Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN ISLAM PERIODE MEKAH

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen pengampu: Sanusi, M.Pd.I

Penulis:

1. Nurul Fitriyani (1710110205)


2. Naila Rizqi Tsania Putri (1710110217)
3. Faizun Nikmah (1710110221)
4. Muhammad Syaiful Anam (1710110231)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS


JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

BAB I

0
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam ialah agama suci yang diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk, pedoman hidup
manusia didunia dan diakhirat.
Arab Saudi merupakan Negara terbesar di Asia Timur Tengah. Di Arab
Saudi terdapat dua tempat suci, yaitu Masjidil Haram di Mekah dan Majid
Nabawi di Madinah. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi
pusat keagamaan Arab.
Mekah adalah salah satu tempat mulia bagi umat muslim bahkan sebelum
Islam datang dan ditambah dengan lahirnya orang yang paling mulia. Mekah
merupakan sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota – kota
di negeri Arab, baik karena tradisinya maupun letaknya. Mekah menjadi
makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu mencerminkan
realitas kesukuan masyarakat Jazirah Arab. Sebagai seorang muslim
hendaknya kita mengetahui sejarah perkembangan Islam khususnya di
Mekah.
Sebelum adanya Islam, masyarakat arab khususnya di Kota Mekah
memiliki kebudayaan jahiliyyah, seperti halnya kaum Quraisy yang pada
masa itu mereka berlomba – lomba membuat berhala kemudian
menyembahnya. Namun, ketika nabi Muhammad SAW lahir dan Islam turun,
secara bertahap Nabi Muhammad SAW mulai mendakwahkan Islam dann
mulai saat itu perlahan – lahan mulai mmberikan pencerahan dan mengubah
kebiasaan masyarakat Mekah untuk tidak menyembah berhala dan
melahirkan kebiasaan untuk menyembah Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1
a. Bagaimana sejarah asal mula Islam muncul di Mekah ?
b. Bagaimana agama Islam di Mekah berkembang ?
c. Apa hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah ?
d. Bagaimana misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui sejarah asal mula Islam muncul di Mekah.
b. Mengetahui perkembangan Islam di Mekah.
c. Mengetahui hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah.
d. Mengetahui misi dakwah Nabi Muhammad SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Asal Mula Islam Muncul di Mekah


Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan agama barunya di Mekah.
Oleh karena itu, kita perlu memahami situasi di Mekah sebelum Nabi
memulai dakwahnya. Sebagaimana yang telah disebutkan, Mekah terletak di
jalur perdagangan internasional, dan dengan sendirinya menjadi pusat
perdagangan yang penting. Mekah memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi
karena letaknya yang berada di jalur penting dari Arabia selatan sampai utara
dan Mediteranian, Teluk Persia, Laut Merah melalui Jiddah dan Afrika.
Mekah adalah salah satu pusat kota penting dengan aktifitas perdagangan
yang ramai. Penduduk yang mendiami wilayah kota ini pada mulanya adalah
bangsa Nomad yang mayoritas penduduknya ialah kaum Badui. Karena
mengalami kesulitan hidup, masyarakat Badui ini mencari tempat tinggal di
kawasan kota yang maju seperti Arab Tengah. Proses ini terus berlanjut
hingga berdirinya kerajaan – kerajaan Islam di berbagai wilayah. Dan pada
kenyataannya, sebagaimana diungkapkan Ibnu Khaldun, proses tersebut
menjadi faktor yang menentukan dalam jatuh bangunnya kerajaan – kerajaan
Islam tersebut.1
Penduduk yang berasal dari bangsa nomad ini, ketika bermigrasi ke pusat
kota, tetap mempunyai watak dan loyalitas kesukaan mereka sendiri (yang
oleh Ibnu Khaldun disebut dengan ‘ashabiyah) karena loyalitas kesukaan
inilah yang menjadi faktor penting dalam membentuk kelompok politik yang
solid.2
Islam lahir di Jazirah Arab. Pada saat itu, Jazirah Arab di apit oleh dua
kekaisaran, yaitu Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Bizantium. Kekaisaran
Persia menetapkan agama Majusi sebagai agama resmi di wilayah mereka.

1 Engineer, Asghar Ali, Asal-Usul dan Perkembangan Islam, INSIST bekerjasama


dengan PUSTAKA PELAJAR (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 1999, hlm.59
2 Ibid, hlm. 60

3
Adapun Kekaisaran Romawi atau disebut juga Kekaisaran Bizantium
menetapkan agama Nasrani sebagai agama resmi dengan Injil sebagai kitab
sucinya.
Sementara itu, masyarakat Mekah ada yang beragama Majusi dan ada
yang beragama Nasrani. Selain itu, sebagian masyarakat ada yang menganut
agama asli nenek moyangnya, yaitu menyembah berhala. Dan ada pula
sebagian yang menganut agama Yahudi. Masyarakat Mekah mereka
menyembah berhala ataupun pepohonan, mereka tidak mempercayai adanya
hari kiamat dan kehidupan akhirat. Sebenarnya, masyarakat Kota Mekah
dahulunya beragama tauhid, yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s.
akan tetapi, karena terputusnya risalah kenabian, mereka menyembah selain
Allah SWT.
Kondisi masyarakat Mekah itu mempengaruhi suku-suku bangsa lainnya.
Hal itu disebabkan setiap tahun Kota Mekah dikunjungi masyarakat lain yang
melakukan ibadah haji. Para peziarah Ka’bah banyak yang tertarik dan
meniru cara ibadah masyarakat Kota Mekah.
Kondisi masyarakat Mekah sebelum Islam lahir disebut zaman Jahiliyah
atau zaman Kebodohan. Kebodohan itu bukanlah dalam hal pengetahuan,
akan tetapi keyakinan dan akhlak. Saat itu kesusatraan Arab sangat maju. Di
sisi lain, ketidakadilan, kejahatan, dan pelanggaran hak asasi manusia marak
terjadi. Martabat wanita dan budak sangat dihinakan. Oleh karena itu, Nabi
Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk mendakwahkan Islam di Mekah.3

B. Perkembangan Islam di Mekah


Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering bertahanus di Gua
Hira. Gua Hira terletak 6 km di sebelah timur Kota Mekah. Di tempat itu,
Nabi Muhammad SAW merenungi keadaan masyarakatnya. Pada tanggal 17
Ramadhan 611 M, datanglah malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang
pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 :

3 Engineer, Asghar Ali, Asal-Usul dan Perkembangan Islam, INSIST bekerjasama dengan
PUSTAKA PELAJAR (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 1999, hlm.60

4
        
        
      

Artinya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ini adalah ayat Al-Qur’an yang pertama yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya wahyu pertama itu menandakan
bahwa Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi utusan Allah SWT. 4
Setelah malaikat Jibril datang yang pertama kali kepada Nabi
Muhammad SAW untuk menyampaikan wahyu yang pertama, ia tidak
datang-datang lagi hingga beberapa waktu. Nabi Muhammad SAW menanti –
nanti kedatangannya lagi. Akhirnya, beliau datang ke Gua Hira seperti
kebiasaannya sebelum menerima wahyu. Hari tidak turunnya wahyu tersebut
disebut Fatratul Wahyi (masa berselangnya wahyu).
Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW datang ke Gua Hira, dan ketika
berada disitu terdengarlah suara dari langit. Lalu, beliau melihat ke atas maka
dilihatlah Malaikat Jibril. Melihat pemandangan itu, tubuh beliau gemetar.
Lalu beliau pelang kerumah. Beliau langsung tidur sambil berkata kepada
keluarganya, “Selimutilah saya! Selimuti saya!”.
Dalam keadaan sedang tidur, datanglah Malaikat Jibril menyamapikan
wahyu yang kedua yakni surah al – Muddatsir Ayat 1-7:
        
       
    

Artinya :
1. Hai orang yang berkemul (berselimut),
4 Darsono, H, T. Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, Solo, 2017,hlm.34.

5
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan)
yang lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Ayat ini menjadi pertanda dimulainya misi Rasulullah SAW dalam
berdakwah menyebarkan agama Islam, dengan memberikan peringatan
kepada seluruh umat manusia agar menyembah Allah SWT dan mengesakan-
Nya.
Rasulullah SAW berdakwah dengan menggunakan dua strategi diantara
adalah sebagai berikut :
1. Dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi - sembunyi
Rasulullah SAW melakukan dakwah yang pertama kalinya ialah
kepada keluarga dan sahabatnya. Mulai dari Khodijah (isterinya), Ali bin
Abi Thalib (Putra pamannya), Abu Bakar (sahabatnya), dan Zaid bin
Harisah (pembantunya). Kemudian diikuti oleh Usman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah
bin Ubaidilah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Abil Arqam.
Mereka yang masuk Islam generasi pertama disebut Assabiqunal
Awwalun.
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi –
sembunyi bermaksud menyiapkan orang – orang yang mendukung beliau
dan menyiapkan orang – orang yang menjadi juru dakwah beliau. Rumah
Arqam bin Abil Warqam dijadikan sebagai pusat dakwah pada saat itu.
2. Dakwah Raulullah SAW secara terang – terangan
Setelah 3 tahun Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi –
sembunyi. Turunlah firman Allah SWT :
      
Artinya :
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (QS. Al-Hijr[15] : 94).

6
Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar Nabi
Muhammad SAW mendakwahkan Islam secara terang – terangan.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ialah
mengumpulkan warga di Bukit Safa. Setelah semua berkumpul di Bukit
Safa termasuk Abu Lahab paman Nabi, Rasulullah SAW berdialog dengan
warga hingga beliau bersabda bahwa sesungguhnya beliau di utus oleh
Allah SWT sebagai pemberi peringatan bahwa adanya siksaan Allah SWT
yang sangat keras. Namun sebelum Nabi selesai bicara, Abu Lahab
memotong pembicaraan beliau dengan mengatakan “Celakalah kamu
wahai Muhammad, apakah hanya untuk ini kau kumpulkan kami ?” Abu
Lahab melempari Nabi Muhammad SAW menggunakan batu.
Dakwah Rasulullah SAW dientang dan ditolak oleh pamannya
sendiri yaitu Abu Lahab beserta isterinya. Dengan adanya penolakan
tersebut Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab yang isinya tentang
siksaan akibat sikap Abu Lahab dan isterinya.
Menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta
pengikut setianya tidak mundur. Sedikit demi sedikit dakwa Islam tetap
berjalan. Pada masa – masa awal tersebut, orang – orang yang dapat
menerima dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan tertindas
dan kaum miskin.5

C. Hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah


Dalam proses mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad SAW mendapat
banyak rintangan, tantangan, serta ancaman dari berbagai kalangan. Namun,
Abu Thalib semasa hidupnya ia melindungi Rasulullah dalam proses
berdakwah.
Banyak tokoh Quraisy yang membujuk Abu Thalib agar melepaskan
perlindungan terhadap Nabi Muhammad SAW. Diantara tokoh – tokoh
tersebut adalah Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan Utbah bin Rubi’ah.
Merekalah kaum yang paling bersemangat untuk mengahalangi dakwah Nabi
Muhammad SAW.

5 Ibid, hlm 35-38.

7
Adanya desakan untuk menghentikan dakwah yang bertubi – tubi sempat
membuat Abu Thalib goyah. Akhirnya, ia berusaha membujuk Nabi
Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya. Akan tetapi, permohonan
pamannya tersebut ditolak.6
Para pengikut Nabi Muhammad SAW banyak yang mengalami siksaan
yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Diantara sahabat beliau adalah Bilal bin
Rabbah yang mendapat siksaan yang kejam dengan cara dikat, dijemur
dibawah terik matahari, dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk,
Usman bin Mazam di pukul kepalanya hingga menyebabkan matanya rusak,
keluarga Amr bin Yasir, Zubair bin Awwam, dan Abu Bakar.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kaum
muslimin dalam berdakwah dan itu menunjukkan Islam adalah agama yang
benar – benar kuat sehingga pengikut Islam bertambah banyak. Untuk
mengahdapi hambatan – hambatan yang sangat berat tersebut, Nabi
Muhammad SAW memerintahkan untuk hijrah (pindah) ke Ethiopia atau
Habasyah.
Selain berbentuk siksaan fisik dan bujukan, usaha kaum kafi Quraisy
untuk menghalangi dakwah Rasulullah SAW juga dilakukan dengan
pemboikotan selama 3 tahun. Bentuk pemboikotan itu antara lain :
1. Tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2. Tidak mau berjual beli dengan orang Islam,
3. Tidak mau menikah dengan orang Islam.
namun, pemboikotan itu berhenti setelah papan pengumuman pemboikoyan
yang dipasang di Ka’bah hancur dimakan rayap. Selain itu, beberapa kaum
Quraisy tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.7
Kemudian Nabi Muhammad SAW mendapat kesulitan baru lagi setelah
meninggalnya dua orang yang dicintainya, yakni Abu Thalib (usia 87 tahun)
dan Khadijah (usia 50 tahun) dalam waktu yang bersamaan yaitu hanya

6 Peradaban Islam Rasulullah Periode Makkah, (2014), online, Tersedia :


http://fuadhasanspi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-peradaban-islam-rasulullah.html diakses pada
tanggal 19 september 2017

7Perjalanan Dakwah Islamiyyah Rasulullah SAW Periode Mekah dan Madinah, (2010),
tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2314/1/MOHAMMAD%20IRFANDI-
FDK.PDF

8
berselang tiga hari saja. Tahun ini dinamakan “Amul Khuzni” yang berarti
tahun kesedihan dengan wafatnya dua orang yang selalu melindunginya.8
Orang – orang Quraisy semakin keras mengganggu Rasulullah SAW
sehingga beliau merasa tertekan sekali. Nabi Muhammad SAW menyiarkan
agama ke Thaif di tengah suku Thaif, namun beliau ditolak oleh penduduk
Thaif bahkan mereka menyakiti beliau dengan melempari batu. Beliau
berlindung ke kebun milik Utbah dan Syaibah anak – anak Rabi’ah yang
memperhatikan keadaannya.
Nabi Muhammad saw tidak putus asa dalam menyiarkan dakwah Islam
terutama ke kebilah-kabilah yang ada di Makkah seperti mendatangi rumah
-rumah Bani Kindah, Bani Kalb, Bani Amir dan Bani Hanifah ibn Sa’sa’ah.
Namun mereka menolak dakwahnya. Setelah masa berkabung berlalu
berfikirlah Nabi untuk kawin lagi, dengan harapan dapatlah perkawinan itu
menghibur hatinya. Maka dipilihlah Aisyah binti Abi bakar yang masih
berumur tujuh tahun, karenanya hanya akad nikah yang dilaksanakan,
sedangkan perkawinannya dilakukan dua tahun kemudian. Perkawinan itu
dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dengan Abu Bakar yang
telah menemani Nabi sejak awal mula Islam.

D. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW


Suatu perubahan atau suatu hal baru dalam masyarakat akan
menimbulkan pendukung dan penentang. Hal tersebut terjadi ketika Nabi
menyebarkan misi dakwahnya. Sebelum memulai dakwahnya, Nabi
Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Beliau
memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh serta fatonah yang sangat bermanfaat
dalam proses dakwahnya.
Misi dakwah Nabi Muhammad SAW mengubah masyarakat jahiliyyah
menjadi masyarakat yang sejahtera berdasakan agama tauhid. Dalam
berdakwah, Rasulullah SAW menggunakan siasat – siasat agar dakwah beliau
diterima oleh masyarakat Mekah. Pada tahap awal, beliau mengumpulkan

8 Masa Pembinaan Pendidikan Islam Periodesasi Mekah Madinah, (2016), tersedia:


https://fauziladzim27.files.wordpress.com/2016/04/makalah-masa-periodisasi-islam-mekkah-
madinah.pdf

9
pendukung setia. Cara yang digunakan beliau ialah dengan sembunyi –
sembunyi dan ditujukan kepada orang – orang terdekatnya.
Tahap kedua adalah mulai berdakwah secara terbuka. Pada tahap ini,
hambatan yang menghalangi dakwah beliau semakin membesar sehingga
beliau memerintahkan untuk berpindah sambil tetap melanjutkan misi
dakwah.
Nabi Muhammad SAW akhirnya berpindah melakukan dakwahnya ke
Madinah. Beliau menyusun kekuatan untuk tetap melanjutkan dakwahnya,
Semua tahapan berdasarkan petunjuk Allah SWT dan dengan berpegang
teguh pada petunjuk Allah SWT akhirnya Nabi Muhammad SAW mencapai
keberhasilan.
Dari perjuangan – perjuangan Nabi Muhammad SAW mendakwahkan
Islam di Mekah kita dapat meneladani perjuangan beliau diantaranya sebagai
berikut :
1. Menampilkan sikap terpuji dan memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan
fathonah.
2. Menyebarkan misi dakwah Islam melalui orang – orang terdekat terlebih
dahulu untuk mencari pendukung setia.
3. Menyusun kekuatan untuk mendakwahkan Islam dan membela
kebenaran.
4. Menyandarkan keberhasilan pada Allah SWT.9

9 Darsono, H, T. Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Tiga Serangkai Pustaka


Mandiri, Solo, 2017,hlm.45-47.

10
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang Perkembangan Islam Periode


Mekah diatas kita dapat mengambil kesimpulan diantaranya
sebagai berikut :
1. Kondisi masyarakat Mekah sebelum Islam yang tidak
menerima agama tauhid serta memiliki kebiasaan yang tidak
sesuai dengan ajaran agama, maka Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW untuk mendakwahkan agama Islam.
2. Islam di Mekah berkembang memiliki tahapan – tahapan yaitu
Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi – sembunyi untuk
mencari pendukung setia, dan Rasulullah SAW berdakwah
secara terang – terangan setelah mendapat pendukung yang
cukup.
3. Dalam berdakwah Rasulullah SAW mendapat banyak
rintangan, hambatan, serta ancaman dari kaum Quraisy
diantaranya ialah siksaan fisik, bujukan, serta pemboikotan
dimana hal itu sangat mengancam dalam proses dakwah kaum
muslimin. Ditambah lagi, ketika Rasulullah SAW ditinggal oleh
dua orang yang disayanginya. Namun Rasulullah SAW tidak
berputus asa dan tetap melanjutkan dakwah beliau dan
dengan semangat juang kaum muslimin membuat pendukung
serta pengikut kaum muslimin semakin bertambah banyak.

11
4. Misi dakwah Rasulullah SAW adalah mengubah masyarakat
Jahiliyyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan
agama tauhid serta mengubah kebiasaan masyarakat Mekah
yang tidak sesuai ajaran agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, H, T. Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Tiga


Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2017.

Perjalanan Dakwah Islamiyyah Rasulullah SAW Periode Mekah dan Madinah,


(2010), tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2314/1/MOHAM
MAD%20IRFANDI-FDK.PDF

Engineer, Asghar Ali, Asal-Usul dan Perkembangan Islam, Insist bekerjasama


dengan Pustaka Pelajar(Anggota IKAPI), Yogyakarta,1999

Masa Pembinaan Pendidikan Islam Periodesasi Mekah Madinah, (2016), tersedia:


https://fauziladzim27.files.wordpress.com/2016/04/makalah-masa-
periodisasi-islam-mekkah-madinah.pdf

Peradaban Islam Rasulullah Periode Makkah, (2014), online, Tersedia :


http://fuadhasanspi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-peradaban-islam-
rasulullah.html

12

Anda mungkin juga menyukai