Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Perkembangan Peradaban dan Ilmu


Pengetahuan Daulah Usmani

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1. VIGA INWI YUSPITA
2. PRETTY OKVIDIANI
3. BAYU SUTRISNO
KELAS : XI IPA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI BENGKULU SELATAN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Daulah Usmani

Pada masa Daulah Usmani berkuasa, pemerintahannya sering mengalami perpin


dahan ibu kota. Usman I menjadikan Qurash Hishar sebagai pusat pemerintahannya dengan
nama Syukud. Lalu pada masa Murad I di pindahkan ke Andrianopel, kemudian masa
pemerintahan Muhammad al-Fatih, Konstantinopel ditetapkan sebagai ibu kota
pemerintahannya yang kemudian dikenal dengan nama Istanbul. Hal ini dilakukan untuk
berbagi kepentingan yang lebih strategis bagi kemajuan dan pengembangan pemerintahan
Daulah Usmani.
Daulah Usmani juga mengembangkan teknologi kemiliteran. Di masa pemerintahan
Muhammad al-Fatih, ia telah memperkerjakan seorang insinyur Hongaria untuk menciptakan
jenis meriam yang dapat menembakkan peluru seberat 300 kilogram pada kejauhan satu mil.
Tidak hanya di darat, tetapi kekuatan militer diperkuat dengan adanya armada laut. Hal inilah
yang membuat Daulah Usmani mampu menaklukkan Konstantinopel pada masa
pemerintahan Muhammad al-Fatih, serta menaklukan Asia kecil, Eropa, hingga ke Wina.

Daulah Turki Usmani dalam perkembangannya bisa dikatakan cukup gemilang. Pada
masa keemasannya, Islam menyebar sampai ke wilayah Balkan di Eropa Timur. Jika kita
saksikan di Bosnia, mayoritas penduduknya beragama Islam tidak lain karena wilayah
tersebut dahulu menjadi salah satu kekuasaan Turki Usmani. Zaman keemasan Turki Usmani
terjadi pada masa Sultan Sulaiman I yang bergelar al-Qanuni, peletak undang-undang.
Meskipun demikian, proses menuju zaman keemasan sudah dimulai seabad sebelumnya
dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah di daratan Eropa.

Penaklukan Konstantinopel
Kemajuan dan kejayaan Turki Usmani meliputi berbagai bidang, antara lain
wilayahnya yang demikian luas menjangkau daratan Asia, Afrika, dan Eropa bertumpu pada
pasukan militer yang tangguh, yaitu Janissary dan Taujiyah, di samping ada angkatan laut
yang kuat.

A. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Daulah Usmani


Kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Kerajaan Usmani terjadi pada
masa zaman kejayaannya. Zaman keemasan itu juga ditandai dengan kemajuan ekonomi
perdagangan, hasil pajak, dan peranannya sebagai penghubung antara dunia Timur dan Barat
melalui pelabuhan-pelabuhan yang dikuasainya.
Zaman keemasan ini ditandai dengan ucapan Sultan Sulaiman; "Saya adalah sultan
dari segala sultan, raja dari semua raja, pemberi mahkota kepada raja-raja di muka bumi,
bayang-bayang Allah di bumi, sultan dan raja di Laut Putih (sebutan untuk Laut Tengah) dan
Laut Hitam, raja Rumelia, Anatolia, Kirman, Romawi, Zulkadria, Diyarbakr, Kurdistan,
Azebaijan, Persia, Damaskus, Halb (Aleppo), Kairo, Mekah, Madinah, Yerussalem, Yaman,
dan seluruh negeri Arab, dan negeri-negeri lainnya, semua itu adalah hasil penaklukan ayah
ayahku dan kakek-kakekku yang mulia, semoga Allah menerangi makam mereka, dengan
kekuatan tangan mereka. Sayalah sultan Sulaiman Khan, putra Sultan Salim Khan, putra
Sultan Bayazid Khan."
Sinyalemen dari Sultan Sulaiman mengandung ungkapan bahwa Kerajaan Usmani
telah mencapai beberapa kemajuan antara lain sebagai berikut :

1. Bidang Hukum
Sultan Sulaiman adalah peletak peraturan perundang-undangan pada masa keja yaan
Kerajaan Usmani. Segala tindakan dalam masyarakat diatur dengan undang undang yang
harus dipedomani oleh para pejabat Usmani, sehingga Sultan Sulaiman diberi gelar al-
Qanuni. Beliau memberi tugas kepada Ibrahim al-Halabi (w. 1549 M) lahir di Aleppo, imam
dan khatib Masjid Jami' Muhammad al-Fatih di Istanbul-untuk menyusun kitab undang-
undang yang bernama al-Muntaqa al-Abhur, yang berarti.
Pertemuan laut-laut, yang melambangkan luasnya kekuasaan Kerajaan Usmani yang
meliputi berbagai laut beserta daratannya. Kitab tersebut merupakan salah satu buku
terpenting karya ulama Mazhab Hanafi di bidang hukum yang dijadikan rujukan para hakim
pada Kerajaan Usmani.

2. Bidang Militer
Unsur kemiliteran menempati kedudukan penting dalam basis sosial politik Kerajaan
Usmani. Pasukan Usmani berkembang menurut kehendak alam, belum diorganisasi secara
rapi. Oleh sebab itulah, dibentuklah pasukan baru yang personilnya terdiri atas anak-anak
yang dididik secara khusus. Dari sinilah terbentuk pasukan elite Usmani yang bernama
Janissary atau Inkisyariyah (tentara baru). Mereka ditempatkan di asrama militer di
Andrinopel dan Istanbul.
Faktor utama yang yang mendorong kemajuan di bidang militer bagi Kerajaan
Usmani adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri, yaitu mereka memiliki kedisiplinan dan patuh
pada peraturan.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan


Kerajaan Usmani mempunyai peradaban yang cukup tinggi. Hal itu sebagaimana
yang diperlihatkan pada diri Sultan Sulaiman, ia mampu membuat syair yang indah dalam
bahasa Persia, meskipun tak sehebat ayahnya. Ia seorang yang saleh dan zuhud, serta pernah
menulis al-Qur'an sebanyak 8 jilid dengan tangannya sendiri yang masih tersimpan di masjid
dekat makamnya di Konstantinopel.
Kerajaan Usmani mencapai peradaban tinggi karena kepandaian masyarakatnya yang
adatif terhadap kemajuan di sekitarnya. Binzantium, Persia, dan Arab adalah wilayah yang
kaya akan kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Dari sanalah Usmani mengambil alih
kebudayaan untuk dipakai sebagai landasan kemajuan.

Usmani banyak mengadopsi dan protokoler istana raja-raja Persia, karena ada
hubungan historis yang melatarbelakangi kehidupan Usmani sebelum dan sesudah pindah ke
Asia Barat. Usmani banyak mengikuti sistem organisasi tentara dan pemerintahan
Binzantium yang telah ada lebih dahulu. Usmani juga meneliti dan mengembangkan ilmu
ekonomi, sosial, kemasyarakatan, hukum, dan huruf dari budaya Arab melalui ajaran Islam
yang mereka peluk.
4. Bidang Keagamaan
Masyarakat Turki mempunyai tradisi keagamaan yang kuat. Mereka mewarisi tradisi
itu sejak dari tanah asalnya, yakni Asia Tengah, yang selalu bimbang dan ragu terhadap
kepercayaan lain, kecuali kepercayaan Islam. Mereka menganut Islam Sunni dengan
berpegang pada Mazhab Hanafi. Dalam masyarakat Turki juga berkembang. ajaran tasawuf
atau sufi yang dianut oleh kalangan penguasa maupun kaum awam. Paham sufi lebih
menekankan pada aspek batin daripada aspek lahir dalam kehidupan keagamaan untuk
mendekat diri kepada Allah. Banyak maqam (tingkatan) yang harus dilalui oleh seorang
murid atau calon pengamal ajaran sufi (mutasawwif) sebelum mencapai tingkatan sufi.
Selain Tarekat Maulawiah juga berkembang Tarekat Bektasyi. Tarekat itu
berkembang cukup pesat terutama pada masyarakat awam, termasuk pasukan Janissary.
Namun tarekat itu mengalami surut karena masalah politik, ketika keterlibatan dengan
pasukan Janissary yang membangkang terhadap sultan dan akhirnya dibubarkan oleh Sultan
Mahmud II. pada 1826 M.
Selain itu, berkembang pula Tarekat Naqsyabandiyah di Turki. Tarekat ini sebarkan
oleh Muhammad bin Muhammad Bahauddin Naqsyabandi yang lahir, hidup, hingga wafat
pada tahun 791 H/1389 M di Bukhara. Tarekat ini mengajarkan zikir dalam hati atau zikir
diam, dan tidak disuarakan dengan keras.

Anda mungkin juga menyukai