Anda di halaman 1dari 3

Nilai Nilai Dalam Cerpen

Ada seperangkat nilai yang terkandung dalam sebuah cerpen. Nilai-nilai tersebut sering berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat, mulai dari nilai agama, sosial, budaya, pendidikan, sampai pada nilai moral.
Mari kita bahas satu per satu maksud dari semua nilai ini:

1. Nilai Agama

Nilai-nilai kehidupan yang sering ada di dalam cerpen adalah nilai agama. Nilai ini bersumber dari ajaran
agama tertentu, berupa norma atau kaidah yang berlaku dalam agama. Para penulis cerpen
memasukkan norma tersebut ke dalam rangkaian cerita yang diperankan oleh para tokohnya. Cerpen
religius adalah salah satu tema yang banyak digarap oleh para penulis. Berikut ini contoh kutipan cerpen
karya Sania Verawati dengan judul "Hijabmu Mahkotamu" yang mengandung nilai-nilai agama:

Saat hendak menaiki tangga, Ifa masih bingung jalur manakah yang akan ia lalui. Apakah surga atau
neraka? Jika ia memilih jalur kiri maka masuklah ia ke dalam neraka. Tetapi jika ia memilih jalur kanan
maka masuklah ia ke dalam surga atas izin Allah Swt.

2. Nilai Sosial

Nilai-nilai yang juga sering ada dalam cerpen adalah nilai sosial, yaitu seperangkat nilai yang berlaku
umum di masyarakat. Nilai ini mengatur pola hubungan atau interaksi sosial antar sesama masyarakat.
Para penulis cerpen seringkali memasukkan nilai ini ke dalam rangkaian cerita yang ia tulis. Berikut ini
contoh kutipan cerpen yang mengandung nilai sosial:

Saat Budi hendak menyebrang jalan, ia melihat seorang ibu tua renta yang terlihat kepayahan
menenteng barang belanjaan. Sepertinya, ibu itu hendak ke seberang jalan. Budi kemudian
menghampirinya dan membantu ibu itu membawakan barang belanjaan dan menuntunnya
menyeberangi jalan.

3. Nilai Budaya

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai budaya, yaitu seperangkat nilai yang sudah turun-
temurun berlaku di masyarakat. Nilai ini telah mengakar kuat dan menjadi aturan adat istiadat yang
dipatuhi oleh masyarakat, bisa dalam bentuk upacara, maupun produk kebudayaan. Para penulis cerpen
juga sering memasukkan nilai budaya ke dalam rangkaian cerita yang diperankan oleh para tokoh.
Berikut ini contoh kutipan cerpen karya Takama Widji yang mengandung nilai budaya:

Kami bermain hingga arlojiku menunjukkan pukul 11 siang. Ingin saja kami ingin berlajan untuk pulang,
tiba-tiba kami mendengar bunyi irama yang amat cepat. Aku tak mengerti dari mana bunyi itu
dihasilkan. Tapi, ketika aku menoleh dan melihatnya ternyata ada beberapa bapak-bapak yang sedang
memainkan barongan.

4. Nilai Pendidikan

Nilai-nilai dalam cerpen yang keempat adalah nilai pendidikan, yaitu nilai yang menuntun manusia untuk
selalu belajar, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari bodoh menjadi pintar. Nilai ini berkaitan dengan
pelajaran yang bisa dipetik dari lingkungan formal maupun nonformal. Telah banyak cerpen yang
mengangkat kisah tentang pendidikan ini. Berikut ini adalah contoh kutipan cerpen karya Saunichi Agus
Sauchi yang mengandung nilai pendidikan:

Beberapa minggu setelah tes beasiswa. Kami melihat hasil tesnya secara online dan kami semua lulus.
Mimpi kami terasa hangat, Tuhan mendengar do'a kami. Aku terharu, bersyukur dengan dalam.

5. Nilai Moral
Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan tingkah laku,
perangai, atau budi pekerti antar sesama manusia. Cerita tentang moralitas termasuk salah satu tema
favorit para penulis cerpen. Ada banyak contoh cerpen yang mengangkat tema tersebut. Berikut ini
adalah contoh kutipan cerpen karya Fadel Mi'raj Ansar yang mengandung nilai moral:

Meskipun kehidupan Prakasa sangat berat dan menyedihkan, Ia tidak pernah mengeluh dengan keadaan
dan selalu mencari jalan keluar setiap masalah, bukan malah bunuh diri. Bunuh diri bukan jalan terbaik
meski apapun hadangannya. Kata-kata klise memang terkadang tetap dibutuhkan untuk motivasi
meskipun terdengar pencitraan namun begitulah adanya.

6. Nilai Etika

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan aturan sopan
santun antar sesama manusia. Misalnya, antara anak dengan orang tua, adik dengan kakak, atau sopan
santun dengan orang lain. Nilai ini masih ada hubungannya dengan nilai moral di atas. Nilai etika juga
sering mewarnai rangkaian cerita sebuah cerpen. Berikut ini adalah contoh kutipan cerpen karya Nur
Fajrina Hayati yang mengandung nilai moral:

"Assalamu’alaikum." Dengan wajah yang kaku dan bingung kuberanikan diri untuk mengucapkan salam
di balik pintu kelas. "Wa’alaikum salam, silahkan masuk." Sahut seorang wanita yang duduk paling
depan sambil melontarkan senyuman kepadaku.

7. Nilai Estetika

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan segi
keindahan, baik itu keindahan bahasa, keistimewaan tokoh, penyampaian cerita, dan latar cerita. Para
penulis cerpen sering memainkan unsur estetika dalam cerpen yang ia tulis agar tampak lebih indah.
Berikut ini contoh kutipan cerpen karya Ahmad Tohari yang mengandung nilai estetika:

Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang
digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang
menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan.

8. Nilai Politik

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai politik, yaitu nilai yang berhubungan dengan usaha
masyarakat untuk memperjuangkan kebaikan bersama, melalu proses politik yang jujur dan adil sesuai
dengan prinsip demokrasi. Para penulis cerpen kadang-kadang menulis juga tentang cerpen yang
berkaitan dengan nilai-nilai politik. Berikut ini contoh kutipan cerpen karya Harimanto Imadha yang
mengandung nilai-nilai politik:

"Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh uang. Terpengaruh praktek-praktek money
politics," sahut Rita

9. Nilai Perjuangan / Patriot

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai patriotik atau nilai perjuangan, yaitu seperangkat nilai
yang berhubungan dengan semangat memperjuangkan sesuatu yang benar, dan rela berkorban demi
kepentingan orang banyak. Tema ini salah satu favorit dari para penulis cerpen, ada banyak contoh
cerpen yang mengandung nilai-nilai perjuangan. Berikut ini contoh kutipan cerpen karya Andrea Hirata
yang mengandung nilai-nilai perjuangan:

Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas pemain PSSI,
membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang Garuda di sana. Indonesia Raya
membahana
10. Nilai Psikologi

Nilai-nilai cerpen selanjutnya adalah nilai psikologi, yaitu nilai yang berhubungan dengan perasaan atau
kejiwaan manusia, seperti bahagia, sedih, terharu, marah, dan lain sebagainya. Nilai ini sering melekat
pada tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita. Setiap cerpen pasti mengandung nilai psikologi ini, sebab
telah menjadi salah satu unsur watak penokohan dalam sebuah cerpen. Berikut ini contoh kutipan
cerpen karya Fenni Marsella yang mengandung nilai-nilai psikologi:

Aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan kedua mataku ini?
Keluargaku secara perlahan memberitahuku, bahwa aku mengalami kebutaan, karena kornea mataku
rusak dan harus mencari pendonor kornea mata

11. Nilai Ekonomi

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai ekonomi, yaitu nilai yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan manusia, baik itu dari segi produksi, konsumsi, maupun distribusi. Kadang-
kadang, penulis cerpen memasukkan juga nilai-nilai ekonomi dalam cerpen yang ia tulis untuk
memperkaya rangkaian cerita. Berikut ini adalah contoh kutipan cerpen karya A.A. Navis yang
mengandung nilai ekonomi:

Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta
bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka

12. Nilai Historis

Nilai-nilai dalam cerpen selanjutnya adalah nilai historis, yaitu nilai yang berkaitan dengan jalannya
sejarah, atau nilai yang ada kaitannya dengan peristiwa masa lalu. Ada banyak contoh cerpen yang
mengandung nilai-nilai historis. Berikut ini adalah contoh kutipan cerpen karya Leila S. Chudori yang
mengandung nilai historis:

Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa
berdarah 30 September 1965

Anda mungkin juga menyukai