Anda di halaman 1dari 9

Adat istiadat pernikahan

adat melayu
Kelompok 3:
 Andra Owita Sari 2102111463
 Irenne Charistia. P 2102112341
 Kristina Natalia 2102113893
Pranikah adat melayu
1.) Menjodoh
Menjodoh adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua untuk mencari dan mencocokkan calon suami/istri
untuk anaknya.
2.) Merisik
Merisik berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”. Ini artinya, sebelum adanya suatu perkawinan,
penyelidikan terhadap seorang gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki. Untuk menilai dan sekaligus
menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu atau tidak. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan
oleh perempuan yang berumur separuh baya atau yang telah berumur sekitar empat puluh tahun ke atas. Orang
tersebut oleh masyarakat setempat disebut sebagai tukang perisik. Tugasnya adalah mencermati secara diam-
diam wajah atau rupa dan segala tingkah laku Si gadis. Untuk itu, tukang perisik mesti datang bertamu ke
rumahnya.
3.) Merasi
Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu sebenarnya cocok atau
tidak. Artinya merasi merupakan kegiatan meramal atau menilik keserasian antara pasangan yang hendak
dijodohkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantara seorang ahli yang sudah terbiasa bertugas
mencari jodoh kepada orang yang hendak menikah. Pencari jodoh tersebut akan memberikan pendapatnya
bahwa pasangan tersebut dinilai cocok (sesuai) atau tidak.
Pranikah adat melayu
4.) Meminang
jika hasil merisik menunjukkan bahwa gadis yang diselidiki bertingkah laku baik, sehingga pantas untuk
dijadikan sebagai seorang menantu. Maka pihak keluarga laki-laki memberitahukan dan membicarakannya
dengan kerabat terdekat untuk menentukan waktu peminangan. Setelah ada kesepakatan tentang waktu
atau hari peminangan. Maka pihak keluarga laki-laki mengutus salah seorang yang dituakan (bisa laki-laki
dan bisa juga perempuan) untuk memberitahu kepada pihak keluarga perempuan. Bahwa 3 atau 5 hari lagi
ada rombongan yang akan datang untuk melakukan peminangan.
5.) Mengantar tanda
Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan (disetujui), maka tahap berikutnya
adalah mengantar tande. Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari peminangan. Sebagai
persiapan, 2 atau 3 hari sebelumnya, keluarga pihak laki-laki akan mengundang kerabat, tetangga
dan handai taulan terdekat untuk diikutsertakan dalam acara tersebut. Acara mengantar tande ini
biasanya dipimpin oleh orang yang dalam peminangan menjadi ketua rombongan. Adapun
perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan ini adalah: (1) tepak sirih,(2)bunga rampai,
(3)cincin,dan (4) barang pengiring.Tepak sirih berisi: sebuah pinang yang telah dikupas
kulitnya,kapur-sirih dan gambir,tembakau,daun sirih, dan kacip.
Pranikah adat melayu
6.) Mengantar Belanja
Mengantar belanja (hantaran keperluan pesta pernikahan) dalam tahap ini pihak laki-laki kembali datang kerumah
keluarga si gadis. Dal antar belanja keperluan pesta pernikahan biasanya ditentukan atas permintaan keluarga pihak
perempuan. Sejumlah uang yang dibentuk sedemikian rupa dibawa beserta pengiringnya seperti seperangkat pakaian
dan benda-benda yang disenangi sang gadis.
7.) Mengajak dan Menjemput
Acara mengajak dan menjemput adalah bagian dari persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam
majelis nikah-kawin. Pelaksanaan dalam pekerjaan ini didalamnya penuh mengandung nilai-nilai kebersamaan antara
sesama. Sebelum diadakan acara mengajak dan menjemput, terlebih dahulu diadakan musyawarah dirumah calon
pengantin perempuan untuk menentukan siapa yang akan diajak dan dijemput.
8.) Menggantung-gantung
Sebelum majelis pernikahan diperbuat, maka dilaksanakan terlebih dahulu kepada pekerjaan menggantung-gantung.
Pekerjaan menggantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang dilakukan
dirumah calon pengantin perempuan ini adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan menghias rumah
dengan menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari kain. Mengganti dan
memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang lengkap untuk pengantin baru, dan hal-hal
lainnya yang diperlukan untuk menghadapi majelis pernikahan tersebut.
Pranikah adat melayu
9.) Berandam
Upacara ini lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya untuk
menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya menjadi putih
dan suci. Berandam pada hakikatnya adalah melakukan pencukuran bulu roma pada wajah dan tengkuk
calon pengantin wanita sekaligus juga membersihkan mukanya. Berandam adalah memotong atau
mencukur rambut, baik calon pengantin laki-laki maun perempuan. Untuk calon pengantin laki-laki
biasanya yang dicukur adalah rambut yang tumbuh di kepalanya saja.
10.) Limau Manis Limau setawar
Selesai mencukur, Mak Andam (seorang ibuk) mengelilingi calon pengantin perempuan sebanyak 3 kali
dengan membawa buah kelapa yang dibentuk seperti puncak gunung dan dililit dengan benang lima warna.
Maksudnya agar calon pengantin tersebut mempunyai keturunan yang gagah atau cantik (seperti sebuah
gunung apabila dilihat dari jauh). Sedangkan, benang lima warna yang melilit itu diibaratkan sebagai sungai
yang airnya selalu mengalir. Artinya, rezeki calon pengantin diharapkan mengalir terus bagaikan air sungai.
Selanjutnya, dengan dua batang lilin yang menyala, Mak Andam mengelilingi calon pengantin perempuan,
juga sebanyak 3 kali. Makna simbolik yang ada di balik lilin yang menyala itu adalah penerangan hidup. Ini
artinya, agar calon pengantin kelak selalu berada di jalan yang terang (selalu berbuat baik),sehingga
kehidupan rumah tangganya selalu rukun, damai dan sentosa.
Pranikah adat melayu
11.) Berinai
Tujuan upacara ini dimaksudkan untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya,
termasuk bahaya yang kasat mata, menaikkan aura dan cahaya pengantin wanita dan memunculkan wibawa
pengantin pria. Berinai berarti mengolesi kuku jari tangan dan kaki dengan inai. Acara ini dilakukan pada
hari berikutnya (setelah acara bertepuk tepung tawar). Dalam hal ini kuku jari tangan dan kaki kedua
mempelai diinai. Makna simbolik yang terkandung dalam penginaian ini adalah hidup baru. Artinya, dengan
berinai, sepasang muda-mudi telah melangkahkan kakinya (memasuki) kehidupan berumah tangga.
Pelaksanaan inai untuk pengantin laki-laki diawali dengan berbaringnya pengantin di atas tikar yang terbuat hi
dari pandan. Kemudian, kedua telapak tangan dan kaki beserta ujung kuku.
12.) Berkhatam Qur’an
Acara ini sudah selazimnya dilakukan oleh pasangan calon pengantin yang akan menikah. Para orangtua
biasanya akan mengizinkan anaknya untuk menikah bila putra atau putrinya dinilai sudah pandaimengaji.
Acara qatam Al-Quran ini akan dilakukan kedua pengantin di depan pelaminan yang diikutioleh sejumlah
ibu-ibu pengajian berserta guru ngajinya. Setelah selesai melakukan qatam, kedua calon pengantin akan
beranjak menuju rumah sang guru ngajiuntuk mengantar tabak yaitu pulut kuning yang sudah ditata rapi di
atas sebuah wadah terbuat darikayu berukir yang telah dihiasi dengan ulur-ulur, bunga telor dan telor merah.
Pasca nikah adat melayu
13.) Aqad Nikah
Akad nikah adalah salah satu rangkaian dari proses perkawinan yang paling utama; sebab dengan
dilaksanakannya akad nikah sepasang muda-mudi telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya biasanya di depan
pelaminan.. Di situlah sepasang calon pengantin duduk berhadapan dengan seorang Kahdi dan dua orang saksi di
atas bunta.
14.) Tepuk Tepung Tawar
Acara selanjutnya, setelah akad nikah, adalah bertepuk tepung tawar. Pada dasarnya tujuan pelaksanaan bertepuk
tepung tawar ini adalah untuk menghilangkan sial- majal. Atau perasaan duka bagi yang ditepuk- tepung-tawari,
sehinga hidupnya akan selamat dan sejahtera. Pelaksanaan bertepung tawar diawali dengan penaikkan pengantin
perempuan ke pelaminan (peterakne) yang diikuti oleh pengantin laki-laki. Setelah keduanya duduk di pelaminan,
seorang kakek atau nenek, atau orang yang dituakan dari pihak pengantin perempuan diminta untuk memulainya.
Selanjutnya, penepung-tawaran ini dilakukan secara bergantian (berselang- seling).
15.) Bersanding
Barulah setelah akad nikah selesai dilakukan, kedua pengantin akan disandingkan di pelaminan dengancara duduk
bersila. Untuk mengiringi pengantin dibunyikan tabuhan grup musik kompang. Acara lalu dilanjutkan dengan
pemberian selamat serta doa restu kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia. Agar dapat menjalani hidup
perkawinannya dengan rukun dan bahagia sampai selamanya
Pasca nikah adat melayu

16.) Bersuap-suap
Setelah kedua pengantin duduk bersanding, sampailah kepada “upacara bersuap - suap”. Acara
ini adalah kedua pengantin menyuapi secara bergantian/sebelum upacara dilakukan. Sirih lelat
yang di pegang pengantin laki-laki diambil. Setelah itu mak Andam mengambil pulut kuning dan
dikepal-kepalnya, dibentuk menjadi bulat. Jumlahnya sebanyak dua buah. Makanan ini bersama
bahan pelengkap memakannya yaitu telur. Makanan ini disuguhkan mak Andam kepada
pengantin lelaki untuk di suapkan kepada pengantin perempuan, begitupun sebaliknya
17.) Makan Berhadap
Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan makan berhadap. Artinya setelah
kedua pengantin makan bersuap, kemudian mereka makan berhadap. Saat kedua pengantin
makan berhadap, maka undanganpun disuguhi degan makan dan minum. Untuk jemputan orang
perempuan biasanya makan didalam sedangkan kaum laki-laki diluar rumah atau dihalaman
rumah yaitu di bangsal yang telah disediakan.
Pasca nikah adat melayu

18.) Menyembah
Upacara ini berlangsung sebelum pengantin dibawa masuk kebilik oleh mak andam atau sebelum magrib atau
biasa dilakukan sebelum sholat isya. Seusai acara siang, kedua pengantin makan malam bersama keluarga pihak
pengantin perempuan. Kemudian pengantin disandingkan dan kemudian menyembah terhadap kedua orang tua
pengantin perempuan termasuk kerabatnya.
19.) Berambih
Setelah acara bersanding selesai, maka pada malam harinya, pengantin laki-laki hanya boleh tidur sendirian di
atas pelaminan. Karena menurut adat (zaman dahulu) kedua pengantin tidak diperbolehkan tidur bersama pada
malam pertama (selesai bersanding). Bahkan, sampai kurang lebih selama satu minggu pengantin laki-laki mesti
tidur sendirian. Masa ini oleh masyarakat setempat disebut “masa belum bertegur”. Untuk mempercepat habisnya
masa itu pengantin laki-laki harus bisa menarik perhatian pengantin perempuan. Salah satu caranya adalah
dengan meletakkan tempat uang di atas bantal. Sang istri sewaktu dia meninggalkan rumah. Peletakkan itu
tentunya akan mudah diketahui oleh Sang istri, yaitu ketika sedang membersihkan tempat tidurnya. Dan, ini pada
gilirannya akan membuat adanya komunikasi, sehingga terwujud tegur-sapa, makan bersama, dan akhirnya tidur
bersama. Sebagai catatan, hal seperti itu dewasa ini jarang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai