Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“KHALIFAH- KHALIFAH YANG TERKENAL DINASTI


UMAYYAH”

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEKOLAH MAN 3 BANTUL

DI SUSUN OLEH :

 DIAN WAHYU PRATIWI (9)


 FAIZ ADI NUGRAHA (11)
 RIMA CHELMY LATHIFAH (26)

KELAS : XI IIS 2

MAN 3 BANTUL
TAHUN AJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI
Khalifah-Khalifah Yang Terkenal

1. Muawiyah ibn Abi Sofyan (661-680 M)


Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Hard bin Umayyah bin Abd Asy-Syams bin
Abdul Manaf bin Qushay. Nama panggilannya adalah Abu Abdur Rahman Al-Umawi.
Dia dan ayahnya masuk Islam pada saat pembukaan kota Makkah (fathu
Makkah).[4] Muwiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri dinasti Umayyah dan menjabat
sebagai khalifah pertama pada tahun 661 M. Mu’awiyah meninggal pada bulan rajab
tahun 60 H. Dia di makamkan di antara Bab Al-Jubayyah dan Bab Ash-Shaghir. Di
sebutkan bahwa usianya mencapai 77 tahun.

A. Sistem Pemerintahan
Muawiyah memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah ke kota
Damaskus dalam wilayah Syiria. Muawiyyah adalah penguasa yang kuat dan
administrator yang baik. Ia melakukan perubahan-perubahan dalam administrasi
pemerintahan, dan pada masa pemerintahannya dibangun bagian khusus di dalam
masjid untuk tindakan pencegahan pengamanan bagi dirinya selama menjalankan
shalat, untuk menghindari nasib buruk sebagai mana pernah terjadi pada masa Ali
r.a. Muawiyah adalah orang pertama yang memperkenalkan materai resmi untuk
pengiriman momerandum yang berasal dari khalifah. Naskah yang sah dibuat lalu
ditembus dengan benang dan disegel dengan lilin, yang pada akhirnya dicetak
dengan materai resmi.[5] ia juga membangun angkatan darat yang kuat dan efisien.
Muawiyah juga telah memperkenalkan pelayanan pos (diwanulbarid), kepala pos
memberi tahu pemerintah pusat tentang apa yang terjadi dalam pemerintahan
provinsi.

B. Ekspansi Wilayah
Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Ustman dan Ali dilanjutkan oleh
dinasti ini. Pada zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditakhlukan. Disebelah timur
Muaiyah dapat menguasai Khurasan, sampai ke sungai Oxus dan Afganistan
sampai ke Kabul. Angkatan-angkatan lautnya melakukan serangan ke Bizantium,
Konstantinopel.[6] Selain itu juga dilakukan perluasan ke Afrika Utara.
Ada tiga pendorong bagi Muawiyah untuk menguasai Bizantium. Yaitu:
 Bizantium merupakan basis agama kristen ortodok, yang pengaruhnya dapat
membahayakan umat Islam.
 Orang-orang Bizantium sering mengadakan perampokan ke daerrah Islam
 Bizantium termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan yang melimpah. [7]

C. Strategi Dakwah
Dengan mengatur birokrasi baru yang berciri-khas Syam, dengan strata arab
dan Mawali (ajam atau non-arab).
2. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M)
Dia bernama Abdul Malik bin Marwan bin al- hakam bin Abi Al-‘Ash bin
Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Di lahirkan pada
tahun 26 H. Dia di lantik sabagai khalifah berdasarkan wasiat ayahnya pada masa
pemerintahan Abdullah bin Zubair dan di anggap tidak sah. Di masa Zubair dia
mampu menguasai Mesir dan Syam, kemudian Irak dan wilayah- wilayah di
sekitarnya sehingga Abdullah bin Zubair terbunuh pada tahun 73 H. Sejak kematian
Abdullah bin Zubair inilah pemerintahannya di anggap sah, dan keadaan
pemerintahan stabil.[8]
Pada akhirnya, kekuatan abdullah bin Zubair terdesak. Pasukan bani
Umayyah dapat menguasai kota Makkah, benteng pertahanan terakhir dari Abdullah
bin Zubair dan membunuh Abdullah bin Zubair. Dikuasainya Hijaz ini kemudian
mengakhiri pemberontakan orang-orang Hijaz dan secara otomatis menyatukan
kembali kekuatan bani Umayyah pada satu kepemimpinan.

A. Sistem Pemerintah
Abdul Malik ialah khalifah yang sangat berbakat , dia adalah seorang ahli tata
negara dan administrator yang dapat dibedakan dengan Muawiyah, dan hisyam. Ia
bertujuan untuk menjalankan sistem administrasi umum di provinsi-provinsi
kekuasaan.
Khalifah Abdul Malik sebagai khalifah yang tegas, perkasa dan negarawan
yan[9]g cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan dunia Islam. Ia memiliki
kontribusi penting dalam tata moneter dunia Islam, antara lain diperkenalkannya
dinar dan dirham yang dicetak oleh pemerintah pada waktu itu. Tata administrasi
dan birokrasi pemerintahan juga dipertegas, antara lain dengan dibentuknya
berbagai lembaga pemerintahan yang kemudian mengatur urusan-urusan umat
Islam. Dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi negara.

B. Ekspansi Wilayah
Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh
khalifah Abdul Al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat
berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan
daerah Punjab sampai ke Maltan.[10]
C. Strategi Dakwah
Menurut salah satu riwayat ulama pertama yang memberikan baris dan titik
pada huruf-huruf Al-Quran adalah Hasan Al-Basrhi (624-728 M) atas perintah Abdul
Malik ibn Marwan. Ia menguntruksikan kepada Al-Hajaj untuk menyempurnakan
tulisan Al-quran, Al-hajaj meminta hasan Al-Basrhi untuk menyempurnakannya dan
kemudian dibantu oleh Yahya ibn Yamura (murid Abu Aswad Ad-Duwali).[11]
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga memiliki kontribusi dalam penyebaran
Islam. Politik luar negeri yang berbasis pada penyebaran agama Islam ke luar
daerah juga menuai hasil yang cukup signifikan, antara lain dengan berhasil
dikuasainya Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, dan Samarkand di Asia kecil
yang sekarang masuk ke teritori negara Uzbekistan serta Kazakhstan.
3. Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M)
Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan
ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia.
Pada masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, telah terjadi kemapanan
politik yang mengakhiri periode transisi. Gerakan-gerakan oposisi dan kelompok
penekan telah dipadamkan sehingga kekuatan khalifah Walid cukup kuat. Dengan
adanya kemapanan ini, kebijakan khalifah Walid lebih berkonsentrasi pada
konsolidasi politik dan pelaksanaan politik luar negeri dengan menyebarkan Islam ke
daerah lain dengan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. Pada era ini, tekanan
dari penduduk Hijaz telah mereda dan tidak lagi mengancam eksistensi kekuasaan
khalifah. Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi diberi kebebasan untuk memerintah daerah
Irak. Kebijakan khalifah Walid lebih berorientasi pada ekspansi dan pengembangan
sayap dakwah Islam ke wilayah-wilayah lain. Khalifah Al-Walid memiliki bangunan
sumber daya yang cukup kuat untuk melaksanakan politik luar negerinya tersebut.

A. Sistem Pemerintah
Walid bin Abdul Malik banyak melakukan pembangunan, dia membangun
panti-panti bagi orang-orang cacat. Semua yang terlibat dalam kegiatan humanis ini
digaji oleh pemerintah secara tetap. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang
menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain, pabrik-pabrik, gedung-gedung
pemerintahan dan masjid-masjid megah.

B. Ekspansi Wilayah
Pada masa ini, penyebaran Islam mengalami momentumnya tersendiri
tercatat suatu peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara
menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan
wilayah kekuasaan Islam sampai ke Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan
panglima Thariq bin Ziyad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziyad mencapai
kemenangan, sehingga dapat menguasai kota Cordoba, Granada dan Toledo yang
merupakan wilayah kekuasaan Roderik, penguasa Gothik yang memerintah wilayah
Spanyol dan Portugal.
Khalifah Walid bin Abdul Malik juga berhasil menyebarkan Islam sampai ke
India di bawah kepemimpinan Muhammad bin Qasim. Kemenangan pasukan Islam
di Punjab kemudian memberi peluang untuk masuk ke India yang sangat kental
kekuatan hindunya. Muhammad bin Qasim kemudian berhasil memasuki India
hingga menguasai Delhi yang kelak menjadi raison d’etre kekuatan Islam di India.
Walid bin Abdul Malik menjadi seorang khalifah yang dikenal luas oleh publik
internasional sebagai pemimpin yang disegani. Khalifah Walid berhasil mendesak
kekuatan kaum Gothik di Spanyol serta mulai menyebarkan Islam ke segenap
penjuru Asia. Hal ini tak lepas dari struktur militer yang professional yang telah
dibangun oleh pemerintah pada waktu itu. Militansi kekuatan militer cukup tinggi,
terlihat dari berhasilnya pasukan Thariq bin Ziyad dalam menaklukkan Spanyol,
padahal kekuatan Gothik masih begitu kuat dan pasukan yang dikirim tidak terlalu
besar kuantitasnya.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, walid juga melakukan
pembangunan internal selama masa pemerintahannya untuk kemakmuran rakyat.
Khalifah Walid ibn Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah
daulah bani Umayyah.

C. Strategi Dakwah
Khalifah Walid berhasil mendesak kekuatan kaum Gothik di Spanyol serta
mulai menyebarkan Islam ke segenap penjuru Asia. Hal ini tak lepas dari struktur
militer yang professional yang telah dibangun oleh pemerintah pada waktu itu.
Militansi kekuatan militer cukup tinggi, terlihat dari berhasilnya pasukan Thariq bin
Ziyad dalam menaklukkan Spanyol, padahal kekuatan Gothik masih begitu kuat dan
pasukan yang dikirim tidak terlalu besar kuantitasnya.melakukan perluasan wilayah
kekuasaan Islam, Walid juga melakukan pembangunan internal selama masa
pemerintahannya untuk kemakmuran rakyat.

4. Umar bin Abdul Aziz (717-120 M)


Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu khalifah yang baik diantara
khalifah-khalifah bani Umayah. Dia terpelajar taan beragama dan bertaqwa. Dia juga
merupakan pelopor dalam menyebarkan agama Islam dan memuliakan kepercayaan
ini. Ia dilahirkan di Hulwan kira-kira 24 mil dari Kairo. Ayahnya, Abdul Aziz sudah
menjadkan Hulwan sebagai tempat pemerintahannya. Abdul Aziz memegang
pemerintah sebagai gubernur lebih dari 20 tahun (65-86 H/684-705 M). Umar bin
Abdul merupakan khalifah bani Umayah yang hebat. Beberapa ahli sejarah
mengatakan bahwa pemerintahannya termasyhur seperti halnya pemerintahan Abu
bakar dan Umar. Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz hanya bertahan selama 2 tahun
5 bulan jika ia menjadi khalifah lebih lama dia pasti sudah akan menuliskan
lembaran sejarah dalam sejarah Islam.[12]
A. Sistem Pemerintah
Umar bin Abdul Aziz banyak melakukan perbaikan dan pembangunan
sarana-sarana umum, melakukan sarana irigasi pertanian dan penggalian sumur
dan banyak menyediakan penginapan bagi musaffir. Ia juga dapat menjalin
hubungan baik antara Khawarij dan kelompok Syi’ah.

B. Ekspansi Wilayah
Di zaman Umar bin Abdul Aziz ekspansi wilayah dilakukan ke Prancis melalui
pegunungan Piranne. Serangan ini dilakukan oleh Abdul ibn Abdullahal-Ghafiqi, ia
mulai menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours.
Namun dalam upaya ini Al-Gifaqi terbunuh dan tentaranya kembali ke Spanyol.

C. Strategi Dakwah
 Melakukan tindakan persuasif dan bijaksana dalam menjalankan dakwah
Islam sehingga penduduk yang belum masuk Islam mau masuk Islam.
 Umar ibn Abdul Aziz adalah khalifah yang memelopori penulisan (tadwin) hadist.
Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar ibn Muhammad ibn Amr ibn Hajm (120 H),
gubernur Madinah untuk menuliskan hadist yang ada dalam hafalan-hafalan
penghafal hadist. Atas perintah khslifsh pengumpulan hadist dilakukan oleh ulama.
Di antaranya adalah Abu Bakar Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab Az-
Zuhri (guru imam Malik). Akan tetapi, buku hadist yang dikumpulkan oleh imam Az-
Zuhri tidak diketahui dan tidak sampai kepada kita. Dalam sejarah tercatat bahwa
ulama yang pertama membuktikan hadist adalah imam Az-Zuhri.[13]

5. Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M)


Di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan
berat bagi pemerintahan bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan bani
Hasyim yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat
serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan
dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, bani Abbas.
Sebenarnya Hisyam ibn Abd Al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan
terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat, khalifah tidak berdaya
mematahkannya. Sepeninggal Hisyam ibn Abd Al-Malik, khalifah-khalifah bani
Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin
memperkuat golongan oposisi.

Anda mungkin juga menyukai