Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PERADABAN ISLAM PEERIODE MEKKAH

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pembimbing :

Muhammad Ainun Najib, M.Fil.I

Oleh :

Fakhriyatus Shobah (123111830018)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB & DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

September,2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung,September 2018

Penyusun
BAB I

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan pengalaman pada masa silam yang bisa dijadikan peajaran untuk
hari ini/masa depan. Makkah adalah tempat yang mulia menurut islam. Bahkan sebelum
datangnya islam. Islam lahir di mekkah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Pada periode
Makkah inilah keadaan bangsa Arab yang penduduknya menyembah berhala, berjudi,
mabuk-mabukan, membunuh bayi perempuan, dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan
keji yang dilakukan oleh masyarakat Arab pada saat itu.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW
baik ketika beliau dalam keadaan berdakwah di Makkah dan diangkat sebagai Rasul.
Makalah ini akan menjelaskan lebih luas bagaimana lika-liku perjuangan Nabi Muhammad
SAW dalam menegakkan agama Islam di Makkah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan Makkah sebelum masuknya Islam?
2. Bagaimana proses dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah?
3. Bagaimana keadaan Makkah setelah masuknya Islam?

C. Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui keadaan Makkah sebelum Islam
2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana proses dakwah Nabi Muhammad
3. Pembaca dapat mengetahui keadaan Makkah setelah masuknya Islam
BAB II

PEMBAHASAN

1.Keadaan Makkah sebelum masuknya Islam


Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa – bangsa disekitarnya
yang lebih dahulu maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk
ke jazirah Arab melalui beberapa jalur yaitu 1) melalui hubungan dagang dengan bangsa lain,
2) melalui kerajaan – kerajaan protektorat, dan Hirah, 3) masuknya misi Yahudi dan Kristen.1

Mayoritas bangsa Arab menganut agama Yahudi mereka berhubungan dengan bangsa
– bangsa Syiria, Persia, Habshi, Mesir, dan Romawi. Penganut agama Yahudi juga banyak
mendirikan koloni di Jazirah Arab yaitu di Yatsrip. Mayoritas penganut agama Yahudi
tersebut pandai bercocok tanam dan membuat alat – alat dari besi, seperti perhiasan, dan
persenjataan.
Selain agama Yahudi, mereka juga menganut agama Kristen. Aliran Kristen yang
masuk ke jazirah Arab ialah aliran Nestorian, Di Hirah, dan aliran Jacob-Barady di Ghassan.
Penganut aliran Nestorian lah yang bertindak sebagai penghubung antara kebudayaan Yunani
dan kebudayaan Arab pada masa awal kebangkitan Islam.
Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab
kebanyakan masih menganut agama asli mereka. Yang mana percaya pada banyak dewa yang
diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala – berhala tersebut dipusatkan di
Ka’bah, tetapi di tempat – tempat lain juga banyak terdapat banyak berhala. Salah satu
berhala – berhala tersebut adalah Hubal yang dianggap sebagai dewa terbesar, Latta yaitu
dewa tertua dan Uzza. Berhala – berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan
mengetahui nasib baik dan buruk.
Makkah adalah kota yang paling terkenal diantara kota – kota yang ada di jazirah
Arab. Makkah juga memiliki letak yang strategis. Makkah dilalui jalur perdagangan yang
menghubungkan Yaman dan Syiria di utara. Mereka hidup dan bermasyarakat yang
berkelompok menurut suku dan ras. Dan karena itulah kemudian menyebabkan maraknya
terjadi peperangan antar suku bangsa Arab. Kepercayaan bangsa Arab saat itu sangat tidak

1
Dedy Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2016, hal 54
menentu arahnya. Hingga diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi nabi dan rosul sekitar
tahun 611 M.
Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul pada umur ke 40 tahun. Pada saat itu beliau
merenung ke gua Hira yaitu tepatnya beberapa kilometer di utara Makkah. Disanalah Nabi
Muhammad mula - mula berjam – jam kemudian berhari – hari bertafakkur. Pada tanggal 17
Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah
yang pertama yaitu surat Al – Alaq ayat 1- 5. Dalam wahyu pertama ini, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

2. Proses dakwah Nabi Muhammad periode Makkah


a. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Allah menurunkan wahyu yang membawa perintah kepada Nabi Muhammad SAW
yaitu surat Al-Muddatsir ayat 1-7. Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah
berdakwah. Karena pada saat itu beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka orang
yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya.
Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah. Kemudian saudara sepupunya Ali bin
Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya, lalu
Zaid bekas budaknya yang telah menjadi anak angkatnya. Dengan dakwah secara
diam-diam ini, belasan orang telah memeluk agama Islam.
b. Dakwah secara terang-terangan
Setelah bebrapa lama Nabi Muhammad berdakwah secara diam-diam, maka
turunlah perintah agar Nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Semula ia
mengundang dan menyeru kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib. Langkah
dakwah seterusnya yang diambil Nabi Muhammad adalah menyeru kepada Islam
dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.
Mula-mula ia menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Di
samping itu, ia juga menyeru orang-orang yang datang ke Makkah dari berbagai negeri untuk
mengerjakan Haji. Dengan usahanya yang gigih, jumlah pengikut Nabi yang tadinya hanya
belasan orang, makin hari makin bertambah. Terutama terdiri dari kaum wanita, budak,
pekerja, dan kebanyakan dari mereka adalah orang yang lemah.2

3.Keadaan Makkah sesudah masuknya Islam

22
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, Hal 19
Setelah Nabi dakwah secara terang-terangan, pemimpin Quraisy mulsi
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut
Nabi, semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Banyak cara yang
ditempuh ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad.
Pertama-tama mereka mengira bahwa kekuatan Nabi, terletak pada perlindungan dan
pembelaan Abu Thalib. Kemudian kaum Quraisy mempengaruhi Abu Thalib untuk
memerintahkan Nabi berhenti berdakwah. Dan Abu Thalib tampaknya cukup terpengaruhm
sehingga ia mengharapkan Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwahnya. Namun
Muhammad menolaknya.
Lambat laun posisi umat Islam semakin kuat. Dengan menguatnya posisi umat Islam,
kaum Quraisy memperkeras dan menempuh cara baru dengan melumpuhkan kekuatan
Muhammad yang bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang di tempuh ialah
pemboikotan. Tidak seorangpun penduduk Makkah diperkenankan melakukan hubungan jual
beli dengan Bani Hasyim. Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hsyim mengalami kelaparan,
kemiskinan, dan kesengsaraan yang tak ada bandingannya.
Pemboikotan itu berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa
yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang keterlaluan. Namun, tidak lama kemudian
Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan pelindung utamanya yang meninggal dunia dalam
usia ke 87 tahun. Dan tiga hari setelah itu, Khadijah istri Nabi meninggal dunia pula.
Sepeninggal dunia kedua pendukung itu, kafir Quraisy tidak segan-segan lagi
melampiaskan nafsu amarahnya terhadap Nabi. Untuk menghibur Nabi yang sedang ditimpa
duka, Allah mengisra’ dan memikrajkan beliau pada tahun ke-10 kenabian. Berita tentang
Isra’ Mi’raj ini menggemparkan masyarakat Makkah. Bagi orang kafir, ia dijadikan bahan
propaganda untuk mendustakan nabi. Sedangkan bagi orang yang beriman, itu merupakan
ujian keimanan. 3
Setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, muncul perkembangan besar bagi dakwah Islam.
Karena sejumlah penduduk Yatsrib yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj yang berhaji ke
Makkah, mereka menemui Nabi dan masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun ke 11- kenabian, 6 orang dari suku Khazraj menemui Nabi agar
bersedia mempersatukan kaum mereka yang bermusuhan di Yatsrib.

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2015, Hal 24
Kedua, pada tahun ke-12 kenabian, terdiri dari 10 orang suku Khazraj, 2 orang
suku Aus dan seorang wanita menemui Nabi dan menyatakan ikrar kesetiaan kepada
Nabi. Ketiga, pada tahun ke-13 kenabian, sebanyak 73 orang dari Yatsrib meminta
kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka akan berjanji membela Nabi
dari segala macam ancaman. Nabi menyetujui usul yang mereka ajukan.
Setelah itu ternyata kaum Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Nabi dan
orang-orang Yatsrib itu. Mereka semakin gila melancarkan intimidasi terhadap kaum
muslimin. Hal itu membuat Nabi segera memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke
Yatrsib. Dalam waktu dua bulan, kurang lebih 150 orang kaum muslimin telah meninggalkan
kota Makkah.4

4
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Yayasan Pusaka Riau, Riau, 2007, Hal 41
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Dedy, Sejarah Peradaban Islam (Bandung, Pustaka Setia, 2016)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta, PT Raja Grafindo
Persada, 2015)
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam (Riau, Yayasan Pusaka Riau, 2007)

Anda mungkin juga menyukai