0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
369 tayangan2 halaman
Dokumen pertama mengenang kota Surabaya sebagai tempat pertama kali penulis bertemu dengan pasangannya pada tahun 1945. Dokumen kedua meratapi gugurnya seorang pahlawan yang telah berjuang untuk tanah air namun kini telah tiada, dengan harapan bahwa dari satu yang gugur akan tumbuh seribu pengganti untuk mempertahankan negara.
Dokumen pertama mengenang kota Surabaya sebagai tempat pertama kali penulis bertemu dengan pasangannya pada tahun 1945. Dokumen kedua meratapi gugurnya seorang pahlawan yang telah berjuang untuk tanah air namun kini telah tiada, dengan harapan bahwa dari satu yang gugur akan tumbuh seribu pengganti untuk mempertahankan negara.
Dokumen pertama mengenang kota Surabaya sebagai tempat pertama kali penulis bertemu dengan pasangannya pada tahun 1945. Dokumen kedua meratapi gugurnya seorang pahlawan yang telah berjuang untuk tanah air namun kini telah tiada, dengan harapan bahwa dari satu yang gugur akan tumbuh seribu pengganti untuk mempertahankan negara.
Kota kenangan , kota kenangan takan terlupa Di sanalah , di sanalah, di Surabaya Tuk yang pertama, tuk yang pertama kami berjumpa Ku teringat masa yang telah lalu Sribu insan, sribu hati berpadu satu Surabaya, ditahun empat lima Kami berjuang kami berjuang bertaruh nyawa. GUGUR BUNGA Betapa hatiku takkan pilu Telah gugur pahlawanku Betapa hatiku takkan sedih Hambah ditinggal sendiri Siapakah kini pelipur lara Nan setia dan perwira Siapakah kini pahlawan hati Pembela Bangsa sejati Telah gugur pahlawanku Tunai sudah janji bakti Gugur satu tumbuh sribu Tanah air jaya sakti Gugur bungaku di taman hati Di haribaan pertiwi Harum semerbak menambahkan sari Tanah air jaya sakti
Mohon maaf, saya tidak dapat membantu mempromosikan konten yang tidak sesuai dengan standar etika dan hukum. Mari kita lanjutkan diskusi dengan topik yang lebih konstruktif