METODE PERIWAYATAN HADIS Syarat Penerima & Periwayat Hadis Syarat Penerima Hadis
Mumayyiz Syarat Menyampaikan Hadis
Islam Baligh Adil (Integritas) Dabit (Intelektualitas) Metode Periwayatan Hadis
1. Metode al-Sama’ min lafz{i al-
Syaikh 2. Metode al-Qira>’ah ‘ala al-Syaikh 3. Metode al-Ija>zah (pemberian izin) 4. Metode al-Muna>walah (penyerahan) 5. Metode al-Kita>bah (korespondensi) 6. Metode al-I’la>m (pemberitahuan) 7. Metode al-Was|iyyah (wasiat) 1. Metode al-Sama’ min lafz{i al-Syaikh Maksud: Mendengarkan lafaz hadis secara langsung melalui lisan guru. Bentuk: Guru membacakan lafaz hadis baik dari hafalannya atau dari kitabnya sedangkan para murid mendengarkan lafaz tsb (baik dalam bentuk mendengar saja tanpa menulis atau mendengar dengan menulis). Kedudukan: Metode teringgi menurut mayoritas ulama salaf dan khalaf. . Bahkan boleh mendengar dibalik hijab (tabir) apabila suara guru dikenali. Penggunaan kata: خبرني , ' أ,معت أ'خبرنا , ' ح,َح' َّدثَنَا , ' س,دثني س'معنا أ'نبأني,أ'نبأنا 2. Metode al-Qira>’ah ‘ala al-Syaikh Maksud: Pembacaan hadis seorang murid kepada guru. Istilah lainnya, metode ‘Ard{ () ع'رض. Bentuk: Seorang murid membaca hadis kpd guru dan guru mendengarkan utk mengklarifikasi kebenaran bacaannya. Si pembaca bisa dari sang perawi atau orang lain. Bacaannya bisa dari hafalan murid atau dari kitab. Sedang sikap guru bisa mengikuti hafalan pembacanya atau memegang kitabnya sendiri, ataupun memegang kitab dari seorang perawi terpercaya. Kedudukan: Metode teringgi menurut mayoritas ulama salaf dan khalaf. . Bahkan boleh mendengar dibalik hijab (tabir) apabila suara guru dikenali. 3. Metode al-Ija>zah (pemberian izin) Maksud: Yaitu seorang syaikh (guru) mengizinkan muridnya meriwayatkan hadis darinya baik dengan ucapan maupun tulisan. Bentuk: seorang guru mengatakan kepada salah seorang muridnya: Aku izinkan kepadamu untuk meriwayatkan dariku” biasanya para syaikh meng-ija>zah-kan sesuatu tertentu kepada muridnya seperti ketika guru mengatakan: “aku Ija>zahkan kepadamu meriwayatkan seluruh riwaytaku dalam tulisan ini” atau mengatakan “aku Ija>zahkan kepadamu meriwayatkan dariku dalam kitab ini” atau mengatakan “aku ija>zahkan kepadamu Sahih al-Bukhari>” . 4. Metode al-Muna>walah (penyerahan) Dua Macam. (1) Muna>walah yang disertai dengan ija>zah. Seperti seorang guru memberikan kitabnya kepada sang murid lalu mengatakan kepadanya: “Ini riwayyatku dari fulan, maka riwayatkanlah dariku” . (2) Muna>walah yang tidak diiringi dengan ija>zah. Seperti seorang guru memberikan kitabnya kepada sang murid dengan hanya mengatakan: “Ini adalah riwayatku”. Lambang periwayatan: ن اولني,ن اولنيإجازة. 5. Metode al-Kita>bah (korespondensi) Menuliskan hadis buat seseorang untuk diriwayatkan Dua Macam metode al-Kita>bah: (1) Al-Kita>bah ma’a al-Ija>zah (penulisan yang disertai dengn izin) seperti perkataan guru kepada muridnya: “Aku Ijazahkan (izinkan periwayatannya) apa yang aku tuliskan untukmu” . (2) Al-Kita>bah tanpa disertai Ija>zah, para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini sebahagian memperbolehkan dengan syarat jika penulisnya diketahui dan sebahagian lainnya melarang. Lambang periwayatan: أ'خبرنيك'تابة, ح'دثني ك'تابة. 6. Metode al-I’la>m (pemberitahuan) Maksudnya: Seorang guru memberitahukan kepada muridnya bahwa hadis ini atau kitab ini adalah riwayatnya dari fulan, dengan tidak disertakan izin untuk meriwayatkannya. Para ulama berbeda pendapat tentang hukum meriwayatkan hadis bila diterima melaui metode ini, sebahagian membolehkan dan sebahagian tidak membolehkkan. Lambang periwayatan: أ'علمني لا''شيخي. 7. Metode al-Was|iyyah (wasiat) Seorang guru meninggalkan wasiat kepada sang murid agar menulis/meriwayatkan hadis yang ditinggalkannya. Lambang periwayatan: كتاب ح'دثنيوصية , '''الن ب '''أوصى لإ''ي ف. 8. Metode al-Wija>dah (Temuan) Seorang perawi menemukan kitab atau tulisan seorang perawi lain tanpa ada izin dalam periwayatannya. Dan ini bukanlah cara belajar yang di akui. Lambang periwayatan:الن '''خط ف '''الن ق''رأ'ت ب , '''خط ف '''وجدت ب. Selamat Belajar