Anda di halaman 1dari 7

1

B. Kebudayaan Sambas dalam Acara Perkawinan


Perkawinan atau pernikahan yang idea, terdapat hal -hal yang
menjadi kriteria dalam mencarikan jodoh bagi anak adalah ketaatan
dalam menjalankan syariat agama. Pernikahan adalah suatu acara yang
dilaksanakan 1 2 hari setelah akad nikah diadakan. Biasanya di
Kabupaten Sambas khususnya didaerah Seburing si pengantin
mengadakan acara pernikahan 1 2 hari setelah akad nikah, namun
adapula 1 bulan telah menikah baru mengadakan acara pernikahan.
Tergantung dengan keadaan masing-masing.
Beberapa hari sebelum acara perkawina dilaksanakan, maka para
tetangga membantu membuat tarup dan emper-emper. Tarup ini dihiasi
dengan gladak yang lukisannya berwarna warni. gladak adalah
dekorasi untuk tarup dimana bahannya dari kai n yang telah disiapkan,
tujuan dipasangnya gladak adalah supaya para undangan tidak merasa
bosan. Didaerah Kabupaten Sambas dalam acara pernikahan ada yang
disebut dengan Hari Motong dan Hari Besar. Hari Motong diadakan
pada sore hari sekitar jam 02.00 sampai selesai tergantung dari
banyaknya orang yang datang, pada Hari Motong ini para undangan
membawa beras dan 1 ekor ayam yang bobotnya kira 1kg.
Namun ada juga sebagian dari mereka yang membawa itik. Lalu
beras dan ayam atau itik tersebut diserahkan kepengurusnya. Lauk
pauk yang disediakan pada hari motong biasanya sederhana, adapun
lauk-pauknya seperti botok, sayur nangka, daun ubi, ikan asin, dan
sebagainya namun adapula yang menggunakan ayam. Hari Besar
dilakukan keesokkan harinya setelah hari motong t erlaksana, acara ini
diiringi dengan musik tanjidor atau bandmusik yang bertujuan untuk
menyemarakkan acara pesta.
Dalam hari besar ini diawali dengan kata sambutan dari
penyelenggara, kemudian dilanjutkan dengan acara adat yaitu
pembacaan zikir nazam dan al-berzanji, zikir nazam merupakan syair
yang dilagukan dalam bahasa arab, nazam merupakan pembacaan
2

berzanji dengan dilakukan pengurangan kata-kata dalam syairnya
apabila jumlah baris kelebihan dan ada penambahan jumlah baris
apabila kekurangan. Yang penting jumlah baris dalam setiap bait harus
ada 14. Berzanji berupa pembacaan syair-syair dari kitab al-barzanji
yang ditulis dalam bahasa arab. Kitab ini berisikan sejarah lahirnya
Nabi Muhammad SAW. Dalam pembacaan syair ini biasanya
menggunakan irama-irama dan gerakan tertentu. Ada syair yang
dibacakan dengan duduk dan ada pula yang dibacakan berdiri. Tujuan
daripembacaan berzanji ini adalah mengagungkan nama Allah dan
Rasul-Nya, Muhammad SAW. Setelah itu pengarakkan kedua
mempelai ke pelaminan. Namun sebelum acara digelar, ada beberapa
hal penting yang perlu dilakukan oleh pengantin sebagai berikut.
1. Membersihkan Diri
Dalam hal ini sang pengantin harus bepalam, hal ini dilakukan
dengan tidak keluar rumah selama beberapa hari sampai acara pesta
perkawinan dilaksanakan. Dalam bepalam haruslah dibarengi
dengan betangas dan bekasai.
a. Betangas
Cara melakukan tangas yaitu dengan masuk kedalam tempat
yang telah disediakan yaitu berupa tikar yang dibentuk
menyerupai tabung dan diatasnya ditutup dengan kain, lalu
didalamnya dimasukkan air rebusan serai wangi, dan
sipengantin berada didalamnya tergantung kemampuan si
pengantin.
Hal ini dapat dilakukan berulang-ulang. Tujuan dari
betangas ini yaitu menghilangkan bau tidak sedap pada badan,
sehingga pada proses acara tubuh sipengantin tidak bebau oleh
keringat, kerena telah dilakukan tangas.
b. Bekasai
Cara melakukan kasai yaitu menggunakan beras ketan putih
atau biasanya disebut beras pulut yang dihaluskan, cara
3

penggunaannya sama seperti kita memakai lulur. Hal ini
dilakukan untuk membersihkan kotoran yang ada ditubuh singga
kulit menjadi besih dan halus. Biasanya dalam bekasai
dicampuri dengan bubuk kayu langgir.
Sebenarnya untuk dimasa sekarang bepalam tidak perlulah lagi
diperlukan, karena itu adalah kebudayaan orang terdahulu. Sebab
para gadis diSambas semuanya bekerja sebagai petani atau keraje
umme sehingga kulit mereka sebagian besar berwarna hitam
terbakar oleh sengatan cahaya matahari. Maka dari itu dilakukannya
bepalam agar kulit sipengantin putih bersih sehingga mudah untuk
dirias. Namun karena sudah menjadi tradisi yang mendarah daging
didaerah sambas, maka sulit untuk dihapuskan dalam kebudayaan.
2. Beinai
Tidak sah nampaknya jika menjadi pengantin tidak memakai
inai, inai ini berasal dari daun pacar yang dihaluskan menggunakan
lesung batu yang biasanya dicampur daun atau batang keladi agar
warna merahnya cerah, limau calong agar hasil inainya bagus tidak
ada getak yang berwarna hitam yang menempel, nasi agar inai
tersebut menempel kuat pada jari, dan gambir. Namaun pada zaman
sekarang biasanya inai dikolaborasikan dengan mahendi yang
mengadopsi tradisi pengantin diindia. Tujuan dari pemasangan inai
ini yaitu sebagai tanda bahwa seseorang telah menikah, dan tujuan
lainnya untuk menjauhkan sipengantin baru dari iblis.
Sebab ada sebuah cerita, apakah ini hanya sebuah mitos atau
pun fakta, saya tidak tahu. Namun menurut kisah yang saya dengar
dari narasumber dizaman dahulu kala atau bahasa Sambasnya nye
urang gek dolok ada sepasang pengantin yang baru saja menikah,
mereka kedatangan seorang tamu yang ingin minta cahaya api
kepada si pengantin baru tersebut, namun orang tersebut berlari
ketakutan ketika melihat tanda inai di tangan sipengantin, setelah
4

diusut ternyata orang tersebut adalah jelmaan dari iblis yang ingin
menganggu. Jadi, intinya inai sebagai pelindung.
Dalam masyarakat Melayu Sambas, banyak tradisi yang dilakukan
sebelum dan sesudah pernikahan, antara lain sebagai berikut :
a. Cikram (tande betunang)
Cikram merupakan tanda ikatan pertunangan antara dua
insan, biasanya menurut adat istiadat, dalam kedatangan wakil
dari pihak laki-laki itu, ada barang-barang yang perlu dibawa,
antara lain : sirih, pinang, kapur, gambir dan tembakau , dalam
satu ceper, sirih tersebut biasanya disebut sirih sambah yaitu siri
yang disusun menjadi dua bagian yang ditangkupkan sebelah
berjumlah 7 helai dan sebelahnya lagi berjumlah 8 helai, dan
untuk pinang, diukir sedemikian rupa yaitu dapat diumpamakan
cincin sebagai tanda agar kedua mempelai tidak dapat
dipisahkan. Sedangkan sehelai atau beberapa sarung, selendang,
sabun, bedak sebagai bahan pengiring, dan bahan-bahan tersebut
diberikan kepada pihak orang tua perempuan.
Barang-barang tersebut belumlah diserahkan dan terlebih
dahulu dimulai dengan acara pelamaran. Dalam acara pelamaran
ini, biasanya maksud kedatangan pihak laki -laki ini dikiaskan
dengan pantun dan sajak. Apabila pantun dan sajak itu dijawab
dengan baik oleh pihak perempuan, maka pihak laki -laki barulah
menyerahkan barang bawaannya tadi.
Adapun pantun dan sajak yang biasa digunakan berbunyi,
dari pihak laki-laki:
Bukan batang sembarang batang
Batang ittok jak batang damar
Bukan datang simbarang datang
Datang saye tok datang melamar
Adapun pantun balasan dari pihak perempuan :
Dari semudun datang kegelamak
5

Paggi undangan disarrok makan
Lamaran bapak saye terimak
Kaccik telapak tangan nyirrok saye tadahkan
Setelah penyerahan barang bawaan tadi, wakil dari pihak
perempuan membalas pemberian sirih , pinang tersebut serta
sarung dan songkok sebagai tambahan. Hal ini merupakan
pertanda bahwa telah ada persetujuan mengenai ikatan kedua
insan tersebut.
b. Antar pinang/Antar barang
Setelah pelaksanaan cikram, maka tahap berikutnya adalah
antar pinang. Antar pinang ini merupakan salah satu adat
istiadat dalam perkawinan yang harus dilaksanakan, hari dan
waktu telah disepakati, dan pada hari itu lah barang-barang
antar pinang diantarkan kerumah siperempuan, namun barang-
barang yang akan diantarkan lebih banya dari cikram dan
menurut adat istiadat yang berlaku, sirih pinanglah yang lebih
diutamakan. Mas kawin untuk perempuan dapat berupa uang,
emas dan barang, hal ini tergantung kesepakatan dari
keduabelah pihak.
Selain itu yang turut serta menjadi barang antaran adalah
perlengkapan alat-alat seperti tempat tidur, pakaian, pakaian
dalam, sandal, payung, dan barang-barang kelontongan lainnya.
Barang-barang tersebut dibawa kepihak perempuan, dan orang-
orang dari pihak laki-laki turut serta beramai-ramai
mengantarkannya. Kecuali tempat tidur diantarkan sebelum
antar pinang. Namun adapula yang hanya membawa fotonya
saja, karena tempat tidurnya telah di letakkan dirumah baru
yang akan mereka tempati setelah menikah. Adakala syarat yang
ditentukkan yaitu sejumlah uang hangus dan besar kecilnya
tergantung keadaan atau kemampuan pihak laki -laki. Uang
6

hangus tersebut bertujuan untuk membantu konsumsi pihak
perempuan dalam pelaksanaan pesta perkawinan.
c. Pelaksanaan perkawinan
Pelaksanaan perkawina dilaksanakan pada pagi hari, diawali
dengan acara hiburan, lalu kata sambutan, dan dilanjutkan
dengan pembacaan zikir nazam dan berzanji oleh para undangan
yang ada ditarup. Setelah selesai zikir dan berzanji lalu acara
mengarak pengantin ke pelaminan atau belarak yang diikuti oleh
musik tanjidor disepanjang perjalanan. belarak dapat juga
diartikan dengan pengantin laki -laki menghampiri pengantin
perempuan.
Belarak diikuti dengan adanya bunge manggar sebagai syarat
untuk belarak, nasek pelarakkan adapun didalamnya terdapat
telur, bunga atau dapat juga disebut dengan bunge tallok, nasek
pullut, biasanya ada yang menambahkan inti kelapa yang telah
dicampur gula merah, dan ada pula yang tidak.
Setelah sampai didepan/diteras rumah pengantin, kedua
mempelai ditaburi dengan beras kuning dan uang receh. Lalu
dibarengi dengan pembacaan doa selamat. Beras kuning ini
menurut sejarahnya adalah adat yang dipakai oleh raja sambas
untuk acara tertentu.
Setelah itu pengantin diarahkan keberbagai arah agar
kelihatan oleh para undangan yang hadir, setelah itu pengantin
dipersilakan duduk dipelaminan. Setelah undangan pulang llu di
mulai lagi acara nganalkan, dalam acara tersebut pengantin
perempuan memasangkan rokok kepengantin laki -laki, kedua
mempelai saling suap-menyuapkan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Wawancara dengan Uwan Sittam

Wawancara dengan Uwan Pura

Anda mungkin juga menyukai