Anda di halaman 1dari 22

ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MELAYU RIAU

  Adat Istiadat Perkawinan Melayu Riau

Setiap suku bangsa di dunia mempunyai adat perkawinan yang berbeda – beda. Hal ini sangat dipengarui
oleh beberapa factor, antara lain: keadaan geografis, agama, budaya, ekonomi maupun bahasa. Apapun
bentuk keragaman upacara perkawinan adat, tetapi pada hakekatnya perkawinan merupakan suatu upacara
yang sakral, suci dan religious, karena perkawinan tidak lepas dari suatu kebutuhan biologis manusia dan
juga merupakan suatu perintah TUHAN, seperti yang tertera pada surat Q.S Ar-Rum: 21. Salah satu adat
istiadat yang tetap terpelihara di masyarakat yang tinggal di Daik Lingga adalah tata cara perkawina adat
melayu. Meskipun sebagai akibat pengaruh terutama ekonomi dan budaya lain serta pemahaman-
pemahaman yang masih kurang tetapi tidak terelakkan terhadap perlaksanan adat istiadat perkawinan itu
sendiri, akan tetapi prinsip – prinsip kearifan nilai – nilai dan maknanya tetapi terjaga dan terjunjung tinggi.
Tata cara adat perkawinan melayu diRiau masih tetap ada sampai saat ini, dimana susunan upacara
(prosesi) adat perkawinan masarakat Melayu tersebut memiliki 3 (tiga) tahapan yaitu: 
-        Tahapan seseorang sebelum menikah

-        Tahapan akad nikah

-        Tahapan sesudah nikah.


A D AT I S T I A D AT P E R K AW I N A N M E L AY U R I A U

1. Merisik

Merisik berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”. Ini artinya, sebelum adanya suatu perkawinan, penyelidikan terhadap seorang
gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki untuk menilai dan sekaligus menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu
atau tidak. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh perempuan yang berumur separuh baya atau yang telah berumur sekitar empat puluh
tahun ke atas. Orang tersebut oleh masyarakat setempat disebut sebagai tukang perisik. Tugasnya adalah mencermati secara diam-diam
wajah atau rupa dan segala tingkah laku Si gadis. Untuk itu, tukang perisik mesti datang bertamu ke rumahnya.
2. Merasi

          Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu sebenarnya
cocok atau tidak. Artinya merasi merupakan kegiatan meramal atau menilik keserasian antara pasangan
yang hendak dijodohkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantara seorang ahli yang sudah
terbiasa bertugas mencari jodoh kepada orang yang hendakmenikah. Pencari jodoh tersebut akan
memberikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut dinilai cocok(sesuai) atau tidak.
3.Meminang

Ketika hari yang ditentukan tiba, maka pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan peminangan yang
biasanya berjumlah 5 orang, yaitu 1 orang ketua (laki-laki) dan 4 orang anggota (2 orang laki-laki dan 2
orang perempuan). Orang yang dipilih untuk menjadi ketua rombongan peminangan adalah orang yang bijak
dan santun dalam berbicara dan bisa berpantun atau berseloka. Jika dalam kerabatnya orang seperti itu tidak
ada, maka bisa minta tolong kepada orang lain (di luar kerabatnya) yang biasa melakukannya. Sedangkan,
anggotanya yang berjumlah 4 orang itu biasanya terdiri atas 2 orang kerabat dan 2 orang tetangga.
4. Mengantar tanda

Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan (disetujui), maka tahap berikutnya adalah mengantar
tande. Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari peminangan. Sebagai persiapan, 2 atau 3 hari sebelumnya,
keluarga pihak laki-laki akan mengundang kerabat, tetangga dan handai taulan terdekat untuk diikutsertakan dalam
acara tersebut. Acaramengantar tande ini biasanya dipimpin oleh orang yang dalam peminangan  menjadi ketua
rombongan. Orang tersebut dipilih karena dinilai mempunyai persyaratan yang pas, yaitu pintar berpantun,
mempunyai selera humor yang tinggi, luas pergaulannya, dan tahu persis tentang adat perkawinan. Dalam hal ini
orang tersebut sekaligus sebagai wakil pihak keluarga laki-laki.
5. Mengantar belanja

Mengantar  belanja (hantaran keperluan pesta pernikahan) dalam tahap ini pihak laki-lakikembali datang
kerumah keluarga si gadis. Dal antar belanja keperluan pesta pernikahan biasanya ditentukan atas permintaan
keluarga pihak perempuan. Sejumlah uang yang dibentuk sedemikian rupa dibawa beserta pengiringnya
seperti seperangkat pakaian dan benda-benda yang disenangi sang gadis.
6. Mengajak dan menjemput

          Acara mengajak dan menjemput adalah bagian dari persiapan yang dilakukan untuk
melaksanakan pekerjaan dalam majelis nikah-kawin. Pelaksanaan dalam pekerjaan ini didalam nya
penuh mengandung nilai-nilai kebersamaan antara sesama.

Untuk mengajak dan menjemput ini dilakukan oleh beberapa pasang suami istri yang sudah
mempunyai pengalaman. Dan selalunya membawa tepak sirih yang lengkap dengan isinya.
7. Menggantung-gantung

         
Sebelum majelis pernikahan diperbuat, maka dilaksanakan terlebih dahulu kepada pekerjaan menggantung-
gantung. Pekerjaan menggantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari  sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang
dilakukan dirumah calon pengantin perempuan ini  adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan
menghias rumah dengan menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari
kain, mengganti dan memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang lengkap untuk
pengantin baru
8. Berandam

          Upacara ini lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya untuk
menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya menjadi
putih dan suci. Berandam pada hakikatnya adalah melakukan pencukuran bulu roma pada wajah dan
tengkuk calon pengantin wanita sekaligus juga membersihkan mukanya. Berandamadalah memotong
atau mencukur rambut, baik calon pengantin laki-laki maun perempuan.
9. Berinai

Tujuan upacara ini dimaksudkan untuk menolak bala dan melindungi pasangan pengantin dari
marabahaya, termasuk bahaya yang kasat mata, menaikkan aura dan cahaya pengantin wanita dan
memunculkan wibawa pengantin pria. Berinai berarti mengolesi kuku jari tangan dan kaki dengan inai.
Acara ini dilakukan pada hari berikutnya (setelah acara bertepuk tepung tawar). Dalam hal ini kuku jari
tangan dan kaki kedua mempelai diinai.
Makna simbolik yang terkandung dalam penginaian ini adalah hidup baru. Artinya, dengan berinai,
sepasang muda-mudi telah melangkahkan kakinya (memasuki) kehidupan berumah tangga.
10. Berkhatam Qur’an

Acara ini sudah selazimnya dilakukan oleh pasangan calon pengantin yang akan menikah. Para
orangtua biasanya akan mengizinkan anaknya untuk menikah bila putra atau putrinya dinilai
sudah pandaimengaji. Acara qatam Al-Quran ini akan dilakukan kedua pengantin di depan
pelaminan yang diikutioleh sejumlah ibu-ibu pengajian berserta guru ngajinya.Setelah selesai
melakukan qatam, kedua calon pengantin akan beranjak menuju rumah sang guru ngajiuntuk
mengantar tabak yaitu pulut kuning yang sudah ditata rapi di atas sebuah wadah terbuat
darikayu berukir yang telah dihiasi dengan ulur-ulur, bunga telor dan telor merah.
11 . A Q A D N I K A H
Akad nikah adalah salah satu rangkaian dari proses perkawinan yang paling utama; sebab dengan
dilaksanakannya akad nikah sepasang muda-mudi telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya biasanya di depan
pelaminan.. Di situlah sepasang calon pengantin duduk berhadapan dengan seorang Kahdi dan dua orang saksi di
atasbunta. Tidak jauh dari tempat itu biasanya ada dua batang lilin yang diletakkan pada sebuah wadah yang terbuat
dari tembaga. Sebelum akad nikah berlangsung, Kahdimeminta calon pengantin laki-laki untuk mengucapkan
kalimat istighfar 3 kali, syahadat 3 kali, dan salawat kepada Nabi Muhammad Saw. Selain itu, Kahdimengajarkan
lafadz ijab kabul agar  dalam akad nikah yang sebentar lagi akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar.Akad
nikahnya itu sendiri dipimpin olehKahdi yang disaksikan oleh dua orang saksi yang berperan tidak hanya semata-
mata sebagai saksi suatu pernikahan, tetapi juga sekaligus sebagai pengesah suatu pernikahan. Dengan perkataan
lain, jika pengucapan ijab kabul yang dilakukan oleh pengantin laki-laki itu benar, maka kedua orang saksi itulah
yang mengesahkannya (maksudnya pengucapannya tidak perlu diulang).
1 2 . B E RT E P U N G TAWA R

Acara selanjutnya, setelah akad nikah, adalah bertepuk tepung tawar. Untuk melaksanakan acara ini
diperlukan perlengkapan, seperti: daun gandarusa, rumput sambau, daun puding emas, akarribu-ribu,
dan bahan-bahan yang pada gilirannya akan dijadikan sebagai penyapu atau pencecah, seperti: beras
kunyit, beras basuh, bertih, air bedak berlimau, inai cecah dan inai untuk tari. Pada dasarnya tujuan
pelaksanaan bertepuk tepung tawarini adalah untuk menghilangkan sial- majalatau perasaan duka
bagi yang ditepuk- tepung-tawari, sehinga hidupnya akan selamat dan sejahtera.
Makna simbolik yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kesejukan, keselarasan, dan
kesejahteraan.
13. BERSANDING

Barulah setelah akad nikah selesai dilakukan, kedua pengantin akan disandingkan di
pelaminan dengancara duduk bersila. Untuk mengiringi pengantin dibunyikan tabuhan
grup musik kompang. Acara lalu dilanjutkan dengan pemberian selamat serta doa restu
kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia agar dapat menjalani hidup
perkawinannya dengan rukun dan bahagia sampai selamanya.
14. BERSUAP SUAP

Barulah setelah akad nikah selesai dilakukan, kedua pengantin akan disandingkan di
pelaminan dengancara duduk bersila. Untuk mengiringi pengantin dibunyikan tabuhan
grup musik kompang. Acara lalu dilanjutkan dengan pemberian selamat serta doa restu
kepada kedua mempelai yang sedang berbahagia agar dapat menjalani hidup
perkawinannya dengan rukun dan bahagia sampai selamanya.
15. Makan berhadap

          Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan makan berhadap. Artinya setelah
kedua pengantin makan bersuap, kemudian mereka makan berhadap. Saat kedua pengantin makan
berhadap, maka undanganpun disuguhi degan makan dan minum. 
16. MENYEMBAH

Upacara ini berlangsung sebelum pengantin dibawa masuk kebilik oleh mak andam atau
sebelum magrib atau biasa dilakukan sebelum sholat isya. Seusai acara siang, kedua
pengantin makan malam bersama keluarga pihak pengantin perempuan. Kemudian
pengantin disandingkan dan kemudian menyembah terhadap kedua orang tua pengantin
perempuan termasuk kerabatnya. Urutannya di atur oleh mak andam dimulai dari kakek,
nenek, ayah, emak, abang, kakak, adik, pak long, mak long, pak cik, mak cik, dan
seterusnya yang masih kerabat dekat. Sering kali dalam acara menyembah ini, pengantin
perempuan bertangis-tangisan dengan emak atau kerabat perempuan yang lain.
17. MANDI-MANDI

Setelah acara bersanding selesai, maka pada malam harinya,


pengantin laki-laki hanya boleh tidur sendirian di atas pelaminan
karena menurut adat (zaman dahulu) kedua pengantin tidak
diperbolehkan tidur bersama pada malam pertama
(selesai bersanding).
18. Berambih

       Keesokan harinya, pagi-pagi akan upacara mandi-mandi bagi kedua pengantin. Acara ini sekain
untuk kedua pengantin di ikuti pula oleh para kerabat dekat dan tetangga dekat yang ingin mengikuti
acara. 
Nikah dan kawin bagi orang melayu dianggap sangat sakral, religious dan suci.Oleh
karena itu tata cara adat perkawinan melayu yang sangat erat mengandung kearifan, nilai-
nilai , makna dan harapan perlu betul-betul dipelajari dan dipahami agar dalam
pelaksanaannya tidak menyimpang dari adat istiadat itu sendiri, terlebih lagi jangan sampai
bertentangan dengan syariat islam. Tanggung jawab melestarikan adat melayu adalah
menjadi tanggung jawab kita semua rumpun melayu. Terlebih lagi bagi insan yang
dilahirkan dari bunda tanah melayu.
Hakekatnya , adat bukan saja menjadi acuan tamadun bangsa melayu sejak dari dahulu
hingga sekarang menjadi suatu keseimbangan yang selaras pada jati diri orang melayu,
apabila seseorang menganut agama islam, ia disebut juga masuk melayu, karena melayu
sudah diidentikkan dengan islam.
TERIMAKASIH 😊😁😊

Anda mungkin juga menyukai