Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arab saat sebelum kedatangan Islam serta oleh segala kalangan Muslim
sesudah kehadiran Islam bersumber pada ketetapan Allah lewat Nabi Ibrahim as
yang setelah itu dikukuhkan oleh Nabi Muhammad Saw. Mekah merupakan suatu
kota yang sangat berarti serta populer di antara kota- kota di negara Arab, baik
sebab tradisinya ataupun sebab posisinya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang
ramai, menghubungkan Yaman di sebelah selatan serta Syria di sebelah utara.
Dengan terdapatnya Ka’ bah di tengah kota, Makkah jadi pusat keagamaan Arab.
Ka’ bah merupakan tempat mereka berziarah. Di dalamnya ada 360 berhala, yang
mengelilingi berhala utama Hubbal. Hubbal merupakan patung yang sangat
diagungkan selain patung- patung yang lain seperti Manah, al-Lata serta al-Uzza.
Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam telah menyimpang jauh dari
ketentuan ajaran Allah Swt. Pada masa pra-Islam terdapat dua kekuatan peradaban
dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang
menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam. Dua kekuatan besar tersebut
merupakan dua super power dunia pada masa itu sekaligus merupakan adikuasa
dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama Islam belum dikenal dalam
percaturan sejarah dunia sebelumnya. Peradaban Arab ketika itu memiliki corak,
yaitu bobroknya moralitas bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang
positif, sehingga peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban Jahiliah.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Peradaban Islam Di Zaman Nabi Muhammad Saw?
b. bagaimana perkembangaan peradaban islam di beberapa bidang?

C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui Peradaban Islam Di Zaman Nabi Muhammad Saw
b. Mengetahui perkembagaan perdaban islam dalam beberapa bidang

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw


1. Periode Mekah
Makkah adalah kota yang paling terkenal diantara kota yang ada di jazirah
Arab. Makkah juga memiliki letak yang strategis. Makkah dilalui jalur
perdagangan yangmenghubungkan Yaman dan Syiria di utara. Mereka hidup dan
bermasyarakat yang berkelompok menurut suku dan ras. Dan karena itulah
kemudian menyebabkan maraknyaterjadi peperangan antar suku bangsa Arab..
Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul pada umur ke 40 tahun. Pada saat
itu beliaumerenung ke gua Hira yaitu tepatnya beberapa kilometer di utara
Makkah. Disanalah NabiMuhammad mula - mula berjam- jam kemudian berhari-
hari bertafakkur. Pada tanggal 17Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allahyang pertama yaitu surat Al –Alaq
ayat 1- 5. Dalam wahyu pertama ini, dia belumdiperintahkan untuk menyeru
manusia kepada suatu agama .proses dakwah nabi muhammad periode mekah
sebagai berikut:
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi, Allah menurunkan wahyu yang
membawa perintah kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat Al-
Muddatsir ayat 1-7. Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah
berdakwah. Karena pada saat itu beliau berdakwah secara sembunyi-
sembunyi, maka orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah
keluarga dan sahabat dekatnya. Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah.
Kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang baru berumur 10
tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya, lalu Zaid bekas budaknya
yang telah menjadi anak angkatnya. Dengan dakwah secara diam-diam ini,
belasan orang telah memeluk agama Islam.
2. Dakwah secara terang-teranggan, Setelah bebrapa lama Nabi Muhammad
berdakwah secara diam-diam, maka turunlah perintah agar Nabi
menjalankan dakwah secara terbuka. Semula ia mengundang dan menyeru
kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib. Langkah dakwah seterusnya

2
yang diambil Nabi Muhammad adalah menyeru kepada Islam dengan
terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.
Mula-mula ia menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-
negeri lain. Di samping itu, ia juga menyeru orang-orang yang datang ke
Makkah dari berbagai negeri untuk mengerjakan Haji. Dengan usahanya
yang gigih, jumlah pengikut Nabi yang tadinya hanya belasan orang,
makin hari makin bertambah. Terutama terdiri dari kaum wanita, budak,
pekerja, dan kebanyakan dari mereka adalah orang yang lemah.
3. Dakwah di luar mekah, Pada bulan syawal tahun kesepuluhdari kenabian,
Nabi Muhammad saw. Keluar dari Mekkah menuju Tha'if. Jarak antara
Tha'if dan Mekkah sekitar 60 mil. Perialanan tersebut beliau tempuh
dengan berjalan kaki, pulang pergi. Beliau ditemani oleh Zaid bin
Haritsah.Setiap melewati suatu kabilah di jalan, beliau serukan Islam
kepada mereka, namun tiada seorang pun yang menyambutnya.Setiba di
Tha'if, beliau mendatangi tiga pemuka bani Tsagif, yaitu Abu Yalil,
Mas'ud dan Hubaib. Mereka adalah keturunan Amri bin Umar ats-Stagafi.
Beliau mengajak mereka menolaknya. salah seorang dari mereka
mengatakan "Dialah"yang akan menghancurkan kain Ka'bah jika Allah
mengutusmu" yang lain mengatakan "Demi Allah saya tidak akan
mengajak kamu berbicara selamanya. Jika kamu benar-benar seorang
Rasulullah saw. Kamu lebih berbahaya dari pada au mengajak kamu
berbicara.Selama sepuluh har, Rasulullah saw. Berada di Tha'if, selama
itu beliau mendatangi dan mengajak seluruh pemuka mereka, namun
mereka mengatakan "kelurlah kamu dari daerah kami". Kemudian mereka
mengerahkan orang-orang bodoh dan budak-budak untuk mencaci maki
Rasulullah bahkan melempari Rasulullah dengan batu.Namun Rasulullah
tidak dendam dengan mereka bahkan Rasulullah mendoakan mereka agar
diberi petunjuk.
Setelah Nabi dakwah secara terang-terangan, pemimpin Quraisy mulsi berusaha
menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi,
semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Banyak cara yang ditempuh
ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad.

3
Pertama-tama mereka mengira bahwa kekuatan Nabi, terletak pada
perlindungan dan pembelaan Abu Thalib. Kemudian kaum Quraisy
mempengaruhi Abu Thalib untuk memerintahkan Nabi berhenti berdakwah.
Dan Abu Thalib tampaknya cukup terpengaruhm sehingga ia mengharapkan
Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwahnya. Namun Muhammad
menolaknya.
Lambat laun posisi umat Islam semakin kuat. Dengan menguatnya posisi
umat Islam, kaum Quraisy memperkeras dan menempuh cara baru dengan
melumpuhkan kekuatan Muhammad yang bersandar pada perlindungan Bani
Hasyim. Cara yang di tempuh ialah pemboikotan. Tidak seorangpun penduduk
Makkah diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim.
Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hsyim mengalami kelaparan, kemiskinan, dan
kesengsaraan yang tak ada bandingannya
Pemboikotan itu berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari
bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang keterlaluan.
Namun, tidak lama kemudian Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan
pelindung utamanya yang meninggal dunia dalam usia ke 87 tahun. Dan tiga
hari setelah itu, Khadijah istri Nabi meninggal dunia pula.
Sepeninggal dunia kedua pendukung itu, kafir Quraisy tidak segan-segan
lagi melampiaskan nafsu amarahnya terhadap Nabi. Untuk menghibur Nabi
yang sedang ditimpa duka, Allah meng isra’ dan memikrajkan beliau pada
tahun ke-10 kenabian. Berita tentang Isra’ Mi’raj ini menggemparkan
masyarakat Makkah. Bagi orang kafir, ia dijadikan bahan propaganda untuk
mendustakan nabi. Sedangkan bagi orang yang beriman, itu merupakan ujian
keimanan. 1
Setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, muncul perkembangan besar bagi dakwah
Islam. Karena sejumlah penduduk Yatsrib yang terdiri dari suku Aus dan
Khazraj yang berhaji ke Makkah, mereka menemui Nabi dan masuk Islam
dalam tiga gelombang:
1. Tahun ke 11- kenabian, 6 orang dari suku Khazraj menemui Nabi agar
bersedia mempersatukan kaum mereka yang bermusuhan di Yatsrib.
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2015, Hal 24

4
2. Tahun ke-12 kenabian, terdiri dari 10 orang suku Khazraj, 2 orang
suku Aus dan seorang wanita menemui Nabi dan menyatakan
ikrar kesetiaan kepada Nabi.
3. Tahun ke-13 kenabian, sebanyak 73 orang dari Yatsrib meminta
kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka akan
berjanji membela Nabi dari segala macam ancaman. Nabi
menyetujui usul yang mereka ajukan.
Setelah itu ternyata kaum Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Nabi dan
orang-orang Yatsrib itu. Mereka semakin gila melancarkan intimidasi terhadap
kaum muslimin. Hal itu membuat Nabi segera memerintahkan para sahabatnya
untuk hijrah ke Yatrsib. Dalam waktu dua bulan, kurang lebih 150 orang kaum
muslimin telah meninggalkan kota Makkah.2

B. Periode Madinah
Ketika Nabi masih berada di Mekkah, banyak dari penduduk Yatsrib sering
melaksanakan Ibadah Haji ke kota Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh Nabi
untuk mengajak penduduk Yatsrib yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam
Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang datang ke Mekkah menyatakan masuk Islam.
Bahkan, pada tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang
berjumlah 12 orang di bukit aqabah danmelakukan perjanjian. Perjanjian ini
disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi.
2. Rela berkorban harta dan jiwa.
3. Tidak akan menyekutukan Allah.
4. Tidak membunuh dan berdusta5. bersedia membantu menyebarkan Islam.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa peradaban dan
pemikiran Islam pada masa Rasulullah Saw. Berkembang dalam dua periode
yakni periode Mekah dan periode Madinah. Kedua periode tersebut berkembang
pula peradaban dalam berbagai bidang

2
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, Yayasan Pusaka Riau, Riau, 2007, Hal 41

5
B. Perkembangan Peradaban Islam di Beberapa Bidang Pada Masa Nabi
Muhammad Saw
1. Bidang sosial
Adapun keadaan sosial mereka, terdapat beberapa segi yang baik dan ada
pula yang buruk. Segi-segi yang baik, contohnya setia kepada kawan,
menepati janji, hormat kepada tamu, tolong menolong antara anggota-anggota
kabilah. Segi-segi yang buruk, misalnya merendahkan derajat wanita, suka
bermusuhan lantaran masalah sepele.
Kehidupan bangsa Arab sebelum Islam dikenal dengan istilah jahiliah,
artinya kebodohan. Bodoh bukan berarti tidak bisa membaca atau menulis,
terbukti dengan banyaknya bermunculan penyair andal ketika itu. Namun,
mereka bodoh dalam akhlak dan moral, mereka tidak mampu membedakan
mana yang hak dan yang batil. Salah satu bukti kebodohan mereka adalah
setiap kali perempuan mereka melahirkan bayi perempuan, langsung mereka
kubur hidup-hidup. Hal itu mereka lakukan karena menurut pandangan
mereka memiliki anak perempuan adalah sebuah kehinaan.
Kehidupan bangsa Arab berubah setelah diutusnya Nabi akhir zaman, sang
pembaru Islam, yang membawa kebaikan bagi seluruh alam, Nabi Muhammad
Saw. Nilai-nilai Islam yang diajarkan Nabi Saw. membawa kepada kebenaran
dan melepaslan mereka dari perilaku nista, seperti menyembah berhala dan
berperang sesama mereka tanpa alasan yang jelas.
Tradisi masyarakat yang seiring berperang antar suku hingga
berkepanjangan, berubah menjadi persatuan dalam akidah dengan diangkatnya
Nabi Muhammad Saw. sebagai Pemimpin. Membentuk hubungan baik antara
sesama manusia, yaitu mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum ansar.
Rasulullah mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar yang terhimpun
didalamnya persatuan umat dan aqidah Islamiyah yang datang kepada mereka
dari Allah Swt. Yang telah ditetapkan atas seluruh manusia menjadikan amal
peribadatannya ikhlas karena Allah Swt tidak peruntukkan kepada sesuatu
yang bertentangan kecuali pada ketakwaan dan amal saleh.

6
2. Bidang Ekonomi
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara,
ekonomi mereka yan terepenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy
berdagang sepanjang tahun. Dalam bidang ekonomi ada dikenal dengan istilah
ilaf, yaitu perjalanan komersial yang merupakan tradisi masyarakat Islam di
Mekkah yang dilegitimasi dalam al-Quran Surah alQuraisy.
Musim panas ke Syria, sedangkan musim dingin ke Yaman. Perdagangan yan
paling ramai di Kota Mekah yaitu selama musim “Pasar Ukaz”, yaitu pada bulan
Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa
keadaan ekonomi saat itu sudah membaik atau bisa dikatakan ekonomi menengah
dikalangan para sahabat, sedangkan ekonomi dikalangan budak tergolong kepada
ekonomi lemah.
Sedangkan di Keadaan ekonomi kota Madinah( Yatsrib) ialah wilayah
persawahan serta perkebunan yang jadi sandaran hidup penduduk setempat.
Pemasukan terbesarnya merupakan kurma dan anggur. Kurma merupakan hasil
alam yang memberikan manfaat banyak bagi kehidupan mereka, diantaranya
sebagai makanan, alat bangunan, pabrik, makanan hewan, bahkan seperti mata
uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika terdesak. Kurma madinah juga
banyak macamnya. Hal ini tidak menafikan laju bisnis dikota madinah, meski
tidak semarak dikota Mekah yang tidak memiliki persawahan karena air yang
sangat terbatas.
Dikota Madinah terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola
oleh orang-orang Yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah Yahudi terkaya di
Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak. Allah telah jadikan tanah Kota
Madinah sangat subur, sehingga banyak sumur-sumur air yang dapat mengairi
persawahan dan perkebunan dengan lancar tanpa hambatan. Walaupun demikian,
kebutuhan pangan mereka tidak memadai, sehingga mengimpor dari Syam
semacam tepung, minyak, serta madu. Tidak hanya hasil alam, penduduk
Madinah mempunyai hewan ternak seperti Unta, sapi, kambing serta kuda. Di
Madinah ada banyak pasar, yang populer pasar Bani Qainuqa. disitu pula ada toko
minyak wangi. Serta macam-macam jual beli yang lain, yang cocok dengan ajaran
Islam ataupun tidak.

7
Mata duit yang digunakan di Makkah serta Madinah merupakan dirham
dan dinar. Kehidupan Madinah mengalami perubahan dari waktu ke waktu,
diantaranya rumah bertingkat, terdapat halaman rumah, terdapat kursi, danlainlain
yang mencerminkan peradaban masyarakat Madinah saat itu. Adapun sumber
utama (primer) keuangan negara pada masa Rasulullah periode Madinah ialah
sebagai berikut:
a) Pada tahun kedua Hijriah turun surat al-Anfal dalam sebuah ayat tentang
harta rampasan pesan (ghanimah), yang artinya “seperlima bagian
merupakan untuk Allah serta Rasul- Nya ialah (untuk negera digunakan
buat kesejahteraan universal) serta buat saudara Rasul, anak yatim, orang
yang memerlukan serta orang yang lagi dalam ekspedisi”.
b) Pada tahun kedua Hijriah, sedekah fitrah diwajibkan setiap bulan
ramadhan. Semua zakat adalah sedekah, sedangkan sedekah wajib disebut
zakat.
c) Tahun keempat hijriah, kekayaan negara diperoleh dari harta fai dan harta
waqaf dari Bani Nadir (salah satu suku yang tinggal dipinggiran Madinah)
d) Jizyah, pajak yang dibayarkan oleh orang non muslim khususnya ahli
kitab, demi jaminan proteksi jiwa, harta ataupun kekayaan, ibadah, bebas
dari nilai- nilai serta tidak harus militer. Besarnya jizyah merupakan satu
dinar pertahun buat orang berusia yang sanggup membayarnya. Tidak
wajib uang tunai, bisa juga berbentuk benda serta jasa.
e) Pada tahun ketujuh hijriah, adanya Kharaj. Ialah pajak tanah dipungut dari
non- Muslim kala khaibar ditaklukkan. Tanahnya diambil alih oleh orang
Muslim serta owner lamanya menawarkan buat mencerna tanah tersebut
selaku pengganti sewa tanah serta bersedia membagikan sebagian hasil
penciptaan kepadanegara. Jumlahnya tetap yaitu setengah dari hasil
produksi.
f) Ushr merupakan bea impor yang dikenakan kepada seluruh pedagang.
Dibayar cuma sekali dalam setahun serta cuma berlaku terhadap benda
yang nilainya lebih dari 200 dirham.3

3
Lesnida, Haidar Putra Daulay, Zaini Dahlan Peadaban dan Pemikiran Islam Pada Masa Nabi
Muhammad SAW

8
g) Pada tahun kesembilan hijriah, zakat mulai diwajibkan. Dengan adanya
perintah ini, mulai ditentukan para pegawai pengelolanya, mereka tidak
digaji secara resmi namun mendapat bayaran tertentu sari dana zakat.4
Pendapatan lain yang diperoleh pemerintah adalah berasal dari hasil tebusan para
tawanan perang. Ketika terjadi perang Badar, kaum Muslimin berhasil
mengalahkan kaum Kafir Makkah dan memperoleh banyak tawanan perang.
Rasulullah Saw menetapkan uang tebusan sebesar 4000 dirham untuk setiap
tawanan perang. Terhadap tawanan miskin dan tidak mampu membayar sebesar
jumlah tersebut, Rasulullah meminta setiap dari seorang untuk mengajar membaca
10 orang anak Muslim. Sedangkan Sumber Sekunder Keuangan Negara pada
masa Rasul adalah:
a) Uang tebusan untuk para tawanan perang.
b) Pinjaman- pinjaman (sesudah penaklukan kota Mekah) buat pembayaran
uang pembebasan kalangan muslimin.Khusus atas rikaz harta karun
temuan pada periode sebelum Islam.
c) Khusus atas rikaz harta karun penemuan pada periode saat sebelum Islam.
d) Amwal Fadhla (berasal dari harta barang kalangan muslimin yang wafat
tanpa ada pewaris, ataupun berasal dari beberapa barang seseorang muslim
yang meninggalkan negerinya.
e) Nawaib, ialah pajak yang jumlahnya lumayan besar yang dibebankan pada
kalangan muslimin yang kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negeri
sepanjang masa darurat serta ini sempat terjalin pada masa perang tabuk
f) Zakat fitrah.
g) Wujud lain sedekah misalnya qurban serta kaffarat.
Rasulullah merupakan kepala negera pertama yang menghadirkan konsep baru
dibidang keuangan negera di abad ketujuh, yaitu seluruh hasil pengumpulan
negera wajib dikumpulkan terlebih dahulu serta setelah itu dikeluarkan sebanding
kebutuhan negera. Hasil pengumpulan itu merupakan kepunyaan negera serta
bukan kepunyaan individu. Tempat pengumpulan ini dinamakan dengan Baitul
Maal ataupun bendahara negera.

4
Anafarhanah, 2015

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Disini kita dapat melihat ketepatan Rasulullah dalam mengambil langkah-
langkah pembinaan, sebab hanya dengan kesatuan dukungan ummatlah yang
dapat menegakkan masyarakat yang akan dibangun. Dan kesatuan ummat itu
hanya bisa terwujud bila ada persaudaraan dan saling mencintai, ini penting untuk
dilakukan Rasulullah sebab sisa-sisa kejahiliyahan dan fanatisme kesukuan masih
mungkin timbul bila tidak segera dipersaudarakan baik antara Muhajirin dengan
Anshar maupun sesama kaum Anshar yang sebelumnya sering terjadi peperangan
di antara mereka. Disisi lain bertujuan untuk menumbuhkan saling tolong
menolong, dimana kaum Muhajirin dating ke Madinah tanpa membawa apa-apa.
Dengan solidnya masyarakat Islam yang didasari tauhid yang kokoh dan
persatuan yang saling mencintai maka untuk melakukan perjanjian dengan pihak
luar akan bias dilakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Syamruddin. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Riau: Yayasan Pustaka


Riau.
Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Cet-27. Jakarta: Rajawali Press.

https://republika.co.id/berita/q4ipm9430/kondisi-madinah-sebelum-kedatangan-
nabi-muhammad

Zarkasyi, Hamid Fahmi. 2010. Peradaban Islam, Makna Strategi


Pembangunannya, Ponorogo: CIOS.

11

Anda mungkin juga menyukai