX SMP Negeri 2 Surakarta

Disusun oleh:
Yesena Maia Devi
9E/31
NISN 0072247753

SMP NEGERI 2 SURAKARTA


i
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah diterima dan disahkan oleh pembimbing dan kepala sekolah
untuk memenuhi tugas guna mengembangkan kemampuan bidang akademis
dalam menyelesaikan Program Akhir Kegiatan kelas IX SMP Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2022/2023.

Mengetahui, Surakarta, 22 November 2022


Kepala Sekolah Pembimbing

Supono, S.Pd., M.Pd. Drs. S. Darmanto


NIP. 19670810 1999003 1 010 NIP 19690213 199802 1 001

ii
MOTTO
Giving up doesn’t mean you are weak, sometimes your just strong enough to let
go –Taylor Swift-

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan kepada:


1. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan saya agar saya
dapat mengikuti rangkaian study tour bersama keluarga besar SMP Negeri 2
Surakarta dengan lancar. Beliau yang tidak kenal lelah mencurahkan kasih
sayangnya kepada saya.
2. Keluarga saya yaitu kakak perempuan saya yang sedang menempuh
Pendidikan di SMA. Saya berterima kasih karena kakak selalu membimbing
saya dalam segala hal.
3. Bapak dan Ibu guru beserta keluarga besar SMP Negeri 2 Surakarta yang
telah membantu serta membimbing saya selama mengikuti rangkaian study
tour ini.
4. Teman – teman serta sahabat saya yang senantiasa menemani saya dalam
perjalanan panjang ini.
5. Pihak – pihak yang telah mendukung dan membantu saya, baik selama
penyusunan karya tulis ini maupun dalam rangkaian study tour ini.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya, selaku penulis, dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
Laporan Peninjauan Desa Adat Panglipuran tepat pada waktunya.
Terselesaikannya karya tulis ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. S. Darmanto selaku guru pembimbing yang telah mendampingi
dan membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
2. Penulis artikel yang telah memberikan data-data mengenai objek yang
ditulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki kekurangan dan
kesalahan. Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga penulis dapat membuat karya tulis ini menjadi lebih
sempurna. Penulis juga berharap, semoga karya tulis ini berguna bagi para
pembaca dan pihak - pihak lain yang berkepentingan.

Surakarta, 22 November 2022


Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN MOTTO iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN KATA PENGANTAR v
HALAMAN DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 7
Latar Belakang 7
Identifikasi Masalah 8
Rumusan Masalah 8
Manfaat 8
Tujuan 8
BAB II KAJIAN ILMIAH/TEORI 9
Sejarah Pulau Bali 9
Identitas Objek Wisata Desa Adat Panglipuran 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 11
Tempat dan waktu pelaksanan 11
Teknik pengambilan data/informasi 11
BAB IV HASIL PENELITIAN 12
Sejarah Objek Wisata Desa Adat Panglipuran 12
Keunikan Objek Wisata Desa Adat Panglipuran 13
BAB V KENDALA DAN HAMBATAN 14
Kendala 14
Hambatan 14
BAB VI PENUTUP 15
Kesimpulan 15
Saran saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN 17

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desa Penglipuran merupakan salah satu dari sembilan desa adat di Bali.
Desa ini berlokasi di Desa Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,
Provinsi Bali.
Desa Penglipuran juga merupakan salah satu obyek wisata di Bali yang
sangat disukai oleh wisatawan asing. Namun, tidak hanya wisatawan asing
yang berkunjung ke desa ini. Banyak wisatawan lokal yang juga mulai
meramaikan lokasi ini.
Desa Penglipuran memiliki tatanan struktur desa tradisional di Bali.
Ketenangan dan kesejukkan sangat terasa di desa yang mendapat predikat
desa terbersih ketiga di dunia setelah Desa Mawlynnong di India dan
Giethoorn di Belanda.
Menurut legenda setempat, desa ini sudah ada sejak 700 tahun yang lalu.
Tepatnya pada masa Kerajaan Bangli. Cerita yang beredar di masyarakat
menyebutkan bahwa Desa Penglipuran merupakan hadiah dari Raja Bangli
kepada masyarakat yang ikut bertempur melawan Kerajaan Gianyar. Maka
dari itu, masyarakat Desa Penglipuran memegang tradisi nenek moyang yang
sudah berumur ratusan tahun.
Selain sistem aturan pemerintah, mereka masih menerapkan hukum
tradisional di masyarakat, yakni awig-awig.
Kemampuan mempertahankan tradisi inilah yang membuat Desa
Penglipuran menjadi unik. Mereka menjunjung tinggi adat istiadat, nilai
gotong royong kekeluargaan, dan kearifan lokal yang berlandaskan konsep
Tri Hitha Karana.
Pada tahun 1993, pemerintah menjadikan Desa Penglipuran menjadi desa
wisata melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Bangli No. 115 tanggal 29 April
1993.

7
B. Identifikasi Masalah
Pembahasan pada karya tulis ilmiah ini akan berfokus pada sejarah dari
objek wisata Desa Adat Panglipuran Bali serta keunikan yang ada di
dalamnya.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah objek wisata Desa Adat Panglipuran Bali?
2. Apa saja keunikan yang ada di dalam objek wisata Desa Adat Panglipuran
Bali?

D. Tujuan
1. Mengetahui sejarah objek wisata Desa Adat Panglipuran Bali.
2. Mengetahui keunikan yang ada di dalam objek wisata Desa Adat
Panglipuran Bali.

E. Manfaat
Karya tulis ilmiah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi penulis
dan pembaca mengenai objek wisata Desa Adat Panglipuran Bali.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pulau Bali


Pulau Bali merupakan pulau dengan jutaan keindahan alamnya. Selain
indah, Pulau Bali juga merupakan tempat perantau-perantau mencari
pekerjaan. Pulau Bali dijuluki pulau dewata. Istilah ini muncul akibat
banyaknya pura yang tersebar di pulau ini dan umumnya digunakan untuk
memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa. Sehingga muncullah
istilah banyak Dewa yang membuat penyebutan Dewata (pulau dewata, pulau
seribu pura). Masyarakat dalam pulau ini juga mayoritas beragama Hindu.
Namun, banyak dari pulau seberang tidak mengetahui tentang agama apa saja
yang beredar di Bali. Hal ini menyebabkan orang-orang yang berada di luar
Bali beranggapan bahwa Bali identik dengan agama Hindu.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak heran jika
masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan tentang masyarakat Bali
menyebutkan bahwa pulai ini berpenduduk Agama Hindu. Akan tetapi,
beberapa wilayah di Bali memiliki perkampungan-perkampungan dan desa
yang penduduknya beragama Islam seperti Kampung Bugis, Kampung Jawa,
Kampung Madura dan Kampung Toge. Di Kampung Toge ini,
masyarakatnya multietnik yang berasal dari Jawa, Madura, Lombok, Bali dan
suku Bugis yang menetap sudah berpuluh-puluh tahun lamanya.
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
pariwisata yang besar. Provinsi Bali memiliki banyak daya tarik wisata yang
mungkin memotivasi wisatawan untuk datang berkunjung, mulai dari alam
(nature), budaya (culture), kerajinan, kuliner, dan reksreasi. Sebagai suatu
Daerah Tujuan Wisata, potensi kepariwisataan di Provinsi Bali memiliki daya
tarik yang cukup kuat bagi kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara
maupun mancanegara. Belakangan ini, pengembangan wisata spiritual mulai
banyak diwacanakan terutama bagi wilayah Bali. Bahkan ada seseorang yang

9
memprediksikan wisata spiritual itu akan segera ‘booming’ dalam beberapa
tahun ke depan. Pariwisata spiritual merupakan salah satu pariwisata
alternatif yang mulai digalakkan oleh pemerintah. World Travel & Tourism
Review menyatakan pariwisata alternatif merupakan upaya menjauh dari
pendekatan pariwisata massal ke pendekatan di mana pengalaman wisata
yang lebih khusus ditawarkan dengan cara yang lebih pribadi dan peka secara
budaya.

B. Identitas Objek Wisata Desa Adat Panglipuran


Desa Wisata Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,
Provinsi Bali dengan luas wilayah 112 Ha dengan penggunaan wilayah
berupa pertanian 50 Ha untuk lahan pertanian, hutan bambu 45 Ha, hutan
kayu 4 Ha, pemukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha dan fasilitas umum.
Desa Wisata Penglipuran terletak cukup strategis karena hanya berjarak 60
km dengan jarak tempuh 1 jam 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah
Rai. Secara georafis, desa ini terletak pada ketinggian 600 - 650 m dari
permukaan air laut. Hal inilah yang membuat desa memiliki suhu cukup
sejuk.
Jumlah penduduk Desa Wisata Penglipuran per Januari 2021 adalah 1.111
orang dengan jumlah KK 277, dengan mata pencaharian : perajin, pedagang
souvenir, kuliner, pertanian, pengelola home stay, karyawan, PNS, pemandu
wisata dan pelaku pariwisata lainnya. Masyarakat Desa Wisata Penglipuran
menganut agama Hindu, menjunjung tinggi adat istiadat, nilai gotong royong,
kekeluargaan, dan kearifan lokal yang berlandaskan konsep Tri Hitha Karana.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Senin, 31 Oktober 2022
Waktu : Pukul 08.30 – 10.00 WITA

B. Teknik Pengambilan Data/ Informasi


Penulis menggunakan teknik observasi dan studi pustaka. Dengan
menggunakan teknik ini, penulis selanjutnya akan mendapatkan gambaran
menyeluruh dari objek yang akan ditulis. Pengambilan kesimpulan juga
didasarkan pada data-data yang ada.

11
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Objek Wisata Desa Adat Penglipuran


Objek Wisata Desa Penglipuran sendiri dipercaya mulai berpenghuni pada
zaman pemerintahan I Dewa Gede Putu Tangkeban III. Hampir seluruh warga
desa percaya bahwa mereka berasal dari Desa Bayung Gede. Dahulu orang
Bayung Gede adalah orang yang ahli dalam kegiatan agama dan pertahanan.

B. Keunikan Objek Wisata Desa Adat Penglipuran


Desa Adat Penglipuran merupakan desa adat yang masih terjaga
kelestariannya sampai saat ini. Suasana yang ada di dalamnya masih asri.
Tipe jalan di desa ini berundak-undak sehingga dipastikan tidak ada
kendaraan jenis apapun yang dapat melintas di desa ini. Mayoritas rumah dan
pekarangan yang serupa juga tak kalah uniknya. Warga di desa ini sangat
melarang keras adanya poligami. Apabila ada salah satu warganya yang
berpoligami, maka akan dihukum di tempat yang sudah dipersiapkan di desa
tersebut. Desa ini juga memiliki minuman khas yang bernama loloh cemcem.
Loloh cemcem terbuat dari daun katuk atau kayu manis, daun cemcem, daun
jarak pagar, daun sirih, daun dapdap, kelapa muda, gula aren, dan garam
dapur.

12
BAB V
KENDALA DAN HAMBATAN

A. Kendala
Beberapa Kendala yang dialami saat melakukan observasi adalah :
1. Kurangnya waktu observasi sehingga saat melakukan observasi
terkesan terburu-buru.
2. Tidak adanya pemandu wisata yang menemani serta memberikan
penjelasan lebih detail mengenai desa ini.

B. Hambatan
Tidak ada hambatan selama melakukan observasi.

13
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Desa Adat Panglipuran
menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat fenomenal di Pulau Bali.
Daya tarik wisata ini terletak pada suasana asri dan bersih yang ada di
dalamnya. Objek wisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat dan
dibantu oleh pemerintah desa setempat menambah kesan tersendiri bagi
wisatawan. Desa Adat Panglipuran memiliki berbagai macam atraksi yang
terdiri dari atraksi alam, atraksi sosial, dan atraksi bangunan. Penduduk
setempat juga sangat ramah bahkan kepada wisatawan asing yang datang
untuk mengunjungi desa. Banyaknya hal yang dapat dilakukan di Desa Adat
Panglipuran ini menambah kesan menarik. Maka dari itu, desa ini sangat
cocok untuk dikunjungi saat berlibur ke Pulau Dewata.

B. Saran
Sebaiknya, penduduk maupun pemerintah setempat dapat menyediakan
pemandu wisata khusus bagi pengunjung atau wisatawan untuk menjelaskan
lebih detail mengenai Desa Adat Panglipuran ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Arimbawa, W., & Santhyasa, I. K. G. (2010). PERPEKTIF RUANG SEBAGAI
ENTITAS BUDAYA LOKAL Orientasi Simbolik Ruang Masyarakat
Tradisional Desa Adat Penglipuran, Bangli-Bali. Local Wisdom: Jurnal
Ilmiah Kajian Kearifan Lokal
Sudiarta, M., & Nurjaya, I. W. (2017). KEUNIKAN DESA PENGLIPURAN
SEBAGAI PENDORONG MENJADI DESA WISATA BERBASIS
KERAKYATAN. SOSHUM: Jurnal Sosial dan Humaniora [Journal of Social
Sciences and Humanities], 5(3), 183.

15
LAMPIRAN

Foto disamping merupakan salah


satu tempat atau bangunan favorit
saya ketika berkunjung di desa
ini. Di dalam foto ini juga terlihat
seberapa besar usaha penduduk
serta pemerintah setempat dalam
merawat dan menjaga desa ini
supaya tetap asri dan bersih.

16

Anda mungkin juga menyukai