Anda di halaman 1dari 6

Kearifan Lokal Suku Nias dalam Tradisi Lompat Batu: Nilai Budaya, Keterampilan Fisik,

dan Solidaritas Komunitas

Disusun oleh:

Christina Rodouli Gultom 235671004


Cendana Mahadewi 2356071006
Nabila Crystanto Putri 2356071010
Ammara Dara Aisyah 2316071017
Daniela Sixfe Valensa 2316071027
Nurul Fadila Al Haya 2356071027
Yudha Dwi Pratama Situmorang 2316071039
Enzy Zevania 2316071050
Alaikal Wildan 2316071056
Dimas Kusumo Budi Nugroho 2316071060
Firsty izzata billah 2316071103

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak keberagaman budaya dan kearifan lokal, dengan berbagai
keberagaman menjadi suatu kekayaan bangsa. Mengintip dari situs Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan salah satu dari kearifan lokal yang telah mendunia dan banyak di kenal oleh banyak
khalayak yaitu lompat batu. Lompat batu merupakan tradisi yang terdapat di tanah Nias privinsi
Sumatra Utara. Fahombo merupakan nama lain dari Limpat Batu ini. Lompat batu merupakan
ritual adat yang dilakukan oleh para pemuda. Para laki-laki berlatih melakukan lompatan sejak
berusia 7 tahun yang berawal dari tali, lalu kemudian digantikan dengan batu. Ketinggian dari
per latihan ini disesuaikan dengan usia dari anak laki-laki yang melakukan lompat, lalu saat
sudah mencukupi umur maka akan digantikan dengan batu yang sesungguhnya.

Lompat batu ini di haruskan dengan melompati tumpukan batu dengan ketebalan 40cm dan
tinggi 2 meter. Saat seorang pria tersebut berhasil melompati batu tersebut maka pemuda tersebut
dianggap dewasa secara fisik dan tangkas. Ritual adat tersebut dijadikan pacuan tolak ukur
ketangkasan yang berarti para pemuda Nias harus tangguh di medan perang, ritual tersebut tidak
hanya menjadi salah satu pacuan ketangkasan tetapi mereka juga diajarkan cara menggunakan
pisau, tombak dan pedang.

Suku Nias adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Pulau Nias di provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Di Pulau Nias khususnya bagian selatan, terdapat budaya yang cukup terkenal dan
memiliki keunikan, tradisi tersebut yaitu Hombo Batu atau Lompat Batu. Salah satu lokasi
wisata terkenal untuk pertunjukan lompat batu ini adalah di situs Bawomataluo. Kehidupan di
Desa Bawomataluo masih sangat asli, lengkap dengan tradisi-tradisinya, seperti rumah adat,
tradisi lompat batu, tarian perang, dan budaya peninggalan megalitikum. Sebelum melakukan
lompat batu, seseorang mesti meminta izin kepada roh-roh leluhur atau pendahulu yang pernah
melompati batu tersebut. Tujuan dari upacara itu, agar seseorang tidak celaka ketika melakukan
lompat batu. Dalam laporan ini, kita akan menganalisis kearifan lokal yang terkandung dalam
tradisi Lompat Batu, dengan fokus pada komponen kearifan lokal dasar, instrumen, dan praktis.

1. Kearifan Lokal Dasar:

a. Nilai-nilai Budaya: Tradisi Lompat Batu mencerminkan kearifan lokal Suku Nias dalam
menjaga dan mempertahankan nilai-nilai budaya mereka. Ritual ini merupakan bagian penting
dari identitas mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi.

b. Kebersamaan dan Solidaritas: Lompat Batu melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Suku
Nias. Ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari
suku ini.
2. Instrumen Kearifan Lokal:

a. Batu-batu: Batu-batu yang digunakan dalam Lompat Batu memiliki makna simbolis dalam
tradisi Suku Nias. Mereka dianggap sebagai representasi roh nenek moyang dan dihormati
sebagai objek suci.

b. Pakaian Adat: Pakaian adat yang dikenakan oleh peserta Lompat Batu juga memiliki makna
simbolis. Pakaian ini mencerminkan identitas budaya Suku Nias dan menambah keaslian ritual.

3. Kearifan Lokal Praktis:

a. Kesiapan Fisik dan Mental: Lompat Batu membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang kuat.
Melalui ritual ini, masyarakat Suku Nias belajar untuk mengatasi tantangan dan mengembangkan
ketahanan diri.

b. Pembelajaran dan Peningkatan Keterampilan: Lompat Batu juga berfungsi sebagai sarana
pembelajaran dan peningkatan keterampilan. Peserta harus melatih keseimbangan, kekuatan, dan
keterampilan melompat agar dapat berhasil.
BAB II

PENJELASAN

1.1 Kearifan Lokal Dasar

Lompat batu di Nias bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga memiliki nilai kearifan lokal
dan budaya yang dalam. Tradisi ini tidak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga
keberanian dan keterampilan. Lompat batu di Nias menjadi simbol keberanian dan
ketangguhan dalam menghadapi tantangan, mencerminkan nilai-nilai masyarakat lokal yang
sangat menghargai kebersamaan dan keberanian.
Beberapa poin penting tentang tradisi lompat batu Nias meliputi:
- Fahombo Batu: Nama lain dari tradisi ini adalah Fahombo Batu, yang awal mulanya
dilakukan oleh seorang pemuda Nias Ketinggian.
- Ketebalan Batu: Lompat batu ini dilakukan dengan cara melompati tumpukan batu yang
tinggi sekitar 2 meter dengan tebal 40 cm.
- Latihan Melompati Batu: Anak laki-laki di Nias mulai berlatih untuk melompati batu
sejak umur tujuh tahun. Mereka akan terus melompati tali yang dijadikan pengganti dari
batu dengan ketinggian yang disesuaikan dengan umur dan kemampuan sang anak, dan
akhir dari latihan tersebut sang anak akan melompati batu yang sesungguhnya.
- Pertunjukan dan Syukuran: Lompat batu ini bisa menjadi pertunjukan yang menarik,
khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana. Selain itu, banyak anak laki-laki
yang berhasil melakukan tradisi lompat batu ini dianggap sudah dewasa dan berhak untuk
melakukan hak dan kewajiban sosial sebagai orang dewasa.

1.2 Kearifan Lokal Instrumen

Instrumen lompat batu Nias merupakan bagian dari tradisi lokal yang kaya di Pulau Nias,
Indonesia. Kegiatan ini melibatkan gerakan yang khas dan musik yang dihasilkan dari alat
musik tradisional seperti gondang sabangunan dan taganing. Melalui instrumen-ini,
masyarakat Nias merayakan keberanian dan kekuatan dalam melaksanakan lompat batu,
suatu seni tradisional yang telah menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.

1.3 Kearifan Lokal Prakmatis

Tradisi lompat batu yang dilakukan suku nias memiliki beberapa nilai praktis di dalamnya
yang dapat dikutip. Tradisi lompat batu merupakan bagian penting dari budaya suku Nias dan
telah dilakukan selama berabad-abad, melalui lompat batu, peserta dapat belajar untuk
meningkatkan keterampilan mereka dalam melompat, menjaga keseimbangan, koordinasi,
dan kekuatan fisik. Nilai ini mengajar kan pentingnya belajar, berlatih dan terus
mengembangkan keterampilan untuk mencapai tujuan.
Lompat batu dianggap sebagai simbol pelestarian dari masa remaja hingga dewasa dan
sebagai bentuk ujian bagi pemuda untuk membuktikan kedewasaan mereka, melalui tradisi
ini masyarakat mempertahankan dan memelihara warisan budaya mereka. Nilai ini
mengajarkan pentingnya menjaga dan menghormati tradisi serta identitas budaya suatu
daerah.

Melompat batu juga memiliki risiko cedera serius atau bahkan kematian jika tidak dilakukan
dengan baik, maka dari itu kesiapan fisik dan mental peserta harus terlatih, nilai ini
mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan, kebugaran, dan ketahanan diri.

Lompat batu melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Suku Nias. Ini mencerminkan nilai-
nilai kebersamaan, kerjasama, dan solidaritas dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menyiapkan tradisi ini semua Suku Nias bekerja sama mempersiapkan dan melaksanakan
ritual lompat batu agar sukses, hal ini menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara mereka.
BAB III

KESIMPULAN

Tradisi Lompat Batu merupakan salah satu contoh kearifan lokal Suku Nias yang kaya akan nilai
budaya, solidaritas, dan keterampilan. Ritual ini mencerminkan pentingnya menjaga dan
mempertahankan warisan budaya serta mengembangkan kesiapan fisik dan mental. Dalam era
modern ini, penting bagi kita untuk menghargai dan melestarikan kearifan lokal seperti Lompat
Batu agar tidak terlupakan oleh generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai