Perkawinan atau pernikahan yang idea, terdapat hal -hal yang menjadi kriteria dalam mencarikan jodoh bagi anak adalah ketaatan dalam menjalankan syariat agama. Pernikahan adalah suatu acara yang dilaksanakan 1 2 hari setelah akad nikah diadakan. Biasanya di Kabupaten Sambas khususnya didaerah Seburing si pengantin mengadakan acara pernikahan 1 2 hari setelah akad nikah, namun adapula 1 bulan telah menikah baru mengadakan acara pernikahan. Tergantung dengan keadaan masing-masing. Beberapa hari sebelum acara perkawina dilaksanakan, maka para tetangga membantu membuat tarup dan emper-emper. Tarup ini dihiasi dengan gladak yang lukisannya berwarna warni. gladak adalah dekorasi untuk tarup dimana bahannya dari kai n yang telah disiapkan, tujuan dipasangnya gladak adalah supaya para undangan tidak merasa bosan. Didaerah Kabupaten Sambas dalam acara pernikahan ada yang disebut dengan Hari Motong dan Hari Besar. Hari Motong diadakan pada sore hari sekitar jam 02.00 sampai selesai tergantung dari banyaknya orang yang datang, pada Hari Motong ini para undangan membawa beras dan 1 ekor ayam yang bobotnya kira 1kg. Namun ada juga sebagian dari mereka yang membawa itik. Lalu beras dan ayam atau itik tersebut diserahkan kepengurusnya. Lauk pauk yang disediakan pada hari motong biasanya sederhana, adapun lauk-pauknya seperti botok, sayur nangka, daun ubi, ikan asin, dan sebagainya namun adapula yang menggunakan ayam. Hari Besar dilakukan keesokkan harinya setelah hari motong t erlaksana, acara ini diiringi dengan musik tanjidor atau bandmusik yang bertujuan untuk menyemarakkan acara pesta. Dalam hari besar ini diawali dengan kata sambutan dari penyelenggara, kemudian dilanjutkan dengan acara adat yaitu pembacaan zikir nazam dan al-berzanji, zikir nazam merupakan syair yang dilagukan dalam bahasa arab, nazam merupakan pembacaan 2
berzanji dengan dilakukan pengurangan kata-kata dalam syairnya apabila jumlah baris kelebihan dan ada penambahan jumlah baris apabila kekurangan. Yang penting jumlah baris dalam setiap bait harus ada 14. Berzanji berupa pembacaan syair-syair dari kitab al-barzanji yang ditulis dalam bahasa arab. Kitab ini berisikan sejarah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dalam pembacaan syair ini biasanya menggunakan irama-irama dan gerakan tertentu. Ada syair yang dibacakan dengan duduk dan ada pula yang dibacakan berdiri. Tujuan daripembacaan berzanji ini adalah mengagungkan nama Allah dan Rasul-Nya, Muhammad SAW. Setelah itu pengarakkan kedua mempelai ke pelaminan. Namun sebelum acara digelar, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan oleh pengantin sebagai berikut. 1. Membersihkan Diri Dalam hal ini sang pengantin harus bepalam, hal ini dilakukan dengan tidak keluar rumah selama beberapa hari sampai acara pesta perkawinan dilaksanakan. Dalam bepalam haruslah dibarengi dengan betangas dan bekasai. a. Betangas Cara melakukan tangas yaitu dengan masuk kedalam tempat yang telah disediakan yaitu berupa tikar yang dibentuk menyerupai tabung dan diatasnya ditutup dengan kain, lalu didalamnya dimasukkan air rebusan serai wangi, dan sipengantin berada didalamnya tergantung kemampuan si pengantin. Hal ini dapat dilakukan berulang-ulang. Tujuan dari betangas ini yaitu menghilangkan bau tidak sedap pada badan, sehingga pada proses acara tubuh sipengantin tidak bebau oleh keringat, kerena telah dilakukan tangas. b. Bekasai Cara melakukan kasai yaitu menggunakan beras ketan putih atau biasanya disebut beras pulut yang dihaluskan, cara 3
penggunaannya sama seperti kita memakai lulur. Hal ini dilakukan untuk membersihkan kotoran yang ada ditubuh singga kulit menjadi besih dan halus. Biasanya dalam bekasai dicampuri dengan bubuk kayu langgir. Sebenarnya untuk dimasa sekarang bepalam tidak perlulah lagi diperlukan, karena itu adalah kebudayaan orang terdahulu. Sebab para gadis diSambas semuanya bekerja sebagai petani atau keraje umme sehingga kulit mereka sebagian besar berwarna hitam terbakar oleh sengatan cahaya matahari. Maka dari itu dilakukannya bepalam agar kulit sipengantin putih bersih sehingga mudah untuk dirias. Namun karena sudah menjadi tradisi yang mendarah daging didaerah sambas, maka sulit untuk dihapuskan dalam kebudayaan. 2. Beinai Tidak sah nampaknya jika menjadi pengantin tidak memakai inai, inai ini berasal dari daun pacar yang dihaluskan menggunakan lesung batu yang biasanya dicampur daun atau batang keladi agar warna merahnya cerah, limau calong agar hasil inainya bagus tidak ada getak yang berwarna hitam yang menempel, nasi agar inai tersebut menempel kuat pada jari, dan gambir. Namaun pada zaman sekarang biasanya inai dikolaborasikan dengan mahendi yang mengadopsi tradisi pengantin diindia. Tujuan dari pemasangan inai ini yaitu sebagai tanda bahwa seseorang telah menikah, dan tujuan lainnya untuk menjauhkan sipengantin baru dari iblis. Sebab ada sebuah cerita, apakah ini hanya sebuah mitos atau pun fakta, saya tidak tahu. Namun menurut kisah yang saya dengar dari narasumber dizaman dahulu kala atau bahasa Sambasnya nye urang gek dolok ada sepasang pengantin yang baru saja menikah, mereka kedatangan seorang tamu yang ingin minta cahaya api kepada si pengantin baru tersebut, namun orang tersebut berlari ketakutan ketika melihat tanda inai di tangan sipengantin, setelah 4
diusut ternyata orang tersebut adalah jelmaan dari iblis yang ingin menganggu. Jadi, intinya inai sebagai pelindung. Dalam masyarakat Melayu Sambas, banyak tradisi yang dilakukan sebelum dan sesudah pernikahan, antara lain sebagai berikut : a. Cikram (tande betunang) Cikram merupakan tanda ikatan pertunangan antara dua insan, biasanya menurut adat istiadat, dalam kedatangan wakil dari pihak laki-laki itu, ada barang-barang yang perlu dibawa, antara lain : sirih, pinang, kapur, gambir dan tembakau , dalam satu ceper, sirih tersebut biasanya disebut sirih sambah yaitu siri yang disusun menjadi dua bagian yang ditangkupkan sebelah berjumlah 7 helai dan sebelahnya lagi berjumlah 8 helai, dan untuk pinang, diukir sedemikian rupa yaitu dapat diumpamakan cincin sebagai tanda agar kedua mempelai tidak dapat dipisahkan. Sedangkan sehelai atau beberapa sarung, selendang, sabun, bedak sebagai bahan pengiring, dan bahan-bahan tersebut diberikan kepada pihak orang tua perempuan. Barang-barang tersebut belumlah diserahkan dan terlebih dahulu dimulai dengan acara pelamaran. Dalam acara pelamaran ini, biasanya maksud kedatangan pihak laki -laki ini dikiaskan dengan pantun dan sajak. Apabila pantun dan sajak itu dijawab dengan baik oleh pihak perempuan, maka pihak laki -laki barulah menyerahkan barang bawaannya tadi. Adapun pantun dan sajak yang biasa digunakan berbunyi, dari pihak laki-laki: Bukan batang sembarang batang Batang ittok jak batang damar Bukan datang simbarang datang Datang saye tok datang melamar Adapun pantun balasan dari pihak perempuan : Dari semudun datang kegelamak 5
Paggi undangan disarrok makan Lamaran bapak saye terimak Kaccik telapak tangan nyirrok saye tadahkan Setelah penyerahan barang bawaan tadi, wakil dari pihak perempuan membalas pemberian sirih , pinang tersebut serta sarung dan songkok sebagai tambahan. Hal ini merupakan pertanda bahwa telah ada persetujuan mengenai ikatan kedua insan tersebut. b. Antar pinang/Antar barang Setelah pelaksanaan cikram, maka tahap berikutnya adalah antar pinang. Antar pinang ini merupakan salah satu adat istiadat dalam perkawinan yang harus dilaksanakan, hari dan waktu telah disepakati, dan pada hari itu lah barang-barang antar pinang diantarkan kerumah siperempuan, namun barang- barang yang akan diantarkan lebih banya dari cikram dan menurut adat istiadat yang berlaku, sirih pinanglah yang lebih diutamakan. Mas kawin untuk perempuan dapat berupa uang, emas dan barang, hal ini tergantung kesepakatan dari keduabelah pihak. Selain itu yang turut serta menjadi barang antaran adalah perlengkapan alat-alat seperti tempat tidur, pakaian, pakaian dalam, sandal, payung, dan barang-barang kelontongan lainnya. Barang-barang tersebut dibawa kepihak perempuan, dan orang- orang dari pihak laki-laki turut serta beramai-ramai mengantarkannya. Kecuali tempat tidur diantarkan sebelum antar pinang. Namun adapula yang hanya membawa fotonya saja, karena tempat tidurnya telah di letakkan dirumah baru yang akan mereka tempati setelah menikah. Adakala syarat yang ditentukkan yaitu sejumlah uang hangus dan besar kecilnya tergantung keadaan atau kemampuan pihak laki -laki. Uang 6
hangus tersebut bertujuan untuk membantu konsumsi pihak perempuan dalam pelaksanaan pesta perkawinan. c. Pelaksanaan perkawinan Pelaksanaan perkawina dilaksanakan pada pagi hari, diawali dengan acara hiburan, lalu kata sambutan, dan dilanjutkan dengan pembacaan zikir nazam dan berzanji oleh para undangan yang ada ditarup. Setelah selesai zikir dan berzanji lalu acara mengarak pengantin ke pelaminan atau belarak yang diikuti oleh musik tanjidor disepanjang perjalanan. belarak dapat juga diartikan dengan pengantin laki -laki menghampiri pengantin perempuan. Belarak diikuti dengan adanya bunge manggar sebagai syarat untuk belarak, nasek pelarakkan adapun didalamnya terdapat telur, bunga atau dapat juga disebut dengan bunge tallok, nasek pullut, biasanya ada yang menambahkan inti kelapa yang telah dicampur gula merah, dan ada pula yang tidak. Setelah sampai didepan/diteras rumah pengantin, kedua mempelai ditaburi dengan beras kuning dan uang receh. Lalu dibarengi dengan pembacaan doa selamat. Beras kuning ini menurut sejarahnya adalah adat yang dipakai oleh raja sambas untuk acara tertentu. Setelah itu pengantin diarahkan keberbagai arah agar kelihatan oleh para undangan yang hadir, setelah itu pengantin dipersilakan duduk dipelaminan. Setelah undangan pulang llu di mulai lagi acara nganalkan, dalam acara tersebut pengantin perempuan memasangkan rokok kepengantin laki -laki, kedua mempelai saling suap-menyuapkan.