2. Melamar
Acara melamar ini bertujuan mengesahkan hubungan pertalian kasih anatara
kedua calon pengantin. Apabila sang gadis sudah dilamar pertanda hubungan
keduanya telah disetujui kedua orang tuanya masing-masing. Selain itu juga agar
menjaga hubungan keduanya agar tidak putus karena keluarga kedua belah pihak
telah merestui dan telah ikut campur tangan dalam hubungan mereka. Setelah acara
melamar maka akan dilanjutkan untuk mengantar cikram.
4. Antar Pinang
Merupakan proses mengantarkan barang-barang keperluan belanja untuk pesta
pernikahan dan keperlusn berumahtangga oleh pihak mempelai laki-laki.
5. Uang Asap
Uang Asap merupakan objek hukumnya. Dalam pemberian uang asap Pihak
laki – laki tidak memberikan sepenuhnya kepada pihak perempuan. Namun
kenyataannya, pihak mempelai laki – laki hanya memberikan setengah dari
keseluruhan uang yang telah dijanjikan.
6. Di omonge’
Di omonge’ merupakan resepsi pra perkawinan yang terbagi menjadi 2 bagian.
- Bagian 1: dimana adanya rapat dari kedua belah pihak keluarga tentang kapan,
tempat, dll acara akad nikah dan resepsi ini berlangsung.
- Bagian 2: dimana pihak perempuan mengadakan rapat pemufakatan dengan Aparat
desa, Amil desa, Warga tetangga, Keluarga besar, sanak saudara pihak perempuan.
7. Pembagian Tugas
Mengadakan pembagian tugas tugas untuk acara akad nikah dan resepsi
pernikahan.
2. Pantun melayu
Sebelum mempelai laki-laki diperkenankan masuk kedalam tempat resepsi
pernikahan, Adapun adat selanjutnya ialah berbalas pantun antara perwakilan
mempelai lelaki dan perempuan.
4. Akad Nikah
Seperti akad nikah pada umumnya. Pada saat ini para kerabat yang hadir
membawa tarub dan gladag. Tarup adalah tempat untuk para undangan sedangkan
gladag adalah hiasan yang dipasang di tarub. Pesta ini biasanya diiringi dengan
tanjidor, zikir nazam dan barjanji.
Acara pulang memulangkan ini merupankan acara sembah sujud sang istri
kepada sang suami sembah sujud kedua pengantin kepada kedua orang tua dan mertua
masing-masing. Acara ini merupakan acara penyerahan dari orang tua pihak
pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan untuk dapat memperlakukan
pengantin laki-laki sebagai suaminya. Kemudian memulangkan pengantin laki-laki
kepada keluarga prempuan untuk dapat diterima sebagai anaknya sendiri serta
menyerahkan pengantin laki-laki kepada tokoh atau pembuka masyarakat untuk dapat
diakui sebagai warganya.
Demikian pula sebaliknya, dalam acara ini juga pihak pengantin perempuan
kepada pengantin laki – laki untuk memperlakukan pengantin perempuan sebagai
istrinya. Kemudian memulangkan pengantin perempuan kepada pihak kepada pihak
pengantin laki-laki untuk dapat diterima sebagai anaknya sendri serta menyerahkan
pengantin perempuan kepada tokoh atau pembuka masyarakat untuk dapat diakui
sebagai warganya yang baru. Untuk sebagai pertanda diterimanya penyerahan itu
mereka lakukan dengan sembah sujud kepada kedua orang tua dan mertua, tokoh
masyarakat, alim ulama, da kaum kerabat yang terdekat yang hadir pada saat itu.
2. Malam Bemasak
Malam yang dipergunakan untuk memasak hidangan yang akan disantap pada
acara makan bersama-sama pada saat pesta besar keesokan harinya. Acara hari besar
(wilamatul’urusy) dalam acara ini pengantin perempuan dititipkan kepada rumah
tetagga atau kluarganya. Pengantin laki-laki turun dari rumah menjemput pengantin
perempuan yang diiringi dengan kelompok tahar dan tanjidor menuju rumah
pengantin perempuan mereka disandingkan kemudian dilanjutkan dengan do’a
selamatan.
3. Mandi Belulus
Mandi belulus adalah mandi yang dilakukan pada kedua pihak pengantin acara
ini dilakukan pada saat usainya acara pulang memulangkan. Prosesi acara ini adalah
dengan menyandingkan kedua pengantin ditempat terbuka, misalnya dimuka rumah.
Pelaksanaan ini dilakukan ditempat pengantin perempuan dan tidak mengundang
orang lain kecuali sanak saudara yang tinggal dan turut memandu dalam acara
tersebut.
Kedua pengantin tidak lagi memakai guan pengantin tetapi mereka memakai
busana muslim dan muslimah saja. Kedua pengantin disandingkan dan duduk dilantai
jala ditebarkan diatas kepala keduanya. Mandi belulus mulai dilakukan dengan air
bunga yang telah dicampur dengan air tolak bala setanggi diletakkan keatas beras
yang telah dimasukkan kedalam gelas stanggi yang didalam gelas dan beras
diletakkan kembali ditempurung kelapa. Kemudian stanggi dikelilingkan sebanyak
tujuh kali kepada pengantin kemudian dilanjutkan dengan mengucur air mawar
kepada kedua pengantin oleh orang-orang tua, setelah api lilin padam secara bersama-
sama mereka meminggirkan lilin tersebut. Hal ini bertujuan untuk menolak bala yang
bakal mereka terima.
4. Balik Tikar
Acara ini merupakan rangkayan acara dalam acara perkawinan acara ini hanya
membalikan posisi bantal, tikar, sprei sarung bantal dan lain-lain dari posisi yang
sebenarnya. Acara ini dilakukan pagi hari sebelum semuanya dipapas bersama kedua
pengantin dan serta seluruh isi rumah. Maksud dari acara ini adalah menolak bala
semua mahluk halus yang barangkali menggangu. Menjelang azan zhohor barang-
barang dikembalikan seperti semula.
5. Singgah singgahan
Singgah-singgahan maksud nya adalah bermalam ditempat atau dirumah
pengantin laki-laki. Dalam acara ini pengantin pergi dari rumah pengantin perempaun
didampingi oleh mak inang dan diwakili oleh orang-orang dari pengantin prempuan.
Kedua pengantin ini kembali disandingkan dirumah keluarga laki-laki dengan
mengungdang warga-warga terdekat makan yang disajikan berupa saprahan.
Apabila rumah pengantin laki-laki diseberang lautan atau sungai acara ini
tidak perlu dilakukan karena mereka tidak diperbolehkan menyebrangi sungai atau
lautan selama enam hari.