MAKALAH
DOSEN PEMBIMBING :
Disusun oleh :
Kelompok 4
Ahmad Mubarak
Arnita
Hikmatul Fitriah
2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Penulisan Alif Maqshurah
2. Penulisan Alif Mamduhah
3. Perbedaan Alif Maqsurah dan Alif Mamdudah
4. Penulisan Alif yang dihilangkan (Hazf)
5. Penulisan Alif yang ditambahkan (Ziyadah)
6. Penulisan Alif pada Mansub bertanwin
7. Penulisan “Idzan dan Idza”
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis bahasa arab memang di perlukan ketelitian,maka dari itu salah satu
pelajaran penting yaitu dengan Qowa’idul imla.Sebelum belajar metode imla’ kita
membahas pengertian Qowaidul terlebih dahulu, lalu kita perlu mengetahui apa itu
qowaid.Qowa’id adalah tata bahasa untuk menyusun kalimat di dalam Bahasa
Arab.Apabila kita sudah menguasai Qowa’id secara baik,metode selanjutnya yaitu
dengan belajar imla’.Imla’ berarti talqin,yaitu menyampaikan atau mendiktekan
kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar
dari segi bahasa dan mempelajarinya.
Imlak adalah mendikte atau menyampaikan kepada orang lain dengan suara
keras-keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dalam segi bahasa dan
mempelajarinya. Ilmu imla‟ ini sangat penting bagi kita, terutama bagi kehidupan kita
yang mayoritas beragama islam dan tentunya kita harus bisa membaca dan menulis
arab, karena bahasa arab merupakan bahasa dari kitab umat islam. Maka dari itu
tentunya perlu bagi kita untuk mengetahui caracara penulisan huruf arab. Apalagai
untuk kehidupan pada zaman moderen yang sekarang ini kita jalani.
Di zaman modern ini banyak yang tidak peduli dengan bagaimana cara
penulisan arab yang baik dan benar bahkan lalai dengan betapa pentingnya kita
mengetahui tatacara penulisan arab yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
Di kehidupan yang serba canggih ini menuntut kita harus mengikuti
perkembangan zaman yang sekarang berjalan. Sehingga secara tidak sadar kita
perlahan-lahan semakin meninggalkan kaidah-kaidah islam. Bahkan ironisnya banyak
dari kita yang belum bisa menulis arab. Disini penulis akan sedikit membahas tentang
Alif Maqshurah dan Alif Mamduhah, Alif Hadzf dan Alif Ziyadah, Alif pada Mansub
bertanwin, dan Penulisan “Idzan dan Idza”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Memahami dan Membedakan Antara Alif Maqshurah dan Alif
Mamduhah?
2. Bagaimana Cara Penulisan Alif yang dihilangkan (Hazf) dan ditambahkan
(Ziyadah)?
3. Bagaimana Cara Penulisan Alif pada Isim Mansub bertanwin?
4. Bagaimana Cara Penulisan“Idzan dan Idza”?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui cara Memahami dan Membedakan Antara Alif Maqshurah
dan Alif Mamduhah.
2. Untuk Mengetahui Cara Penulisan Alif yang dihilangkan (Hazf) dan
ditambahkan (Ziyadah).
3. Untuk Mengetahui Cara Penulisan Alif pada Isim Mansub bertanwin.
4. Untuk Mengetahui Cara Penulisan“Idzan dan Idza”.
BAB II
PEMBAHASAN
Alif tersebut selamanya tidaklah asli, namun adakalanya hasil dari perubahan atau
ditambahkan. Alif yang merupakan hasil perubahan, adakalanya dari waw, seperti
َ )ال َع, atau ya’, seperti ( )الفَتَىkarena didalam tatsniyyahnya kita ucapkan (ص َوا ِن
(صا َ ) َع
ِ َ)فَتَي.
dan (ان
Alif tersebut dinamakan Alif Maqshurah. Alif tersebut ditulis dengan bentuk
ya’, ketika berada ke empat atau lebih, seperti ()بُ ْش َرى, ( ) ُمصْ طَفَىdan () ًم ْستَ ْشفَى, atau
ْ dan ()النَّدَى. Dan alif
berada ketiga dan asalnya adalah waw, seperti ()الفَتَى, ()الهُدَى
tersebut ditulis dengan bentuk alif ketika alif itu berada ketiga dan asalnya adalah
ْ dan (َ )الرُّ با.
َ )ال َع, (َ)ال َعال
waw, seperti (صا
Tanpa memandang apakah ia berasal dari “ya” atau “alif”. Sementara apabila
sebelumnya huruf ‘ya”, maka ditulis dalam bentuk “alif”, seperti ;
دنيا ـ يحيا ـ خطايا ـ استحيا.
Apabila “alif” tersebut datang pada huruf ketiga, terlebih dahulu dilihat
asalnya. Alif yang asalnya dari “waw” ( ) وatau tidak jelas asalnya, maka ditulis
dalam bentuk “alif”. Seperti:
جرى, سعى, هدى, مشى, دنا, غزا, خطا, ذرا, عصا
ذرا, عال, عفا, دعا,عدا
Apabila berasal dari ”ya”; maka ditulis dalam bentuk “ya” tanpa titik, seperti;
ُمدى, رمى, رحى, ـ فتى,قضى
Untuk mengetahui asal alif tersebut, dapat dilakukan dengan men “tatsniyah” kan
(dibuat kedalam bentuk dua) apabila dalam bentuk mufrad (tunggal) , misalnya :
عصوان – رحيان، رحى- عصا
Sementara apabila dalam bentuk jama’, dikembalikan kepada bentuk mufrad,
seperti;
مدية – خطوة، خطا- ذروة، ُمدى- ذرا
Apabila dalam bentuk fi’il, dapat diubah kepada bentuk fi’il mudhâri’, seperti;
رمى – يرمى، يدعو- دعا، يغزوـ- غزا
Perubahan Huruf Alif Maqsurah dalam Bahasa Arab ( ى,iaitu ya yang tidak
bertitik) Menjadi Alif.
Sebagai kata dasar lagi, terus diubah ya yang tidak bertitik itu menjadi alif karena
sudah lama terserap dan bukan istilah. Contoh: Dakwah = یدعو – دعواdan Makna
= – یمعن- معنا
Pengekalan Huruf Alif Maqsurah dalam Bahasa Arab ( ى,iaitu ya tidak bertitik),
namun Diubah apabila Menerima Imbuhan.
Ketika berada diantara dua nama orang yang tersambung, contoh: علِى بْنُ أَبِي طَا
َ
لِب.
Hilangnya alif dari kata اسم, ketika membaca basmalah secara sempurna, contoh:
Adapun Definisi Isim Ghairu Munsharif adalah: isim yang tidak bisa dibaca
tanwin. Ada juga yang menyebutkan isim ghairu munsharif adalah isim yang tidak
menerima tanwin.
Pada dasarnya setiap isim adalah tanwin (ada beberapa pengecualian yang
dibahas pada dokumentasi lain). Isim yang bertanwin, jika mendapatkan awalan alif-
lam, isim ini tidak bertanwin.
Contohnya adalah isim di bawah ini:
ٌ = ِكتَابkitaabun (artinya kitab atau buku).
Isim ini jika ditambahkan imbuhan alif lam menjadi alkitaabu = ُْال ِكتَاب
Tanwin adalah nun sukun yang diucapkan pada akhir isim mu’rab yang
terbebas dari ( ) الdan idhafah, tidak tertulis tetapi hanya diwujudkan dengan dua
dhammah ketika rafa’, dua fathah dan alif ketika nashab dan dua kasrah ketika jar
(juga perlu diperhatikan bahwa alif tidak ditambahkan ketika nashab apabila isim
akhirnya hamzah, contoh: ً ُم ْبتَدَأatau إِ ْبتِدَا ًءatau akhirnya ta’ ta’nits marbuthah, contoh:
ً)فَتَاة. Adapun apabila huruf terakhir isim adalah hamzah dan didahului oleh huruf
ْ )ج
sukun maka diberi alif ketika nashab, contoh: ( ُز ًءا – بَ ْد ًءا
Contoh: – زَ ْي ٌدatau زَ ْي ًدatau َز ْي ٍد. Kenapa isim? Karena lafadz ini diakhiri dengan
tanwin.
= َو ُد ُخو ِل األلف والالمhuruf alif dan lam Jadi kalau kita menjumpai lafadz yang awalnya
alif lam, maka itu isim. Contoh: – ٌ ِكتَابdiberikan الmenjadi ُال ِكتَاب
Catatan: tidak akan bertemu antara alif lam dengan tanwin dalam satu lafadz. Kalau
misalnya kita berbicara ٌال ِكتَاب, maka ini salah.
Penulisan Alif Tanwin Nashab Maksudnya adalah jika sebuah kata pada
akhirnya dibaca dengan bunyi bertanwin dalam keadaan nashab dengan fathah
(ditandai dengan bunyi “an”) maka dalam penulisannya adakalanya dengan
menambahkan alif di akhir kata tersebut, seperti kata “qalaman” dalam kalimat
(jumlah arabiyah) berikut:berikut:“ قـلـمـلـما إشتریت
huruf Idzan ( )إِ َذ ْنbisa diartikan kalau begitu, kalaupun ada, ketika itu, jika
demikian, tergantung penulisan kalimat tersebut.. Sebagaimana tertulis dalam
nadhoman alfiyah bait ke 100 Aturan penulisan huruf idzan untuk menashobkan fi’il
mudhori’ harus mengikuti 3 hal yakni mustaqbal, ketika diawal kalimat dan ketika
fi’il mudhori’ setelah bertemu langsung (tanpa ada pemisah), sebagaimana 5 contoh
penulisan amil Nawashib dengan huruf Idzan ( )إِ َذ ْنberikut ini
َ اِ َذ ْن نَقُوْ َل
صا ِدقًا
Artinya kalau begitu kami akan berkata jujur. naqula di beri harokat fathah diakhir
kata karena terdapat amil nawashib huruf idzan sebelum kata naqula.
ِاِ َذ ْن نَرْ ِم َي ْال ُكرَّة
Artinya jika demikian kami akan melemparkan bola, narmiya diberi harakat fathah
diakhir kata karena terdapat amil nawashib huruf idzan sebelum kata narmiya.
اِلَ ْيكَ اُحْ ِسنَ إِ َذ ْن
Artinya Kalau begitu saya akan berbuat baik padamu. uhsina di beri harokat fathah
diakhir kata karena terdapat amil nawashib huruf idzan sebelum kata uhsina.
َ ُاِ َذ ْن اَ ْكت
َب ِر َسالَةَلَك
Artinya jika demikian saya akan menulis surat untukmu. Aktuba diberi harakat fathah
diakhir kata karena terdapat Amil Nawashib huruf idzan sebelum kata aktuba.
اِ َذ ْن نَ ُزوْ َـر َغدًا
Artinya kalau begitu kami akan mengunjungi besok. Nazuuro diberi harakat fathah
diakhir kata karena terdapat Amil Nawashib huruf idzan sebelum
Idzan adalah huruf nashab, jawab, dan istiqbal. Dikatakan istiqbal karena ia
khusus masuk pada fi’il mudhari' yang menunjukkan waktu akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alif maqsurah "( "ىbahasa Arab: ألف مقصورة, alif maqshuurat) adalah salah
satu huruf Arab yang merupakan varian dari huruf alif, serupa dengan huruf ya
يnamun tanpa dua titik di bawahnya.
2. Alif mamdûdah adalah alif tambahan pada isim (kata benda) seperti ,السماء
الصــحراء. Isim Mamdud adalah isim mu’rab yang huruf terakhirnya berupa
hamzah dan sebelum hamzah itu terdapat alif zaidah, seperti ( )سـما ُء
َ dan (
صحْ َرا ُء
َ ).
3. Al-ḥażfu artinya membuang huruf. Ada lima huruf yang biasa dibuang (alif,
waw, ya, la dan nun) dan alif adalah yang paling banyak.
4. ziyadah secara etimologi berakar dari huruf Za, Ya, dan Dal yang berarti
tambahan, kelebihan. yang dimaksud dengan al- ziyadah adalah penambahan
huruf atau lafaz yang mempunyai tujuan dan faedah tertentu yang tidak
didapatkan ketika lafaz tersebut dibuang.
5. Pada dasarnya setiap isim adalah tanwin (ada beberapa pengecualian yang
dibahas pada dokumentasi lain). Isim yang bertanwin, jika mendapatkan
awalan alif-lam, isim ini tidak bertanwin.
6. Lafad idza ( )إذاadalah penanda waktu, idza ( )إذاdigunakan untuk menunjuk
waktu yang akan datang dan biasanya disambung dengan fiil mudhori’.
7. huruf Idzan ( )إِ َذ ْنbisa diartikan kalau begitu, kalaupun ada, ketika itu, jika
demikian, tergantung penulisan kalimat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Neli. Problematika Menulis Bahasa Arab. Journa of Arabic Learning and
Teaching l, hlm. 174-175.
https://www.khoiri.com/2021/01/contoh-penulisan-amil-nawashib.html?m=1
https://aqilmustofa615.blogspot.com/2019/03/makalah-alif-layyinah.html?m=1
https://sahabatmuslim.id/alif-maqsurah-pengertian/
https://lajnah.kemenag.go.id/berita/369-tiga-alasan-pembuangan-alif-dalam-rasm-
mushaf-al-qur-an
https://nahwushorof.abdussalam.com/al-jurrumiyyah-003-tanda-tanda-isim/