Anda di halaman 1dari 6

NAMA : GISENDA LAURENZA

KELAS : XI IPS 1
No Ab : 12

TP 2017/2018
ADAT ISTIADAT LAMPUNG
Berdasarkan adat istiadatnya, penduduk suku Lampung terbagi ke dalam dua golongan besar,
yakni masyarakat Lampung beradat Pepadun dan masyarakat Lampung beradat Saibatin atau
Peminggir.
Suku Lampung beradat Pepadun secara lebih terperinci dapat di golongkan ke dalam;
(a) Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga), terdiri atas: Buai Nunyai, Buai Unyi, Buai
Nuban, Buai Subing, Buai Beliuk, Buai Kunang, Buai Selagai, Buai Anak Tuha dan Buai
Nyerupa.
(b) Megou Pak Tulangbawang (Empat Marga Tulangbawang), terdiri dari: Buai Bolan, Buai
Umpu, Buai Tegamoan, Buai Ali.
(c) Buai Lima (Way Kanan/Sungkai), terdiri dari: Buai Pemuka, Buai Bahuga, Buai
Semenguk, Buai Baradatu, Buai Barasakti.
(d) Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku), terdiri dari Buai Manyarakat, Buai Tamba Pupus,
dan Buai Buku Jadi.
Diperkirakan bahwa yang pertama kali mendirikan adat Pepadun adalah masyarakat Abung
yang ada disekitar abad ke 17 masehi di zaman seba Banten. Pada abad ke 18 masehi, adat
Pepadun berkembang pula di daerah Way Kanan, Tulang Bawang dan Way Seputih (Pubian).
Kemudian pada permulaan abad ke 19 masehi, adat Pepadun disempurnakan dengan
masyarakat kebuaian inti dan kebuaian-kebuaian tambahan (gabungan). Bentuk-bentuk
penyempurnaan itu melahirkan apa yang dinamakan Abung Siwou Migou (Abung Siwo
Mego), Megou Pak Tulang Bawang dan Pubian Telu Suku.
Masyarakat yang menganut adat tidak Pepadun, yakni yang melaksanakan adat
musyawarahnya tanpa menggunakan kursi Pepadun. Karena mereka sebagian besar berdiam
di tepi pantai, maka di sebut adat Pesisir. Suku Lampung beradat Saibatin (Peminggir)
secara garis besarnya terdiri atas: Masyarakat adat Peminggir, Melinting Rajabasa,
masyarakat adat Peminggir Teluk, masyarakat adat Peminggir Semangka, masyarakat adat
Peminggir Skala Brak dan masyarakat adat Peminggir Komering. Masyarakat adat Peminggir
ini sukar untuk diperinci sebagaimana masyarakat Pepadun, sebab di setiap daerah kebatinan
terlalu banyak campuran asal keturunannya.
Bila di lihat dari penyebaran masyarakatnya, daerah adat dapat dibedakan bahwa daerah adat
Pepadun berada di antara Kota Tanjungkarang sampai Giham (Belambangan Umpu), Way
Kanan menurut rel kereta api, pantai laut Jawa sampai Bukit Barisan sebelah barat.
Sedangkan daerah adat Peminggir ada di sepanjang pantai selatan hingga ke barat dan ke
utara sampai ke Way Komering.
Terlepas dari berbagai kontroversi mengenai sejarah Lampung, tapi saya sebagai menantu
dari orang Lampung asli merasa bahwa adat Lampung begitu menarik. Banyak hal yang bisa
dipelajari dari orang Lampung. Terutama kebersamaan dan gotong royongnya yang kuat.
Umumnya gotong royong ini ditopang oleh kekerabatan yang kuat antara satu keluarga besar
dengan keluarga besar yang lain.
PERKAWINAN ADAT LAMPUNG

1. SEBAMBANGAN
Sebambangan adalah bentuk perkawinan adat lampung yang diawali dengan
membawa lari gadis (muli) oleh bujang (meghanai) ke rumahnya. Hal ini terjadi
karena hubungan antara keduanya tidak mendapat restu dari orang tua gadis atau
untuk menghindari uang jujur. Dalam pelaksanaan sebambangan ini mereka ditemani
minimal satu orang dewasa untuk menghindari fitnah. Jika mereka berdua telah
merencanakan bersama-sama maka gadis biasanya memberi pesan pada orang tua
dengan cara menuliskan sepucuk surat bahwa dia melakukan sebambangan dengan
pemuda pilihannya. Setelah rombongan sampai ke rumah bujang maka pihak bujang
berkewajiban memberi tahu kepada keluarga dan peghwatin pihak gadis bahwa telah
terjadi sebambangan.
-Batas waktu maksimal satu hari satu malam, jika mereka masih satu kampung
-Batas waktu maksimal tiga hari tiga malam, jika mereka lain kampung
-Batas waktu maksimal tujuh hari tujuh malam, jika mereka berbeda marga

Pihak keluarga dan peghwatin mengutus orang terdekat dari pihak bujang untuk
meminta maaf atau pengakuan bersalah kepada pihak keluarga gadis karna telah
terjadi sebambangan, acara disebut pengenduran senato
Setelah pengenduran senato diterima kepala keluarga dan peghwatin dari gadis makan
akan dilakukan perundingan-perundingan.
Dalam perundingan ini pihak gadis akan mengutus seseorang yang paham adat dan
pandai bernegosiasi yang disebut “celumut” mendatangi kediaman pihak bujang untuk
mengajukan permintaan sesuai adat yakni dau atau denda.

• PERUNDINGAN PERTAMA

a. Dau Pemahau adalah denda dari kepala keluarga dan peghwatin gadis
terhadap kepala keluarga dan peghwatin pihak bujang tindakan melarikan
anak gadis.
b. Dau Galang silou adalah denda pembiayaan perundingan para peghwatin
dalam hal penyelesaian pengenduran senato dan lainnya.
c. Dau Ratu adalah denda dari ratu untuk pembiayaan pakaian pengantin dan
perlengkapannya.
d. Dau Muli Meghanai adalah denda dari bujang gadis karena telah melanggar
adat.
e. Dau pelakkahan adalah denda dari kakak gadis yang belum menikah sebagai
pelangkah.
•PERUNDINGAN KEDUA

a. Upah tuhou ialah uang denda adat untuk orang tua yang telah mangasuhnya.
b. Upah Batin ialah sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada para saibatin (pemuka
adat)
c. Nagau kemaman ialah denda uang yang dibayarkan kepada saudara laki-laki ayah
sigadis
d. Nagau kelamou ialah denda yang harus dibayarkan kepada saudara laki-laki dari
pihak ibu sigadis
e. Pejarahan adalah makanan dan minuman minimal; dodol, kue, rokok, penginangan
f. Dau Babak Kibau adalah denda bila pihak bujang tidak mampu memotong kerbau

•PERUNDINGAN KETIGA

a. Dau Balak ialah uang permintaan adat yang disebut uang jujur yang harus dibayarkan
oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan
b. Dau penyucung Tudung adalah denda tambahan bila sigadis anak dari punyimbang
Marga
c. Dau Limban Marga adalah denda tambahan bila antara keduanya berlainan marga

2. BUMBANG AJI
Bumbang aji adalah salah satu bentuk perkawinan adat Lampung.

•TAHAPAN PERTAMA
a. Mesukum
“Bujang (Meranai) mula-mula melarikan gadis (muli) ketempat punyimbang
pihak laki-laki. Larian ini telah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak.
Gadis dengan kesadaran sendiri melakukan larian yang disebut mesukum.
b. Pertunangan
Sebelum gadis diantar pulang telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak
tentang pemberian kepada gadis untuk dibawa pulang berupa uang, pakaian dan
perlengkapan lainnya.
•TAHAPAN KEDUA
Setelah masa pertunangan habis maka kedua belah pihak melakukan musyawarah
untuk menentukan segala sesuatunya yang berkenaan dengan resepsi pernikahan.

•TAHAPAN KETIGA
a. Persiapan
Keluarga pihak laki-laki bersama peghwatin mempersiapkan segala
sesuatunya untuk berangakt kekediaman pihak wanita.
b. Acara inti
-Pembacaan ayat Al-qur an
-Akad nikah
- Duduk diatas puade
-sabaian yakni acara pengesahan menjadi besan
-pemberian gelar adat kepada pengantin laki-laki diberi adok sedangkan
wanita diberi amai
-Musek adalah acara suap –suapan

3. Ngibal Seghbau
Ngibal seghbau sering disebut Mupakat Tuha yang artinya bahwa perkawinan dimana
kedua keluarga sudah saling mengenal dan hubungan gadis dan bujang telah diketahui
dan direstui.
Tahapan ngibal seghbau:
a. TAHAPAN PERTAMA
Ngibal adalah pertemuan antara peghwatin kedua belah pihak dan orang tua gadis,
tanpa orang tua bujang.

Hal-hal yang harus dibawa pihak laki-laki:


-Pakaian lengkap untuk pengantin yang terdiri atas; baju, kain selendang, sapu tangan,
sepatu, sandal, cermin, perlengkapan berhias dan payung.
-Dau Serubu Seratus yang terdiri atas; dodol 100 loyang, kue 100 nampan, sirih 100
penginangan, rokok 100 bungkus dan DLL.

Hal-hal yang dibicarakan dalam ngibal adalah:


-Dau Pembuka Kato adalah uang denda atas pembukaan kata diberikan kepada
peghwatin yang memulai acara ngibal.
-Dau pemahau Iadalah uang denda yang akan diberikan kepda peghwatin yang
menyatakan bahwa calon mempelai wanita kelak akan menjadi warga pihak bujang.
-Dau Pegalang Silo adalah uang denda yang akan diberikan kepada seluruh peserta
musywarah sesuai dengan tingkatan.
-Penyerahan uang jujur yang besarnya disesuaikan dengan kedudukan keluarga
dalam adat.

b. TAHAPAN KEDUA
-Pembukaan
Tahapan ini diawali dengan penjemputan calon mempelai wanita oleh rombongan
pihak laki-laki diirngi dengan tetabuhan talo. Setelah sampai dikediaman calon
mempelai pria langsung menempati tempat yang telah disediakan untuk
melaksanakan akad nikah secara Islam yang didahului dengan membaca
Al-qur’an oleh calon pengantin.
Setelah selesai acara akad nikah maka dilakukan acara sabaian yakni acara
pengakuan bahwa telah menjadi besan. Diakhiri dengan acara suap-suapan
(musek).
-Inti
Kedua mempelai diarak menuju tempat resepsi pernikahan dengan menaiki
kendaraan burung garuda yang sekarang telah diganti dengan mobil yang dihiasi
burung garuda sebagai lambang kebesaran.

Ketiga jenis pernikahan diatas merupakan pernikahan adat lampung bagi orang yang
memiliki kedudukan adat atu memiliki kemampuan secara pinansial. Pernikahan sederhana
disebut peghlu temu yakni mengambil wajibnya saja yakni nikah secara syariat agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai