Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menyimpan nilai-nilai kepedulian sosial masyarakat. di kabupaten Bengkalis yang
selalu di laksanakan dalam acara resepsi pernikahan kebanyakan adat melayu. Adat
Melayu bersendikan syarak, dan syarak bersendikan Kitabullah” adalah sebuah pepatah
yang mengokohkan bahwa adat kebudayaan Melayu berlandaskan syariat dan
Kitabullah serta mengandung nilai-nilai luhur keislaman yang menjadi landasan dan
sandaran kehidupan batiniah dan lahiriah masyarakat Melayu.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang lahir dari kekuatan budi dan daya, hasil
olah cipta, rasa dan karsa manusia secara komunal. Maka dari itu budaya haruslah
kegiatan yang mempunyai konotasi positif, karena budaya merupakan kegiatan yang
terus menerus dilakukan oleh sekelompok manusia, sehingga menjadi sebuah kebiasaan
atau adap istiadat yang selalu di budi dayakan dari generasi ke generasi.
Bengkalis Negri Junjungan terkenal dengan adat kebudayaan Melayu yang begitu kental
sampai pada saat ini. Pepatah “ biar mati istri asal jangan mati adapt “ atau biar mati
anak asal jangan mati adat “ menunjukkan begitu besar dan pentinggnya menjaga adapt
bagi masyarakat Melayu Bengkalis. Ungkapan ini terbukti jelas dalam aplikasi
kehidupan masyarakat Melayu Bengkalis sehingga muncullah ungkapan “ tak kan
Melayu hilang di bumi”. “ Adat Melayu bersendikan syarak, dan syarak bersendikan
Kitabullah” adalah sebuah pepatah yang mengokohkan bahwa adat kebudayaan Melayu
berlandaskan syariat dan Kitabullah serta mengandung nilai-nilai luhur keislaman yang
menjadi landasan dan sandaran kehidupan batiniah dan lahiriah masyarakat Melayu.
Prosesi pernikahan masyarakat Melayu Bengkalis adalah sebuah manifestasi adat yang
masih di budidayakan hingga saat ini, dan merupakan salah satu kekayaan budaya yang
sarat makna. Jika ditilik satu persatu dari setiap rentetan acara yang digelar maka kita
akan melihat betapa banyaknya tarbiyah dan hikmah dibalik acara ini. Kebudayaan ini
juga tidak lari dari hukum dan syariat yang diajarkan junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Penulis akan berusaha menguak kembali hikmah dan tarbiyah dari
adat istiadat penikahan masyarakat Melayu Bengkalis, sehingga masyarkat Melayu

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Asal-usul
Orang Melayu di Bengkalis masih melestarikan tradisi leluhur. Setidaknya ini
terlihat dari masih dilestarikannya adat perkawinan tradisional meskipun tidak
seutuh pada zaman dahulu. Realitas ini menjadi bukti kelekatan mereka kepada
ajaran leluhur (Ibrahim Mukhtar, 2002). Upacara adat perkawinan Melayu
Bengkalis memiliki rangkaian acara yang panjang dan meriah. Ritual acara digelar
kurang lebih selama 4 hari, baik di rumah pengantin laki-laki maupun perempuan.
Selam itu, kesenian Melayu seperti tari zapin, tradisi barzanji, dan burdah digelar
untuk menyemarakkan acara. Tidak lupa juga tradisi pantun berbalas dilantunkan,
khususnya saat pertunangan (MS. Suwardi, 1991). Upacara adat perkawinan orang
Melayu Bengkalis diilhami oleh upacara perkawinan Kerajaan Siak Sri Indrapura di
Riau. Perkawinan ini juga mengenal tata cara yang berbeda, misalnya antara untuk
golongan raja, bangsawan, atau orang biasa, seperti terlihat dalam pembuatan
pelaminan yang bertingkat (Tim Pusat Pengajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu
Universitas Riau (P2BKM-UNRI), 2003; MS. Suwardi, 1991).
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis biasanya digelar dari pagi hingga
malam hari selama 4 hari. Pelaksanaan upacara dipusatkan di rumah pengantin
perempuan. Meskipun demikian, di rumah pengantin laki-laki biasanya juga digelar
upacara sederhana bersama kerabat.
3. Pemimpin dan Peserta Upacara
Upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis dipimpin oleh Tuan Kadi dan Mak
Andam. Keduanya bertanggung jawab pada setiap prosesi upacara. Upacara ini
disaksikan oleh orangtua kedua pengantin, sanak keluarga, dan tamu undangan.
4. Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis tergantung pada
model perkawinan yang akan digelar. Akan tetapi, umumnya peralatan dan bahan
yang diperlukan adalah sebagai berikut:

2
 Tepung tawar berupa bedak selo/sejuk, beras basuh, beras kunyit, bunga rampai,
dan daun inai yang digiling halus.
 Tempat air pecung.
 Cerek (teko).
 Ketur.
 Tempat setanggi.
 Tepak sirih.
 Kepuk atau sesaji berisi nasi kunyit (pulut kuning), ulur-ulur, telur rebus diberi
warna merah.
 Tujuh air bunga (air pecung).
5. Proses Pelaksanaan
Secara umum, proses pelaksanaan upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis
meliputi 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutup.
a. Persiapan
Pada tahap ini, kedua keluarga dibantu oleh sanak kerabat dan tetangga
menyiapkan segala keperluan untuk proses perkawinan yang akan dilakukan.
Mulai dari perlengkapan hingga kebutuhan adat.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis digelar dalam
beberapa tahap, yaitu merisik, meminang, antar belanja, menggantung, ijab
qabul tepung tawar, berinai, berandam, khatam kaji, upacara langsung, berarak,
membuka pintu, bersanding, makan bersuap, makan hadap-hadapan,
menyembah mertua, mandi kumbo taman, makan nasi damai, dan upacara
menyembah. Berikut adalah pelaksanaan selengkapnya.
 Merisik
Merisik adalah proses mengenali perempuan yang akan dijadikan istri. Proses ini
dilakukan secara bertahap oleh pihak keluarga laki-laki. Caranya dengan
mengirim orangtua laki-laki atau utusan untuk mencari informasi tentang calon
istri, menyangkut tingkah lakunya, kemampuannya mengurus rumah tangga,
perangai terhadap orangtua, tetangga, dan masyarakat. Satu hal yang terpenting
adalah menanyakan apakah anak perempuan tersebut sudah ditanggam atau

3
dipinang, atau sudah mengikat janji dengan orang lain. Jika sudah, kedatangan
keluarga laki-laki hanya untuk menjalin persaudaraan. Merisik dilakukan setelah
mendengar kabar dari calon suami bahwa ada gadis yang menjadi idaman
hatinya. Merisik juga dilakukan oleh keluarga perempuan untuk menyelidiki
calon pengantin laki-laki.
 Meminang
Jika dalam proses merisik kedua keluarga bersepakat untuk menikahkan kedua
anaknya, maka tahap selanjutnya adalah meminang. Pada tahap ini, pihak laki-
laki mengirim utusan ke pihak perempuan untuk menyampaikan niat menikah
pihak laki-laki. Utusan yang dikirim biasanya orang-orangtua pilihan yang bijak
dan mengerti adat. Peminangan biasanya disampaikan dengan bahasa pantun dan
pepatah petitih serta diawali dengan ritual tepak sirih Melayu.
 Antar Belanja
Sembari menunggu hari pernikahan, pihak laki-laki melakukan tahap antar
belanja, yakni mengirimkan barang-barang tertentu, seperti uang atau cincin ke
pihak keluarga perempuan dengan tujuan membantu keluarga perempuan dalam
menggelar upacara perkawinan dan sebagai ikatan janji bahwa kedua keluarga
akan menikahkan anaknya. Pada sebagian orang Melayu Bengkalis, tahap ini
juga biasa diisi dengan ritual tukar cincin. Antar belanja umumnya disesuaikan
dengan derajat dan kedudukan pihak laki-laki di mata sosial. Besarnya hantaran
dimungkinkan dapat mengangkat derajat pihak laki-laki. Pada tahap ini, kedua
belah pihak menyepakati waktu akad nikah dan upacara langsung
(bersanding/resepsi) akan dilaksanakan.
 Menggantung
Tahap ini diisi dengan menghias rumah (tengah rumah), pelaminan, tempat
tidur, dan tempat bersanding kedua pengantin kelak di rumah pengantin
perempuan. Kegiatan ini dilakukan oleh keluarga dan kerabat dibantu oleh
tetangga dan orang tertentu. Pada tahap ini pula, orangtua mempelai perempuan
akan melakukan ritual tepuk tepung tawar di setiap sudut tempat-tempat di atas.
Ada pembedan dalam pemasangan pelaminan, untuk raja pelaminannya tingkat

4
9, bangsawan 7, datuk-datuk 5, dan orang biasa 3. Namun, hal ini sekarang
sudah diubah dengan hanya ditentukan oleh kemampuan pihak keluarga.
 Ijab qabul
Tahap ini adalah pengucapan janji pengantin laki-laki kepada pengantin
perempuan yang dipimpin oleh Tuan Kadi (wakil orangtua pengantin
perempuan) dan disaksikan kedua orangtua pengantin serta dihadiri tamu
undangan. Kegiatan ini dilakukan di rumah pengantin perempuan dan umumnya
digelar selepas shalat maghrib. Pengantin laki-laki duduk di atas tilam kecil
beralas tikar berlambak. Sebelumnya, orangtua adat memantrai sekitar tempat
duduk ini agar dijauhkan dari niat jahat. Sebelum ijab qabul, pengantin laki-laki
akan duduk bersimpuh di hadapan orangtuanya, datuk dan nenek, dan handai
tolan terdekat untuk memohon restu. Di saat yang sama, Tuan Kadi akan
menemui calon pengantin perempuan yang disembunyikan di sebuah bilik untuk
menanyakan persetujuannya untuk dinikahkan. Setelah mendapat anggukan,
barulah ijab qabul dilaksanakan. Seusai ijab qabul, pengantin pria dibawa ke
sanak keluarga pengantin perempuan untuk bersalaman sebagai tanda
perkenalan dan peresmian pernikahan. Lalu, pengantin laki-laki masuk ke dalam
bilik khusus yang sudah disediakan. Malam itu ia belum diperbolehkan bertemu
dengan pengantin perempuan.
 Tepung Tawar (Berinai Lebai)
Pengantin perempuan keluar dari bilik setelah didandani, lalu didudukkan di
pelaminan. Setelah itu, orang-orangtua yang dihormati diikuti orangtua
pengantin dan kerabat melakukan tepung tawar. Jumlah orangtua tersebut
biasanya ganjil, misalnya 3, 5, atau 7. Jika berjumlah genap, hal itu justru
dianggap akan mengakibatkan sesuatu yang kurang baik bagi pengantin. Acara
dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang disediakan. Setelah itu, pengantin
laki-laki pulang ke rumahnya. Lalu tak berapa lama, pengantin perempuan
diiringi orang-orangtua dan kerabat, mengantar makanan ke rumah pengantin
laki-laki. Pada tahap ini pula, di rumah pengantin perempuan digelar pembacaan
syair-syair barzanzi, marhaban, dan burdah semalam suntuk.

5
 Berinai
Berinai adalah upacara memberikan tanda-tanda pada telapak tangan, kuku, jari
tangan dan kaki pengantin perempuan, sebagai simbol bahwa ia adalah
pengantin baru. Inai dibuat dari daun inai yang ditumbuk halus dicampur dengan
air asam Jawa sehingga berwarna merah. Namun, menurut kepercayaan, jika inai
yang dilekatkan di tangan atau kaki tidak berwarna merah, maka kegadisan
pengantin patut diragukan. Inai dilakukan oleh kerabat pengantin perempuan di
rumah pengantin laki-laki.
 Berandam
Berandam (berendam) adalah membersihkan diri, bercukur, dan memotong anak
rambut dan rambut di pelipis. Berandam hanya untuk pengantin perempuan dan
dilakukan di rumah oleh tukang andam (perempuan tua yang sudah ahli).
Berandam digelar setelah sebelumnya pengantin perempuan dimandikan
menggunakan tujuh air bunga (air pecung) lalu dipakaikan pakaian adat Melayu
Bengkalis. Berandam merupakan simbol penyucian pengantin perempuan dari
berbagai dosa.
 Khatam Kaji
Tahap ini diisi dengan membaca kitab suci Alquran dari surat Dhuha hingga
surat terakhir. Khatam kaji biasa digelar jam 11.00 siang dan dilakukan oleh
orang-orangtua laki-laki dan laim ulama.
 Upacara Langsung
Upacara langsung adalah upacara menyandingkan kedua pengantin di pelaminan
di rumah pengantin perempuan. Upacara ini biasanya digelar pada siang hari.
Pengantin perempuan berpakaian adat Melayu Bengkalis. Setelah siap,
seseorang diutus untuk memberitahukan dan menjemput pengantin laki-laki
bahwa upacara bersanding siap dimulai. Setelah sebelumnya makan bersama,
pengantin laki-laki akan berangkat dari rumahnya diiringi orangtua dan kaum
kerabat menuju rumah pengantin perempuan.
 Berarak
Perjalanan dari rumah pengantin laki-laki menuju rumah pengantin perempuan
disebut sebagai prosesi berarak (mengarak pengantin). Umumnya, pengantin

6
laki-laki akan digendong oleh pak cik atau pamannya sebagai harapan bahwa
mereka berasal dari keluarga terhormat. Pengantin laki-laki berpakaian adat
Melayu Bengkalis. Sesampai di rumah pengantin perempuan, pengantin laki-laki
didudukkan di kursi yang telah disediakan dan disambut dengan tabuhan
gendang dan seni pencaksilat. Pengantin laki-laki kemudian dibawa menuju
pintu rumah dan di sana ditutupkan kain pada kepalanya.
 Membuka Pintu
Sesampai di depan pintu, tukang andam melantunkan pantun yang kemudian
dijawab oleh rombongan pengantin laki-laki. Pantun berbalas yang bisa berupa
pujian maupun sindiran ini menjadi ritual sebelum masuk rumah. Setelah itu,
pengantin laki-laki menyodorkan amplop berisi uang (uang lelawe) kepada
tukang andam sebagai tanda pembuka pintu. Pintu rumah tidak akan dbuka
sebelum uang lelawe ini diberikan.
 Bersanding
Setelah berbalas pantun, pengantin laki-laki dibimbing Mak Andam menuju ke
pelaminan dan didudukkan di samping pengantin perempuan yang ditutup
kepalanya dengan pura-pura tidur. Lalu, Mak Andam mengambil sirih lelat dari
tangan pengantin laki-laki dan memutar-mutarkannya di atas kepada kedua
pengantin sebanyak 7 kali. Konon, jika sirih lelat ini dimakan oleh anak gadis
atau bujang, maka niscaya ia akan cepat dapat jodoh.
 Makan Bersuap
Sesaat setelah bersanding, Mak Andam memberikan nasi pulut kuning kepada
kedua pengantin agar mereka saling bersuap. Saat pengantin laki-laki menyuapi
pengantin perempuan, pengantin perempuan memalingkan muka tanda malu.
Prosesi ini merupakan tanda kasih sayang di antara kedua mempelai.
 Makan Hadap-hadapan
Mak Andam membimbing kedua mempelai turun dari pelaminan menuju sebuah
ruangan. Di ruangan ini, kedua pengantin makan sambil berhadap-hadapan
disaksikan kerabat dan tamu yang hadir. Prosesi ini sebagai simbol kesetiaan,
kecintaan, dan pengabdian istri kepada suami.

7
 Menyembah Mertua
Malam harinya, kedua mempelai beserta rombongan pergi ke rumah pengantin
laki-laki untuk melakukan prosesi menyembah mertua. Pengantin perempuan
dipanggul di atas kursi yang diikat dengan kayu. Baik mertua maupun sanak
keluarga memberikan buah tangan berupa uang, kain, atau baju sebagai hadiah
sebagai ucapan selamat. Setelah itu, diadakan makan bersama. Usai itu,
pengantin dan rombongan pulang ke rumah pengantin perempuan. Di sana,
biasanya digelar acara kesenian. Pada malam berikutnya, orangtua pengantin
laki-laki bergantian menjemput pengantin perempuan ke rumahnya. Setelah
acara ini, kedua pengantin baru boleh keluar rumah.
 Mandi Taman
Sehari setelah acara bersanding, kedua pengantin dimandikan menggunakan air
yang telah dimantrai (air tolak bala), dicampur dengan bunga-bunga tertentu.
Sebelum mandi taman, dagu kedua pengantin diusap dengan tepung tawar, batu
asahan, telur ayam, dan batu cincin. Setelah itu, pengantin didudukkan di kursi,
lalu Mak Andam mengelilingi mereka sebanyak 7 kali sambil membawa
kelengkapan mandi. Oleh Mak Andam, kedua pengantin dibasahi mulai dari
kepala, muka, lalu badan. Seusai mandi, kedua pengantin berganti pakaian lalu
dibimbing menuju bilik seraya menginjak padi yang ada dalam dulang. Kedua
pengantin diselubungi kain panjang sebagai pertanda awal dari hubungan kedua
suami istri. Sepanjang menuju bilik, kedua pengantin ditaburi bunga rampai
yang dicampur kepingan uang logam yang kemudian diperebutkan anak-anak
kecil
 Makan Nasi Damai
Selepas mandi taman, kedua pengantin didudukkan di pelaminan lalu diberikan
hidangan nasi pulut putih oleh orangtua pengantin laki-laki. Nasi ini disebut
dengan nasi damai karena pertanda bahwa pihak keluarga pengantin laki-laki
ikut bertanggung jawab atas kedamaian keluarga kedua mempelai.

8
c. Penutup
Acara ditutup dengan upacara menyembah yang dilakukan pada malam
keempat selepas bersanding. Kedua pengantin akan pergi ke sanak kerabat
untuk bersalaman dan memohon doa restu. Upacara ini juga bertujuan
mendekatkan keluarga kedua pengantin.
6. Doa-doa
Dalam upacara adat perkawinan Melayu Bengkalis terdapat doa-doa khusus, antara lain:
 Doa permohonan agar kedua mempelai sehat dan damai kehidupannya.
 Doa permohonan agar kedua mempelai beserta keluarganya dijauhkan dari
bencana.
 Doa permohonan pembesihan doa saat berandam.
7. Pantangan dan Larangan
Kedua pengantin dilarang keluar rumah sampai keduanya melakukan prosesi
menyembah mertua di rumah pengantin laki-laki.
8. Nilai-nilai
Upacara adat perkawinan orang Melayu Bengkalis memuat nilai-nilai dalam dalam
kehidupan, antara lain:
 Pelestarian tradisi. Upacara adat perkawinan ini adalah ajaran leluhur. Oleh
karena itu, mempraktekkan ajaran ini secara tidak langsung merupakan salah
satu upaya dalam melestarikan tradisi leluhur.
 Melanjutkan generasi. Salah satu tujuan perkawinan adalah mencetak generasi
penerus sehingga sejarah dan budaya di keluarga atau kelompok masyarakat
tersebut akan berkembang.
 Pelestarian sastra tradisional. Nilai ini terlihat dari pantun berbalas yang
diucapkan saat pertunangan.
 Mempererat dan memperluas hubungan keluarga. Nilai ini tercermin dari tujuan
perkawinan itu sendiri, yakni menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga
besar.

9
BAB III
PENUTUP

Secara umum, adanya upacara adat perkawinan ini menjadi bukti kekayaan kebudayaan
Melayu. Selain itu, upacara ini juga menjadi bukti bahwa leluhur Melayu Bengkalis
sangat menghargai siklus kehidupan, hal ini terbukti dari begitu rincinya prosesi adat ini
digelar. Setiap kebudayaan pasti menyimpan nilai-nilai kehidupan yang baik dan
bermanfaat bagi masyakat, akan tetapi masyarakat itu sendiri yang kurang bisa memetik
hikmah dari setiap adat istiadat yang dibudayakan sehinggah banyak masyarakat yang
tidak bisa mempertahankan kebudayaan mereka sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Tenas. 2006. Tunjuk Ajar Melayu. Yogyakarta: Balai Kajian dan
Pengembangan Budaya Melayu
Ediruslan Pe Amarzia. Senarai Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau, Pekanbaru:
UNRI Press, 2000
http://diasdiari.blogspot.com/2014/02/adat-istiadat-perkawinan-bengkalis.html
http://kab-bengkalis.blogspot.com/2011/11/peroses-adat-perkawinan-melayu.html

11

Anda mungkin juga menyukai