Anda di halaman 1dari 7

Riwayat Hidup Nabi Muhammad Saw

1. Sebelum Masa Kerasulan (Kelahiran Nabi Muhammad)

Kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah terjadinya kristalisasi pengalaman
baru pada dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat,
termasuk hukum-hukum yang dipakai pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad Saw
dalam memenangkan kepercayaan bangsa arab pada waktu yang bisa dibilang singkat itu,
kemampuannya berhasil memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab. Sebagian dari nilai
budaya Arab pra-Islam, untuk beberapa hal di ubah dan di teruskan oleh masyarakat dalam
tatanan moral Islam.

Nabi Muhammad sendiri dilahirkan pada tahun Gajah, tahun dimana ketika pasukan Gajah
Abrahah menyerang Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun pasukan Abrahah
mengalami kehancuran. Peristiwa itu kira-kira terjadi pada tahun 570 M (12 Rabiul Awal).
Kemudian Nabi Muhammad di percayakan pada Halimah dari suku BanuSa’ad untuk diasuh
dan di besarkan. Asuhan Halimah hingga sampai Nabi berusia 6 tahun.

Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad telah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah Aminah
ibu Nabi meninggal, Abdul Muthalib kakek Nabi mengambil tanggung jawab merawat Nabi.
Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia. Tanggung jawab selanjutnya
beralih kepada paman Nabi, Abu Thalib. Dalam usia muda, Nabi Muhammad hidup sebagai
pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah. Melalui kegiatan
pengembala ini Nabi menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Kegiatan ini
membuatnya jauh dari segala nafsu duniawi, sehingga dia terhindar dari berbagai macam
noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu sejak muda Nabi sudah dijuluki al-amin
(orang yang terpercaya).

Bukan hanya di juluki sebagai al-amin, Nabi juga adalah seorang yang bijaksana. Peristiwa
penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi pada usianya yang ke
35 tahun. Waktu itu bangunan ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di lakukan secara gotong
royong. Para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat
terakhir, ketika pekerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad di tempatnya
semula, timbul perselisihan. Setiap suku merasa berhak melakukan tugas terakhir dan
terhormat itu. Perselisihan semakin memuncak namun, akhirnya para pemimpin quraisy
sepakat bahwa orang yang pertama masuk Ka’bah melalui pintu Shafa akan di jadikan hakim
untuk memutuskan perkara ini, ternyata orang yang pertama masuk adalah Nabi Muhammad.
Ia pun akhirnya di percaya menjadi hakim. Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan
hajar aswad di tengah-tegah, lalu meminta kepada seluruh kepala suku memegang tepi kain
dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu, Nabi
Muhammad kemudian meletakan batu itu pada tempat semula. Dengan demikian perselisihan
dapat di selesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan cara
penyelesaian seperti itu.

Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan perjalanan (usaha) untuk
pertama kali berdagang ke siria (syam). Dalam perjalanan ini di Bushra sebelah Selatan Siria
ia bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda
kenabian Nabi Muhammad sesuai dengan pentunjuk cerita-cerita Kristen.

Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria membawa barang dagangan
seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan
ini, Nabi Muhammad memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah kemudian melamar
Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.

2. Masa Kerasulan

Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, Di Gua Hira
malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah yang
pertama. Pada usia Nabi yang menjelang 40 tahun itu Allah telah memilih Muhammad
sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di perintahkan untuk menyerukan manusia kepada
satu agama.

A. Fase Mekkah

Fanatisme bangsa Quraisy terhadap agama nenek moyang telah membuat Islam sulit
berkembang di Mekkah walaupun Nabi Muhammad sendiri berasal dari suku yang sama.

Secara umum pada periode Mekkah, kebijakan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad
adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya bukan kenabiannya. Implikasinya, dakwah
dengan strategi politik yang memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan
berbagai persoalan social lebih tepat di bandingkan oleh aspek kenabiannya dengan
melaksanakan tabligh. Ada dua cara dakwah Rasulullah Saw ialah:

1) Dakwa Secara Diam-Diam


Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau
melakukannya secara diam- diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya.
Karena itulah, orang pertama kali yang menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat.
Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama berhala dan hanya mau
menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu berhasil.

Orang-orang yang pertama beriman adalah:

1. Khadijah

Perkawinan Nabi dengan Khadijah sendiri dikaruniai enam orang anak, dua putra dan
empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, UmmuKulsum dan Fatimah.
Dua putranya meninggal waktu kecil.

2. Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.

3. Bilal.

4. Abu Bakar Al-Shiddiq.

Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk masuk agama
islam. Orang-orang ini tekenal dengan julukan As-Sabiqun al-Awwalun, orang yang
terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn
Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka itu
mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri.

2) Dakwa Secara Terbuka

Setelah beberapa lama berdakwa secara diam-diam turunlah perintah agar Nabi menjalankan
dakwah secara terbuka dan langkah berikutnya ialah berdakwa secara umum. Nabi mulai
menyeru segenap lapisan masyarakat kepada islam secara terang-terangan. Setelah dakwah
terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwa Rasul. Semakin
bertambahnya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang di lancarkan kaum
Quraisy.

Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang-orang quraisy menentang
seruan Islam ialah:

a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.

b. Nabi Muhammad menyeru kepada hak bangsawan dengan hamba sahaya.


c. Para quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di
akhirat

d. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa arab

e. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

B. Fase Madinah

Madinah tak hanya dihuni oleh satu suku tunggal, namun ada beberapa suku. Madinah
adalah sebuah perkampungan dimana ada permusuhan yang sengit dan anarkis antara suku
Aus dan suku Khazraj. Imbas dari permusuhan tersebut adalah jiwa juga ekonomi rakyat
kecil yang terancam dan menimbulkan permasalahan eksistensi masyarakat Madinah.

Masyarakat Madinah sebelum islam terdiri 2 suku, yaitu suku arab dan suku yahudi.
Keduanya bermusuhan dengan sangat lama. Kaum yahudi sampai melakukan siasat atau
strategi untuk memecah belah dan menyebarkan permusuhan dan kebencian di antara suku
Aus dan Khazraj. Klimaks nya adalah pada saat perang Bu’as di tahun 618M.

Setelah kedua suku berdamai, suku khazraj pergi ke mekah dan mendirikan kemah.
Rasulullah SAW menyambangi kemah mereka kemudian memperkenalkan islam dan
mengajak mereka bertauhid kepada Allah SWT. Suku Khazraj pun menyatakan masuk islam
dan berjanji akan mengajak penduduk yatsrib masuk islam.

Setelah isra’ dan mi’raj, terjadilah perkembangan yang amat besar dalam dakwah
islam. Perkembangan tersebut antara lain adalah penduduk yatsrib yang berhaji ke mekkah.
Dan saat itulah Rasulullah SAW mengajak para sahabatnya untuk berhijrah ke yatsrib. Dalam
kurun waktu 2 bulan, hamper semua kaum muslimin dengan jumlah kurang lebih 150 orang
meninggalkan kota mekkah untuk mencari perlindungan di Madinah.

Kaum yahudi yang mendengar hal tersebut sangat khawatir akan hancurnya
perniagaan mereka karena yatsrib sendiri terletak di antara kota mekkah dan syam. Karena
kekhawatiran tersebut, muncul rencana jahat yaitu dengan membunuh Rasulullah. Abu jahal
menyiasati ide yang paling aman yaitu dengan memilih seorang pemuda dari masing masing
kabilah untuk membunuh Rasulullah secara bersamaan.

Rasulullah yang mendengar hal tersebut berdiskusi kepada abu bakar. Sang sahabat
pun dengan suka rela menawarkan diri untuk menemani Rasulullah pergi ke yatsrib.
Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tidur di ranjangnya sehingga kaum
musyrikin akan mengira Rasulullah masih berada di atas tempat tidurnya.

Ketika Rasulullah dan Abu Bakar keluar rumah, Rasulullah menebarkan pasir
kehadapan kafir quraisy seraya berkata “alangkah kejinya mukamu” lantas dengan sekejap
kafir quraisy tidak sadarkan diri dan tidak mengetahui bahwa Rasulullah dan Abu Bakar telah
meninggalkan rumah.

Rasulullah meninggalkan rumah pada malam 27 shafar tahun ke 14 kenabian atau 12


September 622M. selama 13 tahun Rasulullah berdakwah di mekkah dengan segala
perjuangan dan pertentangan juga permusuhan. Namun lain halnya dengan penduduk
Madinah yang menerima Rasulullah dengan tangan terbuka dan hati bahagia. Maka dari itu
perkembangan islam masyarakat Madinah sangat pesat. Terlebih dalam bidang :

1. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan. Pembentukan ini adalah suatu


perubahan dari zaman jahiliah menuju moralitas yang beradab. Dengan asas dii bawah
bimbingan Rasulullah yaitu :
a. Pembangunan masjid Nabawi
Berawal dari berhentinya unta tunggangan Rasulullah disuatu tempat, kemudia
Rasulullah memerintahkanagar tempat tersebut di jadikan masjid. Tatkala
pembangunan selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada
bulan syawal. Dan sejak itulah Madinah di kenal sebagai Madinah al munawarrah.
b. Persaudaraan antara kaum muhajirin dan anshar
Dikukuhkannya ikatan persaudaraan (UkhwahIslamiyah) antara golongan Anshar
dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah lama
bermusuhan dan bersaing.
c. Kesepakatan untuk saling membantu kaum muslimin dan non muslimin
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang arab,
serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (BaniNadhir, BaniQuraizhah,
dan BaniQainuqa’). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk
terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian
d. Peletakan asas politik, ekonomi, sosial.
Dibangunnya masjid bukan hanya menjadi tempat ibadah, melainkan menjadi
tempat pusat kegiatan pemerintahan, Rasulullah juga membentuk kegiatan
persaudaraan atau mu’kat, juga membentuk pasukan tentara.
2. Bidang politik. Rasulullah menciptakan piagam Madinah yang berlaku bagi
penduduk Madinah muslim maupun non muslim. Piagam ini adalah UUD negara
islam atau daulah Islamiyah yang pertama. Islam tercatat telah mengenal sistem
kehidupan masyarakat majemuk dan kebhinekaan melalui piagam Madinah. Nabi
SAW meletakkan dasar kehidupan yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru di
bawah kepemimpinan beliau. Masyarakat baru ini adalah masyarakat majemuk,
asalnya dari 3 golongan penduduk.
a. Kaum Muslim; Muhajirin&Anshar. Mereka adalah kelompok mayoritas.
b. Kaum Musyrik, orang2 yang berasal dari suku Aus & Khazraj yang belum masuk
Islam. Kelompok ini golongan minoritas.
c. Ketiga adalah kaum Yahudi

C. Tujuan Dakwah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW tentunya memiliki beberapa tujuan dalam berdakwah yakni :

1. Membentuk kepribadian Islam


Kepribadian islam juga disebut syakhiyyah rabbaniyyah atau qur’an berjalan.
Manusia Rabbani tersebut paling tidak memiliki 10 ciri utama ialah : saliimul akidah
(akidahnya selamat), shahiihul ‘ibadah (ibadahnya benar), matiinulkhuluq (mulia
akhlaknya), qawiyyuljism (kuat dan sehat fisiknya), mutsaqqafulfikri (memiliki
wawasan yang luas), jihadun lii nafsi (berjihat terhadap dirinya dari kejahatan hawa
nafsu), harisun ‘alaawaqtihaa (mampu menjagah dan mengelolah waktu), qadirum
‘alalkasbi ( mampu berdiri di atas kaki sendiri), husnu lii syu’unihi (bagus
urusannya), dan anfa’ulinnaas (bermanfaat bagi orang lain)
2. Membentuk keluarga islam. Keluarga ini terbentuk karena adanya pernikahan antara
pemuda dan pemudi Rabbani.
3. Membentuk masyarakat islam yang mana masyarakat tersebut mencintai Al – Qur’an
dan Sunnah. Menjauhi kemunkaran, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa
dan berhaji.
4. Membentuk khilafah Islamiyah. Yang mana dalam 2 makna khilafah yaitu pemakmur
bumi dan penguasa bumi berdasarkan syari’at islam.
5. Menjadi guru dunia. Islam adalah sebaik baiknya guru dunia, guru peradaban dan
kegelimangan kasih sayang.

Anda mungkin juga menyukai