Anda di halaman 1dari 3

BEGINI NASIB PENJUAL BENSIN BOTOL SETELAH RAMAI PERTAMINI

KOTABARU- Akhir-akhir ini bisnis pertamini mulai marak di Kotabaru. Buktinya, pertamini
dapat dijumpai di sudut-sudut jalanan. Alasan penggunaannya pun karena praktis dan
menghemat waktu serta dapat menghasilkan untung yang lebih besar.

Hal ini juga mempengaruhi para penjual bensin botol. Banyak dari mereka berpindah
menggunakan pertamini dan sebagian lainnya masih bertahan. Murni misalnya, penjual bensin
sejak 20 tahun silam ini memilih untuk tidak menggunakan pertamini. “Sebenarnya sudah pernah
dapat tawaran untuk beralih ke pertamini, namun saya menolaknya karena harga yang sangat
mahal”, jawab ibu dari empat orang anak itu saat ditanya oleh Warta Ekonomi Bisnis pada senin
(12/4) siang di warungnya.

Menurut wanita yang berusia 50 tahun itu, sejak adanya pertamini memang penjualan bensin
botol miliknya menurun. “Dulu saya jual paling banyak dua puluh liter dalam sehari, sekarang
sepi paling hanya lima liter saja”, jelasnya.

Berserah kepada Yang Maha Kuasa adalah salah satu cara baginya ini untuk bertahan. “Urusan
rezeki saya hanya pasrah, sebab rezeki tidak akan tertukar dan akan selalu ada jalannya”, tutup
wanita berlogat bugis ini dengan wajah tersenyum. (wsi)
PLUS DAN MINUS BENSIN ECER. APA SAJA?

KOTABARU-Bensin eceran tentu sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Hadirnya disetiap sisi
jalan tentu bertujuan untuk memudahkan dan sebagai alternatif pengganti pom bensin utama.
Penjualannya pun tersedia dalam bentuk botol perliter, jerigen, bahkan pom mini atau yang
sering disebut pertamini.

Dalam sehari, penjual bensin eceran ini bisa meraup untung bersih Rp 100.000/hari. "Menjual
bensin eceran itu jika rata-rata penjualan seratus liter sehari, maka untung bersihnya seribu per
botol", jelas salah satu penjual bensin eceran, Murni, kepada Warta Ekonomi Bisnis, saat ditemui
di warungnya pada senin (12/4) siang.

Selain penjual, pembeli pun mendapatkan keuntungan dari bensin eceran ini, yaitu tidak perlu
antri lama dan juga merupakan solusi ketika pengendara kehabisan bensin di tengah jalan. Hal
itu dibenarkan oleh Harlina, salah satu langganan bensin ecer di Desa Sungai Paring ini. “Dulu
motor saya pernah mogok karena kehabisan bensin, untung saja mogoknya disekitar sini saja”,
sambungnya.

Walaupun begitu, adapun kerugian saat membeli bensin eceran yaitu harga yang lebih mahal
perliternya dibanding pom bensin utama. “Meski harga bensin eceran lebih mahal, tidak akan
jadi masalah karena kebanyakan orang lebih memilih kepraktisan saat membeli bensin untuk
menghemat waktu mereka,” tutup wanita berjilbab hitam itu. (wsi)
WANITA INI ENGGAN BERALIH KE PERTAMINI, ALASANNYA?

KOTABARU-Bensin merupakan hal yang mutlak dibutuhkan oleh kendaraan. Karena


kendaraan tidak akan berfungsi apabila tidak memiliki bahan bakar di dalam tangkinya. Maka
dari itu adanya penjual bensin eceran sangat diperlukan di sekitar jalanan apalagi di daerah yang
jauh dari pom utama.

Seperti halnya dengan Harlina yang sering mengisi bahan bakar motornya dengan bensin eceran
perbotol setiap 3 atau 4 hari sekali. "Sebenarnya tergantung jauhnya saya berkendara bisa bolak
balik dari rumah ke pasar untuk jualan”, ujar ibu dua anak ini saat dijumpai di depan Toko
Rokhsan pada senin (12/4) siang oleh Warta Ekonomi Bisnis.

Alasan wanita 35 tahun ini menjadi langganan bensin eceran milik Ibu Murni karena letaknya
yang mudah dijangkau. "Dulu saya sempat kehabisan bensin dan motor saya mogok di sekitar
sini, kemudian Ibu Murni datang menolong dan semenjak itu saya jadi langganan di sini”, jelas
wanita dengan motor scoopy merah ini.

Wanita bertempat tinggal di Desa Stagen ini juga enggan beralih ke pertamini. “Saya lebih
senang beli bensin perbotol dibanding pertamini karena memang kebiasaan dari dulu dan karena
sudah punya langganan”, pangkasnya. (ris)

Anda mungkin juga menyukai