DOSEN PEMBIMBING
Dr. H. Asep Ahmad Faturrohman. Lc., M.Ag
OLEH
ABSTRAK
Ilmu tajwid merupakan ilmu yang mempelajari atau menerangkan tata cara membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Allah SWT memerintahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil yaitu
membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Qur’an dengan terang, teratur dan tidak terburu-buru serta
mengenal tempat-tempat wakaf sesuai dengan hukum-hukum tajwid. Ilmu tajwid bertujuan untuk
memberikan tuntunan bagaimana pengucapan ayat yang tepat sehingga lafal dan maknanya
terpelihara. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang belum memahami tentang membaca
Al-Quran yang baik dan benar dengan berbagai alasan. Salah satunya beralasan tidak mengetahui
hukum-hukum tajwid.
Pada penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran mengenai bacaan
imalah dan isymam,hasil penelitian ini diperoleh bahwa ada Bacaan imalah dibagi menjadi dua
macam yaitu: Imalah Shughra, Imalah Kubra. isymam adalah memoncongkan dua bibir tanpa
bersuaradan bernafas untuk mengiringi huruf yang mati, sebagai isyarat dhommah. Dalam al-Qur'an
bacaan ini hanya terdapat pada 1 tempat, yakni:Surat Yusuf ayat 11: اَل ت َۡأ َ۫۫منَّا
A. Pendahuluan
Mempelajari ilmu Tajwid hukumnya fardhu ain bagi setiaporang islam karena
dalam membaca Al-Qur’an tajwid mutlak digunakan, didalam membaca Al-Qur’an
salah penyebutan maka akan salah arti dan makna.
Aspek bacaan al-Qur’an atau qira’ah –dalam pengertian yang lebih luas,
bukan hanya sekedar melafazhkan huruf Arab dengan lancar– merupakan salah satu
aspek kajian yang paling jarang diperbincangkan, baik dikalangan santri atau kaum--
HUKUM BACAAN IMALAH DAN ISYMAM Rizky Irmawan
terpelajar, padahal membaca al-Qur’an tergolong ibadah mahdhah yang paling utama.
Hal ini barangkali bisa dimengerti, mengingat kurangnya kitab atau buku yang secara
panjang lebar mengupas ilmu qira’ah dan minimnya guru al-Qur’an yang memiliki
kemampuan memadai tentang itu dan juga terlalu padatnya disiplin ilmu yang
dipelajari.
Maka dari itu pada kesempatan inilah, kita akan membahas tentang hukum
bacaan imalah dan Isymam yang menurut saya sangat penting untuk dipelajari .
karena materi ini masih banyak yang belum memahaminya. Semoga makalh ini
bermanfaat bagi yang membacanya dan semoaga mendapat keberkahan dari Allah
SWT . Aamiin…
HUKUM BACAAN IMALAH DAN ISYMAM Rizky Irmawan
س ِم هَّللا ِ َم ْجر ٰى َها َو ُم ْر ٰس َها إِنَّ َربِّى لَ َغفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم ْ َوقَا َل
ْ ِار َكبُو ْا فِ ْي َها ب
Cara bacanya seperti melafalkan “re” pada kata mereka dan pare (lebih
tepatnya harus talaqqi oleh guru). Diterapkan imalah pada ( ) َمجْ ٰرىهَاadalah untuk
memberi arti berjalan di laut. Kata ( ) َمجْ ٰرىهَاberasal dari kata ()ج َرى
َ yang bisa berarti
berjalan di atas daratan atau mengalir/berjalan di permukaan laut/air.
Apabila kita belajar tentang qiraat sab’ah, baca imalah banyak dijumpai pada
qiraat Imam Hamzah, Imam Al-Kisa’iy dan riwayat Ibnu Dzakwan dari Ibnu ‘Amir.
imalah dalam qiraat Imam Hamzah dan Imam Al-Kisa’iy diterapkan pada kata yang
َ () ُه َدى, dan () َقلَى.
terdapat alif layyinah (alif berbentuk ya’) seperti pada kata ()والض َُّحى,
Adapun dalam qiraat Ibnu ‘Amir riwayat Ibnu Dzakwan, imalah diterapkan pada kata
seperti ()جا َء.Bacaan
َ imalah diakui termasuk salah satu dialek bahasa Arab standar
(fasih) untuk penduduk Najed dari suku Tamim, Qais dan Asad.
Ada juga bacaan yang menyerupai imalah yaitu taqlil yang termasuk pada
qiraat Imam Nafi’ riwayat Warsy pada dzawat Ya’, dan Imam Abu ‘Amr pada lafazh
yang berwazan ()فُ ْعلَى, ()فِ ْعلَى, dan ()فَ ْعلَى. bedanya taqlil lebih mendekati fathah.
tengah yaitu bunyi bacaan mengikuti rasm, sedangkan gerakan bibir mengikuti lafadz
asal.
Dalam qira’ah imam Ibnu Amir riwayat As-Susy, bacaan isymam dikenal
dengan sebutan idgham kabir, yaitu bertemunya dua huruf yang sama dan sama-sama
hidup lalu melebur menjadi satu huruf bertasydid. Dalam qira’ah Imam Ashim
riwayat Hafs, hanya dikenal satu idgham saja, yaitu idgham shaghir yakni
mengidghamkan dua huruf yang sama yang salah satunya mati. Menurut bahasa,
bahwa lafadz “ ” ﺎَﻟ ﺗَﺄْ َﻣﻨَّﺎdapat difahami berasal dari lafadz “ ” ﺎَﻟ ﺗَﺄْ َﻣﻨُﻨَﺎyang terdapat dua
nun yang diidharkan, nun yang pertama di rafa’kan dan yang kedua dinashabkan.
Nun yang pertama dirafa’kan karena termasuk fi’il mudlari yang tidak kemasukan
“amil nawashib” maupun jawazhim.
Menurut Imam Hafash bacaan isymam hanya berlaku disatu tempat, yaitu QS. Yusuf
ayat 11:
اشمام
ِ قَالُ ْوا يَٓااَبَانَا َمالَ َك اَل تَأْ َمنَّــــــاع َٰلى يُ ْوسُفَ َواِنَّا لَ ٗه لَنَا
َص ُح ْون
1. Nun tasydid diuraikan sehingga menjadi dua nun: yang satu mati (sukun)
sedang yang lain hidup (fathah). Misalnya lafadh : اَل تَأْ َم ْننَا
2. Nun mati pertama sebagai tempat bacaan isymam, sehingga melafadkan nun
itu ()اَل تَأْ َم ْن, kedua bibir dimonyongkan ke depan sebagaimana melafadkan
huruf nun (melalui asmaul huruf).
3. Menarik bibir yang monyong tersebut sambil mengucapkan nun kedua,
sehingga lengkap menjadi : اَل تَأْ َم ْننَا1
1
M.Abdurrahman, Ilmu Qiroatil Qur’an Imam Hafash, (Banten: Percetakan Offset,Tth ),
hlm.19.
HUKUM BACAAN IMALAH DAN ISYMAM Rizky Irmawan
C. PENUTUP
Imalah Shughra
Imalah Kubra
b. Isymam menurut bahasa adalah moncong. sedangkan menurut istilah,
isymam adalah memoncongkan dua bibir tanpa bersuaradan bernafas
untuk mengiringi huruf yang mati, sebagai isyarat dhommah.
D. SARAN
saya menyadari bahwa sangat banyak terdapat kesalahan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Jadi saya sangat mengharap kepada pembaca agar memberikan
kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan yang akan datang.
HUKUM BACAAN IMALAH DAN ISYMAM Rizky Irmawan
E. DAFTAR PUSTAKA