Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MENGENAL KALIMAT PEMBAGIAN KALIMAT DAN TANDA TANDA KALIMAT


ISIM FIIL DAN HURUF”

Qawaidh Al Arobiyah

Dosen Pengampu : Bapak Agus Ali, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Danang Galih Putra

2. Fikri

MANAGEMENT PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU


KEGURUAN INSTITUT UMMUL QURI AL-ISLAMI

BOGOR 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “MENGENAL KALIMAT PEMBAGIAN
KALIMAT DAN TANDA TANDA KALIMAT ISIM, FI’IL DAN HURUF ” dengan lancar
meskipun masih ada kekurangan didalamnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Agus Ali, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Qawaidh Al Arobiyah yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaiki makalah yang baik kedepannya,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi
kami sendiri selaku penulis maupun pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan. Apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf.

Bogor, 23 September 2020

Danang Galih Putra & Fikri

ii

ii
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................i

Kata Pengantar........................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB 1 Pendahuluan................................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumsuan Masalah........................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4

D. Manfaat Penulisan........................................................................................................4

BAB 2 Pembahasan.................................................................................................................5

A. Pengertian Kalam.........................................................................................................5

B. Syarat Kalam................................................................................................................6

C. Pembagian Kalimat Isim Fiil Huruf.............................................................................9

BAB 3 Penutup......................................................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................................14

B. Saran...........................................................................................................................14

C. Daftar Pustaka............................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nahwu Shorof adalah suatu cara agar kita bisa berbahasa arab dan berbicara bahasa
arab serta kita bisa membaca kitab kuning ( gundul ) dan mengerti arti dan makna kalimat
bahasa arab tersebut , karena dengan ilmu nahwu shorof kita dapat memahami isi kandungan
kalimat bahasa arab tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalam ?

2. Apa saja Syarat kalam ?

3. Ada berapa Pembagian Kalimat beserta penjelasannya ?

4. Apa saja tanda – tanda kalimat isim ?

5. Apa saja tanda- tanda kalimat Fi’il ?

6. Apa saja tanda-tanda kalimat Huruf ?

B. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari nahwu shorof adalah agar kita semua mengerti dan memahami
kalimat bahasa arab dan dapat menggunakan bahasa arab dengan baik.

C. Manfaat Penulisan

Kita dapat mengetahui isi dan makna bahasa arab dengan baik serta dapat berbicara
dan memahami dengan memakai ilmu nahwu shorof.

4
Bab 2

(Pembahasan)

A. Pengertian kalam

1. Kalam Menurut Bahasa

‫ال‬
ٍ ‫ان َح‬
ٍ ‫أو لِ َس‬
ْ ‫ب‬ٍ ‫ص‬ ْ ‫أو ُعقـ َ ٍد‬
َ ُ ‫أو نـ‬ ْ ‫ار ٍة‬ ْ ‫ُكلُّ َما أفا َد ِم ْن ِكتابَ ٍة‬
َ ‫أو إ َش‬
“Segala sesuatu yang berfaidah, baik yang berasal dari tulisan, isyarat, tanda
dengan benda mati, maupun ucapan.”

Melambaikan tangan merupakan salah satu contoh isyarat untuk


memanggil atau mengisyaratkan sampai jumpa. Menurut bahasa, hal tersebut
termasuk kalam.

2. Kalam Menurut Fiqih

‫ع ِم َن‬
ِ ‫الوقايَ ِة َو‬
ِ ‫كق ِم َن‬
ِ ‫ف ُمف ِه ٍم‬ َ ‫ُكلُّ َما أب‬
ٍ ْ‫ْطل الصَّالةـ َ ِم ْن َحر‬
ْ ‫أو َحرْ في ِْن َو‬
‫إن ل ْم يُفهَ َما‬ ْ ‫الو َعايَ ِة‬
ِ
“Segala sesuatu yang membatalkan shalat yang berupa ucapan dari satu huruf
yang difahami seperti ‫ق‬
ِ dari lafadz ‫ وقاية‬dan ‫ ع‬dari lafadz ‫ وعاية‬atau dua huruf
meskipun tidak dapat difahami.”

3. Kalam Menurut Ushul

ْ ‫ْج ُز َو‬
‫لو‬ َ ‫اللـَّفظـ ُال ُمن َّز ُل َعلى ُم َح َّم ٍد‬
ِ ‫صلـَّى هللاُ َعل ْي ِه َو َسلـ َّ َم ال ُمع‬
َ ِ‫بأقص ِر س ُْو َر ٍة ال ُمت َعبَّ ُد بت‬
‫الوتِ ِه‬ َ
5
“Lafadz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berupa mu’jizat
meskipun merupakan surat terpendek dari seluruh surat, dan bernilai ibadah
dalam membacanya.”

Kalam dalam hal ini adalah Al Quran.

4. Kalam Menurut Tauhid

‫الص ْو ٍة‬ ٍ ْ‫بحر‬


َ ‫ف َو‬ َ ‫صفة ٌق ِد ْي َمة ٌقائِ َمة ٌبذاتِ ِه ت َعالى لي‬
َ ‫ْس‬ ِ
“Sifat Maha terdahulu yang berlaku pada Allah SWT dengan tanpa huruf dan
suara.”

Dalam ilmu tauhid, kalam merupakan salah satu sifat wajib Allah.
5. Kalam Menurut Nahwu

‫َما اجْ ت َم َع فِ ْي ِه قي ُْو ُد األرْ بَ َع ِة الـَّتِ ْي ِه َي اللـَّفظ ُال ُم َر َّكبُ ال ُمفِ ْي ُد‬
‫بالوضْ ِع‬
َ
“Sesuatu yang padanya terkumpul qoyyid yang empat, yaitu Lafadz, Murokkab,
Mufid, dan Wadho.”

B. Syarat Kalam

1. Lafadz

ُ َ ‫لـ‬
Secara etimologi berarti ‫ الطـُّرْ ُح َوال َّر ْم ُي‬, artinya melempar. Contoh : ‫فظت‬
‫ ال َح َج َر‬, artinya Saya melempar Batu.

Sedangkan menurut istilah, lafadz berarti

‫ف اله َجائِيَّ ِة‬ ِ ‫ت ال ُم ْشتَ ِم ُل َعلى بَع‬


ِ ‫ْض ُحر ُْو‬ ُ ‫ الص َّْو‬,

“Suara yang mencakup terhadap huruf hijaiyyah." Contoh : ‫زَ ْي ٌد‬

6
Apabila ada suara yang mencakup terhadap huruf hijaiyyah yang berasal
dari suara hewan atau benda mati disebut Isim Shout (‫)إسم صوت‬.

Lafadz terbagi 2 yaitu :

ِ ‫ َما يُ ْستَ ْع َم ُل فِي‬, artinya lafadz yang biasa digunakan


a. Musta’mal : ‫كالم ال َع َربيَ ِة‬
dalam kalam araby. Contoh : ‫َز ْي ٌد‬

ِ ‫ َما اليُ ْستَ ْع َم ُل فِي‬, artinya lafadz yang tidak biasa


b. Muhmal : ‫كالم ال َع َربيَ ِة‬
digunakan dalam kalam araby atau berasal dari bahasa selain Arab. Contoh :
Danang,Asep,Agil dll.

2. Murokkab/Musnad

Secara bahasa berarti ‫ َوضْ ُع َشي ٍْئ عَلى َشي ٍْئ آ َخ َر‬, artinya menempatkan sesuatu
terhadap sesuatu yang lain. Sedangkan dalam hal ini, murokkab artinya ‫ب ِم ْن‬ َ ‫َما ت َر َّك‬
َ ‫ َكلِ َمتي ِْن فأ ْك‬, artinya "Sesuatu yang tersusun dari 2 kalimat atau lebih." Contoh : ‫زَ ْي ٌد‬
‫ثر‬
‫قائِ ٌم‬

Jenis murokkab atau susunan ini terbagi menjadi 3, yaitu

a. Murokkab Isnadi :

‫آخ َر أِل جْ ِل ال ُح ْك ِم‬


َ ‫إسْنا ُد َشي ٍْئ َعلى َشي ٍْئ‬
Artinya: “Menghubungkan kalimat terhadap kalimat lain dengan tujuan untuk
menghasilkan sebuah hukum.”

Contoh : ‫ زَ ْي ٌد قائِ ٌم‬artinya Zaid berdiri. Ungkapan ini mengandung makna


menetapkan hukum “orang yang berdiri” kepada Zaid.

Praktisnya, susunan yang murokkab isnadi dapat berupa jumlah ismiyah


(mubatada-khobar), jumlah fi’liyah (fi’il-fail), dan jumlah syarthiyah (syarat-
jawab). Penjelasan istilah-istilah ini ada di post-post selanjutnya.

7
b. Murokkab Idhofi :

ِ ‫أو تَع‬
‫ْر ْيفِ ِه‬ ْ ‫ْص ِه‬ ِ ‫ض ُّم اس ٍْم إلى اس ٍْم بقصْ ِد تَ ْخ‬
ِ ‫صي‬ َ
Artinya: “Mengumpulkan Isim terhadap Isim yang lain dengan tujuan
takhsis (pengkhususan) dan ta’rif (pengertian).”

Murokkab Idhofi disebut juga tarkib idhofah seperti susunan pada lafadz
basmalah.

c. Murokkab Mazji :

ٍ ‫احد‬ َ ‫َج ْع ُل ا ْس َمي ِْن ب َم‬


ِ ‫نزلـ َ ِة اس ٍْم َو‬
Artinya, “Menjadikan dua isim bertempat pada status satu isim” (Dua
ٌ َ‫ بَ ْع ٌل ب‬Jadi ‫ك‬
Isim menjadi Satu). Contoh : ‫ك‬ َ َ‫بَعْلب‬

Yang dapat menjadi kalam hanyalah murokkab isnadi karena


murokkabnya menghasilkan sebuah hukum. Sedangkan Murokkab yang idhofi
dan mazji tidak menghasilkan sebuah hukum.

3. Mufid

Secara bahasa berarti ‫ َما ا ْستُفِ ْي َد ِم ْن ِع ٍلم أوْ ِم ْن َما ٍل‬, artinya sesuatu yang diambil
faidahnya, baik berupa ilmu maupun harta.

Dalam bahasan ini, mufid bermakna,

‫ت ِم َن ال ُمتـ َ َكلـ ِّ ِم َوالسَّا ِم ِعـ‬ ُ ‫بحي‬


ُ ‫ْث يَحْ س ُُن ال ُّس ُك ْو‬ َ ً ‫َما أفا َد فـَائِ َدة ً تـَا َّمة‬
‫عل ْيهَا‬
َ
Artinya, “Sesuatu yang berfaidah sempurna ditandai dengan baiknya respon
diantara pembicara dan lawan bicara.”

8
Deskripsi dari mufid :

- Fi’il lazim mempunyai fa’il. Contoh : ‫فرح زيد‬


- Fi’il muta’addi mempunyai maf’ul bih. Contoh : ‫ضرب زيد عمرا‬
- Mubtada mempunyai Khobar. Contoh : ‫زيد فارح‬
- Syarat mempunyai Jawab. Contoh : ‫إن قام زيد قام عمر‬

Mufid atau faedah sendiri hanya dapat diperoleh dari susunan kalimah
yang berupa jumlah fi’liyah, jumlah ismiyah, atau jumlah syarthiyah.

4. Wadho

Secara bahasa berarti ‫الوال َد ِة‬


ِ ‫ق‬ ُ َ ‫ ُمطلـ‬, artinya Melahirkan. Contoh : ‫ت ال َمرْ أة‬
ِ ‫ض َع‬
َ ‫َو‬
ُ, artinya Perempuan itu telah melahirkan.

Dalam istilah nahwu, wadho’ berarti

‫ج ْع ُل اللـ َّ ِـ‬,
‫فظ َدلِيْال َعلى ال َمعْنـَى‬ َ
Artinya, “Menjadikan lafadz menunjukkan sebuah ma’na.”

Dengan kata lain, wadho’ adalah unsur kesengajaan dalam mengeluarkan kalam
itu sendiri.

C. Pembagian Kalimat Isim Fiil Huruf

a. Pengertian Isim

Isim adalah semua kata dalam bahasa arab yang menunjukkan arti sebuah
benda. Atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata benda. Dan dalam
bahasa Inggris disebut dengan noun. Karena merupakan sebuah kata benda, maka
isim tidak mungkin mengandung pengertian waktu di dalamnya. Contoh: (buku)
ٌ‫ ِكتَاب‬، (Pena) ‫( قَلَ ٌم‬Kursi) ‫ ُكرْ ِس ٌّي‬dan sebagainya.

Dikatakan tidak mengandung pengertian waktu karena setiap isim tidak


mungkin mengandung waktu di dalamnya. Seperti kata: ‫( ُكرْ ِس ٌّي‬kursi), tidak bisa

9
dikatakan telah kursi (menunjukkan pekerjaan yang telah dilakukan/lampau), akan
kursi (menunjukkan pekerjaan yang akan dilakukan), dan sedang kursi
(menunjukkan pekerjaan yang sedang dilakukan).

Demikian pula kata: ‫( قَلَ ٌم‬Pena) tidak bisa dikatakan telah pena, akan pena atau
sedang pena. Begitu juga kata: ٌ‫( ِكتَاب‬buku), tidak bisa dikatakan telah buku, akan
buku atau sedang buku.

Sedangkan kata telah, sedang dan akan itu ada kaitannya dengan waktu. Telah
menunjukkan waktu yang telah lampau (pastens), sedang menunjukkan waktu
yang sekarang, akan menunjukkan waktu masa depan.

Itulah mengapa isim dikatakan tidak mengandung arti waktu dalam dirinya
sendiri. Berbeda dengan fiil, yang bisa mengandung arti waktu, seperti: kata;
‫(تَ َعلَّ َم‬telah belajar), ‫( يَتَ َعلَّ ُم‬sedang/akan belajar).

b. Tanda-tanda Isim

Untuk mengetahui sebuah kata adalah isim, bisa dilihat dari tanda-tandanya.
Tanda-tanda isim ada 5 (lima) tanda-tanda isim itu adalah:

ُ ْ‫( بِ َزيْـــ ٍد َم َرر‬saya berjalan


1) Bisa di-khafadl (diberi harokat kasrah), seperti: ‫ت‬
bertemu dengan zaid) lafadz yang bergaris bawah adalah isim karena
berharokat kasrah atau dalam kata lain di-khafadl.
2) Bisa diberi harokat tanwin (ٍ), contoh: ٌ‫( بَ ْلت َدةٌطَيِّبَة‬desa yang sejahtera). Kata ٌ‫بَ ْلت َدة‬
merupakan isim karena bisa diberi harokat tanwin.
َ ‫ك ْال ِكتَابُ ال َري‬
3) Bisa diberi/dimasuki oleh alif dan lam, seperti contoh: ‫ْب فِي ِه‬ َ ِ‫ َذل‬.......,
ْ
kata ُ‫ال ِكتَاب‬merupakan isim karena didepan-nya bisa diberi alif dan lam, dari kata
‘kitabun’ diberi alif dan lam di depannya menjadi ‘Al-Kitaabu’.
4) Bisa diberi /dimasuki huruf jer/atau khofadl. Huruf khofadl ada 9 (sembilan),
yaitu :
1. ‫ ِم ْن‬contoh : ِ َّ‫ ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َوالن‬lafadz ‫ ْال ِجنَّ ِة‬merupakan isim karena bisa
...... ‫اس‬
dimasuki huruf jer berupa َ‫ ِمن‬.
2. ‫ إِلَى‬contoh : ‫( إِلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬menuju ke madrasah) kata ‫ ْال َم ْد َر َس ِة‬merupakan isim
karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫إِلَى‬
10
3. ‫ ع َْن‬contoh : ‫س‬ِ ْ‫ْت ال َّس ْه َم ع َِن ْالقَو‬
ُ ‫( َر َمي‬saya melempar panah dengan busur) kata

ِ ْ‫ ْالقَو‬merupakan isim karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫َع ِن‬
‫س‬
ِ ْ‫ْت َعلَى ْالفَر‬
4. ‫ َعلَى‬contoh : ‫س‬ ِ ْ‫ ْالفَر‬merupakan isim
ُ ‫( َر ِكب‬saya meniki kuda) kata ‫س‬
karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫َعلَى‬
5. ‫ فِى‬contoh :‫( ْال َما ُء فِى ْال ُكوْ ِز‬air ada dalam kendi) kata ‫ـوز‬
ِ ‫ ْال ُكـ‬merupakan isim
karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫فِى‬
6. َّ‫ رُب‬contoh : ُ‫( رُبَّ َر ُج ٍل َك ِري ٍْم لَقِ ْيتُه‬banyak orang laki-laki terhormat yang saya
temui) kata ‫ َر ُج ٍل‬merupakan isim karena bisa dimasuki huruf jer berupa َّ‫رُب‬
ُ ْ‫( َم َرر‬saya berjlan bertemu dengan zaid) kata ‫ زَ ْي ٍد‬merupakan
7. ‫ بِـ‬contoh : ‫ت بِ َز ْي ٍد‬
isim karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫ب‬
ِ
8. َ‫ ك‬contoh : ‫( َز ْي ـ ٌد َك ْالبَ ـ ْد ِر‬Zaid seperti rembulan) kata ‫ البَ ـ ْد ِر‬merupakan isim
karena bisa dimasuki huruf jer berupa ‫ك‬ َ
9. ‫ الالم‬contoh :‫( ْال َما ُل لِ َز ْي ٍد‬harta itu milik zaid) kata ‫ زَ ْي ٍد‬merupakan isim karena
bisa dimasuki huruf jer berupa ‫ِل‬
ْ ِ‫تاهلل‬،ِ‫ َوهللاِ باهلل‬،.
5) Bisa dimasuki huruf qosam (huruf sumpah) seperti kata : ‫وال َعصْ ِر‬،

c. Pengertaian Fi’il

Fi’il adalah : Kata dalam bahasa arab yang menunjukkan arti sebuah
pekerjaan. Atau dalam bahasa indonesia disebut dengan kata kerja. Dan dalam
bahasa Inggris disebut verb. Karena menunjukkan sebuah pekerjaan, maka fi’il
dengan sendirinya di dalamnya mengandung arti waktu.

Dikatakan mengandung arti waktu karena setiap kita mengatakan kata kerja
pasti di dalamnya ada waktunya. Seperti kata : ‘telah Belajar’: ‫ تَ َعلَّ َم‬dan kata ‘telah
makan’: ‫ أَ َكل‬kedua kata tersebut mengandung arti pekerjaan yang telah dilakukan
(lampau). Atau kata : ‫( يَتَ َعلَّ ُم‬Sedang/akan belajar), dan ‫( يَأْ ُك ُل‬sedang / akan makan),
keduanya menunjukkan pekerjaan yang sedang/akan dikerjakan. Juga
kata :‘belajarlah’: ‫ تَ َعلَّ ْم‬dan kata ‘makanlah’: ْ‫ ُكل‬kedua kata tersebut mengandung
arti perintah untuk melakukan sesuatu (akan dikerjakan).

Pembagian waktu ada 3 (tiga). 1) Waktu yang telah lampau (madli), 2) Waktu
sekarang / sedang berlangsung (hal), dan 3) Waktu yang akan datang (mustaqbal).

11
d. Tanda-tanda Fi’il

Fi’il memiliki beberapa tanda. Sehingga kita dapat mengetahui sebuah fi’il
melalui tanda-tanda tersebut. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bisa dimasuki kata ‫قَ ْد‬, contoh ُ‫صاَل ة‬


َّ ‫( قَ ْدقَا َمتِال‬Sholat sudah hendak dilaksankan)
2. Bisa dimasuki kata ‫س‬, contoh ‫( َسيَقُوْ ُل ال ُّسفَهَا ُء‬orang-orang yang kurang akalnya
akan mengatakan......)
3. َ contoh ‫ َكاَّل َسـوْ فَ تَ ْعلَ ُمـوْ ن‬......(....... janganlah begitu
Bisa dimasuki kata َ‫سـوْ ف‬,
(karena) kalian kelak akan mengetahui)
4. Bisa dimasuki ‫ث‬ ٍ ‫( تَــا ُء تَــأْنِ ْي‬huruf ta’ yang menunjukkan makna perempuan),
contoh ‫ت ِه ْن ٌد‬
ْ ‫( قَا َم‬Hindun telah berdiri)

Keempatnya itu merupakan tanda-tanda bagi fi’il. Singkatnya, sebuah kata


dalam bahasa arab dikatakan fi’il jika bisa dimasuki tanda-tanda sebagaimana
tersebut di atas.

Seperti contoh ayat al-Qur’an di bawah ini :

َ ُ‫قَ ْد َس ِم َع هَّللا ُ قَ ْو َل الَّتِي تُ َجا ِدل‬


‫ك فِي َز ْو ِجهَا َوتَ ْشتَ ِكي إِلَى‬
.......... ِ ‫هَّللا‬
Lafadz yang bergaris bawah diatas adalah fi’il, karena bisa diawali dengan ‫قَ ْد‬.
Selain itu, untuk membedakan Isim dengan fi’il, kita bisa melihat apakah dalam
kata tersebut ada tanda-tanda isim apa tidak. Jika salah satu atau beberapa diantara
tanda-tanda isim itu ada pada kata tersebut, maka kata itu termasuk isim.

Jika tidak ada tanda-tanda isim, maka kata tersebut adalah fi’il. Meskipun
tanda fi’il tidak ada dalam kata itu. Contoh: kata ‫فَ َع َل‬, meskipun tidak ada tanda-
tanda fi’il tidak ada pada kata tersebut, akan tetapi karena di dalamnya tidak ada
tanda-tanda isim, maka kata tersebut adalah fi’il.
12
e. Pengertian huruf
Dengan menyebut huruf dalam bab ini, bukan berarti yang dimaksud adalah
huruf hijaiyah dari alif sampai ya’. Melainkan adalah huruf yang memiliki makna.
Akan tetapi maknanya tidak menjadi sempurna jika tidak disambungkan dengan
kata yang lain. Sepert kata depan, kata sambung dan lain-lain.

Contoh : ‫ِمن‬ (dari), ‫إِىَل‬ (ke-), ‫َعلَى‬ (di atas), ‫ىِف‬ (di dalam) dan sebagainya.

Kesemuanya itu memang memiliki arti, akan tetapi maknanya tidak menjadi jelas
dan tidak bisa dipahami kecuali disandingkan dengan kata lain. Contoh :

‫صَر ِة إِىَل الْ ُكوفَِة‬ ِ ‫ِسر‬


َ َ‫ت م َن الب‬
ُ ْ :Saya berjalan dari kota Bashrah ke kota Kufah

ِ ‫ت َعلَى الْ َف‬


‫رس‬ ِ
ُ ‫َركْب‬ : Saya naik kuda

ِ ‫َزي ٌد ىِف الْبي‬


‫ت‬ َْ ْ : Zaid ada di dalam rumah

f. Tanda-tanda huruf

Huruf adalah lafdz yang tidak bisa dimasuki tanda isim maupun fi’il. Seperti

huruf khofadl: ‫ على‬،‫ َع ْن‬،‫ إِىل‬،‫ِم ْن‬atau huruf istifham َ‫ أ‬،‫َل‬


ْ ‫ ه‬dan lain sebagainya.

Semuanya tidak bisa dimasuki tanda-tanda isim, seperti diberi ‘tanwin’, alif dan
lam, dan lain sebagainya sebagainya.

Juga tidak bisa dimasuki tanda-tanda fi’il, seperti: ‫ف‬


َ ‫ ْو‬% ‫ َس‬،‫ س‬،‫قَ ْد‬dan lain-lain.
Karena huruf itu bersifat mabni atau tetap. Artinya harokat pada huruf
belakangnya tidakk bisa dirubah-rubah. Jika ia sukun, maka selamanya sukun.

13
BAB III

PENUTUP

Nahwu Shorof adalah suatu cara agar kita bisa


A. Kesimpulan berbahasa arab dan berbicara bahasa arab serta kita
bisa membaca kitab kuning ( gundul ) dan mengerti
arti dan makna kalimat bahasa arab tersebut , karena
dengan ilmu nahwu shorof kita dapat memahami isi
kandungan kalimat bahasa arab tersebut.

B. Saran

1. Kami mengetahui begitu pentingnya ilmu


nahwu shorof ini sehingga banyak kalangan
penimba ilmu sangat sudah terbiasa
mendengar ilmu nahwu shorof ini.

2. Kami sebagai penyusun makalah ini sangat


menyadari bahwa dalam penyusunan materi
ini banyak sekali kekurangan. Maka dari itu
kami meminta kepada pembaca semuanya
untuk memberikan saran dan kritikannya agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi dalam menyusun makalah.

14
bab-kalam-patokan-kalam.html

http://suarr.id/jurumiyah-kalam-1/

DAFTAR http://www.kangnahwu.com/2017/01/bab-1-
pengertian-kalam-dan-pembagian-kalam-lengkap.html
PUSTAKA

Kitab
Jurumiyah,
Syekh Ahmad
Shonhaji

Kitab Imrity,
Syaikh
Syarifudin
Yahya Al -
Imrity

Kitab Alfiyah
Ibn Malik,
Syaikh
Jamaludin bin
Ahmad bin
Malik

https://www.nu.o
r.id/post/read/93
925/kisah-syekh-
ahmad-shonhaji-
membuang-
kitab-jurumiyah

https://www.isla
midina.id/2019/1
1/pembahasan-
15

Anda mungkin juga menyukai